Anda di halaman 1dari 10

BABII

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Hati


Penyakit hati atau penyakit liver adalah penyakit yang disebabkan
oleh berbagai faktor yang merusak hati, seperti virus dan penggunaan
alkohol. Obesitas juga berhubungan dengan kerusakan hati. Seiring waktu,
kerusakan hati berdampak pada luka di jaringan (sirosis), yang dapat
menyebabkan gagal hati, suatu kondisi yang mengancam jiwa.
Hati adalah organ yang bekerja paling keras di dalam tubuh.
Berukuran seperti bola yang berada tepat di bawah tulang rusuk di sisi kanan
perut Anda. Terdiri dari 2 bagian: lobus kiri dan lobus kanan. Hati penting
untuk mencerna makanan, menyingkirkan tubuh kita dari zat beracun dan
menyimpan energi bagi tubuh untuk digunakan bila diperlukan.
Ada banyak penyebab dan beberapa yang utama menyebabkan
penyakit hati adalah:
 Infeksi
Parasit dan virus dapat menginfeksi hati, menyebabkan
peradangan dan mengurangi fungsi hati. Virus yang
menyebabkan kerusakan hati dapat menyebar melalui darah atau
urin, makanan atau air yang terkontaminasi, atau bersentuhan
dekat dengan orang yang terinfeksi. Jenis yang paling umum dari
infeksi hati adalah virus hepatitis, termasuk:
o Hepatitis A
o Hepatitis B
o Hepatitis C
 Kelainan sistem kekebalan tubuh
Penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang
bagian-bagian tertentu dari tubuh (autoimun) dapat
mempengaruhi hati Anda. Contoh penyakit hati autoimun
meliputi:
o Autoimmune hepatitis
o Primary biliary cirrhosis
o Primary sclerosing cholangitis
2.2 Etiologi Hepatitis
2.2.1. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus
RNA untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili
enterovirus serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda.
Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan melalui air,
parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui darah.
Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan
dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk, daerah padat

3
seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang
terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi
dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 cm
yang dapat dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase
praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam,
sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya
suatu inveksi HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV
menjadi dominan dan bertahan seterusnya hingga menunjukkan
bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau da
memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah
ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik
dan tanpa gejala. Ketika gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi
saluran nafas atas dan anoreksia yang terjadi akibat pelepasan toksin
oleh hati yang rusak atau akibat kegagalan sel hati yang rusak untuk
melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala dispepsia
dapat ditandai dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan
flatulensi. Semua gejala akan hilang setelah fase ikterus.

2.2.2. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus
DNA berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara
penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak
langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya
50-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada
aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat
melalui suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan,
tranfusi darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa
gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga
mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen,
pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila
ikterus akan disertai dengan tinja berwarna cerah dan urin berwarna
gelap. Hati penderita akan terasa nyeri tekan dan membesar hingga
panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan kelenjar limfe
servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari
partikel HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan
replikasi dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode
yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut.

2.2.3. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan
agen virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia.
Cara penularan terutama melalui darah hubungan seksual dan

4
perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari.
Resiko penularannya pada pengguna obat suntik, pasien
hemodialisis, pekerja layanan keehatan, hubungan seksual, resipien
infeksi sebelum Juli 1992, resipien faktor pembekuan sebelum tahun
1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi. HCV merupakan virus
RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60 nm. Pemeriksaan
imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV banyak
menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan
rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).
2.3 Patofisiologi Hepatitis
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi
pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di uluh hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus
yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
2.4 Pencegahan Hepatitis
Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola
hidup bersih dan sehat. Misalnya dengan:

5
 Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus
hepatitis.
 Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang
dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
 Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan
orang lain.
 Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
 Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan
menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan.
 Kurangi konsumsi alkohol.
 Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan
B) bisa dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin
hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap
pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah
tersedia dan bisa digunakan.
2.5 Definisi Penyakit Ginjal
Ginjal merupakan satu dari 3 organ vital manusia selain jantung,
otak dan hati yang saling terkait fungsinya. Letaknya yang di sisi belakang
atas di bawah tulang rusuk membuat keluhan tubuh di sekitar posisi ini
sering dikaitkan dengan gangguan ginjal, walaupun tidak sepenuhnya benar
sebelum ada diagnosa medis yang akurat.
Dianggap sebagai organ vital tubuh karena ginjal berfungsi
membuat metabolisme tubuh berjalan dengan normal dengan cara mengatur
kadar garam dan mineral, kemudian berperan penting dalam mengatur
tekanan darah dan yang berujung pada menjaga agar otot jantung bekerja
dengan baik hasil dari senyawa kimia yang dihasilkannya.
Gangguan kesehatan ginjal biasanya ditandai dengan metabolisme
tubuh yang tidak normal yang membuat muntah, lemas, sesak napas, dan
jika dalam stadium lanjut, terjadi pergelangan kaki bengkak. Gangguan ini
jika tidak cepat ditangani berisiko fatal menimbulkan kematian akibat organ
lain penyokong kehidupan juga terganggu.
2.6 Etiologi Gagal Ginjal
Penyakit gagal ginjal yang diderita satu orang dengan orang lainnya
mungkin berbeda. Sebab ada penyakit gagal ginjal yang merupakan
kerusakan organ ginjal dan ada yang merupakan kelumpuhan fungsi ginjal
secara total
Kerusakan organ ginjal ini biasa disebut dengan penyakit gagal ginjal
kronis. Saat ginjal rusak, masih mungkin ia berfungsi sebagian meskipun
tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Kemungkinan untuk sembuh dan
bertahan hidup pun lebih besar.
Sedangkan penyakit gagal ginjal akut adalah ketidakmampuan ginjal
untuk bekerja lagi secara total. Ini bisa datang secara tiba-tiba atau
merupakan akibat terburuk dari gagal ginjal kronis yang semakin parah.

6
Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir
metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun
dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat.
Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan penurunan klirens
substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Dengan
menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR) mengakibatkan penurunan klirens
kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan
gangguan metabolisme protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia,
nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak
mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama
pada neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya juga
meningkat. Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat
dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi
ketidakseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan
meningkatkan resiko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menjadi
sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.
Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. Hal
ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh, sehingga
perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal
terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+)
yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang
mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul
keluhan adanya kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh
tidak toleran terhadap aktifitas. Dengan menurunnya filtrasi melalui
glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan
kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi
parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi ginjal dan
perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang
mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan
Suddarth, 2001).Patofisiologi Gagal Ginjal
 Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang
disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun,
berlangsung progresif yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal
terminal.
 Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan
metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau
beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis
tubuh.
2.7 Pencegahan Gagal Ginjal
 Banyak minum air putih

7
Cara mencegah penyakit ginjal yang pertama adalah dengan banyak
minum air putih. Jangan khawatir kalau Anda jadi sering buang air
kecil, karena itu justru cara tubuh untuk membuang zat sisa dan racun,
sebelum zat-zat tersebut mengendap dan menjadi batu ginjal.
Sumbatan karena batu ginjal bisa menimbulkan nyeri yang menyiksa,
selain juga mengakibatkan gangguan lainnya pada ginjal.
 Batasi makanan tertentu
Beberapa bahan kimia yang ada dalam makanan bisa menjadi
pemicu timbulnya batu ginjal, misalnya bahan makanan yang
mengandung oksalat, seperti cokelat, seledri, gandum, kacang-
kacangan, olahan kedelai. Protein hewani, seperti daging ayam dan
sapi, juga bisa menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi makanan yang
mengandung zat-zat tersebut untuk mencegah batu ginjal terbentuk.
Ingat, Anda perlu membatasi, bukan berarti harus menghindari.
Karena banyak dari makanan tersebut yang kaya akan nutrisi dan
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
 Batasi konsumsi dan penggunaan garam
Cara mencegah penyakit ginjal selanjutnya adalah dengan
membatasi garam. Mengonsumsi terlalu banyak garam bisa
meningkatkan tekanan darah yang pada akhirnya akan menyebabkan
gangguan pada organ-organ tubuh, termasuk ginjal.
 Berhenti merokok
Salah satu dari sekian banyak kerusakan yang dapat disebabkan oleh
rokok adalah kerusakan pada organ ginjal.
 Mengendalikan gula darah dan tekanan darah
Diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan dua
musuh terbesar bagi ginjal kita. Tekanan darah dan kadar gula darah
yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil yang ada di ginjal
dan juga di bagian tubuh lain. Jadi, jika Anda punya penyakit diabetes
dan/atau hipertensi, jaga selalu kadar gula darah dan tekanan darah
Anda agar jangan sampai mengganggu kerja ginjal. Caranya dengan
menerapkan gaya hidup yang sehat, melalui olahraga dan makanan,
serta mengonsumsi obat secara rutin sesuai anjuran dokter.
 Rutin memeriksakan diri ke dokter
Apabila Anda menderita penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, atau
memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga, maka risiko Anda
terserang penyakit ginjal menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu,
disarankan untuk rutin memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit
guna memantau kondisi dan fungsi ginjal Anda. Pemeriksaan yang
biasanya dilakukan adalah pengukuran tekanan darah, pegecekan gula
darah, serta pemeriksaan darah dan urine untuk untuk menilai keadaan
ginjal. Dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin, masalah pada ginjal
bisa ditemukan lebih awal dan diobati lebih cepat.

8
2.8 Aspek Gangguan Metabolisme pada Penyakit Ginjal dan Hati
 Galaktosemia. Bayi mengalami sakit kuning, muntah, dan
pembesaran hati saat awal menyusui akibat tubuhnya tidak
mampu memecah gula galaktosa dengan baik.
 Galaktosemia. Bayi mengalami sakit kuning, muntah, dan
pembesaran hati saat awal menyusui akibat tubuhnya tidak
mampu memecah gula galaktosa dengan baik.
2.9 Aspek Gizi dalam Pencegahan dan Manajemen Penyakit Ginjal dan Hati
Hindari asupan lemak yg berlebihan
Pola masak dgn menggoreng memakai banyak minyak menjadi
salah satu penyebab mengapa SM terjadi. Krn itu ahli gizi selalu
menganjurkan cara menumis dalam menggunakan minyak. Setengah hingga
satu sendok makan minyak dapat dipakai utk menumis sayuran, tahu atau
tempe guna menghasilkan lauk untuk makan 2 orang dewasa. Sementara itu,
ikan, ayam dan telur sebaiknya dimasak kuah spt sup, soto dan rawon.
Hindari asupan lemak yg berlebihan Pola masak dgn menggoreng
memakai banyak minyak menjadi salah satu penyebab mengapa SM
terjadi. Krn itu ahli gizi selalu menganjurkan cara menumis dalam
menggunakan minyak. Setengah hingga satu sendok makan minyak dapat
dipakai utk menumis sayuran, tahu atau tempe guna menghasilkan lauk
untuk makan 2 orang dewasa. Sementara itu, ikan, ayam dan telur
sebaiknya dimasak kuah spt sup, soto dan rawon.

Menggunakan minyak tak-jenuh

Gajih, jerohan, minyak kelapa dan santan yg kental, margarin, jelantah dan
minyak sawit perlu dihindari saat memasak hidangan bagi pasien SM, DM
dan dislipidemia. Sebagai pengganti bisa digunakan minyak tak-jenuh spt
minyak kedelai dan minyak jagung. Utk dressing dapat digunakan minyak
zaitun, minyak kacang dan minyak kanola yg kaya akan omega-9 atau
MUFA. Alpukat dan mete juga merupakan sumber omega-9.

Karena omega-9 memiliki titik asap yg rendah, sebaiknya minyak ini tidak
dipakai utk menumis atau menggoreng tapi sbg dressing salad atau
campuran juice/blender. Omega-9 diyakini dapat menaikkan kadar
kolesterol yg baik (HDL).
Sementara itu VCO bisa digunakan dalam diet SM krn sekalipun jenuh,
minyak kelapa jernih kaya akan asam laurat yg memiliki rantai karbon
pendek dengan peranan tersendiri. Sedangkan minyak kelapa yg keruh
kaya akan asam miristat yg harus dihindari dalam diet rendah kolesterol
lemak terbatas.

Hindari KH sederhana

9
Selain gula dan tepung, buah yg manis seperti sawo, mangga, duren,
nangka, dan kelengkeng tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Makanan yg manis seperti madu, gula aren dan buah yg manis (apalagi
dalam bentuk juice) mengandung fruktosa yang akan menaikkan kadar TG
darah. Jadi, makanlah buah yg tidak begitu manis seperti apel, melon,
belimbing dan jambu. Buatlah blender yg kaya akan serat ketimbang juice
yg tidak mengandung serat. Buah kalengan dalam sirup jelas harus
dihindari. Makanlah sedikitnya 3 porsi sayuran dan 2 porsi buah utk
meningkatkan asupan serat.Gajih, jerohan, minyak kelapa dan santan yg
kental, margarin, jelantah dan minyak sawit perlu dihindari saat memasak
hidangan bagi pasien SM, DM dan dislipidemia. Sebagai pengganti bisa
digunakan minyak tak-jenuh spt minyak kedelai dan minyak jagung. Utk
dressing dapat digunakan minyak zaitun, minyak kacang dan minyak kanola
yg kaya akan omega-9 atau MUFA. Alpukat dan mete juga merupakan
sumber omega-9.vKarena omega-9 memiliki titik asap yg rendah, sebaiknya
minyak ini tidak dipakai utk menumis atau menggoreng tapi sbg dressing
salad atau campuran juice/blender. Omega-9 diyakini dapat menaikkan
kadar kolesterol yg baik (HDL). Sementara itu VCO bisa digunakan dalam
diet SM krn sekalipun jenuh, minyak kelapa jernih kaya akan asam laurat
yg memiliki rantai karbon pendek dengan peranan tersendiri. Sedangkan
minyak kelapa yg keruh kaya akan asam miristat yg harus dihindari dalam
diet rendah kolesterol lemak terbatas.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (Sudoyo, 2007). Hepatitis adalah infeksi sistemik
oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening,
2008).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia
serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti
adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan
yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D mempunyai banyak
karakteristik yang sama

3.2. Saran
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini
sebaiknyakita lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk
memeriksakan diri ke dokter. Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu
organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis
dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan yaitu memeriksakan diri ke dokter,
pemberian obat secara rutin, pemberian vaksin, menjalankan pola hidup sehat,
hindari aktifitas berat.
Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron. Nefron adalah suatu unit
jaringan ginjal. Kerusakan ini dapat menyebabkan ginjal tidak mampu
mengeluarkan limbah. Jika tidak diobati, ginjal yang sakit mungkin akhirnya
berhenti berfungsi sepenuhnya. Hilangnya fungsi ginjal merupakan kondisi serius
dan berpotensi fatal.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Buku Terapi Gizi dan Diet, Penerbit EGC, Jakarta


 Navab, M. et al. (2008). Inflammation and Metabolic Disorders. Current
Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, 11(4), pp. 459-464
 Johnson, S. Healthline (2017). Kidney Health and Kidney Disease Basics.
 Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Inherited Metabolic
Disorders
 Macedo E, Metha RL. Prerenal failure: from old concepts to new
paradigms. Curr Opin Crit Care, 2009;15(6):467-473
 NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Hepatitis.
 Coping effectively: A guide to living well with kidney failure. National
Kidney Foundation.

12

Anda mungkin juga menyukai