Anda di halaman 1dari 12

Asuhan Keperawatan Pasien dengan

Hepatitis
Posted on 29/05/2011 by evanjh

PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit inIeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (PtoIisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur Iekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh
air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari
d. InIeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan
penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42
nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita inIeksi akut, kontak
seksual dan Iekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis
respiratorik, staI dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta
homoseksual yang aktiI dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30
60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak
seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan
memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya 32 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur Iekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun
resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan,
minum minuman yang terkontaminasi.
. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat
dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti
negara mediterania, dimana lebih dari 80 karier hepatitis B dapat menyebabkan inIeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma,
AIganistan, Alberia, dan Meksiko.
D. PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan inIiltrat pada hepatocytes
oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga
terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak
dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam
darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler
jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel
hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan
nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan
terjadinya gangguan pada Iungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit
dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
E. MANIFESTASI KLINIK
MeniIestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. ManiIestasi klinik dapat
dibedakan berdasarkan stadium. Adapun maniIestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih
coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah,
anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
F. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. DiIerensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limIosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosIatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan Iungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan Iungsi hati).
9. Anti HAVIgM
PositiI pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positiI (tipe B) atau negatiI (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disIungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat
absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (BromsulIoptalein)
Kadar darah meningkat.
14. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan
dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
15. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
16. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
17. Urinalisa
18. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tidak ada terpi sIesiIik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama Iase akut dengan diet yang
cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu
selama Iase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas Iisik biasanya perlu dibatasi hingga
gejala-gejala mereda dan tes Iungsi hati kembali normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a
Tidak ada terapi spesiIik untuk hepatitis virus.Identitas.
- Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
- Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
- Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa naIsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
2.Diagnosa keperawatan yang lazim muncul .
9 a. Intoleransi aktiIitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare.
d. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e. Resiko tinggi terhadap inIeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
I. Resiko inIeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinIeksi.
g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empedu dalam jaringan.
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inIormasi dengan proses
penyakit.
i. Hipertermi berhunbungan dengan proses inIeksi.
j. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
k. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktiIitas.
l. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.
m. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktiIitas rutin.
3. Rencana keperawatan.
DX.I . Intoleransi aktiIitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktiIitas.
Kriteria hasil :
Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat
aktiIitas.
Meningkatkan aktiIitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan
kekuatan otot.
Intervensi
Rasional
1.Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
2.Tingkat aktiIitas sesuai
Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
Tiarah baring lama dapat menurunkan toleransi
3. Awasi kadar enzim hepar.
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktiIitas yang mengganggu periode istirahat.
Membantu menurunkan kadar aktiIitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko
berulang.
DX . II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
NaIsu makan baik.
Tidak ada keluhan mual/muntah.
Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .
Intervensi
Rasional
1. Awasi keluhan anoreksia,
mual/muntah.
2. Awasi
pemasukan
diet/jumlah
kalori. Berikan makanan sedikit dalam Irekwensi sering.
3. Lakukan
perawatan
mulut sebelum makan.
4. Timbang berat badan.
5. Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Berguna dalam mendeIinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang
hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
Menghilangkan rasa tidak enak dan
meningkatkan naIsu makan.
Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien.
Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
DX. III. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare.
11 Tirah baring selama Iase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama Iase akut bila pasien terus menerus muntah.
Aktivitas Iisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes Iungsi hati kembali
normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Biodata.
o Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
o Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
o Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b) Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa naIsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c) Riwayat kesehatan
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
o Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
o Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Intoleransi aktiIitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan
metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui
muntah dan diare.
d) Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e) Resiko terhadap inIeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
I) Resiko inIeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinIeksi.
g) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan.
h) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inIormasi dengan proses penyakit.
i) Hipertermi berhunbungan dengan proses inIeksi.
j) Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
k) Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktiIitas.
l) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
3. Rencana keperawatan.
Diagnosa I : Intoleransi aktiIitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktiIitas.
Kriteria hasil :
o Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktiIitas.
o Meningkatkan aktiIitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.
Intervensi :
a) Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
Rasional : Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
b) Tingkat aktiIitas sesuai toleransi
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktiIitas yang mengganggu periode istirahat.
c) Awasi kadar enzim hepar
Rasional : Membantu menurunkan kadar aktiIitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada
potensial resiko berulang.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
o NaIsu makan baik.
o Tidak ada keluhan mual/muntah.
o Mencapai BB , mengarah kepada BB normal
Intervensi :
a) Awasi keluhan anoreksia, mual/muntah.
Rasional : Berguna dalam mendeIinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang
tepat.
b) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam Irekwensi sering.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
pada siang hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
c) Lakukan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan naIsu makan
d) Timbang berat badan.
Rasional : Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien
e) Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional : Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan
Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang
berlebihan melalui muntah dan diare.
Tujuan : Klien akan menunjukkan status cairan adekuat.
Kriteria hasil :
o Tanda tanda vital stabil :
TD : 90/50 120/70 mmhg
N : 85 100 x/mnt
S : 36 37C
P : 15 25 x/mnt
o Turgor kulit normal ( cepat kembali )
o Intake dan output seimbang.
Intervensi :
a) Monitor intake dan output
Rasional : Memberikan inIormasi tentang penggantian /eIek terapi.
b) Kaji tanda vital, nadi periIer, pengisian kapiler , turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi / perIusi
c) Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit.
Rasional : Memberikan cairan dan penggatian elektrolit.
Diagnosa IV: Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
Tujuan : Klien memperlihatkan perilaku yang menimbulkan interaksi sosial.
Kriteria hasil :
o Klien berpartsipasi dalam aktiIitas.
o Klien dapat mengungkapkan perasaan / persepsi.
Intervensi
a) Tingkatkan hubungan sosial.
Rasional : Partisipasi orang lain dapat meningkatkan rasa kebersamaan
b) Jelaskan tentang tujuan dari perawatan .
Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan dari mereka sendiri dan oranmg lain dapat
mengurangi perasaan isolasi.
c) Dorong klien / keluarga untuk mengeksperisikan perasaan dan permasalahan
Rasional : Membantu mengidentiuIikasi dan memperjelas alasan kesulitan berinteraksi
Diagnosa V: Resiko inIeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
Tujuan : Klien akan menunjukkan tehnik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari
inIeksi ulang dan transmisi ke orang lain.
Kriteria hasil :
o Memperlihatkan pengertian tentang tindakan kewaspadaan dengan mengikuti petunjuk.
o Mempertahankan suhu tubuh yang normal , pernapasan jelas dengan tidak ada bukti lain
terjadinya inIeksi.
Intervensi
a) Lakukan tehnik isolasi untuk inIeksi enterik dan pernapasan sesuai kebijakan rumah sakit
termasuk cuci tangan eIektiI.
Rasional : Mencegah transmisi virus ke orang lain. Melalui cuci tangan eIektiI dalam mencegah
transmisi virus.
b) Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : Klien terpajan terhadap proses inIeksi (khususnya respiratorius) dan potensial resiko
komplikasi sekunder.
c) jelaskan prosedur isolasi pada klien/orang terdekat.
Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan diri sendiri dan orang lain.
d) Berikan antibiotik untuk agen pencegahan.
Rasional : Pengobatan hepatitis virus dan bacterial untuk mencegah/membatasi inIeksi sekunder
Diagnosa VI : Resiko inIeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinIeksi.
Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular inIeksi.
Kriteria hasil :
o Keluarga mengerti tentang cara penularan.
o Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih.
Intervensi :
a) Ajarkan tehnik mencuci tangan yang benar.
Rasional : Cuci tangan mencegah transmisi virus.
b) Ajarkan tentang kebersihan perorangan.
Rasional : InIeksi hepatitis dapat terjadi didalam lingkungan dengan hygiene dan sanitasi yang
buruk.
c) Imunisasi bila indikasi ketularan
Rasional : Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan melalui imunisasi.
Diagnosa VII : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
dalam jaringan .
Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.
Kriteria hasil :
o Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.
o Ikut serta dalam aktiIitas untuk mempertahankan integritas kulit.
Intervensi :
a) Lakukan perawatan kulit dengan sering, hindari sabun alkali.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilang gatal
b) Pertahankan kuku klien terpotong pendek. Instruksikan klien menggunakan ujung jari atau
menggunakan ujung jari untuk menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk.
Rasional : Untuk menurunkan resiko kerusakan kulit bila menggaruk.
c) Pertahankan liner dan pakaian kering.
Rasional : Pakaian basah dan berkeringat adalah sumber ketidaknyamanan .
Diagnosa VIII : Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya inIormasi tentang proses penyakit.
Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakitnya.
Kriteria hasil :
o Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.
o Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
Intervensi :
a) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan /prognosis, kemungkinan pilihan
pengobatan.
Rasional : MengidentiIikasi area kekurangan/salah inIormasi dan memberikan inIormasi
tambahan sesuai keperluan.
b) Berikan inIormasi khusus tentang penyakitnya.
Rasional : Kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi individu.
c) jelaskan pentingnya istirahat dan latihan
rasional : AktiIitas perlu dibatasi sampai hepar kembali normal.
Diagnosa IX : Hipertermi berhubungan dengan proses inIeksi.
Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil :
o Klien tidak mengeluh panas
o Badan tidak teraba hangat
Suhu tubuh 36 370C
Intervensi :
a) Kaji adanya keluahan tanda tanda peningkatan suhu tubuh
Rasional : Peningkatan suhu tubuh akan menujukkan berbagai gejala seperti luka merah, badan
teraba hangat.
b) Monitor tanda tanda vital terutama suhu tubuh
c) Berikan kompres hangat pada aksila/ dahi
Rasional : Demam disebabkan eIek eIek dari endotoksin pada hipotalamus dan eIineIrin yang
melepaskan pirogen Akxila merupakan jaringan tipis dan terdapat pembulu darah sehingga akan
mempercepat pross konduksi dan dahi berada didekat hipotalamus sehingga cepat memberikan
respon dalam mengatur suhu tubuh.
Diagnosa X : Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali sperti biasa
Kriteria hasil :
o Klien tidak mengluh sering buang air besar
o Feses tidak encer
Intervensi :
a) Observasi, catat Irekwensi deIekasi, karakteritik dan jumlah proses penyakit,
harapan/prognosis,kemungkinan pilihan pengobatan.
Rasional : Membantu menentukan berat episode (diare)
b) Berikan diet yang tepat, hindari makanan tinggi lemak,makanan dengan kandunganserat tinggi
Rasional : Stimulan GI yang meningkatkan mobilitas/ Irekensi deIekasi.
c) Berikan anti diare yang ditentukan dan evaluasi keevektipan
Rasional : Untuk mengontrol diare. Diare tidak terkontrol dapat menyebabkan kekurangan cairan
Diagnosa XI : Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas
Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali seperti biasa
Kriteria hasil :
o Konsistensi Ieses lembek
o Buang air besar setiap hari
Intervensi :
a) Monitor Ierkwensi, karakteristik dan jumlah Ieses
Rasional : MengidentiIikasi derajat gangguan dan kemungkinan bantuan yang diperukan
b) Tingkatkan diet pasien dengan banyak makan makanan berserat dan buah
Rasional : Meningkakan konstintensi Iekal untuk dapat melewati usus dengan mudah dan
menurunkan konstipasi
c) Tingkatkan pemenuhan cairan dengan minum banyak minimal 1.000ml/hari
Rasional : Dapat melembekkan Ieses dan meIasilitasi eliminasi
d) Berikan pelunak Ieses, supositoria sesuai indikasi
Rasional :Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan pelahan / evaluasi Ieses
Diagnosa XII : Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi
Kriteria hasil :
o Tidak ada keluhan nyeri
o Ekspresi wajah ceria
o Tanda tanda vital dalam batas normal
TD : 90 / 50 120 / 70 mmHg
N : 85 100 / menit
P : 15 25 / menit
SB : 36 370 C
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri
Rasional : Mengetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri serta sebagai dasar keeIektiIan
untuk intervensi selanjutnya
b) Monitor tanda tanda vital
Rasional : Perubahan Irekwensi jantung atau TD menujukkan bahwa pasien mengalami nyeri,
khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital talah terlihat
c) Berikan tindakan kenyamanan misalnya perubahan posisi relaksasi
Rasional : Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan
ketidaknyamanan

Anda mungkin juga menyukai