“TETAPAN PEGAS”
Disusun oleh :
Kelas : Kimia I A
Assisten Dosen :
1. Agung
2. Indra
3. Antony
4. Rian
Universitas Pakuan
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka
benda akan kembali ke bentuk semula, itu berarti benda tersebut adalah benda elastis.
Namun bila benda dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walau gaya yang
bekerja telah hilang maka benda tersebut disebut benda plastik. Contoh benda elastis
adalah karet dan pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu tidak
akan elastis lagi. Hubungan antara pertambahan panjang pegas dan gaya tarik adalah
sebagai berikut :
F = -k.x
keterangan :
F = gaya pemulih
k = konstanta pegas
x = perpanjangan pegas
Persamaan inilah yang disebut Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan
menunjukan gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.
Modulus elastis adalah perbandingan tegangan dengan regangan. Modulus ini juga
dapat disebut modulus Young. Tegangan (stress) adalah gaya per satuan luas penampang.
Sedangkan satuan tegangan adalah N/m2. Regangan (strain) adalah perbandingan antara
pertambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi
gaya.
Dari kedua persamaan diatas dan pengertian modulus elastisitas, dapat dicari
persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas, yaitu :
Untuk menghitung energy potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung kerja atau
usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan usaha adalah W = F.s,
dimana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada pegas perpindahan adalah
simpangan x, ketika menekan atau merenggangkan pegas sejauh x, dibutuhkan gaya Fa
yang berbanding lurus dengan x. secara matematis ditulis Fa = k.x. Ketika ditekan atau
direnggangkan pegas member gaya dengan arah berlawanan ( Fb ) yang besarnya adalah
Fb = -k.x.
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali
ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda
berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah
menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih
pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya
maksimum, maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Pegas yang diletakan vertical pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang
digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal.
Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh
gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada
arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh Kekekalan Energi Mekanik pada pegas yang
digantungkan secara vertical. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam
keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung
adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang
arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
BAB II
BAB III
METODE KERJA
1. Menentukan g dari getaran kolom zat cair
a) Ukur panjang kolom zat cair menggunakan penggaris mal 10 kali.
b) Buatlah kedudukan zat cair pada salah satu kaki pipa U lebih tinggi dan kemudian
lepaskan. Zat cair akan melakukan gaya harmonik.
c) Catat waktu yang diperlukan untuk melakukan 5 getaran penuh.
d) Ulangi butir 2 dan 3 beberapa kali (10 kali)
3. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan cara dinamis
a) Ember kosong digantung pada pegas, kemudian digetarkan. Usahakan getaran ayunan
dari ember tidak goyang ke kiri/ ke kanan.
b) Tentukan waktu getar dari 20 kali ayunan. Catat massa dari tiap beban untuk waktu
yang sesuai.
c) Tambahkan beban dalam ember dan sekali lagi ayunkan untuk 20 kali ayunan penuh.
Ulangi ini untuk tambahan beban yang lain (buat tabel). Ingat nomor urut beban.
BAB IV
T
Waktu (t)
No Σ Getaran l (cm) g (cm/s2)
t
s
( )
get
1 7 1 6834,52
2 13,8 1,6 8421,105
c. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan cara dinamis
T
N Massa
Σ Getaran Waktu (t) s Mef
t
o
( )
get
(gr)
4.2. Perhitungan
Percobaan A
2. T = ( nt ) = ( 3,540 ) = 0,680
3. T = ( nt ) = ( 3,52
5 )
= 0,704
Keterangan :
T = Periode
t = waktu (second)
n = banyaknya getaran
Percobaan B
1. T = ( nt ) = ( 9,86
20 )
= 0,493
2. T = ( nt ) = ( 10,47
20 )
= 0,524
3. T = ( nt ) = ( 10,98
20 )
= 0,549
4. T = ( nt ) = ( 11,65
20 )
= 0,583
5. T = ( nt ) = ( 12,31
20 )
= 0,6155
X rata-rata = 0,5529
T
0, 493
(¿¿ 2 x 0,5529)
−57,6
1. 39,478 = - 5,283
(¿¿ 2 x k )
−m=¿
4 π2
M ef 1 =¿
T
0,524
(¿¿ 2 x 0,5529)
−¿
2. 39,478 64,6 = - 5,496
(¿¿ 2 x k)
−m=¿
4 π2
M ef 1=¿
T
0,549
(¿¿ 2 x 0,5529)
−¿
3. 39,478 71,4 = - 6,456
(¿¿ 2 x k)
−m=¿
4 π2
M ef 1=¿
T
0,524
(¿¿ 2 x 0,5529)
−¿
4. 39,478 78,5 = -5,263
(¿¿ 2 x k)
2
−m=¿
4π
M ef 1=¿
T
0,524
(¿¿ 2 x 0,5529)
−¿
5. 39,478 85,7 = -4,071
(¿¿ 2 x k)
2
−m=¿
4π
M ef 1=¿
X rata-rata T = 0,5529
X rata-rata Mef = -5,3138
BAB V
PEMBAHASAN
Sebuah pegas yang dibuat dengan cara melilitkan kawat yang kaku menjadi sebuah
kumparan adalah alat yang lazim. Gaya yang dikerjakan oleh pegas jika ia ditekan atau
diregangkan adalah hasil dari gaya intermolukuler yang rumit dari dalam pegas adalah cukup
untuk kebanyakan terapan.
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan bertambah.
Panjang atau pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada elastisitas bahan dari
benda tersebut dan juga gaya yang diberikannya. Apabila benda masih berada dalam keadaan
elastis ( batas elastisitasnya belm dilampaui), beradasarkan hukum Hooke pertambahan
panjang (∆x) sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga
bagi pegas heliks, selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui.
Tanda (-) menunjukkan bahwa arah gaya (F) berlawanan dengan arah simpangan ( y).
Grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang ( y) pegas.
Hukum hooke hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik
maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan sebanding dengan tegangannya,
dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Tegangan
adalah gaya yang menegangkan persatuan luas penampang yang dikenainya.
Sebelum diregangkan dengan gaya F, energi potensial sebuah pegas adalah nol, setelah
diregangkan energi potensial nya berubah menjadi: E= kx
Pada percobaan A memiliki getaran 5 dan panjang cairan dalam pipa u 23,3 cm.
Percobaan dibagi menjadi 3. Percobaan 1 dengan waktu 3,38s menghasilkan periode sebesar
0,676 dan grafitasi sebesar 1006,45. Pada percobaan 2 dengan waktu 3,40s menghasilkan
periode sebesar 0,68 dan grafitasinya sebesar 994,645. Pada percobaan 3 dengan waktu 3,52s
menghasilkan periode sebesar 0,704dan grafitasinya sebesar 927,984. Menurut data jika nilai
grafitasi di ratakan akan menghasilkan nilai sebesar 976,36. Jika di bandingkan dengan
literatur, nilai grafitasi sebesar 980 – 1000. Hal itu bisa disebabkan karena kurang teliti dalam
mengukur panjang cairan pipa u ( l ) dan menghitung waktu dalam satu bgetaran sehingga
berpengaruh pada perhitungan grafitasi.
Pada percobaan C memiliki getaran sebesar 20 dan dibagi menjadi 5 percobaan. Pada
percobaan 1 memiliki massa sebesar 57,6 gram dan waktu sebesar 9,86 s menghasilkan
periode sebesar 0,493 dan massa efektif (Mef) sebesar -5,283. Pada percobaan 2 memiliki
massa sebesar 64,6 gram dan waktu sebesar 10,47 s menghasilkan periode sebesar 0,524 dan
massa efektif (Mef) sebesar -5,496. Pada percobaan 3 memiliki massa sebesar 71,4 gram dan
waktu sebesar 10,98 s menghasilkan periode sebesar 0,549 dan massa efektif (Mef) sebesar
-6,456. Pada percobaan 4 memiliki massa sebesar 78,5 gram dan waktu sebesar 11,65 s
menghasilkan periode sebesar 0,583 dan massa efektif (Mef) sebesar -5,263. Pada percobaan
5 memiliki massa sebesar 85,7 gram dan waktu sebesar 12,31 s menghasilkan periode sebesar
0,6155 dan massa efektif (Mef) sebesar -5,3138.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1) Dalam penelitian gaya pegas dan konstanta pegas terbukti bahwa Hukum Hooke adalah
benar. Yaitu hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas serbanding dengan
pertambahan panjang pegas ( F = k . x )
2) Konstanta pegas adalah ukuran elastisitas pegas. Jadi apabila pegas makin kaku maka
konstanta pegas besar.
3) Semakin banyak getaran yang dilakukan pad sistem getaran, waktu yang diperlukan
semakin banyak sehingga periodenya semakin besar.
4) Makin besar massa yang dipergunakan maka pertambahan panjang pada sistem
pembebanan akan semakin besar.
5) Pada sistem getaran nilai k. ditentukan banyaknya getaran, massa,dan periode.
LAMPIRAN
Tugas Akhir
Jawaban:
2 π2 x l
1. Persamaan (8): T = 2π
√ l
2g
menjadi g=
T
2
2 π 2 x l 19,739 x 23,3
a. g= = = 1006,451
T2 0, 6762
2 π 2 x l 19,739 x 23,3
b. g= = = 994,645
T2 0,6802
2
2 π x l 19,739 x 23,3
c. g= = = 927,984
T2 0, 704 2
m. g
2. Persamaan (2): mg = kx menjadi k =
x
m x g 7 x 967,36
a. K= = = 6834,52
X 1
m x g 13,8 x 967,36
b. K= = = 8421,105
X 1,6
m x g 20,9 x 967,36
c. K= = = 9275,42
X 2,2
m x g 28,1 x 967,36
d. K= = = 9460,591
X 2,9
X rata-rata = 8497,909
3. Hasil yang diperoleh untuk k pada percobaan B (statis) dan C (dinamis). Dikarenakan
pengaruhnya massa ember kosong diabaikann yang dihitung hanya massa beban.
Sedangkan, pada percobaan dinamis massa ember kosong dihitung dan ditambah
dengan massa beban.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta :
Erlangga
Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga