Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hepatitis di sebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang
paling sering di jumpai dalam kehamilan. Pada wanita hamil, peniyebab
hepatitis terutama oleh virus hepatitis B walau kemungkinan juga dapat
karena virus hepatitis A atau C . hepatitis juga dapat terjadi pula setiap saat
kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun ibunya. Pada
trimester I dapat terjadi keguguran pada trimester II dan III sering terjadi
premature .

2. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari penyakit hepatitis?
2.      Apa tanda-tanda dan gejala penyakitan hepatitis pada ibu hamil dan
persalinan ?
3.      Apa saja manifestasi klinis dari penyakit hepatitis pada ibu hamil dan
persalinan?
4.      Bagaimana cara penatalaksanaan penyakit hepatitis pada ibu hamil dan
persalinan?

3. TUJUAN
1) Tujuan umum
Menambah pengetahuan mahasiswi tentang penyakit hepatitis pada ibu
hamil dan persalinan.
2) Tujuan khusus
1. Mahasiswi dapat mengenali dan mengetahui tanda dan gejala penyakit
hepatitis.
2. Mahasiswi dapat melaksanankan penatalaksaan penyakit hepatitis pada
ibu hamil dan persalinan dengan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Hepatitis merupakan suatu istilah umum untuk terjadinya
peradangan pada sel-sel hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-
infeksi seperti obat-obatan, alkohol, dan penyakit autoimun, atau oleh adanya
infeksi seperti hepatitis virus.
 Penyebab Hepatitis
Hepatitis virus terjadi bila virus hepatitis masuk ke dalam tubuh
dan kemudian merusak sel-sel hati. Cara masuknya virus hepatitis ke
dalam tubuh bisa bermacam-macam, namun yang paling sering adalah
melalui makanan dan minuman (hepatitis virus A dan E), atau melalui
cairan tubuh misalnya melalui transfusi darah, suntikan, atau hubungan
seksual (hepatitis virus B, C, dan D).
 Gejala Hepatitis
Ketika virus hepatitis masuk ke dalam tubuh maka akan timbul
berbagai gejala, mulai dari yang ringan (bahkan tanpa gejala) sampai yang
berat. Gejala yang dapat muncul akibat infeksi virus hepatitis diantaranya
demam, nyeri otot, gejala-gejala mirip flu (flu-like syndrome), mual atau
muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan diikuti mata atau kulit
berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan. Pada
sebagian besar pasien, gejala-gejala tersebut akan membaik dengan
sendirinya dan akan hilang sama sekali setelah 4-6 minggu, sementara
sebagian kecil pasien keluhan-keluhan itu akan semakin memberat
sehingga memerlukan perawatan yang khusus. Kondisi sakit seperti yang
disebutkan di atas disebut sebagai hepatitis virus akut.
Bila infeksi hepatitis virus akut itu disebabkan oleh virus hepatitis
A dan E, maka umumnya pasien akan sembuh total dan penyakitnya tidak
berlanjut menjadi kronik. Hepatitis virus kronik dapat terjadi pada
sebagian pasien yang mengalami infeksi hepatitis virus akut B, C, atau D.
Seseorang dikatakan menderita hepatitis kronik bila virus hepatitis atau
komponen-komponennya masih ada di dalam tubuh, dan secara perlahan
tetap akan merusak sel-sel hati dan berpotensi untuk menularkan ke orang
lain, walaupun gejala-gejala sudah menghilang dan secara fisik pasien
sudah segar-bugar. Hepatitis kronik perlu mendapat perhatian khusus,
karena penyakitnya bisa berlanjut menjadi sirosis hati (hati mengecil
akibat sel-sel hati banyak yang digantikan jaringan parut) dan bahkan bisa
menjadi kanker hati. Diperkirakan bahwa sekitar 10 hingga 30% dari
pengidap hepatitis B dan C akan berkembang menjadi sirosis dan kanker
hati. Baik sirosis atau kanker hati merupakan suatu kondisi akhir dari suatu
penyakit hati kronik, dengan berbagai gejala dan komplikasi yang berat
dan mengancam nyawa (seperti perdarahan saluran cerna, gagal hati,
penurunan kesadaran, gangguan mekanisme pembekuan darah, infeksi di
rongga perut yang penuh terisi cairan, sampai pada kematian).
Gejala-gejala permulaan ialah panas, anorexia, perasaan lelah,
sakit kepala, mual, dan muntah, kencing tua warnanya. Kemudian timbul
ikterus. Pada mual dan muntah harus diingat kemungkinan hepatitis,
jangan selalu mengira bahwa mual muntah disebabkan oleh kehamilan.
 Patofisiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat, toksin,
autoimun, kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan penyebab
terbanyak hepatitis akut. Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus,
bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah penyebab terbanyak hepatitis
infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah membantu
pengenalan dan pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis
sebagai manifestasi penyakit utama. Virus-virus tersebut dinamakan virus
hepatotropik, yang ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G,
dan terakhir virus TT. Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis
sebagai bagian dari gejala klinisnya, bukan disebut virus hepatotropik.
Seperti virus herpes simplex (HSV), cytomegalo (CMV), epsteinbarr,
varicella, rubella, adeno, entero, parvo B19, arbo dan HIV, gejala-gejala
hepatologi pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari
penyakit sistemik. Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis,
virus B, C, D merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
karena penyakit kronis. Virus G dapat memberi infeksi kronis, tetapi tidak
menimbulkan gejala klinis yang jelas, sedang virus TT walaupun
prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut maupun kronis.

 Jenis Virus Hepatitis


 Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini
terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara
berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui
air dan makanan.
 Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B
ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi
diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-
sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan
virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di
daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B
berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
 Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi
darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai
obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum
jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita
hepatitis C.
 Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus
hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang
memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
 Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai
hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
 Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
 Virus Mumps
 Virus Rubella
 Virus Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes
6. Bagaimana bila hepatitis terjadi pada saat hamil
Sama seperti pada orang pada umumnya, seorang ibu yang hamil dapat
berisiko mengalami hepatitis virus dan seseorang yang sudah mengalami
hepatitis kronik dapat hamil. Semua jenis virus hepatitis dapat menginfeksi ibu
hamil, dan dapat menimbulkan gejala hepatitis virus akut. Gejala dan tanda
infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada kehamilan umumnya tidak banyak
berbeda dengan mereka yang tidak hamil.
Yang perlu dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter bila muncul
gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas tadi untuk memastikan apakah ini
suatu hepatitis virus atau bukan, menentukan jenis virus apa yang menginfeksi,
serta menentukan derajat kerusahan sel hati yang terjadi. Biasanya dokter akan
menganjurkan perawatan di rumah sakit untuk memantau perkembangan
penyakitnya, serta memastikan bahwa pasien cukup istirahat dan mendapat
asupan makanan yang baik. Umumnya ibu hamil yang mengalami hepatitis
virus akut akan sembuh dalam 4 sampai 6 minggu.
Menentukan jenis virus hepatitis apa yang menginfeksi merupakan hal
penting, sebab seperti yang telah disebutkan di atas, bila virus hepatitis B dan
C yang menginfeksi maka perlu dilakukan langkah-langkah lebih lanjut untuk
mengantisipasi perkembangan penyakit lebih lanjut serta mencegah penularan
penyakit ke janin atau bayi. Bila ibu hamil terinfeksi hepatitis virus B atau C,
maka dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan lanjutan untuk menentukan
apakah hepatitis virusnya dalam kondisi aktif dan menularkan ke orang lain
atau tidak, termasuk ke janinnya.

7. Pengaruh Hepatitis Virus Pada Kehamilan dan Janin


Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan
trimeseter II maka gejala-gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis . virus
pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatif lebih
ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun
penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.
Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan
gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-
gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan
menimbulkan mortalitas. Ibu yang sangat tinggi, dibandingkan dengan
penderita tidak hamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo
tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menye-babkan
penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis. Tampaknya keadaan gizi
ibu hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis
virus pada kehamilan sangat tergantung dari keadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk
khususnya defisiensi protein, ditambah pula meningkatnya kebutuhan protein
untuk pertumbuhan janin, menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan
memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat. Pengaruh kehamilan terhadap berat
ringannya hepatitis virus, telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari
hubungan antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya
gejala-gejala hepatitis virus. Diketahui bahwa pada wanita hamil, secara fisiologik
terjadi perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-
naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan aktivitas fibrinolitik, sehingga
pada kehamilan mudah terjadi DIC (Disseminated Intra Vascular Coagulation).
Dalam penelitian ini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam
meningkatkan beratnya hepatitis virus pada kehamilan. Tetapi sebaliknya, bila
sudah terjadi gejala-gejala hepatitis virus yang fulminant, barulah DIC
mempunyai arti. Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada janin,
baik in utero maupun segera setelah lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat
terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
- Melewati placenta
- Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
- Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
- Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi
hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode
neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta,
ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus
placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau
pada janin baru lahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin
yang mati pada periode neonatal akibat infeksi hepatitis virus. Hasil autopsy
menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel
hepar sampai suatu bentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada
heparini, hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam
rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada
lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke
janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari
Ibu ke janin atau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya
infeksi pada Ibu dengan saat persalinan. Angka tertinggi didapatkan, bila infeksi
hepatitis virus terjadi pada kehamilan trimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang
mengalami hepatitis virus pada waktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus
pada bayi-nya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru
lahir tidak mengandung virus tersebut. Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B
dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada
janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang hanya
merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan,bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan
gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil
yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya
mengalami virusB antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas
pengaruhnya terhadap kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa
kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitis virus B.
Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kem-icterus pada janin.
Kem icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta
dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis
virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan
nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat
dibuktikan, bahwa hepatitis virus pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan
kongenital pada janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang
disertai hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok,
hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero,
maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan
berikutnya.
8. Pencegahan
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita
hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg. berat
badan. Gamma globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B.
Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang
buruk mempermudah penularan hepatitis virus.Untuk kehamilan berikutnya
hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan,
dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium
telah kembali normal. Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap
dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan
enam bulan kemudian.
9. Pengobatan
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan
wanita tidak hamil.
Pengobatanya antara lain :
a.       Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan
bilirubin dalam serum menjadi normal.
b.      Kontrol kadar bilirubin. Serum glutamic oksaleosetik transminase (SGOT)
normalnya 17-20 unit internasional, serum glutamic piruvic transminase (SGPT)
normalnya 12-17 unit internasional. Faktor pembekuan darah kerena
kemungkinan ada disseminated inravaskuler coagulopaty (DIC) serta priksa
HbsAg .
c.       Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapi rendah protein
dan tinggi karbohydrat karena makanan yang mengandung glukosa sehingga dapat
mengubah metabolisme lemak dan protein ini dan dapat meringankan beban
fungsi hati.
d.      Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru
diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan
cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena
menurunnya kadar vitamin K.
e.       Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan
dilakukan pemeriksaan ransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus
antigensecara periodik. Dan dalam waktu 2x24 jam di berikan suntikan anti
hepatitis serum. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak
mengalami penyulit-penyulit lain.
BAB III
Asuhan kebidanan pada ibu hamil dan persalinan dengan
penyakit hepatitis

Subyektif
Ibu mengatakan bahwa ibu mual muntah, panas, dan nafsu makan
Berkurang , dan air kencingnya berwarna coklat.
Obyektif
- ikterus
- suhu 38 C
- TD 100/60
- DJJ 139 x / menit
Data Penunjang :
  Meningkatnya sekitar SGOT 23 unit internasional dan SGPT 20 unit
internasional
  Pemeriksaan lab di temukan Hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria
Assesment
•      Diagnosa : Ny. X G2 P1A0 uk 28 minggu hidup tunggal let kepala intra uteri
jalan lahir normal k/u ibu lemah dengan hepatitis.
  Masalah : gangguan rasa nyaman
  Tindakan Segera : kolaborasi dengan dokter spOG dan dokter spesialis
penyakit dalam serta petugas lab.
  Masalah potensial : kematian janin dalam rahim, prematur. Infeksi vertikal
ke bayi saat persalinan, Abortus,
Intervensi

1. Berikan penjelasan pada ibu tentang kondisi kehamilan ibu saat ini.
2. Berikan penJelaskan tentang penyebab dari hepatitis
3. Berikan HE tentang :

a. Mengkonsumsi makanan yang matang dan bersih.


b. Kebersihan lingkungan.
c. minum obat yang teratur
d. memisahkan alat makan dengan anggota keluarga lain
4. Jelaskan pada ibu tentang cara mencegah hepatitis
5. jelaskan pada ibu mengenai dampak dari penyakit hepatitis
6. Kolaborasi dengan tim dokter spesialis dalam pemberian terapi. Tindakan
dan petugas lab dalam pemeriksaan lab ulang.
Evaluasi
  S : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas antara lain:
istirahat yang banyak, minum obat, diit rendah lemak dan protein, kebersihan
lingkungan, penyebab penyakit hepatitis, dampek serta pencegahan penyakit
hepatitis
      O : K-U ibu lemah ,ttv, DJJ 139 x / menit , pemeriksaan lab Meningkatnya
sekitar SGOT 23 unit internasional dan SGPT 20 unit internasional serta
temukan Hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria
  A : Ny. X G2 P1A0 uk 28 minggu hidup tunggal let kepala intra uteri jalan
lahir normal k/u ibu lemah dengan hepatitis.
  P : anjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal… atau sewaktu-waktu bila
ada keluhan,
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hepatitis di sebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling
sering di jumpai dalam kehamilan. Pada wanita hamil, peniyebab hepatitis
terutama oleh virus hepatitis B walau kemungkinan juga dapat karena virus
hepatitis A atau C . hepatitis juga dapat terjadi pula setiap saat kehamilan dan
mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun ibunya.

Pada trimester I dapat terjadi keguguran pada trimester II dan III sering terjadi
premature . adapun beberapa jenis virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G.

3.2 Saran

1. Penulis

Diharapkan menjadi koreksi diri dan juga bisa menjadi koreksi


tentang pembuatan makalah yang benar

2. Pembaca

Diharapkan pembaca memahami tentang penyakit hepatitis pada


ibu hamil dan persalinan.

3. Pendidikan
Diharapkan makalah ini menjadi informasi bagi pendidikan untuk
menjadi bahan ajar khususnya tentang asuhan kebidanan penyakit hepatitis pada
ibu hamil dan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.penyakithepatitis.com/Hepatitis%20Masalah%20Dunia.htm
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/hepatitis-pada-kehamilan/
http://health.detik.com/read/2009/07/17/133054/1167000/756/lakukan-tes-
hepatitis-dengan-cepat
Obstetri Patologi Universitas padjajaran Bandung.
Marmi, dkk.2011, Asuhan kebidanan patologi, 2012. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai