Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

oleh : Syahrizal Syarif

PENGERTIAN

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan determinan
penyakit pada populasi.

Kata distribusi, menunjukkan bahwa dalam memahami kejadian yang berkaitan dengan
penyakit atau masalah kesehatan, maka epidemiologi menggambarkan kejadian itu menurut
karakter tertentu, yaitu karakter orang, tempat dan waktu. Misalnya, untuk mempelajari kejadian
kecelakaan lalu lintas, maka epidemiologi menggambarkan kejadian itu berdasarkan; jenis
kelamin, umur, pekerjaan, memakai helem atau tidak. Selain itu, juga digambarkan tempat
kecelakaan paling sering terjadi, pada ruas jalan yang mana. Akhirnya, bila mana kecelakaan
paling sering terjadi, pagi,sore, malam atau pada jam atau hari tertentu. Dengan penggambaran
kejadian kecelakaan menurut karakter orang, tempat dan waktu ini, maka akan didapat kesan
adanya pengaruh faktor tersebut atas kejadian kecelakaan.

Kata frekuensi, berarti upaya melakukan kuantifikasi atas kejadian, mengukur besarnya
kejadian. Pada peristiwa kecelakaan, epidemiologi digunakan untuk mengukur frekuensi
kecelakaan, misalnya, berapa kejadian perhari atau perbulan. Berapa perbandingan yang
meninggal karena kecelakaan dengan semua kasus kecelakaan. Adanya ukuran frekuensi
kecelakaan dapat memberi informasi seberapa besar masalah tersebut. Selain itu, juga dapat
dibandingkan besarnya angka kecelakaan antara kota A dengan kota B. Jelaslah ukuran frekuensi
selain mempunyai fungsi mengidentifikasi besarnya masalah juga mempunyai fungsi
pembandingan.

Adapun kata determinan berarti faktor yang mempengaruhi atau faktor yang memberi
risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan. Langkah pendistribusian dan pengukuran
frekuensi kejadian kecelakaan , dapat mengantarkan pemikiran kearah adanya kemungkinan
faktor-faktor tertentu menjadi penyebab atau berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan.
Tingginya angka kematian (frekuensi) pada pengendara yang tidak menggunakan helem
(distribusi) , merangsang pemikiran untuk memastikan adanya hubungan antara pemakaian
helem dengan kematian pada kecelakaan. Pemastian ini harus dilakukan melalui langkah-
langkah ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran . Jadi, epidemiologi sangat
memberi perhatian pada upaya mencari faktor penyebab atau faktor yang berkontribusi
(determinan) atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

Epidemiologi mengukur suatu kejadian, mendistribusikan kejadian tersebut


menurut variabel orang, tempat dan waktu, dan berupaya untuk menentukan faktor
yang menyebabkan terjadinya kejadian itu.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/645007842.rtf 1
PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi, dari satu sisi berusia sama dengan ilmu kedokteran. Hipocrates, diakui
sebagai bapak kedokteran moderen, pada abad ke 5 sebelum masehi, telah menyatakan bahwa
terjadinya penyakit manusia berkaitan dengan faktor eksternal yang sama pentingnya dengan
faktor personal manusia (1). Ia dalam bukunya " On Airs, Waters and Places , menganjurkan
perlunya memperhatikan faktor musim, angin, udara, air yang diminum, jenis tanah, perilaku
manusia, jenis pekerjaan, dalam mempelajari suatu penyakit.

Hipocrates membangkitkan kesadaran akan kemungkinan faktor eksternal


mempengaruhi terjadinya penyakit pada manusia.

Kesadaran akan penyebab penyakit di atas, tidak pernah diukur dampaknya hingga 2000
tahun kemudian, yaitu ketika John Graunt, seorang penjual pakaian laki-laki di London, pada
tahun 1662, menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dan hasilnya
adalah sebuah buku "the Nature and Political Observations Made upon the Bills of Mortality" .
Inilah untuk pertama kalinya pola penyakit di penduduk dikuantifikasi (diukur). Ia mencatat
besarnya perbedaan kelahiran dan kematian antara laki-laki dan wanita, besarnya kematian bayi
menurut musim, seperti yang dianjurkan Hipocrates, menghitung kematian penyakit pes di kota
dan menjelaskan karakter tahun ketika wabah terjadi, dan ia juga sangat menekankan pentingnya
pengumpulan data penyakit secara rutin, yang menjadi dasar bentuk epidemiologi moderen. Ia
merupakan pencipta dua prosedur dasar biostatistik, yaitu : estimasi populasi dan konstruksi Life
Table. Karena metode Graunt sedikit berkembang selama hampir 200 tahun, ia tampak sebagai
orang yang berlari terlalu cepat dari zamannya dari pada sebagai pendiri epidemiologi.

John Graunt merupakan orang pertama yang melakukan kuantifikasi atas kejadian
kematian dan kesakitan .

Teknik Graunt di atas sedikit mengalami perkembangan dalam aplikasinya, sampai 200
tahun kemudian, William Farr, seorang dokter, pada tahun 1839 mengembangkan prinsip dan
metode yang sangat berguna dalam epidemiologi. Dalam kapasitasnya sebagai seorang tenaga
statistik kedokteran pada kantor registrasi Umum untuk Inggris dan Wales, ia mengembangkan
pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Laporan tahunan kantor Registrasi Umum
selama 40 tahun telah menjadi dokumen penting dimana aplikasi statistik kematian dapat
digunakan untuk mengevaluasi masalah kesehatan di penduduk. Ia memberikan informasi
tentang pola kematian orang yang hidup berpasangan dan hidup sendiri, pengaruh ketinggian
daerah dengan kematian karena kolera, serta pengaruh hidup di penjara terhadap kematian. Farr,
adalah orang yang mengembangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi seperti :
definisi populasi yang berisiko, pemilihan grup pembanding yang tepat, dan pengaruh faktor usia
terhadap kematian.

William Farr adalah orang yang pertama menganalisis statistik kematian untuk
mengevaluasi masalah kesehatan.

Hipocrates, Graunt dan Farr, memberikan kontribusi yang penting bagi pemahaman
konsep frekuensi dan distribusi- dua dari tiga komponen definisi epidemiologi. Adapun

/conversion/tmp/activity_task_scratch/645007842.rtf 2
komponen ketiga-determinan, dibangun atas kontribusi yang luar biasa dari John Snow. Dokter
Inggeris ini, mengembangkan suatu metode investigasi, menyusun hipotesis, dan membuktikan
hipotesis tersebut, melalui analisis terhadap kejadian kematian karena wabah kolera di London,
tahun 1849 hingga 1954. Ia menyusun postulat bahwa kolera ditularkan oleh air yang tercemar
melalui suatu mekanisme yang tidak diketahui. Dengan membandingkan angka kematian karena
kolera dari daerah-daerah yang mendapat suplai air minum yang berbeda, John Snow menarik
kesimpulan bahwa suplai air minum dari perusahan Southwark dan Vauxhall meningkatkan
resiko kematian karena kolera dibandingkan dengan sumber dari Lambeth. Dengan mengukur
kejadian wabah kolera, memberikan distribusi kematian menurut tempat tinggal dan sumber air
minum, serta mencari faktor dan membuktikan penyebab(determinan)-maka John Snow, dapat
dianggap merupakan orang pertama yang mengaplikasikan ketiga komponen epidemiologi
secara lengkap. Metode investigasi ini menjadi dasar bagi studi berbagai penyakit lainnya, dan
dipakai sebagai landasan langkah investigasi wabah sampai hari ini.

John Snow mengembangkan metode investigasi wabah yang dapat mengantarkan


penyelidikan kearah penyebab.

Dengan demikian, istilah epidemiologi pada awalnya, memang digunakan secara


eksklusif bagi studi tentang wabah penyakit, tetapi dengan berubahnya pola penyakit dari
penyakit menular ke arah penyakit kronis, maka prinsip dan metode epidemiologi berkembang
lebih luas dan kompleks. Metode lanjut telah berkembang dari apa yang telah dilakukan Snow.

EPIDEMIOLOGI MODEREN

Hingga akhir abad ke 19, penyebab kematian di dunia terutama karena tuberkulosis,
cacar, disentri, tifoid dan diphtheria. Dengan berkembangnya industrialisasi yang memberi
dampak pada perbaikan kesejahteraan, gizi, kondisi rumah, sanitasi dan suplai air minum maka
telah terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit menular kearah peningkatan penyakit tidak
menular atau penyakit kronik. Perubahan ini dikenal sebagai transisi epidemiologi.

Transisi epidemiologi di Amerika Serikat terjadi mulai tahun 1900, dimana penyakit
kardiovaskuler, penyakit kanker, dan penyakit-penyakit degeneratif mulai muncul sebagai
penyebab kematian yang mengancam, menggantikan tuberkulosis, pneumonia, disentri, dan
penyakit menular lainnya.

Epidemiologi pada awalnya diterapkan untuk penyakit menular, tapi pada


perkembangannya diterapkan untuk penyakit tak menular dan masalah kesehatan
lainnya.

Sejalan dengan perkembangan transisi epidemiologi, perhatian terhadap penyakit-


penyakit tak menular meningkat. Prinsip dan metode epidemiologi yang telah dikembangkan
untuk penyakit menular kini diterapkan kedalam penyakit tidak menular. Prinsip dan metode itu
mengalami perkembangan yang sangat berarti. Pada tahun 1950, Doll dan Hill, mempublikasikan
hasil penelitian yang menarik, bahwa mengisap rokok meningkatkan resiko kematian karena
kanker paru. Selain hasil penelitian ini, mereka mendemontrasikan kegunaan disain kasus
kontrol untuk menggali kemungkinan hubungan etiologis.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/645007842.rtf 3
Mempelajari suatu hubungan kausal atau pengujian hipotesis paling baik jika dilakukan
dengan studi yang bersifat eksperimental, yang merupakan desain utama pada penelitian ilmu
alam. Dengan mengambil inspirasi studi eksperimental, dengan penempatkan karakter alamiah
sebagai "perlakuan " , maka berkembang jenis studi kohort di epidemiologi. Studi ini diterapkan
dengan baik dalam Framingham Heart Study (1949), suatu studi mahal-yang masih berlangsung
sampai saat ini- yang menghasilkan informasi tentang berbagai faktor resiko yang berkaitan
dengan penyakit Kardiovaskuler.

Penerapan studi eksperimental atau studi intervensi, didemonstrasikan dengan baik pada
studi uji lapangan efektivitas vaksin salk di tahun 1954. Pengujian yang melibatkan hampir 1 juta
anak sekolah itu, merupakan pelopor dalam penerapan uji lapangan dan memberikan kontribusi
besar dalam upaya eradikasi penyakit Polio.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan studi kasus kontrol, studi kohort dan studi
eksperimental

Saat ini, pengembangan prinsip dan metode epidemiologi terus berjalan, sesuai dengan
tuntutan zaman. Ciri pokoknya tetap- distribusi suatu frekuensi penyakit atau masalah kesehatan
dan informasi dibalik distribusi tersebut, tetapi saat ini substansi penerapannya mempunyai
kompleksitas yang tinggi. Hal ini tampak pada perdebatan tentang hubungan antara estogen
eksogen dengan kanker serviks (1978). Sebagian hasil penelitian mendukung bahwa estrogen
eksogen bersifat karsinogenik atas serviks sementara hasil penelitian lain tidak mendukung
pernyataan ini.

KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

Pengetahuan tentang distribusi frekuensi penyakit serta metode pencarian sebab dapat
digunakan untuk :

1. Menggambarkan status kesehatan penduduk. Pengukuran yang dilakukan atas


kejadian kematian, kesakitan atau kecacatan dapat dijadikan dasar rasional untuk
mengidentifikasi masalah serta menetapkan prioritas masalah. Langkah ini
merupakan bagian penting dalam sistem perencanaan program.

2. Mempelajari riwayat alamiah penyakit atau suatu masalah kesehatan. Didapatnya


kejelasan tentang tahapan perkembangan penyakit dapat menjadi petunjuk bagi
upaya pencegahan yang tepat dan mekanisme pengendaliannya.

3. Mempelajari penyebab atau faktor resiko suatu penyakit atau masalah kesehatan.
Prinsip dan metode pengujian hipotesis akan memberikan landasan rasional untuk
menentukan penyebab atau faktor resiko.

4. Mengevaluasi suatu dampak perlakuan baik berupa suatu uji coba di klinik
maupun suatu uji coba di lapangan atau suatu program intervensi.

5. Mengembangkan sistem pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam suatu


sistem administrasi .

/conversion/tmp/activity_task_scratch/645007842.rtf 4
Kegunaan epidemiologi untuk menggambarkan status kesehatan, mempelajari riwayat
alamiah penyakit, menentukan penyebab, menggevaluasi dampak, sistem pengendalian
penyakit.

DISIPLIN ILMU TERKAIT

Sebagai ilmu terapan, epidemiologi banyak terkait dengan disiplin ilmu lainnya, terutama
ilmu Biostatistik, kedokteran klinik dan pathologi, disamping ilmu biomedik lainnya seperti
Parasitologi dan mikrobiologi. Walaupun tidak dapat disisihkan hubungan epidemiologi dengan
berbagai disiplin lain terutama ilmu yang membentuk ilmu kesehatan masyarakat.

Epidemiologi sangat terkait dengan tiga disiplin ilmu: biostatistik, kedokteran klinik dan
patologi.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/645007842.rtf 5

Anda mungkin juga menyukai