Anda di halaman 1dari 16

KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah:


OBSTETRI

Dosen Pembimbing
dr.H.Erman Ramli, SP.OG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
2020/2021
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Adinda alisia putri


2. Aulia raudhatul jannah
3. Chavia raudhatul janah
4. Dila putri utami
5. Hanifatuzzahra
6. Adila Vadia Haya
7. Adinda Gustian
8. Anggun Yosmi Putri
9. Tifa Mutiyah
DEFENISI HEPATITIS
Hepatitis berasal dari bahasa Yunani kuno “hepar”, dengan
akar kata “hepat” yang berarti hati (liver), dan akhiran –itis yang berarti
peradangan, sehingga dapat diartikan peradangan hati.1 Hepatitis
adalah istilah umum yang berarti peradangan sel-sel hati, yang bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk
obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit
autoimmune. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus
seperti virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV),
hepatitis D (HDV) dan hepatitis E (HEV)
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa
disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau
penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan
obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh
infeksi virus, hepatitis bisa menular.
Hepatitis ditandai dengan munculnya gejala berupa demam,
nyeri sendi, nyeri perut kanan, dan penyakit kuning. Hepatitis dapat
bersifat akut (cepat dan tiba-tiba) maupun kronis (perlahan dan
bertahap). Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis dapat
menimbulkan komplikasi, seperti gagal hati, sirosis, atau kanker hati
(hepatocellular carcinoma).
PENYEBAB HEPATITIS
• Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis
A ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
feses penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
• Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis
B dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh
penderita hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana
penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani.
• Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis
C juga ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat
berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik
bekas penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C,
bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika
persalinan.
Lanjutan...

• Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV).
Hepatitis D merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi
bisa bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang
biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis
B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
lainnya.
• Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV).
Hepatitis E mudah menular pada lingkungan yang memiliki
sanitasi yang buruk. Salah satunya melalui kontaminasinya
pada sumber air.
GEJALA HEPATITIS SAAT HAMIL

1. Mual dan muntah


2. Selalu kecapekan
3. Kehilangan nafsu makan
4. Demam
5. Sakit perut (terutama di sisi kanan atas, lokasi hati
berada),
6. Sakit pada otot dan persendian,
7. Jaundice alias penyakit kuning
8. Kulit dan bagian putih mata yang menguning.
PENYEBAB IBU HAMIL TERKENA
HEPATITIS
Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi
pada ibu hamil. Virus yang menyebabkan kedua jenis penyakit hati
tersebut bisa menular melalui darah atau cairan tubuh yang
terinfeksi. Berhubungan intim dengan pengidap tanpa menggunakan
kondom atau menggunakan jarum suntik yang pernah digunakan
oleh seseorang yang terinfeksi adalah beberapa cara ibu hamil dapat
terkena hepatitis. Namun, risiko ibu hamil terkena hepatitis C
melalui hubungan seks tergolong rendah bila ibu hanya berhubungan
intim dengan satu pasangan dalam waktu yang lama
KENAPA IBU HARUS WASPADA HEPATITIS
SAAT HAMIL
Hepatitis adalah peradangan hati serius yang bisa dengan mudah
ditularkan ke orang lain. Penyakit ini diakibatkan oleh virus hepatitis. Ada
beberapa jenis virus hepatitis, termasuk hepatitis A, hepatitis B, dan
hepatitis C. Jika tidak tertangani dengan baik, hepatitis saat hamil bisa
menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, bahkan kematian. Ibu juga
bisa menyebarkan virus ke bayinya.
Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi selama
kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang paling sering
ditularkan dari ibu ke bayi di seluruh dunia, dengan peningkatan risiko
yang lebih besar jika Anda tinggal di negara berkembang.
Sekitar 90% wanita hamil dengan infeksi hepatitis B akut akan
“mewarisi” virus tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan
infeksi hepatitis B kronis akan menularkannya. Sekitar 4% ibu hamil yang
terinfeksi virus hepatitis C akan menyebarkannya ke bayi mereka. Risiko
penyebaran penyakit dari ibu ke anak juga terkait dengan seberapa banyak
jumlah virus (viral load) dalam tubuh ibu dan apakah dia juga terinfeksi
oleh HIV.
DAMPAK HEPATITIS SAAT HAMIL
TERHADAP KESEHATAN IBU

Infeksi hepatitis B bisa sembuh total dalam beberapa minggu tanpa


pengobatan. Ibu hamil yang sudah terbebas dari virus hepatitis B akan
menjadi kebal terhadapnya. Mereka tidak bisa terkena virus lagi. Tapi
tidak seperti infeksi virus hepatitis B, kebanyakan orang dewasa yang
terinfeksi virus hepatitis C (sekitar 75% sampai 85%) menjadi seorang
carrier, alias “tuan rumah” dari virus. Kebanyakan carrier hepatitis
mengembangkan penyakit hati jangka panjang. Segelintir lainnya akan
mengembangkan sirosis hati dan masalah hati serius yang mengancam
jiwa lainnya.
Kehamilan itu sendiri tidak akan mempercepat proses penyakit atau
memperburuknya, walaupun jika hati sudah terbebani dan terluka dengan
sirosis, ini dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami perlemakan
hati. Perlemakan hati selama kehamilan yang akut mungkin terkait
kekurangan enzim yang biasanya diproduksi oleh hati yang
memungkinkan wanita hamil untuk memetabolisme asam lemak. Kondisi
ini dapat dengan cepat menjadi parah, dan juga bisa memengaruhi anak
yang belum lahir (yang mungkin juga lahir dengan kekurangan enzim
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada ibu dengan hepatitis saat
hamil adalah batu empedu, yang sering menimbulkan penyakit
kuning selama kehamilan. Ini terjadi pada 6% dari semua
kehamilan, sebagian karena perubahan garam empedu selama
kehamilan. Selain itu, kantung empedu mengosongkan diri lebih
lambat selama kehamilan, yang berarti cairan empedu menggenang
lebih lama di hati dan risiko batu empedu pun naik.Jika Anda
menderita hepatitis B saat hamil, diperkirakan Anda mungkin lebih
rentan mengalami ketuban pecah dini, diabetes gestasional,
dan/atau mengalami perdarahan berat pada akhir kehamilan. Ada
juga peningkatan risiko komplikasi persalinan seperti plasenta
abrupsio dan kematian bayi saat lahir.
PENGARUH HEPATITIS SAAT HAMIL PADA
BAYI
Bayi dalam kandungan pada umumnya tidak terpengaruh oleh virus
hepatitis milik ibunya selama kehamilan. Namun, mungkin ada
beberapa peningkatan risiko tertentu saat persalinan, seperti bayi lahir
prematur, bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), atau kelainan
anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi hepatitis B
kronis).
Risiko lainnya adalah bayi Anda bisa terinfeksi saat lahir. Bayi mungkin
terinfeksi hepatitis B saat lahir jika ibu positif memiliki virusnya.
Biasanya, penyakit ini diteruskan ke anak yang terkena paparan darah
dan cairan vagina ibu selama proses persalinan. Infeksi virus hepatitis B
bisa sangat parah pada bayi. Hal itu bisa mengancam nyawa mereka.
Apabila anak terinfeksi virus hepatitis B semasa kecil, sebagian besar
kasusnya akan berlanjut menjadi kronis. Hepatitis kronis inilah yang
bisa berakibat buruk pada kesehatan anak di kemudian hari, yaitu
berupa kerusakan hati (sirosis) dan kadang kanker hati (terutama jika
disertai infeksi virus hepatitis C).
Di sisi lain, kecil peluangnya untuk Anda menurunkan virus
hepatitis C ke bayi. Hanya 4-6% bayi yang lahir dari ibu
positif hepatitis C akan terinfeksi virus. Ini berarti hampir
semua bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C tidak akan
terkena virusnya. Risiko penularan hepatitis C dari ibu ke
anak baru meningkat jika ibu memiliki jumlah virus (viral
load) yang tinggi atau sekaligus memiliki HIV di waktu yang
bersamaan.
CARA MENGATASI HEPATITIS SAAT HAMIL
Ketika Anda pergi ke dokter untuk kunjungan prenatal pertama Anda,
Anda akan menjalani serangkaian tes darah rutin, termasuk untuk
memeriksa virus hepatitis B (HBV). Jika hasil tes Anda negatif HBV dan
belum menerima vaksin hepatitis B, dokter mungkin menyarankan agar
Anda diimunisasi, terutama jika Anda berisiko tinggi tertular penyakit ini.
Jika Anda baru terpapar hepatitis selama kehamilan, Anda juga mungkin
akan diberi vaksin imunoglobulin untuk mencegah Anda terkena penyakit
ini. Vaksin ini aman untuk wanita hamil dan bayi yang sedang
berkembang. Untuk kasus hepatitis positif yang lebih lanjut (viral load
tinggi) mungkin perlu ditangani dengan obat antivirus yang disebut
tenofovir, yang dapat menurunkan risiko perpindahan HBV ke bayi Anda.
Sementara itu, tidak ada vaksin yang tersedia sampai saat ini untuk
melindungi virus hepatitis C. Menghindari jenis perilaku berisiko
adalah satu-satunya cara untuk mencegah infeksi jenis ini. Jika Anda
positif hepatitis C, Anda tidak akan bisa mendapatkan obat standar
yang digunakan untuk mengobati hepatitis C saat Anda hamil. Obat-
obatan untuk infeksi hepatitis C tidak aman untuk bayi Anda yang
belum lahir. Pengobatan utamanya adalah kombinasi dua obat yang
disebut pegylated interferon dan ribavirin. Obat lain terkadang bisa
ditambahkan: baik boceprevir atau telaprevir. Namun, tidak satupun
obat ini terbukti aman selama kehamilan dan ribavirin dapat
menyebabkan cacat lahir yang serius, atau bahkan kematian bayi yang
belum lahir.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai