Anda di halaman 1dari 18

SEPSIS POST PARTUM

PENGERTIAN

• Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toxic lain didalam darah
atau jaringan tubuh.
• Dalam hal ini sepsis adalah suatu peradangan yang terjadi sistemik atau
biasa disebut Systemic Inflamation Respon Syndrom ( SIRS).
• Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi
setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan
dan 42 hari setelah persalinan atau abortus
• Infeksi puerpural muncul pada uterus setelah proses melahirkan. Jika infeksi
bersifat berat maka disebut sebagai sepsis post partum.
• Meskipun jarang terjadi, infeksi pada masa nifas dapat berkelanjutan
menjadi sepsis sampai dengan syok septik, yang dapat menyebabkan
kegagalan multiorgan dan mengakibatkan kematian.
• Tanda dan gejala sepsis pada masa nifas harus di kelola sebagai kasus
obstetrik emergensi
• Setiap ibu nifas yang dicurigai jatuh dalam kondisi sepsis harus diterapi
dengan antibiotika dosis tinggi secara intra vena dan tidak jarang kondisi ini
merupakan indikasi di rawat di ruangan intensif
MIKROORGANISME PENYEBAB
SEPSIS MATERNAL
• Polimikrobial dari mikrobakteri yang berkolonisasi di vagina.
• Sebuah penelitian di Belanda mengidentifikasi beberapa bakteri sepsis
seperti Streptococci B –haemolytic group A (GAS), Escherichia colli,
Streptococci B-haemolytic group B,G, dan Streptococci oralis,
Staphylococcus aureus, Citrobacter, dan Fusobacterium
GEJALA KLINIS
 Nyeri pelvik

 Lochea yang abnormal

 Suhu >38 oC atau <36oC

 Denyut jantung >90 x permenit

 Respirasi lebih dari 20 /menit atau PaCO2 < 32mmHg

 Leukosit >12.000/mm2

 Nyeri tekan uterus

 Pada laserasi/luka episiotomi terasa nyeri, bengkak, mengeluarkan cairan nanah

 Lochea yang berbau busuk

 Keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus (sub involusi uterus)


DIAGNOSIS SEPSIS MATERNAL
• Nyeri abdominal

• Pireksia (>38oC diukur 2x dengan interval 4 jam > 38◦C

• Dalam 1x pengukuran takipnea (>20x pernafasan permenit)

• Oliguria (luaran urin < 90%)

• Hipotensi (tekanan darah sistolik > 90 bpm

• Lekositosis (jumlah lekosit > 12.000/mm)

• Leukopenia (jumlah lekosit <4.000/mm

• Gangguan kesadaran

• Kegagalan merespon pengobatan

• Peningkatan perdarahan masa nifas

• Terlambatnya involusi uterus


KLASIFIKASI SEPSIS
MATERNAL
• Infeksi sistem genitourinaria yang berkaitan dengan persalinan dan nifas: a.
infeksi terkait uterus dan strukturnya (endometritis, miometritis, salpingitis,
parametritis, perimetritis) b. Korioamnionitis
• Infeksi yang secara spesifik berkaitan dengan proses persalinan dan tidak
berkaitan dengan sistem genitourinaria: a. abses payudara b. infeksi saluran
kemih c. Hepatitis
• Infeksi insidental a. malaria b. infeksi saluran pernafasan c. HIV d. Apendisitis
• Infeksi nosokomial a. infeksi saluran urinaria akibat kateterisasi b. pneumonia
yang didapat dari alat ventilator
FAKTOR PREDISPOSISI
• Keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan banyak, pre-
eklampsia, juga adanya infeksi lain seperti pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.

• Partus lama terutama ketuban pecah lama

• Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir

• Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah

• Bekas insersio plasenta merupakan sebuah bekas luka dengan diameter 4 cm, permukaan tidak
rata, berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang tertutup trombus. Daerah ini merupakan
tempat yang baik bagi tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen.

• Serviks sering mengalami perlukaan dalam persalinan begitu juga Vulva, vagina, dan
perineum, merupakan tempat masuknya kuman patogen, proses radang dapat terjadi terbatas
pada luka tersebut atau dapat menyebar keluar luka asalnya.
FAKTOR RESIKO PADA SEPSIS PUERPERALIS
• Anemia/kurang gizi
• Higiene yang buruk
• Tehnik aseptik yang buruk
• Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir
• Adanya jaringan mati pada jalan lahir (akibat kematian janin intra uterin, fragmen, atau membrane plasenta
yang tertahan, pelepasan jaringan mati dari dinding vagina setelah persalinan macet)
• Insersi tangan, instrumen atau pembalut/tampon yang tidak streril
• Persalinan macet/lama
• Pemeriksaan vagina yang sering
• Kelahiran dengan SC
• Laserasi vagina atau laserasi servik yang tidak diperbaiki
• Penyakit Menular Seksual (PMS) yang diderita
• Haemorargi post partum
• Tidak diimunisasi terhadap tetanus
• Diabetes Melitus
• Riwayat persalinan dengan kpd
PROSES TERJADINYA SEPSIS
PUERPERALIS

Bakteri kemudian mempunyai cukup waktu


Sebelum kelahiran, membran amniotik dan untuk berjalan dari vagina ke dalam uterus
membran korionik dapat terinfeksi jika dan menginfeksi membran, plasenta, bayi,
ketuban pecah (ruptur membran) terjadi dan ibu. Korioamnionitis merupakan suatu
berjam - jam sebelum persalinan dimulai masalah yang sangat serius dan dapat
membahayakan hidup ibu dan bayinya

Setelah persalinan, sepsis puerperalis


mungkin terlokalisasi di perineum, vagina,
serviks, atau uterus. Infeksi pada uterus dapat Ini kemudian semakin diperumit dengan
menyebar dengan cepat sehingga adanya syok septik dan koagulasi
menyebabkan infeksi pada tuba fallopi atau intravaskular diseminata (disseminated
ovarium, parametritis, peritonitis, dan intravaskular coagulation (DIC) yang dapat
menyebar ke pembuluh limfe, yang kemudian menimbulkan masalah perdarahan
akan menyebabkan septikemia jika masuk ke
aliran darah
SEBAB IBU POSTPARTUM RENTAN INFEKSI

Sisa plasenta memiliki persediaan


darah yang kaya, dengan pembuluh
– pembuluh darah besar yang
Sisa perlekatan plasenta besar,
langsung menuju sirkulasi vena
hangat, gelap, dan basah
utama. Memungkinkan bakteri di
memungkinkan bakteri tumbuh
sisi plasenta untuk bergerak dengan
sangat cepat. Media yang ideal
sangat cepat ke dalam aliran darah.
untuk pembiakan bakteri
Ini disebut septikemia. Septikemia
dapat menyebabkan kematian
dengan sangat cepat

Sisa plasenta tidak jauh dari bagian


luar tubuh ibu. Hanya panjang
Selama Persalinaan, area serviks ibu,
vagina (9 - 10 cm) yang
vagina, atau area perineunmya
memisahkan jalan masuk ke uterus
mungkin robek atau diepisiotomi.
dan lingkungan luar. Ini berarti
Area jaringan yang terluka ini rentan
bahwa bakteri yang biasanya hidup
terhadap infeksi, terutama jika
di rektum (seperti E Coli) dapat
teknik steril pada pelahiran tidak
dengan mudah pindah ke dalam
digunakan. Infeksi biasanya
vagina dan kemudian menuju uterus.
terlokalisasi, tetapi pada kasus -
Di sini bakteri menjadi berbahaya
kasus berat infeksi ini dapat
atau "patogenik" karena
menyebar ke jaringan di bawahnya
menyebabkan infeksi pada sisi
plasenta
KOMPLIKASI

• Sindroma distres pernafasan dewasa


• Koagulasi intravascular diseminata
• Gagal Ginjal akut
• Perdarahan usus
• Gagal hati
• Disfungsi SSP
• Gagal jantung
• Kematian
PENANGANAN SEPSIS MENURUT
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

• Tujuan
Mengenali tanda – tanda sepsis puerpularis dan
mengambil tindakan yang tepat.
• Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala
sepsis puerpularis, melakukan perawatan dengan segera
dan merujuknya.
Hasil
• Sepsis puerpuralis mendapat penanganan yang memadai dan tepat waktu.
• Penurunan kematian dan kesakitan akibat sepsis puerpuralis.
• Meningkatnya pemanfaatan bidan dalam pelayanan nifas.

Prasyarat :
• Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari
bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik dirumah, dipuskesmas
ataupun dirumah sakit.
• Bidan berlatih dan terampil dalam memberikan pelayanan nifas, termasuk penyebab,
pencegahhan, pengenalan dan penanganan dengan tepat sepsis puerpuralis.
• Tersedia peralatan / perlengkapan penting : sabun, air bersih yang mengalir, handuk bersih
untuk mengeringkan tangan, alat suntik sekali pakai, set infus steril dengan jarum berukuran
16 dan 18 G, sarung tangan bersih DTT / steril.
• Tersedia obat – oabatan penting : cairan infus ( Ringer Laktat ), dan antibiotika. Juga
tersedianya tempat penyimpanan untuk obat – obatan yang memadai.
• Adanya sarana pencatatan pelayanan nifas / Kartu Ibu.
• Sistem rujukan yang efektif, termasuk bank darah, berjalan dengan baik untuk ibu dengan
komplikasi pasca persalinan
PENATALAKSANAAN SEPSIS PUERPURALIS

• Prinsip-prinsip pengelolaan sepsis nifas adalah: kecepatan, keterampilan dan


prioritas.Penekanan terletak pada pentingnya bekerja dengan cepat dan menurut.
Prioritas dalam mengelola sepsis nifas adalah :
- Menilai kondisi pasien
- Memulihkan pasien
- Mengisolasi sesegera mungkin pasien yang
diduga infeksi
- Mengambil spesimen untuk menyelidiki
organisme
kausatif dan mengkonfirmasikan diagnosis
- Memulai terapi antibiotik yang sesuai prioritas,
Manajemen Umum Sepsis Puerperalis
• Mengisolasi pasien yang diduga terkena sepsis puerpuralis dalam pemberian
pelayanan kebidanan. Untuk mencegah penyebaran infeksi pada pasien lain dan
bayinya.

• Pemberian antibiotik

Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48 jam, dan
kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan : ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan metronidazol 500 mg IV setiap
8 jam.

Jika demam masih ada 72 jam setelah pemberian antibiotik di atas, dokter akan
mengevaluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat yang lebih tinggi mungkin
diperlukan. Antibiotik oral tidak diperlukan jika telah diberikan antibiotik IV. Jika ada
kemungkinan pasien terkena tetanus dan ada ketidakpastian tentang sejarah vaksinasi
dirinya, perlu diberikan tetanus toksoid.
• Memberikan banyak cairan
Untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi, membantu
menurunkan demam dan mengobati shock.Pada kasus yang parah,
maka perlu diberikan cairan infus.Jika pasien sadar bisa diberikan
cairan oral
• Mengeluarkan fragmen plasenta yang tertahan
Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis
nifas. Pada rahim, jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan
mengandung gumpalan darah, eksplorasi rahim untuk mengeluarkan
gumpalan dan potongan besar jaringan plasenta akan diperlukan.
KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN
KEBIDANAN

Bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan untuk membantu


penyembuhannya.
Berikut aspek perawatan yang penting:
a) Istirahat
b) standar kebersihan yang tinggi, terutama perawatan perineum dan vulva
c) antipiretik dan / atau spon hangat mungkin diperlukan jika demam sangat
tinggi
d) monitor tanda-tanda vital, lokhia, kontraksi rahim, involusi, urin output, dan
mengukur asupan dan keluaran
e) membuat catatan akuran
f) mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang

Anda mungkin juga menyukai