Anda di halaman 1dari 13

Infeksi Post Partum

Kelompok 6
Linda Rahmawati
Nur Faizah
DEFINISI
Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam
organ genital pada saat persalinan dan
masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri
pada traktus genitalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu
sampai 38 derajat Celsius atau lebih selama 2
hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan,
dengan mengecualikan 24 jam
pertama (JointCommittee on Maternal Welfare,
AS).
KLASIFIKASI
Penyebaran infeksi nifas terbagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Infeksi terbatas pada perineum, vulva,vagina, seviks dan
endometrium. Penyebaran infeksi nifas pada 
perineum, vulva, vagina,seviks dan endometrium meliputi:
a. Vulvitis
b. Vaginitis
c. Servisitis
d. Endometritis
2. Infeksi yang penyebarannya melalui vena-
vena (pembuluh darah), yang meliputi :
a. Septikemia
b. Piema
c. Tromboflebitis
Lanjutan Klasifikasi...
3. Infeksi yang penyebarannya melalui
limfe, yang meliputi :
a. Peritonitis
b. Parametritis
4. Infeksi yang penyebarannya melalui
permukaan endometrium.
Infeksi nifas yang penyebaran melalui
permukaan endometrium adalah
salfingitis dan ooforitis. 
ETIOLOGI
Infeksi  nifas dapat disebabkan oleh
masuknya kuman atau bakteri ke dalam organ
kandungan maupun dari luar yang sering
menyebabkan infeksi.
Di samping itu juga dapat disebabkan oleh beberapa
faktor predisposisi seperti : kurang gizi ataupun
malnutrisi, higiene buruk, kelelahan,  anemia, proses
persalinan yang bermasalah (partus lama ataupun
macet, persalinan traumatik, korioamnionitis,
kurang baiknya proses dalam mencegah infeksi,
serta periksa dalam yang dilakukan secara
berlebihan).
PATOFISIOLOGI
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta
lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera
post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5
mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala.
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama,
partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi
janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah
kehilangan darah dalam jumlah yang
banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat,
lochea berwarna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, dan dapat terjadi syok
hipovolemik, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, mual.
Lanjutan MANIFESTASI
KLINIS...
Gejala klinis berdasarkan penyebab :
1. Atonia Uteri : Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan
perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum
primer)
2. Robekan jalan lahir : perdarahan segera, darah segar mengalir
segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik
3. Retensio plasenta : plasenta belum lahir setelah 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik
4. Tertinggalnya plasenta : atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera
5. Inversio uterus : uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa,
tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera,
dan nyeri sedikit atau berat
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.  Jumlah sel darah putih (SDP)
2.  Hemoglobin ( Hb/ht )
3. Kultur ( aerobik / anaerobik )
4.  Urinalisis dan kultur
5. Ultrasonografi
6. Pemeriksaan biomanual
 
KOMPLIKASI
1. Peritonitis (peradangan selaput rongga
perut)
2. Tromboflebitis pelvika
3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun
PENATALAKSANAAN
Pengobatan infeksi pada masa nifas antara lain:
1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari
sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk
mendapatkan antibiotika yang tepat.
2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil
menunggu hasil laboratorium.
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh
Lanjutan
Penatalaksanaan...
Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Nifas.
Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian Sulfonamid – Trisulfa merupakan kombinasi
dari sulfadizin 185 gr, sulfamerazin 130 gr, dan
sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam
kemudian peroral.
2. Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4
juta satuan IM, penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam
atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin
kapsul 4×250 gr peroral.
3. Tetrasiklin, eritromisin dan kloramfenikol.
4. Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan.
5. Lakukan evaluasi penyakit  dan pemeriksaan
laboratorium.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai