Noni Yurita NPM 08200100065 Mariam Muliawati NPM 08200100044 Elis Trisnawati NPM 08200100060 Anshor Muin NPM 082001000 Marsih NPM 08200100037 DEFINISI Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama (JointCommittee on Maternal Welfare, AS). KLASIFIKASI Penyebaran infeksi nifas terbagi menjadi 4 golongan yaitu : 1. Infeksi terbatas pada perineum, vulva,vagina, seviks dan endometrium. Penyebaran infeksi nifas pada perineum, vulva, vagina,seviks dan endometrium meliputi: a. Vulvitis b. Vaginitis c. Servisitis d. Endometritis 2. Infeksi yang penyebarannya melalui vena- vena (pembuluh darah), yang meliputi : a. Septikemia b. Piema c. Tromboflebitis Lanjutan Klasifikasi... 3. Infeksi yang penyebarannya melalui limfe, yang meliputi : a. Peritonitis b. Parametritis 4. Infeksi yang penyebarannya melalui permukaan endometrium. Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium adalah salfingitis dan ooforitis. ETIOLOGI Infeksi nifas dapat disebabkan oleh masuknya kuman atau bakteri ke dalam organ kandungan maupun dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Di samping itu juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi seperti : kurang gizi ataupun malnutrisi, higiene buruk, kelelahan, anemia, proses persalinan yang bermasalah (partus lama ataupun macet, persalinan traumatik, korioamnionitis, kurang baiknya proses dalam mencegah infeksi, serta periksa dalam yang dilakukan secara berlebihan). PATOFISIOLOGI Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala. Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre- eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC). MANIFESTASI KLINIS Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual. Lanjutan MANIFESTASI KLINIS... Gejala klinis berdasarkan penyebab : 1. Atonia Uteri : Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum primer) 2. Robekan jalan lahir : perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik 3. Retensio plasenta : plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik 4. Tertinggalnya plasenta : atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera 5. Inversio uterus : uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Jumlah sel darah putih (SDP) 2. Hemoglobin ( Hb/ht ) 3. Kultur ( aerobik / anaerobik ) 4. Urinalisis dan kultur 5. Ultrasonografi 6. Pemeriksaan biomanual
KOMPLIKASI 1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut) 2. Tromboflebitis pelvika 3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun PENATALAKSANAAN Pengobatan infeksi pada masa nifas antara lain: 1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. 2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat. 3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium. 4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh Lanjutan Penatalaksanaan... Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Nifas. Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut: 1. Pemberian Sulfonamid – Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin 185 gr, sulfamerazin 130 gr, dan sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral. 2. Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM, penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin kapsul 4×250 gr peroral. 3. Tetrasiklin, eritromisin dan kloramfenikol. 4. Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan. 5. Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium. TERIMA KASIH