Anda di halaman 1dari 44

PENGERTIAN, PENYEBAB, GEJALA, DAN

PENANGAN KOMPLIKASI NIFAS

Kelompok 6
Gangguan jalan lahir
1. Robekan Jalan Lahir
• Rupture perineum adalah robekan perineum yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara
spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya
terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir telalu cepat.
• penyebab
a. Kepala janin terlalu cepat lahir
b. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
c. Sebelumnya pada perineum terdapat banya jaringan parut
d. Pada persalinan dengan distosia bahu
2. Fistula Fesikovaginal
 Fistula adalah hubungan abnormal antara dua organ atau lebih (bagian
depan)
 Etiologi
a. Trauma, menggunakan alat-alat (perforator, kait dekapitasi, cunam)
b. Persalinan lama
c. Robekan cervix yang menjalar ke vagina bagian atas
d. Pada SC (vesika urinaria dan ureter dapat terpotong atau robek)
Penanganan
1. Yang disebabkan oleh trauma
 Pasang kateter tetap dalam vesika urinaria

 Jika ditemukan air kencing menetes kedalam vagina segera

lakukan penjahitan luka yang terjadi lapis demi lapis (selaput


lendir→ otot-otot dinding vesika urinaria → dinding depan
vagina)
 Kateter dapat dibiarkan selama beberapa waktu

2. Yang disebabkan oleh lepasnya jaringan nekrosis


 Gejala kelihatan setelah 3-10 hari post partum dan sering pada

fistula yang kecil


 Pasang kateter tetap (untuk drainase vesika urinaria) selama

beberapa minggu sehingga dapat menutup sendiri


 Jika pada fistula yan besar dapt dilukukan setelah 3-6 bulan PP
3. Vistula Rectovaginal
Fistula recovaginal adalah lubang antara rectum dan vagina
 Etiologi
1. ketidakbeerhasilan perbaikan pada laserasi laserasi derajat ketiga
2. ketidaksembuhan dari penjahitan (Ilmu bedah kebidanan : 175-182)
 Penanganan
1. Perbaikan operaif (Ilmu Bedah Kebidanan : 177-182)
 Robekan Cervix
Robekan yang kecil kecil selalu terjadi pada persalinan. Yang harus
mendapat perhatian kita ialah robekan yang dalam yang kadang kadang
sampai ke fornix ; robekan biasanya terdapat pada pinggir samping servix
malahan kadang kadang sampai ke S.B.R dan membuka parametrium.
 Etiologi
1. Partus presipitatus
2. Trauma karena pemakaian alat-alat operasi (cunam, perforator, vakum
ekstraktor)
3. Melahirkan kepala janin pada letak sungsang secara paksa
karena pembukaan servix belum lengkap
4. Partus lama, Perdarahan PP pada uterus yang berkontraksi
baik harus memaksa kita untuk memeriksa servix inspekulo.
Sebagai profilaksis sebaiknya semua persalinan buatan yang
sulit menjadi indikasi untuk memeriksakan inspekulo.
 Komplikasi

1. Perdarahan
2. Syok
3. Inkompetensi servix atau infertilitas sekunder
 Penanganan menjahit robekan servix
 Pertama-tama pinggir robekan sebelah kiri dan kanan di jepit dengan
klem sehingga perdarahan menjadi berkurang atau berhenti
 Kemudian sevix di tarik sedikit, sehingga lebih jelaskelihatan dari
luar
 Jika pinggir robekan bergerigi, sebaiknya sebelum di jahit pinggir
tersebut diratakan dulu dengan jalan menggunting pinggir yang
bergerigi tersebut.
 Setelah itu robeka dijahit dengan cutgut cromik, jahitan dimulai dari
ujung robekan dengan cara jahitan terputus-putus atau jahitan angka
delapan
 Pada robekan yang dalam, jahitan harus di lakukan lapis demi lapis.
Ini dilanjutkan untuk menghindari terjadinya hematoma dalam
rongga di bawah jahitan
 Rupture Uteri
Ruptura uteri adalah distrupsi dinding uterus yang merupakan
salah satu kedaruratan obstetri. (Kedaruratan obsttrik : 169)
Ruptura uteri adalh robekan atau diskontinuitas dinding rahim
akibat dilampaui daya regang miometrium. (Pely. Kesh
maternal neonatal : 169)
 Gejala ruptur uteri

1. Sewaktu konsentrasi yang kuat, pasien tiba-tiba merasa nyeri


yang mengiris di perut bagian bawah
2. SBR nyeri sekali kalau di palpasi
3. HIS berhenti
4. Ada perdarahan pervagina, walaupun biasanya tidakbanyak
5. Bagian-bagian anak mudah diraba, kalau anak masuk ke dalam
rongga perut
6. Kadang-kadang disamping anak teraba tumor ialah rahim yang telah
mengecil
7. Pada toucher ternyata bagian depan mudah di tolak ke atas malahan
kadang-kadang tidak teraba lagi karena masuk ke dalam rongga perut
8. Biasanya pasien jatuh dalam shock
9. Kalau ruptura sudah lama terjadi maka seluruh perut nyei dan
gembung
10. Adanya kencing berdarah dapat membantu kita menentukan diagnosa
kalau gejala-gejala kurang jelas
 Etiologi
1. Parut uterus (SC, Miometrium, reaksi kornua, abortus sebelumnya)
2. Trauma
3. Kelahiran operatif (versi, ekstraksi bokong, forsep)
4. Perangsangan oksitosin yang berlebihan
5. Kecelakaan mobil
6. Ruptura spontan uterus yang tidak berpaut (kontraksi uterus persisten
pada kasus obstruksi pelvis)
7. Disproporsi chepalo pelvic
8. Malperentasi janin
9. Anomali janin (hidrosefalus)
10. Multiparitas tanpa penyebab lain
11. Lelomioma uteri
12. Faktor-faktor lain
13. Placenta akreta atau perkreta
14. Kehamilan kornua
15. Penyakit trofoblasik invasif
 Penanganan Ruptura Uteri
1. Mengatasi syok
2. Perbaiki KU penderita dengan pemberian infus dan
sebagaimana
3. Kardiotonika, antibiotika dan sebagainya
4. Jika sudah mulai membaik lakukan laparatomi dengan
tindakan jenis operasi
5. Histerektomi (total dan subtotal)
6. Histerorafia (tepi luka di eksidir → dijahit)
7. Konservatif (dengan temporade dan antibiotaka yang
cukup
GANGGUAN TRAKTUS URINARIA

 Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ


organ dan struktur struktur yang menyalurkan urin dari ginjal
ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen
plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi
semua zat sisa metabolisme.
 Organ pada Traktus Urinaria
1. Ginjal
2. Ureter
3. Vesica Urinaria
4. Urethra
 Infeksi pada Traktus Urinarius
Infeksi adalah masuknya kuman atau bibit penyakit ke
dalam tubuh. Infeksi traktus urinarius adalah infeksi dimana
pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme dalam
jumlah > normal Epidemiologi : Infeksi traktus urinarius
akut sangat sering terjadi minimal melibatkan 15 % dari
semua wanita pada suatu waktu dalm hidupnya.
 Etiologi
Eschericia coli menyebabkan 90% infeksi akut,selain itu
Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Serratia dan Pseudomonas
bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksi tanpa
komplikasi.Penyebab lain adalah terlalu lama menahan
kencing, kurang minum, penggunaan toilet umum yang tidak
bersih, kebiasaan cebok yang salah dan katerisasi.
KELAINAN UTERUS

 Kelainan pada uterus Masa post partum (nifas)


adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya
alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yg
berlangsung sampai sekitar 40 hari (KBBI, 1990).
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah
partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat
kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu.
Macam-macam keliainan uterus

 Sub Involusio
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti
pola normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan
sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus
terhambat.
 Penyebab
1. Terjadi infeksi pada endometrium
2. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
3. Terdapat bekuan darah
4. Mioma uteri
Tanda Dan Gejala

a) Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 6 minggu


postpartum.

b) Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang


diperkirakan/penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.

c) Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra kebentuk serosa,lalu
kebentuk kochia alba

d) Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih
dari 2 minggu postpartum. Lochia bisa lebih banyak dari pada yang diperkirakan.
Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi. Pucat,pusing,dan
tekanan darah rendah. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyk
( > 500 ml ) Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
Terapi
 Pemberian Antibiotika
 Pemberian Uterotonika
 Pemberian Tansfusi
 Dilakukan kerokan bila disebabkan karena
tertinggalnya sisa-sisa plasenta
Erosi Serviks Postpartum
 Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses
peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim).
 Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks
adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan
epitel squamous dari serviks.Jaringan yang normal
pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan
oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari
kanalis serviks.
Penyebab Erosi Serviks

1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons


terhadap sirkulasi
2. estrogen dalam tubuh.
erosi serviks sangat umum ditemukan dalam
kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi
serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal
selama kehamilan, biasanya
saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh se
rviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan
setelah melahirkan.
3. Infeksi : teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi
serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan
bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi
erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur
sehingga mudah terserang infeksi.
4. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan
kontrasepsi kimiadapat mengubah level keasaman
vagina dan sebabkan erosi serviks.Erosi serviks juga
dapat disebabkan karena trauma (hubungan
seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau
terkena speculum)
Gejala Erosi Serviks
1. Mayoritas tanpa gejala
2. Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan
dengan siklusmenstruasi) yang terjadi :· Setelah
berhubungan seksual (poscoital) Diantara siklus menstruasi·
Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan,
dapat berbau jika disertai infeksi vagina
3. Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi
serviks meningkat
4. secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak
seldarah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan
mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan
sperma. Hal ini dapatmenyebabkan terjadinya infertilitas
pada wanita.
Penanganan

1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.


2. Melakukan penatalaksanaan pemberian
obat.Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh bakteri/streptokokus
pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan
jaringanlunak.Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk
mengobati keputihanMefinal 3 x 1 berfungsi
untuk menghilangkan rasa sakit.
Prolaps Uteri

 Prolaps dapat didefinisikan sebagai reposisi abnormal


darisebagian/seluruh organ tubuh dari struktur
anatominya (Powell, 2008), dimana organ tersebut
normalnya secara anatomis berada di dalam
ronggatubuh kemudian keluar, menonjol/menggantung.
 Penyebab dari prolapsus uteri adalah atoni uteri pasca
melahirkandisertai kontraksi dinding perut yang kuat,
mendorong dinding uterusmembalik ke luar, sedang
serviks masih dalam keadaan terbuka lebaratau
ligamentum lata uteri kendor.
SUBINVOLUSI UTERUS

 Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk


mengikuti pola normal involusi/proses involusi
rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga
proses pengecilan uterus terhambat.
 Faktor predisposisi
1. Status gizi ibu nifas buruk ( kurang gizi)
2. Ibu tidak menyusui bayinya
3. Kurang mobilisasi
4. Usia
5. Parietas
6. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
7. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus
sehingga proses involusi uterus tidak berjalan
dengan normal atau terlambat
8. Terjadi infeksi pada endometrium
9. Inflamasi
10. Mioma uteri
Gejala
1. Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen atau pelvis
dari yang diperkirakan atau penurunan fundus uteri lambat dan
tonus uterus lembek.
2. Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke
bentuk serosa, lalu kebentuk kochia alba.
3. Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari
postpartum atau lebih dari 2 minggu pasca nifas
4. Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
5. Leukore dan lochia berbau menyengat, bisa terjadi jika ada infeksi
6. Pucat,pusing, dan tekanan darah rendah
7. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak
(>500 ml)
8. Nadi lemah, gelisah, letih, ektrimitas dingin
Penanganan
 Pemberian antibiotik
 Pemberian uterotonika
a. Oksitosin
b. Metilergonovin maleat
c. Pemberian tansfusi
d. Dilakukan kerokan bila disebabkan karena
tertinggalnya sisa-sisa plasenta
Komplikasi Subinvolusi Uterus

Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun


sehingga pembuluh darah yang lebar tidak menutup
sempurna, sehingga perdarahan terjadi terus
menerus.Perdarahan postpartum (PPH) merupakan
perdarahan vagina yang lebih dari 24 jam setelah
melahirkan. Penyebab utama adalah subinvolusi
uterus.Yakni kondisi dimana uterus tidak dapat berkontraksi
dan kembali kebentuk awal. Ketika miometrium kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi, pembuluh rahim mungkin
berdarah secara luas dan menyajikansituasi yang
mengancam jiwa mengharuskan histerektomi.
pendarahan nifas sekunder

 perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari


500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir,
termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
 perdarahan post partum di klasifikasikan menjadi 2,

yaitu:
1. early postpartum : terjadi 24 jam pertama setelah
bayi lahir
2. late postpartum : terjadi lebih dari 24 jam pertama
setelah bayi lahir
 tiga hal yang ahrus diperhatikan dalam menolong
persalinan dengan komplikasi perdarahan
postpartum:
a. menghentikan perdarahan
b. mencegah timbulnya syok
c. mengganti darah yang hilang
Etiologi perdarahan post partum

 penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan


yaitu:
1 penyebaba perdarahan paska persalinan dini:
a. perlukan jalan lahir: ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan
perinuem, luka episitomi.
b. perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena: atonia
uteri, retensi plasenta, inversio uteri.
c. gangguan mekanisme pembukaan darah
2. penybab perdarahan pasca persalinan terlambat biasanya
disebabkan oleh sisah plasenta atw bekuan darah, infeksi akibat
retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub
infosi uterus
Tanda &Gejala
 1. uterus tidak berkontraksi dan lembek
 2. perdaraha segera setela bayi lahir
 3. syok
 4. bekuan darah pada serviks atau pada posisi terlentang akan menghambat aliran
daearah keluar
 5. Atonia uteri
 6. darah segar mengalir setelah anak lahir
 7. uterus berkontraksi dan keras
 8. plasenta lengkap
 9. pucat
 10. lemah
 11. menggigil
 12. robekan jalan lahir
 13. plasenta belum lahir setelah 30 menit
 14. perdaraha segera, uterus berkontraksi dan keras
 15. tali pusat putus
 16. unversi uteri
 17. perdarahan lanjutan
 18. retensio plasenta
 19. plasenta atau sebagaian sela[ut tidak lengkap
 20. perdarahan segara
 21. uterus berkontaksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang
 22. tertinggalnya sebagian plasenta
 23. uteus tidak teraba
 24. lumen vagina terisi massa
 25. neorogenik syok, pucat dan limbung
 26. inversio uteri
Erosi Serviks Post Partum

 Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses


peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim).
Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-
kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat
kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh
infeksi.
Penyebab Erosi Serviks

 Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap


sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a) Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam
kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat
menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya
saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi
akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih
umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan
level estrogen yang tinggi.
c). Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi
wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena
respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy
(HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh
berupa pil, krim , dll.
2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks
mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi
tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih
mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah
terserang infeksi.
3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan
kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina
dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat
disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan
tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum).
Gejala Erosi Serviks

(1) Mayoritas tanpa gejala


(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak
berhubungan dengan siklus menstruasi) yang
terjadi:
 · Setelah berhubungan seksual (poscoital)

 · Diantara siklus menstruasi

 · Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih /

kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi


vagina
Penanganan Erosi Serviks

1. Pemberian obat-obatan
2. Operasi
RELAKSASI SALURAN KELUAR VAGINA DAN PROLAPSUS UTERI

 Prolapsus uetri adalah pengeseran letak ueterus kebawah sehinga


serviks berada dalam orifisium vagina (prolaps derajat 1), serviks
berada diluar orifisium (prolaps derajat 2), atau seluruh uterus berada
diluar orifisium (Wiknjosastro 2005).
 PENYEBAB PROLAPSUS UTERI
Prolaps uteri terjadi karena kelemahan otot ligamen endopelvik,
terutama ligamentum transversal dapat dilihat pada nulipara dimana
terjadi elongatio colli disertai prolapsus uteri. Faktor penyebab lain
yang sering adalah melahirkan dan monopause. Persalinan lama yang
sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina
bawah pada kala dua, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi
otot-otot panggul yang tidak baik. Pada monopause, hormon ekstrogen
telah berkurang (Hipoekstrogen) sehingga otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah (Prawirohardjo 2009).
GEJALA PROLAPSUS UTERI

1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal


atau menonjol digenetalia eksterna.
2. Rasa sakit dipinggul dan pinggang (Backache).
Biasanya jika penderita berbaring, keluhan
menghilang atau berkurang.
PENANGANAN PROLAPSUS UTERI

1. Latihan-latihan otot dasar panggul


2. Stimulasi otot dengan alat listrik
3. Pengobatan dengan pesarium
TERIMAKASI 
Any Question???

Anda mungkin juga menyukai