Anda di halaman 1dari 28

“LAPORAN PENDAHULUAN, SOP, SAP & LEAFLET

PASIEN DENGAN HEPATITIS”

Disusun Oleh :

Kelompok 6
TK : 2-C

- Ilham Hamdhani
- Indra Kurniawan
- Wahyudin
- Yayang Irsal Fauzi S

Program Studi Diii Keperawatan


Fakultas Kesehatan
Bhakti Kencana University
TA.2020
A. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh salah satu dari lima
agen virusyang berbeda, hepatitis dapat ringan dan dapat disembuhkan
sampai kronis dan vatal(Carpenito L. J, 1996 page 1332).
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus.
Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan
hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), delta hepatitis
(HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G.

B. Etiologi Hepatitis
Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:
1) Obat-obatan, bahan kimia, dan racun. Menyebabkan toksik untuk hati,
sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2) Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3) Infeksi virus.
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda
yang memiliki ukuran 42 nm, Ditularkan melalui darah atau produk
darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh
hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan,
Masa inkubasi 40 – 180 hari dengan rata- rata 75 hari, Faktor resiko
bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan
terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis, para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau
diantara mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.

C. Faktor risiko hepatitis


1) Perilaku yang berisiko
a. Berbagi jarum suntik (medis/narkoba) dengan orang lain bisa
membuat Anda terpapar darah yang terinfeksi.
b. Menderita HIV. Jika Anda terinfeksi HIV lewat berbagi jarum suntik
(medis/narkoba), menerima transfusi darah yang terkontaminasi,
atau berhubungan seks tanpa kondom, risiko Anda untuk terkena
hepatitis juga meningkat. Namun, paparan terhadap cairan tubuhlah
yang membuat Anda berisiko, dan bukannya status HIV Anda.
c. Tato, tindik tubuh, dan paparan jarum lainnya. Jika Anda berniat
membuat tato, tindik tubuh, atau bahkan akupuntur yang tidak
menggunakan jarum baru untuk setiap klien, risiko Anda untuk
terkena hepatitis dan infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah
seperti HIV akan meningkat secara signifikan.
d. Seks tanpa kondom (baik vaginal, anal dan oral). Meskipun hepatitis
A dan E paling sering ditularkan melalui konsumsi makanan dan air
yang terkontaminasi, kontak seksual oral-anal juga bisa menularkan
virus hepatitis.

2) Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol


Obat tertentu bisa menyebabkan kerusakan hati parah jika Anda
menggunakannya tak sesuai aturan, contohnya paracetamol
(acetaminophen). Obat-obatan lainnya juga bisa memicu hepatitis,
seperti methotrexate (Trexall, Rheumatrex), yang digunakan untuk
mengobati rheumatoid arthritis dan psoriasis. Selain obat-obatan,
konsumsi alkohol jangka panjang juga dapat menyebabkan hepatitis.
Orang yang paling berisiko adalah mereka yang minum sampai 100
gram alkohol setiap hari, dan rutin mengonsumsi sekitar 10 minuman
beralkohol atau lebih dalam sehari,selama beberapa tahun.

3) Kondisi tempat tinggal dan tempat kerja


Kondisi tempat tinggal dan lingkungan kerja Anda bisa menjadi faktor
risiko hepatitis, jika:
 Anda bekerja dengan anak-anak. Ini karena setelah mengganti
popok, Anda bisa lupa untuk mencuci tangan, dan bisa terpapar
barang-barang yang terkontaminasi yang telah disentuh anak
sebelumnya, seperti camilan, mainan, dan permukaan lainnya jika
mereka lupa cuci tangan setelah buang air.
 Anda merawat dan tinggal bersama seseorang yang menderita
hepatitis. Virus hepatitis bisa menular dari barang-barang pribadi
yang digunakan bersama, seperti sikat gigi, alat cukur, atau bahkan
pemotong kuku yang mungkin telah terinfeksi darah dalam jumlah
kecil.
 Anda merupakan petugas layanan kesehatan (dokter, suster, perawat,
atau bidan). Anda berisiko tinggi terhadap paparan darah pasien dan
peralatan kesehatan yang terkontaminasi, misalnya jarum.

4) Kontaminasi air dan makanan


Kebanyakan kasus hepatitis A dan E ditularkan lewat konsumsi air atau
makanan yang terkontaminasi feses terinfeksi virus. Termasuk juga
mengonsumsi buah dan sayuran segar yang mungkin dicuci dengan air
yang terkontaminasi, dan makanan atau minuman yang mungkin diolah
dengan air tersebut.

5) Faktor risiko hepatitis lainnya


Cara lain untuk terkena hepatitis meliputi:
a. Transfusi darah
b. Terapi penekanan sistem kekebalan tubuh (hepatitis autoimun) atau
kemoterapi
c. Penularan dari ibu ke anak saat persalinan

D. Klasifikasi Hepatitis
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014),
klasifikasi Hepatitis di bagi menjadi 5 diantaranya adalah :
a. Hepatitis A
Penyebab adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di
beberapa negara berkembang. Hepatitis A berisifat akut, penularannya
melalui fekal oral. Sumber penularannya umumnya terjadi karena
pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang
tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah. Gejala
bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan
muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan
hati. Pencegahan dan pengobatan menjaga keseimbangan nutrisi dan
kebersihan lingkungan.

b. Hepatitis B
Etiologi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasi 60-
90 hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan)
dan 5% intra uterine. Penularan horizontal melalui transfusi darah,
jarum suntik tercemar, pisau cukur, tattoo, transplantasi organ. Gejala
tidak khas seperti lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri
abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh.
Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT
meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.

c. Hepatitis C
Penyebab Hepatitis C adalah sirosis dan kanker hati, etiologi virus
Hepatitis C termasuk golongan virus RNA, masa inkubasi 2-24 minggu.
Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh, penularan masa
perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik, transplantasi organ,
hubungan seks dapat menularakan tetapi sangat kecil. Kronisitasinya
80% penderita akan menjadi kronik.

d. Hepatis D
Virus Hepatitis D jarang ditemukan tapi paling berbahaya, Hepatitis D
disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk
berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah
terinfeksi virus Hepatitis B.
e. Hepatitis E
Hepatitis E dikenal sebagai Hepatitis Non A – Non B, etiologi virus
Hepatitis E termasuk virus RNA.Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan
melalui fokal oral, dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada
penderita yang terinfeksi. Belum ada dilakukan pengobatan antivirus,
pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama
kebersihan makanan dan minuman.

E. Patofisiologi / Pathway Hepatitis


F. Manifestasi Klinis
a. Malaise, anoreksia, mual dan muntah
b. Gejala flu, faringitis, abtuk, coryza, fotophobia, sakit kepala dan
mialgia
c. Demam ditemukan pada infeksi HAV
d. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
e. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
f. Nyeri tekan pada hati
g. Splenomegali ringan
h. Limfadenopati

G. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah:
a. Fibrosis
Tahap pertama dari kerusakan hati adalah fibrosis, dimana terjadi
pengerasan jaringan hati (kerusakan jaringan). Setelah sekian lama,
fibrosis akan berubah menjadi sirosis. Bisa diperlukan waktu hingga
20 sampai 30 tahun bagi fibrosis untuk berkembang menjadi sirosis.
Jaringan yang rusak menghalangi aliran darah ke hati.
b. Sirosis
Peradangan hati yang terjadi akibat infeksi virus hepatitis bisa
menyebabkan luka yang merusak fungsi hati secara jangka panjang.
Sirosis yang ditandai dengan munculnya luka pada hati menyebabkan
hati tidak lagi berfungsi secara normal.
c. Kanker hati
Penderita sirosis yang disebabkan oleh hepatitis memiliki peluang
lebih tinggu untuk terkena kanker hati. Ketika kanker berkembang ia
akan menyebabkan gangguan pada fungsi hati sehingga memunculkan
berbagai gejala berat.Selain itu, hepatitis C juga meningkatkan risiko
kanker hati. Dokter bisa menganjurkan tes USG hati setiap 6 sampai
12 bulan. Tes ini akan menunjukkan jika ada tumor yang mulai
terbentuk. Semakin cepat ditemukan, kanker hati semakin mungkin
untuk diobati. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan
melalui operasi pengangkatan sel kanker dan bagian hati yang rusak
ataupun melakukan transplantasi hati.

H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Penatalaksanaan Medis
Obat-obatan yang paling umum dalam pengobatan hepatitis meliputi:
1) Interferon
2) Obat antivitus protease inhibitor
3) Obat antivitus analog nukleosida
4) Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat

1) Interferon
Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon
mengurangi efek samping dan memungkinkan obat tetap berada di
tubuh untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan obat
lainnya. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan
infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh
melawan HCV untuk mencegah komplikasi. Interferon meliputi:
 Injeksi peginterferon alfa-2a (Pegasys)
 Injeksi peginterferon alfa-2b (PegIntron, Sylatron)
 Injeksi interferon alfa-2b (Intron A)

2) Obat antivirus protease inhibitor


Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus
dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa
digunakan secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus
protease inhibitor adalah:
 Telaprevir (Incivek)
 Boceprevir (Victrelis)
 Paritaprevir (ini adalah protease inhibitor tetapi hanya
tersedia dalam Viekira Pak, sebagai bagian dari kombinasi
yang digunakan untuk mengobati infeksi HCV)

3) Obat-obatan antivirus analog nukleosida


Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk
mencegah pembentukan virus baru. Obat ini juga digunakan dalam
kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat
yang paling umum dari jenis ini adalah ribavirin (Copegus,
Moderiba, Rebetol, Ribasphere, RibasphereRibaPak, Virazole).
Waspadalah karena ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir pada
bayi baru lahir jika digunakan oleh ibu hamil dan menekan
pertumbuhan pada anak-anak. Risiko ini bisa dialihkan dari pria
kepada pasangan wanitanya dalam pembuahan.

4) Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat


Polymerase inhibitor mencegah perkembangan penyakit hepatitis
dengan menghentikan produksi virus. Pengobatan ini termasuk
polymerase inhibitor sovaldi (Sofosbuvir). Obat ini terkadang
digunakan dalam kombinasi dengan ribavirin sampai selama 24
minggu. Dokter juga bisa menggunakan kombinasi ledipasvir dan
sofosbuvir (Harvoni) untuk mengobati penyakit ini. Obat-obatan
ini harus digunakan dengan makanan dan tidak boleh ditumbuk.

b. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Perawatan Suportif
1) Pada periode akut dan dalam keadaan lemah diharuskan
cukup istirahat. Aktivitas fisik yang berlebihan dan
berkepanjangan harus dihindari.
2) Manajemen khusus untuk hati dapat dapat diberikan sistem
dukungan untuk mempertahankan fungsi fisiologi seperti
hemodialisis, transfusi tukar, extracorporeal liver perfusion,
dan charcoal hemoperfusion.
3) Rawat jalan pasien, kecuali pasien dengan mual atau
anoreksia berat yang akan menyebabkan dehidrasi sebaiknya
diinfus. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu :
 Tetap tenang, kurangi aktivitas dan banyak istirahat di
rumah
 Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi
 Hindari minum obat yang dapat melukai hati seperti
asetaminofen dan obat yang mengandung asetaminofen
 Hindari minum minuman beralkohol
 Hindari olahraga yang berat sampai gejala-gejala membaik

b) Dietetik
1) Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak
untuk pasien yang dengan anoreksia dan nausea.
2) Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang
adekuat. Bila diperlukan dilakukan pemberian cairan dan
elektrolit intravena.
3) Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati,
konsumsi alkohol, makan-makanan yang dapat menimbul-
kan gangguan pencernaan, seperti makanan yang berlemak.

I. Pengkajian Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal masuk RS.
b) Identitas Penanggung Jawab
Pada identitas penanggung jawab berisi nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, serta hubungan dengan pasien.
c) Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Pada pasien hepatitis biasanya mengeluh nyeri, perut kembung,
diare dan nafsu makan menurun.
 Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit hepatitis,
apakah tidak pernah, apakah menderita penyakit lain.
 Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya penyakit pada pasien hepatitis adalah nyeri perut
bagian atas, perut kembung, nafsu makan menurun dan diare.
 Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita
hepatitis atau sakit lain.

Pengkajian data dasar menurut Doengoes, 2002.


a) Aktifitas
Kelemahan, kelelahan, dan malaise.
b) Sirkulasi
Bradikardi hiperbiliruninemia berat, ikterik pada sclera, kulit, dan
membran mukosa.
c) Eliminasi
urine gelap dan diare/konstipasi, feses warna tanah liat.
d) Makanan dan cairan
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan
oedem dan asietas.
e) Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, alergi, letargi dan
asteriksis.
f) Nyeri atau kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, mialgia, artralgia,
sakit kepala dan gatal
g) Keamanan
Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran nodul
servikal posterior.
h) Seksualitas
Pola hidup atau perilaku meningkat resiko terpajan
i) Urinalisa
Peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

2) Pemeriksaan Fisik
Pada pasien hepatitis difokuskan pada bagian yang terganggu:
a) Mata
Inspeksi : Lihat perubahan sklera icterus
b) Kulit
Inspeksi : Lihat perubahan kulit icterus
c) Abdomen
Inspeksi : Apakah ada perubahan warna kulit dan luka
Auskultasi : Untuk mengetahui peristaltik usus
Palpasi : Apakah ada pembesaran hati, nyeri tekan dan massa
Perkusi : Apakah ada kelainan suara pada organ dalam

J. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS : Anoreksia, mual Ketidakseimbangan
1. Klien mengatakan mual muntah, gangguan nutrisi kurang dari
2. Klien mengatakan muntah absorbsi dan kebutuhan tubuh
3. Klien mengatakan nafsu metabolisme
makan menurun pencernaan makanan,
4. Klien mengatakan setelah dan perasaan tidak
makan perut terasa tidak nyaman dikuadran
enak kanan atas.
DO :
1. BB menurun
2. Klien tampak tidak nafsu
makan
3. Klien tampak mual dan
muntah
4. Klien tampak lemas
2. DS: Invasi agent dalam Hipertermi
1. Klien mengatakan demam sirkuklasi darah
sekunder terhadap
DO : inflamasi hepar
1. T = >38ºC
2. Kulit teraba hangat/panas
3. DS: Pembengkakaan hepar Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri yang mengalami
perut inflamasi hati
2. Klien mengatakan perut
terasa kram
3. - P = Klien mengatakan
perutnya sakit terasa
nyeri
- Q = Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk
- tusuk
- R = Klien mengatakan
nyeri dirasakan
disekitar perut saja
- S = Klien mengatakan
skala nyeri 7 (1-10)
- T = Klien mengatakan
nyeri hilang timbul /
menetap
DO :
1. Klien tampak meringis
2. Nyeri tekan abdomen
kuadrant kanan atas
4. DS : Kehilangan cairan aktif Kekurangan
1. Klien mengatakan mual, volume cairan
muntah
2. Klien mengatakan diare
3. Klien mengatakan demam

DO :
1. Turgor kulit lambat
2. Suhu tubuh meningkat
3. Klien tampak lemas
4. Klien tampak mual muntah
5. Mukosa mulut kering
5. DS : Kelemahan umum, Intoleransi aktivitas
1. Klien mengatakan lemas ketidakseimbangan
2. Klien mengatakan cepat antara suplai dan
kelelahan saat aktivitas kebutuhan oksigen
DO :
1. Klien tampak lemah
2. Aktifitas klien dibantu
keluarga

K. Diagmosa Keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, dan perasaan tidak nyaman dikuadran kanan
atas.
2) Hipertermi b.d Invasi agent dalam sirkuklasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
3) Nyeri akut b.d pembengkakaan hepar yang mengalami inflamasi hati
4) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
5) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen

L. Rencana Asuhan Keperawatan


1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, dan perasaan tidak nyaman dikuadran kanan
atas.
Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi adekuat, tidak ada tanda malnutrisi,
mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan
atau dibutuhkan, adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan, BB
ideal.
Intervensi
a) Kaji penyebab mual pasien
Rasional : Agar dapat dilakukan intervensi yang tepat.
b) Anjurkan makan sedikit tapi sering
Rasional : Untuk meningkatkan intek adekuat
c) Anjurkan makan makanan selagi hangat
Rasional : Makanan hangat dapat mengurangi rasa mual
d) Monitor IMT
Rasional : Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi dengan menghitung
ideal tubuh
e) Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam penentuan terapi
dan diit
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan sesuai indikasi.

2) Hipertermi b.d Invasi agent dalam sirkuklasi darah sekunder terhadap


inflamasi hepar
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu.
Intervensi :
a) Monitor tanda vital : suhu badan.
Rasional : sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi.
b) Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
Rasional : dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi
yang memicu timbulnya dehidrasi.
c) Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahan linen tempat tidur
sesuai indikasi.
Rasional : suhu ruangan harus diubah untuk mempertahan kan
sushu mendekati normal
d) Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
Rasional : menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga
terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat
untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan.
e) Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
Rasional : kondisi kulit yang mengalami lembab memicu
timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi
kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
f) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik.
Rasional : gunakan untuk mengurangi demam atau panas.

3) Nyeri akut b.d pembengkakaan hepar yang mengalami inflamasi


hati Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol.
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
berkurang, skala nyeri menurun. Tekanan darah :100/80, Suhu :36, 5
cc Nadi : 80 x / menit, Respiratori Rate: 20 x/ menit
a) Monitor TTV
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
b) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala, kualitas,
intensitas nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan
pasien
d) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi).
Rasional : Agar pasien dapat menerapkan tekhnik nonfarmakologi
dalam memanagement nyeri yang dirasakan.
e) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri pasien

4) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif


Tujuan : tidak mengalami kekurangan volume ccairan
Kriteria Hasil : Tugor kulit baik, membran mukosa lembab
Intervensi
a) Pertahankan pendataan mengenai intake dan output cairan
Rasional : mewaspadai adanya intake dan output cairan yang
tidak seimbang
b) Monitor status hidrasi pasien (misalnya, kelembaban membran
mukosa)
Rasional : status hidrasi yang menurun dapat menimbulkan
dehidrasi
c) Monitor hasil laboratorium yang relevan mengenai adanya retensi
cairan (misalnya, peningkatan osmolalitas urine)
Rasional : mewaspadai adanya retensi cairan yang mungkin
dialami pasien
d) Monitor TTV
Rasional : mengetahui keadaan umum klien
e) Berikan intravena secara tepat
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan klien
5) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : pasien dapat toleransi dalam aktifitas
Kriteria Hasil : TTV normal, mampu melakukan ADLs secara mandiri
Intervensi
a. Monitor TTV
Rasional : Untuk melihat respon tubuh secara biologis setelah
melakukan aktivitas
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
Rasional : Mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien
Rasional : Keluarga merupakan orang terdekat klien
d. Bantu aktivitas klien bila perlu
Rasional : Mengurangi keletihan klien
e. Istirahat yang cukup
Rasional : Untuk mencegah agar tidak terjadinya kelelahan /
kelemahan yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Doenges, M E dkk (2002) . Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien . Jakarta : EGC.

Dewi, amara. “Lp Hepatitis” https://www.academia.edu/12223054/Lp_hepatitis


diakses pada tanggal 12 Oktober 2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
Teknik Relaksasi Nafas Dalam

A. Pengertian
Tekhnik relaksasi nafas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi
rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri akut.
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dalam Andarmoyo (2013) relaksasi nafas
dalam adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap efek
nyeri yang dirasakan.
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi:
1. Posisikan pasien dengan tepat.
2. Pikiran beristirahat.
3. Lingkungan yang tenang

B. Tujuan
Tekhnik relaksasi nafas dalam dapat menggurangi atau menghilang-kan rasa
nyeri

C. Indikasi
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri ringan sampai sedang

D. Prosedur pelaksanaan :
1) Pra Interaksi
 Menyiapkan diri
2) Tahap Orientasi
 Memberikan salam teraupetik
 Validasi kondisi pasien
 Menjaga privasi pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
 Kontrak waktu pelaksanaan 10-15 menit
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang
kurang jelas
3) Tahap Kerja
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Atur posisi pasien senyaman mungkin
 Anjurkan pasien menutup mata pada saat latihan
 Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam melalui hidung sehingga
rongga paru berisi udara, hitungan 1,2,3. Pusatkan pada area yang
terasa nyeri.
 Intruksikan pasien secara perlahan untuk menghembuskan udara
melalui mulut dan rasakan peregangan pada setiap bagian anggota
tubuh.
 Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa
saat (1-2 menit)
 Instruksikan pasien untuk nafas dalam melalui hidung dan
hembuskan melalui mulut secara perlahan seperti tadi dan rasakan
saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu-paru
kemudian udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
 Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada area yang nyeri
 Anjurkan untuk mengulangi beberapa kali sampai nyeri terasa
berkurang
4) Tahap Terminasi
 Evaluasi hasil kegiatan dengan menanyakan perasaan pasien setelah
latihan tekhnik relaksasi nafas dalam
 Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
 Akhri kegiatan dengan salam

E. Dokumentasi
1) Catat waktu pelaksanaan
2) Catat hasil respon pasien setelah latihan tekhnik relaksasi nafas dalam
3) Paraf keluarga dan perawat
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

a) Pokok Bahasan : Penyuluhan kesehatan hepatitis


b) Hari/tanggal/Waktu : Jum’at / 6 November 2020 / 45 menit
c) Tempat : RS. Guntur Garut
d) Sasaran : Pasien dan Keluarga

e) Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang hepatiitis selama
45 menit, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga
mengenai penyakit hepatitis.

f) Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang penyakit hepatitis diharapkan peserta
dapat:
1) Menjelaskan pengertian hepatitis dengan bahasa yang sederhana
2) Menjelaskan penyebab hepatitis dengan bahasa yang sederhana
3) Menjelaskan tanda dan gejala hepatitis dengan bahasa yang sederhana
4) Menjelaskan komplikasi hepatitis dengan bahasa yang sederhana
5) Menjelaskan penatalaksanaan hepatitis dengan bahasa yang sederhana

g) Materi Penyuluhan
1) Definisi Hepatitis
2) Penyebab hepatitis
3) Tanda dan gejala hepatitis
4) Komplikasi hepatitis
5) Penatalaksanaan hepatitis

h) Metode
Ceramah dan tanya jawab

i) Media
Leaflet dan Lembar balik
j) Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan /waktu Pemberi materi Penyuluhan Peserta Penyuluhan

1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam.


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan
3. Menyampaikan tujuan 3. Menyimak
penyuluhan. 4. Menyetujui
4. Kontrak KBM 5. Menyimak dan
5. Menggali pengetahuan menjawab
peserta tentang hepatitis pertanyaan.

2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Memperhatikan


/Kegiatan inti tentang hepatitis: penjelasan yang
(30 menit) pengertian, penyebab, diberikan
tanda dan gejala, 2. Bertanya tentang
komplikasi, materi yang belum
penatalaksanaan dipahami.
2. Memberi kesempatan 3. Menjawab pertanyaan
kepada keluarga untuk yang diajukan.
bertanya tentang materi 4. Menerima
yang belum dipahami. reinforcement.
3. Menstimulasi peserta 5. Memperhatikan
untuk menjawab penjelasan.
pertanyaan yang
diajukan.
4. Memberikan
reinforcement positif atas
pertisipasi.
5. Menjelaskan kembali
materi yang belum
dipahami.

3. Penutup / 1. Menjawab
1. Mengajukan beberapa
Evaluasi dan pertanyaan secara lisan pertanyaan.
terminasi untuk mengevaluasi 2. Memperhatikan
(10menit) tingkat pemahaman 3. Menjawab salam.
peserta tentang materi
hepatitis
2. Menyimpulkan materi.
3. Mengucapkan salam.

k) Evaluasi
1) Tes Lisan
Mahasiswa mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada
pasien dan keluarga tentang materi penyuluhan yang telah diberikan.
Bila pasien dan keluarga menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan,
maka penyuluhan dikatakan berhasil.

Pertanyaan :

1) Apa yang dimaksud dengan hepatitis ? (20)


2) Apakah penyebab dari hepatitis ? (20)
3) Apa saja tanda dan gejala dari hepatitis ? (20)
4) Apa saja komplikasi hepatitis ? (20)
5) Bagaimana penatalaksanaan hepatitis ? (20)

l) Hasil

1. Struktural
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di RS. Guntur Garut
c. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya

2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
acara berakhir
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
3. Hasil
1) 60 % Peserta mampu menjawab pengertian dari hepatitis secara
sederhana
2) 60% Peserta mampu menjawab penyebab dari hepatitis secara
sederhana
3) 60 % Peserta mampu menjawab tanda dan gejala dari hepatitis secara
sederhana
4) 60 % Peserta mampu menjawab komplikasi dari hepatitis secara
sederhana
5) 60% Peserta mampu menjawab penatalaksanaan hepatitis secara
sederhana
Lampiran Materi
1) Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).

2) Penyebab Hepatitis
 Obat-obatan, bahan kimia, dan racun
 Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
 Infeksi virus.
 Pemakaian jarum suntik bersama-sama.

3) Tanda dan gejala hepatitis


 Malaise, anoreksia, mual dan muntah
 Gejala flu, faringitis, abtuk, coryza, fotophobia, sakit kepala dan
mialgia
 Demam ditemukan pada infeksi HAV
 Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
 Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
 Nyeri tekan pada kuadran kanan atas
 Splenomegali ringan
 Limfadenopati

4) Komplikasi hepatitis
a. Fibrosis
b. Sirosis
c. Kanker hati

5) Penatalaksanaan hepatitis
a. Penatalaksanaan Medis
Obat-obatan yang paling umum dalam pengobatan hepatitis meliputi:
1) Interferon
2) Obat antivitus protease inhibitor
3) Obat antivitus analog nukleosida
4) Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat
BHAKTI
KENCANA
UNIVERSITY

CARA
APAPENCEGAHAN
ITU HEPATITIS
?
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Kurangi
HEPATITISadalah peradangan aktivitas dan istirahat yang cukup
pada fungsi De
hati yang diakibatkan oleh2)agen
Hindari
yang minum
menjadi minuman beralkohol Mu
penyebab infeksi, Vaksinasi
serta hepatitis
toksin, dan Bobat
3) Diit makanan tinggi protein dan karbohidrat,
termasuk senyawa kimia lainnya. rendah lemak untuk
Na
pasien yang dengan anoreksia dan nausea Kun
4) Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati kul

Ken

Pola makansehat

HEPAT
PENYEBAB HEPATITIS ITIS
Penyebabhepatitisyangpalingsering
ditemukanadalah:

Olahragateratur
Infeksivirus,bakteri,racun,ataupun karena
sistem imun di dalam tubuh sendiri yang
dapat menyeranghati.

Lindungi diri anda dari


HEPATITIS Kelomp TK :
Istirahatyangcukup ok 6 2-C
Ilham Hamdhani
Indra Kurniawan
Wahyudin
Yayang Irsal
CARAPENULARAN

Virus Hepatitis A menyebar melalui vecal oral.


Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat
kebersihan.
Virus Hepatitis B, ditularkan melalui darah atau
produk dara. Penularan biasanya terjadi di antara
para pemakai obatyang

menggunakan
jarumsuntik(baik heteroseksual
maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang
terinfeksi oleh Hepatitis B bisa menularkan virus
kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis
B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B.
VirusHepatitisCmenyebabkanminimal 80% kasus
hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C
paling sering ditularkan melalui pemakai obat
yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang
terjadi penularan melalui hubungan seksual.
Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
penyakit hati.
Virus Hepatitis D, hanya terjadi sebagai rekan
infeksi dari virus Hepatitis B dan virus hepatitis D
menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih
berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus
ini adalah pecandu obat.
VirusHepatitisE,kadangmenyebabkan wabah
yang menyerupai hepatitis A, yang haya terjadi di
negara-negara terbelakang.

Anda mungkin juga menyukai