Anda di halaman 1dari 31

Activity of daily living, basic of

activity daily living, instrumental


of activity daily living, disability,
and life quality of elderly
Pendahuluan
Penurunan produktifitas dari Sekitar 20% dari penduduk dunia
kelompok usia lanjut terjadi karena usia 70 tahun, dan 50% dari
terjadi penurunan fungsi, sehingga penduduk usia 85 tahun lebih
akan menyebabkan kelompok usia Kemandirian pada lansia dinilai dilaporkan mengalami kesulitan
lanjut mengalami penurunan dari kemampuannya untuk dalam aktifitas sehari-hari (ADL)
dalam melaksanakan kegiatan melakukan aktivitas sehari–hari seperti mandi, berpakaian, ke
harian seperti makan, ke kamar (Activities of Daily Living = kamar kecil, kontinen (buang air
mandi, berpakaian, dan lainnya ADL). besar/buang air kecil), makan dan
dalam Activities Daily Living (ADL). perpindahan tempat
Menurut perkiraan Biro
Pusat Statistik (2005) di Peningkatan jumlah
Indonesia termasuk Indonesia terdapat penduduk lansia akan
salah satu negara yang 18.283.107 penduduk
proses penuaan lansia. Jumlah ini akan membawa dampak
Penyakit dapat Meningkatnya umur terhadap sosial
mempengaruhi derajat harapan hidup juga penduduknya tercepat melonjak hingga +33 ekonomi baik dalam
kesehatan lansia yang dapat memberikan di Asia Tenggara. juta orang lansia keluarga, masyarakat,
nantinya akan suatu gambaran Jumlah penduduk atau 12% dari total
lansia penduduk Indonesia. maupun dalam
berdampak pada kesehatan yang pemerintah. Implikasi
perubahan umur merupakan hak dasar di Indonesia, pada Kondisi ini
harapan hidup lansia. tahun 2005 menunjukkan ekonomis yang penting
manusia dan dari peningkatan
Indikator utama tingkat merupakan salah satu mencapai bahwa penduduk lansia
+18,3 juta jiwa dan ini meningkat secara jumlah penduduk
kesehatan masyarakat faktor yang sangat adalah peningkatan
adalah meningkatnya menentukan kualitas akan meningkat konsisten dari waktu ke
sekitar 19,3 juta jiwa waktu, dengan dalam ratio
Umur Harapan Hidup. sumber daya ketergantungan lansia
manusia. (+9%) dari jumlah demikian kelompok
penduduk di tahun lansia dalam struktur (old age ratio
2005–2010 demografi Indonesia dependency).
yaitu 234.139.400 juta semakin melebar.
penduduk. (Nugroho, 2008).
Meskipun lansia secara alamiah mengalami
penurunan dan kemunduran fisik, tetapi tidak Disabilitas menyebabkan lansia tidak dapat
menutup kemungkinan lansia dapat melakukan mencapai tujuan menjadi tua tetap sehat (healthy
aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari– hari ageing) dan menjadi tua yang aktif (active
secara mandiri. Ketersediaan bantuan sepanjang ageing). Selain itu disabilitas tidak hanya
waktu di rumah atau institusi layanan kesehatan memberikan dampak bagi lansia sendiri tetapi
atau rawatan rumah bersifat melindungi juga berdampak pada keluarga, masyarakat dan
kebutuhan lansia untuk tetap tinggal di rumahnya pemerintah, karena jika dilihat dari segi ekonomi
dan mempertahankan kemandiriannya selama akan memberikan beban biaya yang cukup besar.
mungkin.
TINJAUAN TEORI
Konsep Lanjut Usia
Menua (Menjadi tua: aging) adalah
suatu proses menghilangnya
kemampuan secara perlahan–lahan
untuk memperbaiki diri atau mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normal sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi
merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dalam maupun luar
tubuh.
Walaupun demikian memang harus
diakui bahwa ada berbagai
penyakit
yang sering terjadi pada kaum lansia
Empat tahap lansia menurut
WHO:
• 1) Usia pertengahan (Middle Age) =
kelompok usia 45–59 tahun.
2) Lanjut usia (Elderly) = antara 60–74
tahun.
3) Lanjut usia tua (Old) = antara 75–90
tahun.
4)Lansia sangat tua (Very Old) = diatas 90
tahun.
1) Pralansia= seseorang yang berusia
antara 45-59 tahun.
Batasan lansia yang ada di Indonesia
ada 5 (Maryam, 2008), adalah 60 tahun ke atas.
Pernyataan tersebut dipertegas
Klasifikasi pada lansia

2) Lansia = seseorang yang berusia 60 dalam Undang– undang Nomor 13


tahun atau lebih.
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat
3)Lansia resiko tinggi = seseorang
2 adalah seseorang yang telah
yang berusia 70 tahun atau lebih atau mencapai usia 60 tahun ke atas
seseorang yang berusia 60 tahun
atau
lebih dengan masalah kesehatan.
yakni :

4) Lansia Potensial = lansia yang masih


mampu melakukan aktifitas.

5) Lansia tidak potensial = lansia yang


tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain. (Departemen
Kebutuhan Hidup
Lansia
1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan keselamatan dan rasa
• Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang aman
perlu atau penting untuk bertahan hidup. • adalah kebutuhan akan rasa keamanan
Kebutuhan tersebut antara lain oksigen,
cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat dan ketentraman, seperti kebutuhan
tinggal, istirahat, dan seks. akan jaminan hari tua, kebebasan,
kemandirian.
Kebutuhan Hidup
Lansia
3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki 4. Kebutuhan harga diri
• adalah kebutuhan dimana manusia secara • adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui
umum mebutuhkan perasaan bahwa mereka akan keberadaannya. Kebutuhan harga diri
dicintai oleh keluarga mereka dan bahwa berhubungan dengan keinginan terhadap
mereka diterima oleh teman sebaya dan oleh kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetensi,
masyarakat. rasa percaya diri, dan kemerdekaan.
Kebutuhan Hidup
Lansia
5. Kebutuhan aktualisasi diri
• merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki Maslow. Menurut teori,
pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkatan yang lebih rendah,
hal tersebut melalui aktualisasi diri dikatakan bahwa mereka mencapai potensi mereka
yang paling maksimal.
Jika kebutuhan–kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah–
masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan
kemandiriannya.
Kemandirian lanjut usia dapat dilihat dari kemampuan untuk melawan
aktivitas normal sehari-hari (Activity of Daily Living).
Kemandirian lansia tidak hanya diukur dari kemampuan mereka dalam
beradaptasi dan beraktivitas normal sehari–hari, tetapi juga dari kondisi
tubuh ataupun kesehatan lansia. Semakin lemah kondisi kesehatan lansia
semakin berkurang pula tingkat kemampuan mereka dalam beraktivitas.
Activity of Daily
Living
Activity of Daily Living (ADL) adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari. ADL
merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke
toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat . (Hardywinito
& Setiabudi, 2005).

Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002) ADL adalah aktifitas perawatan diri
yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
sehari-hari .

ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang
untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya
dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi
dalam keluarga dan masyarakat (Sugiarto,2005)

ADL merupakan suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan


activity of daily living secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat
mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan
pemilihan intervensi yang tepat (Maryam, 2008).
Activity of Daily Living adalah pengukuran terhadap
aktivitas yang dilakukan rutin oleh manusia setiap
hari.

Aktivitas tersebut antara lain: memasak, berbelanja,


merawat/mengurus rumah, mencuci, mengatur
keuangan, minum obat dan memanfaatkan sarana
transportasi.

Skala ADL terdiri atas skala ADL dasar atau Basic


Activity of Daily Living (BADLs), Instrumental or
Intermediate Activity of Daily Living (IADLs). Skala ADL
dasar mengkaji kemampuan dasar seseorang untuk
merawat dirinya sendiri (self care), dan hanya mewakili
rentang (range) yang sempit dari kinerja
(performance).
MACAM-MACAM
• ADL dasar / ADL Basic of Activity Daily Living, yaitu keterampilan dasar yang
harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan &
minum, toileting, mandi, berhias.
• ADL instrumental / Instrumental of Activity Daily Living, yaitu ADL yang
berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan
sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis,
mengetik, mengelola uang.
• ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan
sekolah.
• ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi
waktu luang.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
ADL
Umur dan status Fungsi Tingka Status
Kogniti t
perkembangan f stress menta
l

Kesehatan Fungsi Ritme Pelayana


fisiologis Psikososia biologi n
l kesehatan
Indeks Katz Indeks Kemandirian Katz Untuk ADL Yang
Berdasarkan Pada Evaluasi Fungsi Mandiri Atau Bergantung Dari
Klien Dalam Hal Makan, Mandi, Toileting, Kontinen (BAB/BAK),
Berpindah Ke Kamar Mandi Dan Berpakaian.

Mandi Berpakaian Toiletting Berpinda Kontine Maka


h n n
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PEMERIKSAAN
AKTIVITAS HARIAN USIA LANJUT
Keuntungan Kerugian
Memfokuskan pertemuan pada apa yang dapat Tidak mencerminkan pertimbangan mengapa suatu
pasien lakukan dan ingin lakukan. aktivitas tidak dilakukan, frekuensi aktivitas,
Menghasilkan data yang konsisten yang performance, atau hubungan pentingnya aktivitas.
dikumpulkan oleh nakes yang sama dari waktu ke
waktu atau oleh nakes yang berbeda yang Mengandung range aktivitas pada orang dewasa
memeriksapasien. yang aktif atau perubahan kecil pada aktivitas.
Menghasilkan data kuantitatif yang dapat Menunjuk ketakutan masyarakat tentang pernyataan
dijadikan dasar dan sebagai rekomendasi terapi defisit fungsional.
pada pasien dan keluarganya.
Peningkatn kualitas diagnosa dan terapi. Tidak menunjukkanbagaimanaorang benarbenar
Menyediakan benchmark untuk keputusan untuk berfungsi di "dunia nyata".
menggunakan atau menahan perawatan. Lebih mengukur fungsi nyata dibandingkan dengan
Data yang dapat ditransfer antara sesama kapasitas performance.
fasilitas kesehatan. Ada kemungkinan kesalahan daya ingat dan
tergantung suasana hati
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN AKTIVITAS
HARIANPemeriksaan rutin yang Ketika status pasien
merupakan bagian berubah, misalnya ketika:
pemeriksaan pada Dirawat dirumah sakit,
kunjungan awal dan dirawat di rumah, atau
lanjutan pada semua pada tempat rehabilitasi
orang berumur 65 tahun dengan penyakit akut.
ke atas.

Pada Usia lanjut dengan


resiko tinggi, misalnya
pada pasien dengan
penyakit Parkinson, jatuh
berulang, artritis lanjut
Disabilita
s
Disabilitas adalah beberapa keterbatasan atau
ketiadaan (hasil dari Impairment) kemampuan Disabilitas pada
untuk melakukan aktivitas secara benar-benar
normal sebagai manusia. Impairment adalah lansia didefinisikan
hilangnya atau ketidak normalan dari struktur sebagai kesulitan
psikologis, fisiologis atau struktur anatomi.
Sedangkan handicaps adalah suatu dalam melakukan
ketidakmampuan seseorang akibat impairment satu atau lebih
dan disabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal aktifitas sehari-
hari.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disabilitas:
1. Faktor risiko
Faktor risiko pada model disabilitas ini adalah faktor predisposisi individu seperti sosial demografi, gaya
hidup, perilaku, kejiwaan, lingkungan fisik dan biologi yang dapat mempengaruhi timbulnya dan
memperberat terjadinya disabilitas. Faktor risiko ini timbul pada saat sebelum atau selama terjadinya
proses disabilitas.
2. Pengaruh dari luar individu
Faktor dari luar individu dapat mempengaruhi berat tidaknya keadaan disabilitas pada individu, yang
termasuk faktor ini adalah pelayanan medis dan rehabilitasi, pengobatan, terapi dan dukungan dari
luar (tersedianya alat bantu khusus, tersedianya perawat pribadi, dll) dan lingkungan fisik dan sosial.
3. Pengaruh dari dalam individu
Yang termasuk dalam faktor ini adalah perubahan gaya hidup dan perilaku akibat dari penyakit yang
diderita, faktor kejiwaan (emosi yang meluap, dukungan dari kelompok, dll), dan faktor aktifitas
(perubahan aktifitas akibat dari penyakit, frekuensi dan lamanya waktu dalam melakukan aktifitas).
Faktor Risiko Yang Signifikan Yang Dapat
Mencegah Terjadinya Kesakitan Dan Disabilitas
Dan Dapat Meningkatkan Kualitas Hidup:

Aktifitas Status
fisik Gizi

Tidak Tidak mengkonsumsi


alkohol berlebih
Merokok

Mengurangi Melakukan interaksi


sosial
stress
Kualitas Hidup
Lansia
Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL), kualitas hidup adalah kondisi
fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari hari, ketergantungan pada
bantuan medis, kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan kelelahan, mobilitas,
aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu perasaan positif, penampilan
dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir, belajar, konsentrasi, mengingat, self esteem
dan kepercayaan individu, hubungan sosial lansia yaitu dukungan sosial, hubungan pribadi, serta
aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan yaitu lingkungan rumah, kebebasan, keselamatan fisik,
aktivitas di lingkungan, kendaraan, keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian
sosial.
Kualitas hidup dipengaruhi oleh tingkat Agar kualitas hidup lansia meningkat,
kemandirian, kondisi fisik dan maka dalam penyesuaian diri dan
psikologis, aktifitas sosial, interaksi penerimaan segala perubahan yang
sosial dan fungsi keluarga. Pada dialami, lansia harus mampu
umumnya lanjut usia mengalami melakukan hal tersebut. Selain itu,
keterbatasan, sehingga kualitas hidup lingkungan yang memahami kebutuhan
pada lanjut usia menjadi mengalami dan kondisi psikologis lansia membuat
penurunan. Keluarga merupakan unit lansia merasa dihargai. Tersedianya
terkecil dari masyarakat sehingga media atau sarana bagi lansia
memiliki peran yang sangat penting membuat lansia dapat
dalam perawatan lanjut usia untuk mengembangkan potensi yang
meningkatkan kualitas hidup lanjut dimiliki
usia
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Lansia

Kondisi Fungsi Aktivitas dan Fungsi


Kondisi Psikologi Kogniti Interaksi Keluarg
fisik s f Sosial a
• Tingkat Kemandirian.
• Keadaan umum.
Pemeriksaan fisik secara
umum pada lansia yakni
meliputi pemeriksaan
Kondisi tingkat kesadaran,
tekanan darah, tanda-
fisik: tanda vital atau TTV,
berat badan, tinggi
badan serta postur tulang
belakang pada lansia.
Kondisi
Psikologis:
• Depresi adalah suatu masa terganggunya fungsi dalam diri manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih serta gejala yang menyertainya, termasuk perubahan pada pola
tidur, perubahan nafsu makan, perubahan psikomotor, sulit berkonsentrasi, merasa tidak
bahagia, sering merasa kelelahan, sering timbul rasa putus asa, merasa tidak berdaya, serta
keinginan bunuh diri.
Depresi pada usia lanjut lebih sulit diseteksi karena:
• Kecemasan serta histeria yang merupakan suatu gejala dari depresi justru sering menutupi
depresinya.
• Masalah sosial sering membuat depresi menjadi rumit.
• Usia lanjut sering menutupi kesepian serta rasa sedih dengan justru lebih aktif dalam
kegiatan di masyarakat
Fungsi
Kognitif
Faktor usia dapat berhubungan dengan
fungsi kognitif. Perubahan yang terjadi
pada otak akibat bertambahnya usia
antara lain fungsi penyimpanan
informasi (storage) hanya mengalami
sedikit perubahan. Sedangkan fungsi
yang mengalami penurunan yang terus
menerus adalah kecepatan belajar,
kecepatan memproses informasi baru
dan kecepatan beraksi terhadap
rangsangan sederhana ataukompleks,
penurunan ini berbeda antar individu
Aktivitas dan Interaksi Sosial

• Aktivitas sosial merupakan salah satu dari aktivitas sehari – hari yang
dilakukan oleh lansia. Lansia yang sukses adalah lansia yang mempunyai
aktivitas sosial di lingkungannya.
• Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas sosial yang
dikemukan oleh Marthuranath pada tahun (2004) dalam Activities of Daily
Living Scale for Elderly People adalah lansia mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya bersama lansia lainnya atau orang-orang terdekat,
menjalankan hobi serta aktif dalam aktivitas kelompok.
• Aktivitas sosial merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan
masyarakat di lingkungan sekitar. Menurut Yuli pada tahun (2014) Teori
aktivitas atau kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa lansia yang selalu
aktif dan mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang sukses.
Kebersamaan (Resolve)
Fungs Kasih Sayang (Affection)
Penilaian kasih sayang yaitu
dengan menilai tingkat
Penilaian kebersamaan yaitu
dengan menilai tingkat
kepuasan anggota keluarga
Keluarg
kepuasan anggota keluarga

i terhadap kasih sayang terhadap kebersamaan dalam


yang terjadi dalam membagi banyak hal dalam
keluarga. keluarga.

a Fungsi keluarga adalah Pertumbuhan (Growth)


sebagai tempat saling Penilaian pertumbuhan yaitu
bertukar antar anggota dengan menilai tingkat
keluarga untuk memenuhi kepuasan anggota keluarga
kebutuhan fisik dan emosional terhadap kebebasan yang
setiap individu. Penilaian diberikan keluarga dalam
terhadap lima fungsi pokok mematangkan kedewasaan
keluarga, yaitu : setiap anggota keluarga.

Adaptasi (Adaptation) Kemitraan (Partnership)


Penilaian adaptasi yaitu Penilaian kemitraan yaitu
dengan menilai tingkat dengan menilai tingkat
kepuasan anggota keluarga kepuasan anggota keluarga
dalam menerima bantuan terhadap komunikasi dan
yang dibutuhkannya dari musyawarah dalam
anggota keluarga yang lain. menyelesaikan suatu
masalah.
Hubungan Antara Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial,
dan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Lansia
Keluarga merupakan kelompok dimana
kelompok ini memiliki peranan yang sangat
penting untuk menyelesaikan masalah
Krause pada tahun (2009) yang terjadi pada anggota keluarga.
menyatakan bahwa adanya Kualitas hidup dipengaruhi oleh status
aktivitas sosial lansia yang ekonomi.
berupa kehadiran pelayanan Kualitas hidup akan buruk jika status ekonomi
keagamaan dan adanya rendah karena menyebabkan hambatan untuk
dukungan emosional kepada memperoleh makanan sehat serta bergizi,
lansia dapat membantu lansia pendidikan yang memadai, tempat tinggal
Menurut (Pradono dkk, 2007) mencari kesejahteraan dan tujuan yang layak, serta pelayanan dalam
menurunnya kondisi dalam hidup. Sebuah penelitian di mengatasi masalah kesehatan yang optimal
kesehatan akan menimbulkan Cina mengenai kualitas hidup akan terganggu. Tingkat pendidikan juga
limitasi aktivitas sehingga pada lanjut usia menyatakan dapat mempengaruhi kualitas hidup, jika
akan menirnbulkan keluhan interaksi lansia serta ikatan dalam tingkat pendidikan rendah maka kualitas
kualitas hidup yang buruk. keluarga sangat mempengaruhi hidup akan buruk karena pengetahuan lansia
kualitas hidup (Gillespie, 2011). tentang kualitas hidup menjadi rendah
(Sutikno, 2007).
KESIMPULAN :
Usia manusia akan terus bertambah seiring bergantinya waktu. Bersamaan dengan meningkatnya usia, beberapa
fungsi vital dalam tubuh ikut mengalami kemunduran. Pendengaran mulai menurun, penglihatan kabur, dan kekuatan
fisiknya pun mulai melemah. Kenyataan itulah yang dialami para lansia. Kemunduran fisik dan menurunnya fungsi organ
dapat menyebabkan lansia menjadi tergantung kepada orang lain.
Meskipun lansia secara alamiah mengalami penurunan dan kemunduran fisik, tetapi tidak menutup 3 kemungkinan
lansia dapat melakukan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari– hari secara mandiri. Ketersediaan bantuan
sepanjang waktu di rumah atau institusi layanan kesehatan atau rawatan rumah bersifat melindungi kebutuhan lansia
untuk tetap tinggal di rumahnya dan mempertahankan kemandiriannya selama mungkin.
Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari–hari (Activities of Daily Living =
ADL). Activity of daily living adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan activity of daily
living secara mandiri, sehingga dapat meminimalkan morbiditas lansia. Salah satu ukuran penting dari morbiditas
adalah kemampuan seseorang dalam melakukan activity of daily living secara mandiri.
Disabilitas menyebabkan lansia tidak dapat mencapai tujuan menjadi tua tetap sehat (healthy ageing) dan menjadi tua
yang aktif (active ageing). Selain itu disabilitas tidak hanya memberikan dampak bagi lansia sendiri tetapi juga
berdampak pada keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena jika dilihat dari segi ekonomi akan memberikan
beban biaya yang cukup besar.
Hubungan antara satu manusia atau lebih dengan manusia lainnya melalui komunikasi mempunyai tujuan dalam
kehidupan di masyarakat dimana terjadi kontak sosial antar-perorangan, antar-kelompok, atau antara kelompok
dengan perorangan yang dapat bersifat primer atau langsung dan sekunder atau tidak langsung. Lanjut usia yang
memiliki penyesuaian diri yang baik seperti dapat berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat sekitar dan
mengikuti kegiatankegiatan yang ada di daerah lanjut usia berada, maka timbal balik dari dukungan sosial itu sendiri
juga akan baik dan apabila penyesuaian diri lanjut usia itu tidak baik dengan kurang berinteraksi dengan tetangga
dan masyarakat sekitar maka dukungan sosial yang di dapatkan lanjut usia tidak baik juga.
Penyesuaian diri sangat berhubungan erat terhadap dukungan sosial sehingga berpengaruh terhadap kehidupan lanjut
usia baik kehidupan sekarang ataupun yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai