Anda di halaman 1dari 12

Penjelasan Perbedaan Antara Hepatitis A, B, C, D dan E | Seputar Hepatitis

yudhi XIII, Kamis, 04 November 2010

Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver


atau hati. Hepatitis adalah penyakit berbahaya karena
menyerang hati, yang merupakan organ penting dengan
ratusan fungsi.

Ada lima virus penyebab hepatitis, yang diberi


namahepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis
D danhepatitis E. Walaupun kelima virus tersebut dapat
menghasilkan gejala yang mirip dan memiliki efek yang
sama, masing-masing memiliki keunikan dalam cara
penularan dan dampaknya terhadap kesehatan.

Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, “akut” atau “kronis”.
Penyakit akut mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam
beberapa minggu tanpa efek berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-kadang
seumur hidup seseorang.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa
meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2
minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama
melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang
buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena
itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah.

Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan


permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan,
nyeri perut dan jaundis (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna
gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.

Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah
infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B
(HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan medis
yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.

Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut
tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis
atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh,
sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV
karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B)
tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan
adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan jaundis.

Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai
bagian dari program vaksinasi anak.

Hepatitis C

Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab
atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat
dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum
suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan
dalam kondisi tidak higienis.

Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke
anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang
yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.

Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya
sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam
tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.

Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik).
Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan
sirosis.
Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.

Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus
hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi
hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua
virus hepatitis.

Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia
yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi
bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).

Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut
serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis
D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%)
menjadi sirosis.

Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis
Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran
manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat
tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.

Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum,
penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien
(1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.

Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat
mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.

Pengertian Hepatitis, Jenis-jenis, Cara Penyebaran dan Cara Pencegahannya


Posted on Mei 15, 2013 by setia.h3121 — Leave a comment ↓

Menanggapi salah satu teman nih, dia mengusulkan untuk memposting tentang penyakit ini,
katanya sih lagi marak di wilayah kampusnya. Sebenarnya apa sih hepatitis itu? Jenis-jenisnya
apa saja? Cara penyebarannya bagaimana? Dan Pencegahannya bagaimana?

Berbekal koneksi internet :D, saya mencari informasi dan mengumpulkannya sebagai referensi
untuk postingan kali ini. Berikut hasil yang saya dapatkan dari berbagai informasi di internet :

1. Pengertian Hepatitis

Hepatitis merupakan istilah untuk penyakit peradangan pada hati (liver). Peradangan terjadi
karena adanya toxin yang berada pada liver. Penyakit ini dapat menyeran gpada semua
orang, tak terkecuali orang yang memiliki kekebalan tubuh yang sangat baik. Hepatitis ini
bisa berakibat fatal apabila tidak ditanggulangi secara lanjut oleh si penderita. Hepatitis yang
dialami penderita selama kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sedangkan hepatitis yang
dialami lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.

2. Jenis – jenis Hepatitis dan Cara Penyebarannya

Jenis-jenis hepatitis tergantung dari virus yang menyerang organ hati si penderita. Selama ini
hepatitis yang biasa kita kenal adalah Hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Berikut penjelasan
dari masing-masing jenis hepatitis tersebut :

1. Hepatitis A

Virus hepatitis A banyak terjadi melalui vecal oral. Hal ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan pengguna, terutama di Negara-negara berkembang
sering terjadi wabah ini yang penyebarannya melalui air dan makanan.
Hepatitis ini merupakan jenis hepatitis yang tidak terlalu berbahaya karena
jarnag menimbulkan kematian pada penderitanya.

2. Hepatitis B

Pada hepatitis ini penularannya tidak semudah pada hepatitis A karena hepatitis
jenis ini ditularkan melalui darah atau produk darah yang sudah terinfeksi oleh
penderita hepatitis B. Misal penularan melalui jarum suntik yang digunakan
bersama-sama, atau melalui hubungan intim (heteroseksual maupun
homoseksual). Hepatitis jenis ini biasanya menahun sehingga penyakit ini
termasuk hepatitis kronis.

3. Hepatitis C

Dari banyak kejadian hepatitis jenis ini 80% ditularkan akibat transfusi darah
dan bisa juga ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama.
Penyakit jenis ini jarang terjadi melalui hubungan seksual. Kebanyakan dari
kejadian yang ada hepatitis jenis ini juga tidak bisa dilihat secara kasat mata,
kita tidak bisa secara langsung penderita mengalami penyakit ini atau tidak
karena tidak menampakkan gejala-gejalanya.

4. Hepatitis D
Hepatitis ini merupakan rekan-infeksi dari virus hepatitis B, sehingga virus
pada hepatitis ini menyebabkan infeksi dari hepatitis B lebih ganas (berat).
Virus hepatitis ini biasanya dimiliki oleh para pecandu narkoba.

5. Hepatitis E

Pada virus hepatitis ini wabahnya hamper mirip dengan hepatitis A, biasanya
juga terjadi pada Negara-negara terbelakang.

6. Hepatitis F

Beberapa ilmuwan professional percaya hepatitis jenis ini merupakan mutasi


dari virus hepatitis B. Jika hal ini terjadi maka resiko dan cara penularannya
sama dengan hepatitis B.

7. Hepatitis G
Pertama dijelaskan awal tahun 1996 Hepatitis G adalah penyebab lain virus
hepatitis potensial. Hepatitis G virus, telah diidentifikasi dan mungkin
menyebar melalui darah dan kontak seksual.

Ada keraguan tentang apakah itu menyebabkan hepatitis atau hanya


berhubungan dengan hepatitis, karena tidak muncul untuk mereplikasi terutama
di hati. Hal ini sekarang diklasifikasikan sebagai GBV-C. Seringkali pasien
dengan hepatitis G terinfeksi pada saat yang sama oleh virus hepatitis B atau C,
atau keduanya.
3. Cara Pencegahan Hepatitis

Dari uraian diatas mungkin terlintas dipikran kita “Bagaimana cara pencegahannya?”.
Berikut adalah pencegahan virus hepatitis :

1. Imunisasi

Imunisasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terinfeksi penyakit


hepatitis. Setelah di imunisasi, tubuh akan menghasilkan antibody yang
merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Imunisasi hepatitis
bisa diberikan pada anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur
hidupnya.
2. Imunitas sementara

Ini sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian terutama
di wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang
buruk. Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu
penggunaan.

3. Menjaga kebersihan diri


4. Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan kondisi
kesehatan orang yang bersangkutan.
5. Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks dengan
berganti – ganti pasangan.
6. Tidak melakukan donor darah bila kita sendiri terkena penyakit hepatitis.
7. Membersihkan ceceran darah.

← Hepatitis
Diagnosis dan Epidemiologi Hepatitis B →

Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis E, Hepatitis G


Posted by Obat-Hepatitis
Penjelasan Penyakit Hepatitis
Hepatitis atau yang biasa disebut dengan penyakit kuning ini merupakan bagian dari penyakit
yang menyebabkan peradangan pada fungsi organ hati dan berakibat pada kerusakan fungsi hati.
Hepatitis memiliki banyak jenis atau tipe dengan beragam gejala, penyebab dan cara
penyembuhannya.
Gambar : Virus hepatitis
A, B, dan C yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati
Berikut ini adalah ulasan seputar jenis-jenis hepatitis, antara lain :
1. Hepatitis A
Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui feses manusia yang
diakibatkan kesalahan dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan dan minuman. Virus hepatitis
A atau VHA penyebarannya melalui pembuangan limbah manusia yang dilatar belakangi oleh
keadaan lingkungan dan sanitasi yang kurang baik dan bersih. Hepatitis A ini masih tergolong
jenis hepatitis yang ringan dan dapat disembuhkan dengan pemberian vaksinasi, lamanya
penyakit ini berlangsung 2-6 minggu.

Gejala-gejala yang ditimbulkan dari Hepatitis A ini, adalah :


a. Mengalami demam
b. Tubuh cepat merasa lemah, letih, lesu dan mudah capek
c. Sebagian diantaranya ada yang mengalami rasa mual dan muntah
d. Penurunan nafsu makan yang kian hari kian menurun
e. Berat badan yang semakin berkurang

Hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium. Prodromal dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan
selera makan, dan mual. Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik), dan stadium
kesembuhan (konvalesensi), namun stadium dengan gejala kuning jarang ditemukan. Akan tetapi
untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT dan SGOT. Karena pada
hepatitis A juga bisa terjadi radang empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase
dapat dilakukan disamping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan adalah selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1
minggu setelah penyakit kuning muncul. Jangan terlalu banyak aktivitas. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah menyentuh sesuatu. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan
terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dengan bentuk sendiri/havrix atau
bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (twinrix).

Imunisasi hepatitis A dilakukan 2 kali yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12
bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang memiliki potensi terinfeksi
seperti penghuni asrama dan mereka yang menggunakan obat-obat terlarang.

2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), suatu
anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang
pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kerusakan fungsi hati dan
kanker hati.

Penyakit hepatitis ini mula-mula banyak terjadi di negara Asia dan Afrika kemudian penyakit ini
mulai merambah samapi ke Tiongkok dan berbagai negara Asia lainnya termasuk Indonesia.
Penyebab penyakit hepatitis B ini tidak hanya dikarenakan oleh virus dari hepatitis B, banyak
faktor penyebab dari hepatitis B seperti keracunan obat dan berbagai efek samping zat kimia
yang mungkin terdapat dalam jenis makanan, minuman dan jenis obat-obatan tertentu seperti
karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor dan zat-zat lain yang banyak
sekali digunakan obat dalam industri modern bisa juga menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini
mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap oleh darah dan kulit penderita. Organ hati yang kita
ketahui berfungsi sebagai organ tubuh yang dapat menetralisir segala macam racun yang berada
di setiap jaringan darah.

Namun jika organ hati sudah terinfeksi dan teridentifikasi racun dan virus seperti hepatitis B ini
maka fungsi organ hati akan terganggu dan tak mampu lagi menetralkan racun. Hal ini
disebabkan virus hepatitis B ini 100 kali lebih kuat dan virus 10 kali lebih banyak dibanding
dengan virus HIV yang sifatnya sama-sama menular.
Gejala dari hepatitis B ini umumnya sangat ringan dan hampir menyerupai gejala pada
hepatitis A, seperti :
a. Kehilangan selera makan
b. Mulut terasa pahit
c. Rasa mual ingin muntah
d. Demam ringan
e. Terkadang disertai rasa nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas
f. 1 minggu setelah diatas muncul dan dirasakan, kemudian akan timbul gejala lanjutan seperti
bagian putih pada mata akan berubah warna menjadi kuning, perubahan kulit tubuh tampak
kuning
g. Warna air seni juga terlihat agak kuning seperti warna air teh.

Gambar :
Urutan pada kerusakan fungsi organ hati
Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi dari gejala diatas, yang akan terjadi pada diri
seseorang yang memang teridentifikasi terjangkit virus hepatitis B, seperti :
a. Kemungkinan pertama, jika tubuh memiliki sistem imunitas atau kekebalan tubuh yang cukup
kuat dan baik, maka tubuh dan segala organ tubuh lainnya yang masih aktif akan berusaha
melawan dan membersihkan virus hepatitis, sehingga memungkinkan penderita menjadi sembuh.

b. Kemungkinan kedua, jika sistem imunitas tubuh rendah dalam arti tidak cukup kuat dan
kurang memiliki pertahanan yang baik. Dalam arti tubuh memiliki imunitas yang cukup baik
tetapi tidak aktif untuk melawan virus, ketika pertahanan tubuh menurun, virus akan aktif.
Seseorang yang terjangkit virus akan dikatakan sebagai carrier atau pembawa virus inaktif.

c. Kemungkinan ketiga, jika tubuh memiliki 2 sifat intermediate atau 2 sistem pertahanan tubuh,
seperti mudah terjadi perubahan pada sistem imunitas tubuh yang terkadang kuat dan terkadang
lemah. Maka virus hepatitis B ini akan semakin berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Sebagai pencegahan dari berkembangnya virus dan pengobatan awal upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan pemberian imunisasi hepatitis B yang dilakukan 3 kali, yakni dasar, 1 bulan dan 6
bulan kemudian.

3. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi virus ini dapat
menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang biasanya asimtomatik. Virus ini menyebar
melalui kontak darah. Gejala pada hepatitis C ini dapat ditangani secara medis dan prorposi
pasien dapat dibersihkan dengan jangka panjang. Seseorang yang mengalami infeksi virus ini
sering mengalami gejala ringan dan sebagai sebab tidak melakukan perawatan. Diperkirakan
150-200 juta orang di dunia terinfeksi hepatitis C.

4. Hepatitis D
Virus hepatitis D atau virus Delta adalah virus yang unik yang tidak lengkap dan untuk replikasi
memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularanmnya melalui hubungan seksual, jarum
suntik dan transfusi darah, Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala
yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

5. Hepatitis E
Virus hepatitis E ini merupakan penyebab dari timbulnya penyakit hepatitis E. Penyebarannya
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus. Gejala-gejalanya adalah demam,
rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna kuning tua, serta timbul
warna kekuningan pada kulit dan mata. Hepatitis E ini akan semakin parah dan perlu diwaspadai
terutama pada ibu yang sedang dalam masa kehamilan pada usia kandungan 3 bulan terakhir.
Masa inkubasi virus asalah 40 hari (rentang 15-60 hari).

6. Hepatitis G
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan. Penyebarannya adalah virus
hepatitis G yang menyerupai dengan virus hepatitis C. Penularannya melaui kontak darah dengan
pasien. Gejalanya sama dengan jenis hepatitis lainnya.

Tidak ada perawatan khusus untuk hepatitis G ini. Hanya saja disarankan untuk istirahat yang
cukup, menghindari minuman alkohol, dan konsumsi makanan dengan kandungan nilai gizi dan
nutrisi yang seimbang. Tak lupa tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai