Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVK) adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak .Stroke adalah
sindrome klinis yang pada awalnya timbul mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologi fokal dan global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah di otak non traumatik.1

Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya hambatan atau
sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh
pembuluh darah tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada
akhirnya jaringan sel-sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.2

Stroke iskemik ini terjadi pada sel-sel otak yang mengalami kekurangan oksigen
dan nutrisi yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
(arteriosklerosis). Hampir sebagian besar penderita stroke mengalami jenis stroke demikian
sekitar 83% akibat aliran darah ke sebagian atau keseluruhan otak menjadi terhenti.1,2

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stroke iskemik


adalah stroke yang disebabkan karena adanya hambatan atau sumbatan pada pembuluh
darah (ateriosklerosis) otak sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah
tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen menjadi terhenti dan dapat
menyebabkan kematian.2
BAB II

LAPORAN STATUS PASIEN


Identitas Pasien

No.rekam medis : 0-52-77-63

Nama : Tn. Misnan


Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 58 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Alamat : Langsa Baro, Kota Langsa
Tanggal masuk RS : 05-01-2018
Ruang perawatan : ICU

Anamnesis

Dilakukan secara auto anamnesis pada tanggal 06 Januari 2018

Keluhan utama

Penurunan kesadaran

Keluhan tambahan

Kelemahan anggota gerak sebelah kanan

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran yang


dirasakan lebih kurang 9 jam yang lalu. Menurut keluarga, anggota gerak
kanan (tangan kanan dan kaki kanan) terasa berat secara tiba-tiba disertai
bicara ngelantur setelah bangun tidur. Keluhan dirasakan pasien sejak 2 hari
ini, terus-menerus dan disertai rasa baal/kesemutan. Sejak keluhan dirasakan,
pasien belum berobat atau memeriksakan dirinya kerumah sakit.
Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat sakit serupa disangkal



 Riwayat diabetes disangkal

 Riwayat trauma disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat serupa dalam keluarga disangkal. Riwayat hipertensi dan


diabetes disangkal.

Riwayat pengobatan dan alergi

 Alergi obat (-)



 Asma (-)

Riwayat kebiasaan

 Pola makan teratur 3x sehari



 Pasien seorang perokok aktif, merokok sebanyak 1 bungkus per
hari.
 Kegemaran makan-makanan yang berminyak seperti gorengan
dan makanan bersantan

 Kebiasaan olahraga (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak Sakit

GCS : E3 V2 M5

Kesadaran : Somnollen
Vital sign
TD : 110/880 mmhg
Nadi : 76x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5o C
Status Generalisata

Rambut : Warna hitam, distribusi merata, bentuk lurus, tidak mudah

dicabut

Kepala : Normochepali

Wajah : Simetris (+), tanda-tanda dismorfik (-)

Mata : Sklera ikterik(+) Reflek cahaya (+/+), Isokhor (+/+),Pupil Ө3

mm

Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), sekret (-), deviasi (-)

Telinga : Normotia, sekret (-), nyeri tekan (-)

Mulut dan Gigi : Bentuk normal, sianosis (-), Karies (-)

Tenggorokan : Uvula letak tengah, hiperemis (-), Tonsil T1/T1

Leher : KGB (-), Nyeri menelan (-), Peningkatan TVJ(-)

Thoraks

Inspeksi : Simetris (+/+), Ictus cordis (-), Sikatrik (-)

Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, ictus cordis teraba (+)

Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Asites (-),spider navi (-)

Palpasi : Hepar teraba (-), Limpa teraba (-), Massa (-)

Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen

Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal


Ekstremitas

+ + - -
Akral : Sianosis :
+ + - -

- - 5 5
Edema : Tonus :
- - 5 5

CRT : < 2 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Head CT-Scan

2. Foto Thorax

3. Darah rutin

4. Fungsi hati

5. Fungsi ginjal

DIAGNOSIS

Stroke Iskemik

PENATALAKSANAAN

 Non-Medikamentosa

- Pemasangan NGT - Tirah Baring

- Pemasangan Kateter - Fisioterapi

 Medikamentosa

- O2 3 liter/menit

- IVFD Asering 25 gtt/i

- Inj. Citicoline 500mg/ 12jam

- Inj. Furosemide 1amp/8jam

- Clopidogrel 1x75mg.
BAB III

PEMBAHASAN

STROKE ISKEMIK

Definisi
Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu
tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.3
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan
darah dan oksigen di jaringan otak.2

Etiologi

Stroke non Hemoragik dapat dosebabkan oleh :2


1. Trombosis otak
2. Emboli otak
3. Pengurangan perfusi sistemik umum
Trombosis otak/Kelainan vaskuler

Sebagian kasus Stroke non Hemoragik disebabkan oleh trombosis otak


( 75% – 80%). Trombosis adalah obstruksi aliran darah yang terjadi karena proses
okulasi pada satu pembuluh darah lokal atau lebih.4
Trombosis otak umumnya terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
artherosklerosis yang mula-mula akan menyempitkan lumen pembuluh darah
(stenosis) dan kemudian dapat berkembang menjadi sumbatan (oklusi) yang
menyebabkan terjadinya infark.4,5

Faktor resiko yang memegang peranan terjadinya aterosklerosis adalah :5


1. Hipertensi
2. Diabetes Mellitus
3. Hiperlipidemia
4. Merokok
5. Stress
6. Hipotiroid
7. Kurang gerak

Emboli otak/Kelainan jantung

Emboli adalah pembentukan material dari tempat lain dalam sistem


vaskuler dan tersangkut dalam pembuluh darah tertentu sehingga memblokade
aliran darah.1
Penyebab emboli otak pada umumnya berhubungan dengan kelainan
kardiovaskuler antara lain :1,2
1. Fibrilasi atrial
2. Penyakit katup jantung
3. Infark miokard
4. Penyakit jantung rematik
5. Lepasnya plak aterosklerosis pembuluh darah besar intra / ekstra cranial.
Pengurangan perfusi sistemik umum

Pengurangan perfusi sistemik bisa mengakibatkan iskemik. Hal ini dapat


disebabkan karena :4
1. Kegagalan pompa jantung
2. Proses perdarahan yang masif
3. Hipovolemik

Patofisiologi stroke infark akut

Pada dasarnya Stroke Iskemik akut meliputi dua proses yang saling terkait,
yaitu :6
1. Perubahan vaskuler, hematologik atau kardiologik yang menyebabkan
terjadinya kekurangan aliran darah ke bagian otak yang terserang.
2. Perubahan kimiawi yang terjadi pada sel otak akibat iskemia hingga terjadi
nekrosis sel neuron, glia dan sel otak yang lain.
Manifestasi Klinis menurut Banford

Gejala klinis yang timbul pada Stroke Infark dapat diklasifikasikan


menurut Banford :4,6

1) TACI ( Total Anterior Circulation Infarct)

a) Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik ( kolateral sisi lesi)



b) Hemianopia ( kolateral sisi lesi)

Gangguan fungsi luhur, misalnya afasia, gangguan visuospasial


hemineglect, agnosia, apraxia.

2) PACI ( Partial Anterior Circulation Infarct)


a) Defisit motorik / sensorik + hemianopia
b) Defisit motorik / sensorik + gejala fungsi luhur
c) Gejala fungsi luhur + hemianopia
d) Defisit motorik / sensorik murni
e) Gangguan fungsi luhur saja

3) LACI ( lacunar Cerebral Infarction)

a) Tidak ada defisit visual


b) Tidak ada gangguan fungsi luhur
c) Tidak ada gangguan fungsi batang otak
d) Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil
 Pure motor stroke

 Pure sensory stroke

 Ataksik hemiparesis

4) POCI ( Posterior Circulation Infarct)

a) Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral, dan gangguan motorik .
sensorik kontralateral
b) Gangguan motorik / sensorik bilateral
c) Gangguan gerakan konjungat mata ( horisontal et vertical)
d) Disfungsi serebral
e) Isolated hemianopia atau buta kortikal

Diagnosis

Penegakan diagnosis stroke melalui :5

1. Anamnesis, menggali riwayat keluhan dan kesehatan pasien


2. Pemeriksaan klinis umum dan neurologis
3. Pemeriksaan lanjutan guna menegakkan diagnosis :
- Arteriografi
- CT scan
- MRI

Tatalaksana

Penatalaksanaan atau manajemen stroke terdiri dari beberapa fase yang


saling berkaitan dan berurutan yaitu: 3

1. Manajemen umum pada stroke fase akut


 Menstabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC

 Mencegah infeksi sekunder terutama pada traktus respiratorius dan traktus
urinarius

 Menjamin nutrisi, cairan, dan elektrolit yang stabil dan optimal

 Mencegah dekubitus, DVT dan stres ulcer

 Menilai kemampuan menelan penderita untuk menentukan apakah dapat
diberikan makanan peroral atau dengan NGT

2. Terapi spesifik pada stroke akut
Terapi pada stroke iskemik
 Terapi reperfusi : hemoreologi, antikoagulan, trombolitik, antiplatelet.

2. Rehabilitasi dan perawatan lanjutan

1. Koordinasi rencana terapi multidisipliner untuk meningkatkan kemampuan


fungsional penderita
2. Edukasi pada penderita dan keluarga
3. Penilaian peralatan / perlengkapan adaptasi yang tepat untuk mobilisasi dan
ADL
4. Konseling psikososial
5. Prevensi stroke ulang
6. Prevensi dan terapi komorbiditas
7. Reintegrasi vokasional dan komunitas
8. Evaluasi pilihan paling aman yang memungkinkan pasien untuk kembali ke
tingkat kemandirian dalam lingkungan aman. Melalui :
 evaluasi neuromuskuloskleletal

 evaluasi medik umum

 evaluasi fungsional

 evaluasi psikososial

Pencegahan Stroke
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun
kelompok risiko tinggi yang berlum pernah terserang stroke. Beberapa pencegahan
yang dapat dilakukan adalah:7
 Mengatur pola makan yang sehat
 Melakukan olah raga yang teratur
 Menghentikan rokok
 Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet dan obat
 Pemakaian antiplatelet
Pada pencehagan sekunder stroke, yang harus dilakukan adalah
pengendalian faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, dan pengendalian faktor
risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat TIA,
dislipidemia, dan sebagainya.

Komplikasi

1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke


otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta
hemotokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan.
2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus
menjamin penurunan vesikositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.
Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah
keotak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

Prognosis

Prognosis stroke iskemik dipengaruhi oleh beberapa faktor:5,7


1. Tingkat kesadaran: sadar 16 % meninggal, somnolen 39 % meninggal, yang stupor
71 % meninggal, dan bila koma 100 % meninggal.
2. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka – angka kematian meningkat tajam.
3. Jenis kelamin: laki – laki lebih banyak (16 %) yang meninggal dari pada
perempuan (39 %).
4. Tekanan darah: tekanan darah tinggi prognosis jelek.
5. Lain – lain: cepat dan tepatnya pertolongan
BAB IV

KESIMPULAN

Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya hambatan atau sumbatan pada
pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah
tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel
otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartwig, M. S., L. M. Wilson. 2007. Nyeri. Dalam: Price, S. A., L. M. Wilson.


2007. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume
2. Terjemahan B. U. Pendit, et.al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp:
1063-1104.
2. Burns, D. K., V. Kumar. 2007. Sistem Saraf. Dalam: Kumar, V., R. S. Cortran, dan
S. L. Robbins. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 903-948.

3. Goldszmidt AJ, Caplan LR. Stroke Essentials. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,
2009.
4. Misbach HJ. Stroke: Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1999.
5. Gofir A. Manajemen Stroke: Evidence Based Medicine. Jakarta: Pustaka Cendekia
Press, 2009.
6. Brass LM. Stroke. Available at http://www.med.yale.edu/library/heartbk/18.pdf.
Accessed on 10th January 2012.
7. Primary Prevention of Stroke, AHA/ASA Guideline, Stroke, June 2006; 1583-1633.

Anda mungkin juga menyukai