Anda di halaman 1dari 3

Penyuluhan Hepatitis RSUD Cilincing

Hepatitis bukanlah penyakit baru yang ada dan menyerang masyarakat


Indonesia. Hepatitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada hati atau
liver.

Penyebab utama penyakit hepatitis diketahui adalah infeksi virus, yaitu virus
hepatotropik (virus yang menyukai atau menyerang organ hati saja) dan non-
hepatotropik (virus yang menyerang sistemik dan bisa juga organ hati).

Namun, ada juga kemungkinan hepatitis disebabkan oleh autoimun, bahan


kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, racun dan alkohol.

Divisi Gastrohepatologi Departemen IKA FKUI-RSCM, Muzal Kadim mengatakan,


permasalahan hepatitis akut misterius yang saat ini sedang marak terjadi di
sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia, tidak bisa dipisahkan dengan
bahasan mengenai penyakit hepatitis akut itu sendiri.

Penyakit hepatitis akut ini sudah banyak sekali kasusnya di Indonesia bahkan
sebelum hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak mulai mencuri
perhatian masyarakat dunia.

SSJenis hepatitis di Indonesia sebelum munculnya hepatitis akut misterius, di


antaranya Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E.
Berikut uraian lebih lengkapnya.

Hepatitis A
Hepatitis A adalah hasil dari infeksi virus hepatitis A (HAV). Jenis hepatitis ini
adalah penyakit akut jangka pendek.

“Hepatitis A ini yang paling mendekati hepatitis akut unknown (misterius)


sebenarnya, dari penularannya dan gejalanya,” kata Muzal.

Hepatitis A menular lewat mulut. Siklus dasarnya, virus hepatitis A akan


menyerang hati melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus tersebut.

Makanan atau air terkontaminasi virus dari tinja, dan virus hepatitis A itu pun
akan keluar dalam tinja yang dikeluarkan oleh penderita, yang kemudian bisa
menjadi sumber penularan baru. “Jadi mekanisme ini mirip dengan hepatitis
akut misterius ya. Sangat mirip sekali, yang paling mirip adalah hepatitis A,”
ujarnya.

Virus hepatitis A termasuk ke dalam jenis virus hepatotoprik yakni yang hanya
menyerang organ hati saja. Fase klinis atau gejala hepatitis A:

 Demam
 Kelelahan
 Kehilangan nafsu makan
 Mual muntah
 Rasa tidak nyaman pada bagian perut
 Urine berwarna gelap Kuning
Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dan segera, jenis hepatitis A
tersebut juga berisiko kematian.

Hepatitis B
Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatiti B (HBV).
Jenis hepatitis B ini sering berkembang menjadi kondisi kronis yang
berkelanjutan.

Disebutkan Muzal, di Indonesia hampir ada 1 juta kematian per tahun akibat
penyakit hepatitis B ini. Prevalensi kasus infeksi hepatitis B ini tergolong yang
tinggi di dunia.

Adapun, penularannya terjadi karena adanya kontak dengan HPV dalam cairan
tubuh seperti darah, cairan vagina atau air mani, dan cairan tubuh lainnya. Jalur
penularan virus hepatitis B ini dapat terjadi melalui kontak seksual, berbagi
jarum suntik atau alat suntik obat lainnya dan ibu ke bayi saat persalinan.

Tidak semua orang yang baru terinfeksi HBV memiliki gejala, tetapi bagi mereka
yang mengalaminya, gejala hepatitis yang dapat terjadi yakni sebagai berikut.

 Kelelahan
 Nafsu makan yang buruk
 Sakit perut
 Mual
 Penyakit kuning
Bagi banyak orang, jenis hepatitis B adalah penyakit jangka pendek. Sementara,
bagi yang lain, penyakit yang satu ini bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa
seperti sirosis atau kanker hati.

“Biasanya hepatitis B ini banyak diketahuinya saat sudah lanjut (penyakitnya


sudah serius), tapi bisa juga dalam keadaan akut,” kata dia.

“Hepatits B kalau terkena infeksi bisa menjadi hepatitis akut ya,” tambahnya.

Namun, angka kronisitas akibat infeksi hepatitis B ini tergantung dengan usia
dan kondisi lain pasien tersebut.

Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).
Penyakit hepatitis C adalah salah satu infeksi virus yang menular melalui darah
dan biasanya muncul sebagai kondisi jangka panjang.
Sementara jalur kontak HCV terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani
atau cairan vagina. Muzal mengatakan bahwa hepatitis C termasuk penyakit
yang berbahaya tetapi memang jarang ditemukan dalam kondisi akut.

Akan tetapi, 80 persen infeksi hepatitis C ini akan menjadi kronik. Hal ini
dianggap mengkhawatirkan mengingat belum ada vaksin untuk penyakit yang
satu ini, padahal masa inkubasi penularannya terjadi sekitar 2-24 minggu.

Hepatitis D
Hepatitis D adalah bentuk hepatitis langka yang hanya terjadi bersamaan
dengan infeksi hepatitis B. “Ini jarang terjadi, tapi hepatitis D biasanya
mendompleng infeksi hepatitis B,” ujarnya.

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV), yang menyebabkan


peradangan hati seperti jenis lainnya.

Uniknya, seseorang tidak dapat tertular virus hepatitis D jika orang tersebut
tidak terinfeksi hepatitis B. Secara global, HDV mempengaruhi hampir 5 persen
orang dengan hepatitis B kronis.

“Tidak ada vaksin khusus untuk hepatitis D ini, tetapi akan otomatis terlindungi
setelah mendapatkan vaksin hepatitis B,” jelasnya.

Oleh karena itu, dalam kasus hepatitis akut misterius yang terjadi saat ini, tim
pemeriksa hanya akan melihat hasil ada atau tidaknya infeksi hepatitis B, dan
saat dinyatakan negatif HBV, maka artinya pasien juga negatif HDV.

Hepatitis E
Hepatitis E adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air yang
terpapar virus hepatitis E (HEV). Menurut Muzal, hepatitis E ini mirip dengan
hepatitis A, yang biasanya bersifat akut dan bisa sangat berbahaya pada wanita
hamil.

Hepatitis E banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk dan


biasanya akibat dari menelan kotoran yang mencemari pasokan air minum.

Gejala infeksi hepatitis E ini disebutkan lebih ringan dibandingkan hepatitis A.


Namun, sama halnya dengan hepatitis C dan D, belum ada vaksin untuk
penyakit yang satu ini.

Cara terbaik untuk mencegah dari risiko infeksi adalah dengan perilaku hidup
bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai