Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

Otitis Media Tuberkulosa ( OMT )

Dokter Pembimbing Disusun Oleh


dr. Jodi Setiawan, Sp.THT-KL Dewi Abiola Buchita - 1865050033

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT-KL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
PERIODE 24 FEBRUARI – 28 MARET 2020
DAFTAR ISI

Anatomi Telinga Tengah

Fisiologi Pendengaran

Tinjauan Pustaka : OMT


PENDAHULUAN
Otitis Media Tuberkulosa
TB
Insiden OMT 0,04% dari
Merupakan salah satu masalah
utama kesehatan di Indonesia
seluruk kasus OMSK

Disebabkan oleh bakteri Terutama menginfeksi


Mycobacterium anak dan dewasa muda.
tuberculosis Laki-laki > perempuan

Utamanya TB primer pada


paru. Sekitar 15-30% Sering terabaikan
menginfeksi organ lain karena kasus jarang
seperti telinga tengah.

OMT adl peradangan kronik Diagnosis OMT sulit


mukosa telinga tengah yang ditegakkan sedangkan
disebabkan oleh komplikasi yang ditimbulkan
Mycobacterium tuberkulosis relatif berbahaya

Otitis Media Tuberkulosa (OMT)


ANATOMI TELINGA TENGAH
Otitis Media Tuberkulosa
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA TENGAH
MEMBRAN TIMPANI
KAVUM TIMPANI
TULANG-TULANG PENDENGARAN

Os. Malleus Os. Incus

Os. Stapes
TUBA EUSTACHIUS
FISIOLOGI PENDENGARAN
OTITIS MEDIA TUBERKULOSA (OMT)
DEFINISI
Otitis Media Tuberkulosa
DEFINISI OMT

Otitis media tuberculosa adalah radang


kronik mukosa telinga tengah yang
disebabkan oleh basil tahan asam
Mycobacterium tuberkulosis.
EPIDEMIOLOGI
Otitis Media Tuberkulosa
EPIDEMILOGI OMT
TB primer telinga jarang Terjadi pada semua
dilaporkan. umur

Insiden OMT 0,04-0,9% dari


semua kasus TB. 50% kasus terjadi pada
0,04% dari semua kasus OMSK.
anak berumur <1 tahun

Insiden di Asia dan negara


berkembang meningkat, OMT jarang pada usia
sehubungan dengan dewasa
peningkatan kasus HIV

2,8% kasus OMSK Laki-laki > Perempuan


disebabkan oleh kuman
TB 1,4 : 1
ETIOLOGI
Otitis Media Tuberkulosa
ETIOLOGI OMT

Otitis Media Tuberkulosa (OMT) disebabkan oleh


Mycobacterium tuberkulosis bovis dan hominis,
merupakan kuman berbentuk batang yang tahan asam.
PATOGENESIS
Otitis Media Tuberkulosa
PATOGENESIS OMT

• Penyebaran secara langsung kuman


Tiga Mekanisme Penyebaran TB dari nasofaring ke telinga tengah
1. Penyebaran melalui tuba paling sering terjadi.
eustachius ke telinga tengah
2. Penyebaran secara hematogen • Penyebaran terjadi saat penderita :
dari infeksi paru batuk, hemoptoe, bersin atau
3. Implantasi langsung melalui MAE regurgitasi sehingga kuman TB
dan perforasi MT terlepas dari fokal infeksi di faring,
laring atau paru.
MANIFESTASI KLINIS
Otitis Media Tuberkulosa
MANIFESTASI KLINIS OMT

Otore tanpa disertai nyeri

Tuli berat : konduktif/sensori-neural/campuran

Perforasi multipel

Jaringan granuloma

Limfadenopati servikal

Tidak respon dengan pengobatan OMSK

Gejala khas TB: penurunan BB, keringat malam, batuk darah


PENEGAKAN DIAGNOSIS
Otitis Media Tuberkulosa
PEMERIKSAAN OTOSKOP

• Sekret di MAE, mukoid atau purulen


• Mukosa telinga tengah pucat
• Jaringan granuloma besar berwarna kuning
• Perforasi multipel membran timpani
• Granuloma  destruksi osikel progresif 
sumbatan daerah atikoantral (terlihat seperti
massa keputihan, mirip kolesteatom)
PEMERIKSAAN PENUNJANG OMT

Polymerase Chain
Pewarnaan BTA
Reaction (PCR)

Kultur sekret telinga Audiometri

Radiologi :
Histopatologi CT Scan, MRI,
Rontgen Thorax
PEMERIKSAAN BTA
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

Jika pewarnaan dan kultur gagal menemukan


Mycobacterium tuberkulosis tetapi
kemungkinan dari klinisnya menggambarkan
kasus TB maka dilakukan pemeriksaan
histopatologi dari jaringan granulasi untuk

Histopatologi jaringan granulasi


konfirmasi organisme tahan asam
telinga tengah.
PEMERIKSAAN AUDIOMETRI

Penderita OMT mengalami penurunan pendengaran. Bisa berupa tuli


konduktif (90%), sensori-neural (8%) atau campuran (2%).

DERAJAT TULI
• Normal : < 25 dB
• Tuli ringan : 26 dB sampai 40 dB
• Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB
• Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB
• Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB
• Tuli total : lebih dari 90 dB.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Foto
Polos • gambaran tidak khas, terlihat peningkatan densitas jaringan lunak.
Mastoid
• berupa high resolution computerized tomography (HRCT), didapatkan: densitas jaringan lunak di
CT Scan telinga tengah dengan mastoid air cells, erosi mastoid dan petrosus, destruksi osikel dan labirin,
keterlibatan nervus fasialis serta fistula koklea.

• lebih baik daripada CT scan dalam menunjukkan kolesteatoma, namun kurang memberikan
MRI informasi tentang keadaan pertulangan

Foto • Dikakukan rutin pada pasien otore, 50% kasus OMT juga menderita TB paru
Thoraks
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Mayer/
Schuller
Owen

Stenver Chause III

Foto Schuller pada telinga pasien OMT


berusia 4 tahun,
memberikan kesan suatu mastoiditis tipe
kataral.
PENATALAKSANAAN
Otitis Media Tuberkulosa
PENATALAKSANAAN OMT

Pengobatan diberikan segera mungkin jika


diagnosis OMT sudah ditegakkan.

Penatalaksanaan :

1. Regimen OAT Kategori Ekstra Paru

2. Pembedahan
MEDIKAMENTOSA OMT
KLINIS PASIEN FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
2 bulan ; 4bulan ;
TB Paru (bukan TB berat)
isoniazid + rifampisin + pirazinamid Isoniazid + rifampisin

TB Berat (pulmonal 2bulan ;


maupun ekstrapulmonal, 10 bulan ;
TB Milier, Meningitis TB, isoniazid + rifampisin + pirazinamid + etambutol (atau Isoniazid + rifampisin
TB Tulang, dll) streptomisin)

2bulan ;
TB kasus tertentu (TB isoniazid + rifampisin + pirazinamid + etambutol (atau
Milier, TB dengan efusi streptomisin)
pleura, Meningitis TB, 10 bulan ;
perikarditis TB, TB ditambah dengan Isoniazid + rifampisin
ebdobronkial dan kortikosteroid prednison 1-2 mg/kg/BB/hari, dibagi dalam tiga
peritonitis TB) dosis, selama 2-4 minggu dengan dosis penuh, dilanjutkan
tappering off dalam jangka waktu yang sama
MEDIKAMENTOSA OMT
Dosis Obat Antituberkulosis (OAT)
PEMBEDAHAN OMT

Kasus OMT yang dilakukan tindakan pembedahan + pemberian OAT


memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hanya diterapi dengan
OAT saja.

Tujuan Pembedahan :
Membuang tulang-tulang yang nekrotik pada mastoid dan meningkatkan
drainase.

Pembedahan yang Dilakukan :


Canal Wall Up (CWU) Mastiodectomy, Canal Wall Down (CWD) Mastoidectomy
dan Radical Mastoidectomy (RM).
PEMBEDAHAN OMT

Mastoid berongga penuh


dengan kolesteatoma dan Rekonstruksi Membran Timpani.
jaringan granulasi.
PEMBEDAHAN OMT

Operasi Craniotomy Untuk Evakuasi Abses.


KOMPLIKASI
Otitis Media Tuberkulosa
KOMPLIKASI OMT

Destruksi Destruksi
Parese Fasialis Labirinitis
Osikel Kanal

Mastoiditis Osteomielitis
Meningitis Selulitis
Akut tulang petrosa

Abses Abses
retroaurikula serebelar
KESIMPULAN
OMT adalah peradangan kronik Tatalaksana Medikamentosa:
mukosa telinga tengah yang
disebabkan oleh Mycobacterium OAT kombinasi kategori
tuberkulosis ekstraparu

Insiden jarang, hanya Pembedahan : membuang


sekitar 0,04% dari semua tulang-tulang nekrotik pada
kasus OMSK mastoid, meningkatkan drainase

Gejala: perforasi multipel Diagnosis OMT tidak mudah


untuk ditegakkan sedangkan
MT, otore tanpa nyeri, dan komplikasi yang ditimbulkan
jaringan granuloma relatif berbahaya

Diagnosis pasti : ditemukan Terapi yang tepat harus segera


dimulai untuk mencegah
BTA dari sekret telinga atau komplikasi dan prognosis yang
kultur lebih buruk

Otitis Media Tuberkulosa (OMT)


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams GL,Boeis LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT BOEIS Edisi keenam:Anatomi dan Fisiologi Telinga.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2013.
2. Ganong, William. 2008. Pendengaran dan Keseimbangan dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC. 2015.
3. Edward Yan, Mulyani Sri. Diagnosis dan Penatalaksanaan Otitis Media Tuberkulosis. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
(THT-KL) FK Universitas Andalas. Padang: 2013.
4. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI, 2016.
5. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah Dan Mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. Boeis Buku Ajar Penyakit THT.
Edisi 6. Jakarta: EGC, 2013
6. Milyantono, Ryan Charlie. Ahadiah, Titiek H. Laporan Kasus: Otitis Media Tuberkulosis dengan Kolesteatoma pada Anak. Dept/ SMF Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo . Surabaya:
2019.
7. Araujo, Mercedes Fabiana, et al. Case Report: Tuberculous Otitis Media. Departement of Otolaryngology, Brasilia University Medical
School. Brazil: 2015.
8. Latif S, Chattha RU, Sarfraz S, Ahmed R, Aslam N. 2011. Diagnostic difficulties in Tuberculous otitis media: Review of literature. Pakistan
Journal of Otolaryngology.
9. Dienye, Paul O. Ndukwu, Geraldine U. Tuberculosis Otitis Media In An Adult In Primary Care Setting: A Case Report. Departement of Family
Medicine, University of Port Harwourt Teaching Hospital. Nigeria: 2013
10. Acuin JM, 2012. Tuberculosis of the temporal bone. In : Gleeson M, Browning GG, Burton MJ, Clarke R, Hibbert J, Jones NS et al, eds. Scott
Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. 7th edition. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Pp: 3446-52.
11. Arora VK, Gowrinanth K, 2015. Tuberculous ottos media and short chemotherapy. Dalam
https://www.researchgate.net/publication/265245566_tuberculous_ottos_media_and_short_course_chemotherapy
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai