Anda di halaman 1dari 18

SISTEM

INFORMASI
KESEHATAN DAERAH
Dr. Apik Indarty Moedjiono, SKM,
M.Si

Biostatistik/KKB
FKM

UNHA
S
PENDAHULUAN
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu komponen penting yang
memiliki andil terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.

Keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasional sangat ditentukan


oleh penyelenggaraan sistem kesehatan di daerah.

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yang mendukung


keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasional sangat tergantung
dari keberhasilan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) yang melekat
pada sistem kesehatan daerah.

Dengan demikian, keselarasan dan keterpaduan SIKDA sangat mendukung


keberhasilan SIKNAS.
Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
1 Integrasi dan penyederhanaan sistem-sistem informasi
(pelaporan) yang ada.

Pelaksanaan pengumpulan dan pemanfaatan data dan


2 informasi terintegrasi.
Strategi yang dibangun
untuk membangun 3 Fasilitasi pengembangan SIKDA
keterpaduan antara
SIKNAS dan SIKDA adalah
sebagai berikut : 4 Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi.

5 Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk


manajemen

6 Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk


masyarakat

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Sistem kesehatan di Indonesia dapat
dikelompokkan dalam beberapa tingkat

TINGKAT TINGKAT TINGKAT


KABUPATEN/KOTA PROVINSI PUSAT

Tingkat Kabupaten/Kota, dimana


terdapat puskesmas dan
pelayanan kesehatan dasar Tingkat Provinsi, dimana Tingkat Pusat, dimana
lainnya, dinas kesehatan terdapat dinas terdapat Departemen
kabupaten/kota, instalasi farmasi kesehatan provinsi, Kesehatan, Rumah Sakit
kabupaten/ kota, rumah sakit rumah sakit provinsi, Pusat, dan Pelayanan
kabupaten/kota, serta pelayanan dan pelayanan kesehatan rujukan tersier
kesehatan rujukan primer lainnya. kesehatan rujukan lainnya.
sekunder lainnya.

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Di Indonesia terdapat 3 (tiga) model
pengelolaan SIK : Pengelolaan SIK manual, dimana pengelolaan informasi
di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan secara manual
atau paper based melalui proses pencatatan pada buku
register, kartu, formulir-formulir khusus, mulai dari
proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan.
Hal ini terjadi oleh karena adanya keterbatasan
infrastruktur, dana, dan lokasi tempat pelayanan

1
kesehatan itu berada. Pengelolaan secara manual selain
Pengelolaan SIK manual tidak efisien juga menghambat dalam proses
pengambilan keputusan manajemen dan proses
pelaporan.
Pengelolaan SIK komputerisasi offline, pada jenis ini
pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan
menggunakan perangkat komputer, baik itu dengan

2 Pengelolaan SIK menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen


(SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik
komputerisasi offline biasa, namun masih belum didukung oleh jaringan
internet online ke dinas kesehatan kabupaten/kota
dan provinsi/bank data kesehatan nasional.

Pengelolaan SIK komputerisasi online, pada jenis ini


pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian

3 Pengelolaan SIK besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan


perangkat komputer, dengan menggunakan aplikasi Sistem
komputerisasi online Informasi Manajemen dan sudah terhubung secara online
melalui jaringan internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota
dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk
memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi data.
Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
SIKD
A SIKDA pada dasarnya merupakan kumpulan sistem informasi yang berada
pada level :
Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
sistem informasi pada level Dinas Kesehatan Provinsi.

Sistem Informasi Kesehatan daerah (SIKDA) mencakup subsistem


informasi yang dikembangkan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas,
RS, Poliklinik, Praktek Swasta, Apotek, Laboratorium),
sistem informasi untuk
untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sistem informasi untuk
Dinas Kesehatan Propinsi.

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang terintegrasi
terdiri dari sub sistem yang membentuk sistem terpadu.
Sub sistem yang membentuk Sistem Informasi Kesehatan
Daerah adalah sebagai berikut :

1 Sistem Informasi di Puskesmas 4 Sistem Pelaporan dari Rumah Sakit dan


Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya.

 Sistem Informasi di Dinas Kesehatan


2 Kabupaten/Kota 5 Sistem Pelaporan dari Lintas Sektor

Sistem Informasi di Dinas Kesehatan


3 Provinsi. 6 Survey dan Sensus

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Sedangkan komponen yang membentuk sistem
informasi kesehatan daerah terdiri dari :

Sumber data, baik manual maupun Sistem informasi untuk pencatatan dan
elektronik pelaporan (komputerisasi atau manual)

Dataset pertukaran data (agregat Informasi (dengan media web,


dan/atau individual) softcopy, hardcopy)

Bank Data, berisi Database invidual Koneksi antar sistem dan/atau sub sistem
dan/atau agregat

Pengguna (internal dan/atau eksternal)


Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Daerah secara utuh dapat dilihat pada gambar berikut :

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


SIKDA
GENERIK
SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirancang untuk
dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam pengelolaan
informasi kesehatan daerah, dari prosesinventarisasi berbagai SIKDA elektronik yang saat
ini berjalan dan digunakan di daerah, memilih yang terbaik, kemudian dianalisis
sehingga dihasilkan satu set deskripsi kebutuhan SIKDA Generik, yang mewakili
kebutuhan seluruh komponen dalam sistem kesehatan Indonesia dan disesuaikan
dengan standar yang diatur dalam Pedoman Nasional SIK.

SIKDA Generik dirancang untuk dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang

dibutuhkan dalam pengelolaan informasi kesehatan daerah, dari proses pengumpulan,

pencatatan, pengolahan, sampai dengan diseminasi informasi kesehatan.

b a g i pemerintah daerah dalam pengelolaan informasi kesehatan di wilayahnya

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Ruang lingkup SIKDA generik

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
Sistem Informasi Eksekutif
(Executive Information System)
dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Sub Sistem Komunikasi data
adalah sub sistem yang
menangani data yang berasal
dari institusi di luar Dinas
Kesehatan, yaitu : Puskesmas,
rumah sakit, instalasi farmasi,
dan pelaksana kesehatan
lainny
a.
Pada sub sistem ini, data bisa
berasal dari aplikasi SIKDA
Generik maupun aplikasi non
SIKDA Generik, karena pada
sub ini, data
sistemditerima adalah
yang
standar
dataset
yang dijelaskan pada
petunjuk teknis tersendiri.
Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
Berdasarkan ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah, maka
SIKDA Generik dirancang mengikuti komponen pelaksana
kesehatan yang ada didalamnya yaitu Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi. Sehingga SIKDA Generik
terbagi menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut :

Sistem Informasi Manajemen


1 Puskesmas (SIM Puskesmas)
2 Sistem Informasi Eksekutif ( EIS )

Sistem Informasi Manajemen Dinas


3 Kesehatan (SIM Dinkes) 4 Sistem Komunikasi Data

Loremp
isumdolor sit amet 6 Loremp
isumdolor sitamet

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


INTEGRAS
I dilakukan dengan mengembangkan sistem informasi
Penyelenggaraan Sistem informasi kesehatan daerah

kesehatan daerah yang terintegrasi.

Sistem informasi kesehatan daerah yang terintegrasi adalah sistem


informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung antar sub
sistem dengan berbagai cara yang sesuai.
Integrasi antar sub sistem dilakukan baik secara teknis maupun
secara konten.

Integrasi secara teknis addalah Integrasi secara teknis didukung dengan


pemanfaatan teknologi agar sub sistem sehingga dapat berkomunikasi dengan
sub sistem lain
Integrasi secara konten terjadi Integrasi secara konten terjadi apabila ada
muatan data dengan standar yang sama yang dipertukarkan antar sub sistem.

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


MEKANISME INTEGRASI

Pelaksanaan integrasi data dilakukan


dengan mengirim dari sumber ke
data tujuan.

Mekanisme pengiriman data dari sumber


data ke sistem informasi tujuan sangat
tergantung dari jenis sistem informasi dan
jenis konektivitas antar sistem itu sendiri.

Mekanisme integrasi yang dapat dilakukan


ditentukan sesuai dengan jenis sistem
informasi di pihak pengirim dan penerima
seperti dapat dilihat pada matrik berikut :

Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik


Pertukarandata diilihat dari sudut pandang jenis aplikasinya dapat
dilihat padagambar berikut :

Prinsip pertukaran data :


 Seluruh data dari unit pelayanan
dapat masuk ke dalam Bank Data
Kesehatan
 Dataset dari SIKDA Generik
dapat masuk langsung ke Bank
Data Kesehatan
 Dataset dari aplikasi yang lain perlu
memenuhi standar yang telah
ditetapkan agar dapat masuk ke
Bank Data Kesehatan
 Integrasi data dilakukan dengan
menggunakan standar dataset dan
protokol pertukaran data.
Kementerian Kesehatan, SIKDA Generik
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai