Anda di halaman 1dari 22

Poltekkes Kemenkes Surakarta Kelas Alih Jenjang IBI Klaten

Sistem Informasi Kabupaten/Kota

Kelompok 3

P27224021122 LINDA DOMITA


P27224021123 MARIA SULISTYO RAHMAWATI
P27224021124 MARWINDA SRI MAHASARI
P27224021125 MENIK PURYANTI
P27224021126 NANIK MARGANINGSIH
P27224021127 NANIK MULYANINGSIH
P27224021128 NINING PARAMITA
P27224021129 NOVIANA DWI WAHYUNINGSIH
P27224021130 RATNA INDRIATI
P27224021131 RIEKE FRIDAWATI
P27224021132 RIESMA CYNTHIA PRASTIWI
1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan adalah


seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara
terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan
2 Tujuan sistem informasi kesehatan
1. Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap
informasi kesehatan yang bernilai pengetahuan serta
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk
organisasi profesi dalam penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan.
3. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan dalam ruang lingkup sistem kesehatan
nasional yang berdaya guna dan berhasil guna
terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
3. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
1. Mendukung manajemen kesehatan 
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan 
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan
prioritas 
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan
kebijakan kesehatan berdasarkan bukti
(evidence-
based decision) 
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian transparansi 
Model pengelolaan sistem informasi kesehatan di Indonesia

Pengelolaan SIK Manual, dimana pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan secara manual
atau paper based melalui proses pencatatan pada buku register, kartu, formulir-formulir khusus, mulai dari
proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan.

Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian
besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, baik itu dengan menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa, namun
masih belum didukung oleh jaringan internet online ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank
data kesehatan nasional.

Pengelolaan SIK Komputerisasi Online, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan
sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung secara online melalui jaringan
internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk memudahkan
dalam komunikasi dan sinkronisasi data.
5 Gambaran Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten /Kota

Pencatatan Penyimpanan Pelaporan


Sistem Informasi Kesehatan kabupaten/kota
dikelola oleh unit kerja struktural atau
fungsional pada satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
Unit kerja struktural atau fungsional melaksanakan kegiatan pengelolaan Data dan
Informasi Kesehatan pada skala kabupaten/kota, berupa:

a. Permintaan Data dan Informasi Kesehatan kepada pihak yang terkait dengan
pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan;
b. Pengumpulan dan/atau penggabungan data rutin dan nonrutin dari sumber data;
c. Pengolahan Data Kesehatan;
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan Data dan Informasi
Kesehatan;
e. Pemberian umpan balik ke sumber data;
f. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan;
g. Penyebarluasan Informasi Kesehatan dengan menggunakan media
elektronik dan/atau media nonelektronik sesuai kebutuhan;
h. Pengiriman Data dan Informasi Kesehatan yang dibutuhkan dalam
pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan provinsi dan nasional; dan
i. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama.
Berdasarkan, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 2019 TENTANG SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

 Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi


untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan
manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya. .
 Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan
kabupaten/kota.
 Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara
berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Dalam hal daerah memiliki kebutuhan program yang bersifat khusus dan/atau
menjadi prioritas daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan penambahan muatan data dalam
instrumen pencatatan

z
Berdasarkan, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 2019 TENTANG SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

 Laporan untuk kebutuhan tertentu dilaksanakan sesuai dengan


permintaan kebutuhan melalui Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota.
 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota wajib membuat dan
menginformasikan umpan balik terhadap laporan kegiatan
Puskesmas dan jaringannya.
 Pemerintah Daerah wajib menyediakan dan mengembangkan
sumber daya manusia yang mengelola Sistem Informasi
Puskesmas.

z
Sejatinya   suatu   sistem   informasi   yang terintegrasi harus
memenuhi kebutuhan berbagai lintas sector dan lintas program
yang dapat di akses   sebagai   informasi   yang   dapat   menjadi  
pertimbangan   dalam   pengambilan   berbagai keputusan   dan  
kebijakan

Seperti   aplikasi   komunikasi   data,   dapat   dilihat   bahwa  


data   dan informasi kesehatan yang disediakan tidak memenuhi
dengan kebutuhan baik provinsi atau kabupaten/kota,  
sehingga   kabupaten/kota   pun   berupaya   mengembangkan  
sistem   informasi sendiri.

Simpus online yang terintegrasi dengan BPJS adalah


bentuk Sistem Informasi Kesehatan, berfungsi unuk
mempermudah dan mengurangi beban kerja
petugas kesehatan di daerah
Sistem Kesehatan Daerah (SIKDA)
Generik

Sistem Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik ini adalah upaya


dari Kemenkes dalam menerapkan standarisasi Sistem
Informasi Kesehatan, sehingga dapat tersedia data dan
informasi kesehatan yang akurat, tepat dan cepat, dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang
kesehatan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian
Kesehatan.
SIKDA Generik merupakan aplikasi elektronik yang
dirancang untuk mampu menjembatani komunikasi data
antar komponen dalam sistem kesehatan nasional yang
meliputi puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan
kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian
Kesehatan.
√ Sistem Informasi Kesehatan Daerah Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam
beberapa tingkat sebagai berikut:
1. Tingkat Kabupaten/Kota, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar
lainnya, dinas kesehatan kabupaten/kota, instalasi farmasi kabupaten/ kota, rumah sakit
kabupaten/kota, serta pelayanan kesehatan rujukan primer lainnya.
2. Tingkat Provinsi, dimana terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi, dan
pelayanan kesehatan rujukan sekunder lainnya.
3. Tingkat Pusat, dimana terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan Pelayanan
kesehatan rujukan tersier lainnyaSIKDA Generik terdiri dari 3 aplikasi sistem informasi
elektronik yaitu Sistem Informasi Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Manajemen Dinas
Kesehatan, dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. SIKDA Generik ini akan
didistribusikan kepada seluruh fasilita kesehatan dalam rangka pengembangan SIK
komputerisasi.
SIKDA

Dalam rangka penyelenggaraan SIK di tingkat


Kabupaten/Kota perlu juga dibentuk Tim SIKDA.
Tim SIKDA terdiri dari:
1. Penanggung jawab: Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
2. Koordinator: Pejabat Eselon III yang
bertanggung jawab terhadap data dan
informasi.
3. Sekretaris: Pejabat Eselon IV yang
bertanggung jawab terhadap data dan
informasi
4. Anggota: Semua pemangku kepentingan di
tingkat kabupaten/kota
Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat PUSKESMAS

a) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung
b) Mengolah data
c) Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
d) Memelihara arsip/file/ bank data Puskesmas
e) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit Puskesmas
f) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya
Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat Rumah Sakit
a) Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian
tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu, dan lain-lain)
b) Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
c) Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d) Mengolah data
e) Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota/ Provinsi/ Pusat
f) Memelihara bank data
g) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah
sakit
h) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
i) berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat Dinas Kab/Kota

a) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumbersumber lain


b) Menyelenggarakan survei/penelitian bilamana diperlukan
c) Membuat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
Kabupaten/Kota Sehat
d) Mengirim laporan berkala/Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan
Pemerintah Pusat.
e) Memelihara bank data
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit, dan
manajemen Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya
(stakeholders) di wilayah kerjanya
h) Melakukan bimbingan dan supervisi kegiatan informasi kesehatan di unit-unit kesehatan.
KESIMPULAN

Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata yang digunakan


untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data
yang dapat berbentuk huruf, simbol, alfabet dan lain sebagainya.
Pada intinya sistem informasi itu tidak lepas dari input-proses-
output, data yang diproses oleh sistem sehingga menghasilkan
suatu output (informasi) yang berguna.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai