Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DAERAH (SIKDA)

by; Lusyana
Aripa
PENGERTIAN
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi
sistem informasi kesehatan daerah yang
berlaku secara nasional yang menghubungkan
secara online dan terintegrasi seluruh
puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan
lainnya, baik itu milik pemerintah maupun
swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas
kesehatan provinsi, dan Kementerian
Kesehatan.
TUJUAN
1.Tujuan Umum
Terbentuknya suatu aplikasi Sistem Kesehatan
Daerah (SIKDA) Generik yang mampu
menjembatani komunikasi data antar komponen
dalam Sistem Kesehatan nasional yang meliputi
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas
Kesehatan Propinsi, dan Kementrian kesehatan.
Lanjutan…

2.Tujuan Khusus
o Mengetahui kendala-kendala yang
terjadi dalam pelaksanaan sistem informasi
kesehatan daerah di Indonesia.
o Mengetahui kebutuhan informasi dari setiap
pelaksana pelayanan kesehatan di daerah
dan pusat.
o Menghasilkan model sistem informasi
kesehatan daerah Generik berbasis web yang
dapat memenuhi kebutuhan dalam proses
pengambilan kebutuhan di tingkat Top
management, secara cepat dan tepat setiap
MANFAAT
Manfaat SIKDA elektronik dalam hal
administrasi adalah waktu tunggu pasien
berkurang, alur lebih jelas, dan mengurangi
beban administrasi petugas kesehatan sehingga
pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya, dalam hal medis, SIKDA elektronik
mampu meminimalisasi terjadinya kesalahan
medis, dan secara tidak langsung meningkatkan
penggunaan obat generik di masyarakat.
SASARAN
SIKDA Generik ini dikembangkan untuk
menyeragamkan proses komunikasi data dan
informasi kesehatan secara online dan
terintegrasi antara seluruh Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu
milik Pemerintah maupun swasta, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi, dan Kementrian Kesehatan.
Lanjutan…

Selain itu SIKDA Generik ini adalah upaya dari


Kemenkes dalam menerapkan standarisasi
Sistem Informasi Kesehatan, sehingga dapat
tersedianya data dan informasi kesehatan yang
akurat, tepat dan cepat, dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengambilan
keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan di
Kab/Kota, Propinsi dan di Kementrian
Kesehatan.
BATASAN
SIKDA Generik ini dirancang untuk dapat
mengintegrasikan dan mengkomunikasikan
data dan informasi kesehatan dari berbagai
Sub Sistem dalam Sistem Kesehatan nasional
Indonesia yang meliputi Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi, dan kementrian Kesehatan.
MODEL PENGELOLAAN
SIKDA
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 model SIK
yaitu:
1.Pengelolaan SIK Manual
Pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan
kesehatan dilakukan secara manual atau paper
based melalui proses pencatatan pada buku
register, kartu, formulir-formulir khusus, mulai
dari proses pendaftaran sampai
denganpembuatan laporan.
2.Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline
Pada jenis ini, pengelolaan informasi di
pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya
sudah dilakukan dengan menggunakan
perangkat komputer, baik itu dengan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) maupun dengan aplikasi
perkantoran elektronik biasa, namun masih
belum didukung oleh jaringan internet online ke
dinas kesehatan kabupaten/kota dan
provinsi/bank data kesehatan nasional.
3.Pengelolaan SIK Komputerisasi Online
Pada jenis ini, pengelolaan informasi di
pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya
sudah dilakukan dengan menggunakan
perangkat komputer, dengan menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan
sudah terhubung secara online melalui jaringan
internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan
provinsi/bank data kesehatan nasional untuk
memudahkan dalam komunikasi dan
sinkronisasi data.
KONSEP SIKDA GENERIK
Ketersediaan informasi kesehatan sangat
diperlukan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien. Berdasarkan
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
maka pengelolaan SIK merupakan tanggung
jawab dan wewenang masing-masing
pemerintah daerah:
1. Pemerintah pusat/Kementerian Kesehatan,
bertanggung jawab dalam pengembangan
system informasi kesehatan skala nasional
dan fasilitasi pengembangan sistem
informasi kesehatan daerah.
2.Pemerintah daerah provinsi/dinas kesehatan
provinsi, bertanggung jawab dalam
pengelolaan sistem informasi kesehatan skala
provinsi.
3.Pemerintah daerah kabupaten/kota / dinas
kesehatan kab/kota, bertanggung jawab
dalam pengelolaan sistem informasi
RUANG LINGKUP
1. Puskesmas, yang meliputi proses pelayanan
secara operasional di dalam dan diluar
gedung, serta proses pelaporan, pengelolaan
informasi Tenaga Kesehatan, dan Sarana dan
Alat Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang
meliputi :
proses pengolahan dan pelaporan di tingkat
kabupaten/kota, proses entri data kesehatan
yang
berasal dari pelaksana kesehatan
Lanjutan…

yang masih melakukan pencatatan secara


manual, serta data non kesehatan yang berasal
dari lintas sektoral seperti data kependudukan
yang berasal dari Dinas Kependudukan.
proses pengelolaan informasi Tenaga Kesehatan,
sarana dan prasarana kesehatan di tingkat
Kab/Kota.
proses komunikasi dan sinkronisasi data, dari
pelaksana kesehatan yang berada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kab/Kota yang sudah
melakukan pencatatan, pengolahan data, dan
Lanjutan…

3.Dinas Kesehatan Propinsi


proses pengelolaan informasi kesehatan dan
pelaporan di tingkat Propinsi,
proses entri data kesehatan yang berasal dari
pelaksana kesehatan (Rumah Sakit,
Laboratorium) baik milik pemerintah maupun
milik swasta, yang berada di wilayah kerja
Dinas kesehatan Propinsi yang masih
melakukan pencatatan secara manual.
proses pengelolaan informasi Tenaga Kesehatan,
sarana dan prasarana kesehatan di tingkat
Lanjutan…

proses komunikasi dan sinkronisasi data, dari


pelaksana kesehatan yang berada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Propinsi yang sudah
melakukan pencatatan, pengolahan data, dan
pelaporan secara terkomputerisasi.
TAHAP PELAKSANAAN
SIKDA GENERIK
SIKDA Generik mulai dipikirkan
pengembangannya pada saat dirasakan adanya
kebutuhan suatu sistem yang memenuhi
kebutuhan pengelolaan data dan informasi yang
standar, dapat terintegrasi secara nasional dan
dapat diterapkan di wilayah dengan sumber
daya yang terbatas.
Hal ini terealisasi dengan adanya bantuan teknis
dari GIZ (The Deutsche Gesellschaft für
Internationale Zusammenarbeit) untuk Pusat

Anda mungkin juga menyukai