Anda di halaman 1dari 9

PRAKTEK OBSERVASI LAPANG ILMU USAHA TANI

1.1 Tempat dan Waktu


1.1.1 Tempat
Praktek Observasi Lapang Ilmu Usah Tani dilakukan di Lembaga P4S,
dimana P4S merupakan suatu Lembaga Pertanian, Lembaga tersebut khusus
menangani pelaksanaan padi sawah atau dalam bahasa latinnya Oriza sativa.
Lembaga ini diketuai oleh Bapak. Ibrahim Naswari Gandana, beliau adalah
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kab. Cianjur.
P4S merupakan singkatan dari Pusat Pelatihan dan Pengembangan
Pertanian Swasembada.
Lembaga ini bersifat formal dan dikukuhan oleh Dinas Pertanian.
Lembaga ini mulai berdiri sejak tahun 2000 dan dikukuhkan oleh Dinas
Pertanian pada tahun 2006.
P4S terbagi ke dalam beberapa tempat yang ada di daerah Cianjur,
yaitu:
 Taruna Mekar, Cipanas.
 Tegal Lega, Warung Kondang. dan
 Nagrak
Lembaga ini di dukung oleh lembaga-lemabaga yang ada di Kab.
Cianjur, yaitu:
 Pemerintah Daerah.
 Dinas Pertanian. dan
 Lembaga Pertanian.
Lembaga ini juga bekerjasama dengan:
 Badan Balai Padi, dan
 Badan Tenaga Nuklir Nasional

1 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
Adapun Instansi Pendidikan yang melakukan praktek (magang) pada
Lembaga P4S ini, yaitu:
 SPMA
 SMK Pertanian
 Perguruan Tinggi, seperti dari UNPAD Bandung, IPB Bogor, dll.

1.2 Waktu
Observasi Lapang Ilmu Usaha Tani dilaksanakan di lahan padi milik
P4S (Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pertanian Swasembada) dan HKTI
yang berada di wilayah Nagrak Kab. Cianjur. Pelaksanaan observasi lapang
dilakukan pada bulan Juni tepatnya pada tanggal 2 Juni hari Selasa.

2 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
2.1 Pelaksanaan dan Pengelolaan padi sawah (Oryza sativa).

Di lembaga P4S ini Pelaksanaan dan Pengelolaan padi sawah dibagi ke


dalam 3 cara, yaitu Konvensional, PTT (Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya
Terpadu) dan SRI (System Of Rice Intensificatiaon).

 Pengelolaan Padi Sawah Dengan Cara Konvensional.

1. Menggunakan benih muda dengan umur 20-22 hari.

2. Per lubang tanaman benih yang digunakan sebanyak 2-4 batang.

3. Berorientasi terhadap kelestarian lingkungan.

4. Menggunakan pupuk yang berimbang.

 Pengelolaan Padi Sawah Dengan Cara PTT (Pengelolaan Tanaman


dan Sumberdaya Terpadu).

1. Menggunakan benih muda yang berumur 15 hari dan maksimal 18 hari.

2. Jumlah benih perlubang tanam antara 1 sampai 4 batang dan tergantung


varietas.

3. Menggunakan pupuk dan pestisida organik secara terpadu dengan


anorganik.

 Pengelolaan Padi Sawah Dengan Cara SRI (System Of Rice


Intensification).

1. Menggunakan benih yang sangat muda yang berumur 7 – 10 hari.

2. Jumlah benih perlubang 1 batang (tanaman tunggal).

3. Menggunakan 100% pupuk organik.

3 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
Menurut sumber teknologi BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk:

 Meningkatkan produktifitas dan kualitas baik lahan maupun produksi.


 Meningkatkan efisiensi biaya produksi.
 Melestarikan sumber daya untuk terpeliharanya sistem produksi yang
berkelanjutan.
 Berlangsungnya proses pembenahan tanah.

Adapun Komponen Teknologi Aplikasi cara PTT dan SRI


 Penggunaan benih yang bermutu yang menghasilkan varietas unggul
nasional maupun lokal.
 Penggunaan jarak tanam jajar legowo.
 Penanaman benih muda dan tanaman tunggal (SRI).
 Penggunaan pupuk dan pestisida organik.
 Pemupukan pada system PTT dilaksanakan secara terpadu organik dan
anorganik.
 Pengelolaan air secara bijaksana.
 Penanganan panen dan pasca panen.
 Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sesuai dengan
konsep PTT.

2.2 Sistem Produksi


2.2.1 Panen dan Pasca Panen
Pada pemanenan dilakukan meliputi pemanenan yang menggunakan
gebut atau menggunakan penggilingan padi dan penimbangan. Dengan lahan 1
Ha dapat menghasilkan 8000 kg gabah kering pungut. Setiap 1 kg gabah
dihargai Rp 150,00.
Sedangkan pada pasca panen meliputi pengangkutan ke pabrik,
penjemuran, penggilingan, sortasi, pengadaan karung, pelabelan karung,

4 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
pengemasan dan pengangkutan beras hingga penjualan beras, seperti ke pasar-
pasar, swalayan-swalayan, dll.

2.2.2 Pemasaran

5 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
2.2.3 Perbandingan R / C

Nilai
Harga
Biaya Produksi Vol. Satuan (Rp) (Rp)

1. Sewa lahan 3000 Kg GPK 2300 6900000

2. Bibit 25 kg 5000 125000

3. Pupuk        

- Urea 100 kg 1250 125000

- NPK PONIKA 300 kg 2000 600000

-Pupuk cair pelengkap       150000

4. Pestisida 2 L 80000 160000

5. Tenaga Kerja        

- pembuatan lahan
persemaian 4 TKSP 15000 60000

- perbaikan pematang 30 TKSP 15000 450000

- borongan traktor       700000

-perataan tanah 10 TKSP 15000 150000

- pencetakan jarak tanam 3 TKSP 15000 45000

- pencabutan benih 10 TKSP 10000 100000

-Penanaman 30 TKSP 10000 300000

-pelayanan para penanam 2 TKSP 15000 30000

- penyiangan I dan II 60 TKSW 10000 600000

- pemupukan I , II, III 6 TKSP 15000 90000

- pengendalian OPT 6 TKSP 15000 90000

- sanitasi/ pembersihan
pematang 10 TKSP 15000 150000

6. Biaya panen        

6 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
- upah pemanenan 8000 kg 150 1200000

- upah penimbangan 8000 kg 15 120000

7. Biaya pasca panen        

- pengangkutan ke pabrik 8000 kg 30 240000

- penjemuran 8000 kg 30 240000

- upah giling 4320 kg 200 864000

- sortasi 4320 kg 30 129600

-pengadaan karung 25 Kg 173   1100 190300

- pelabelan karung 173   25 4325

- pembelian benang jahit 2   5000 10000

- upah pengemasan 4320   25 108000

-biaya pengangkutan
beras 4320   30 129600

-Upah bongkar muat beras 4320   20 86400

Total biaya       14147225

Pendapatan sampai
diberaskan 4320 kg 5300 22896000

Keuntungan       8748775

         

R/C       1,618409264

 Setiap harga Rp 1,00 mendapatkan 1,62.

7 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
8 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i
9 | P r a k ti k u m I l m u U s a h a T a n i

Anda mungkin juga menyukai