Anda di halaman 1dari 15

Scribd: Jurnal Ilmiah Indonesia, Agustus 2023, 1-6

p- ISSN: e-ISSN: 3556-4578


Available online at http:// https://id.scribd.com/upload-document

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN


KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA CITAMAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGREG KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2023

Yulianingsih E1, Miraturrofi’ah M2, Mamlukah L3


123
Program Studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung
*Email: enok.yulianingsih@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita. Dampak Stunting
dapat menyebabkan perkembangan kognitif atau kecerdasan, motorik, dan verbal berkembang secara
tidak optimal. Salah satu upaya dalam pencegahan Stunting pada balita adalah riwayat ASI eksklusif
dan riwayat imunisasi.
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Riwayat ASI Eksklustif dan Riwayat
imunisasi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Citaman Wilayah Kerja
Puskesmas Nagreg tahun 2023. Metode : rancangan metode pada penelitian ini menggunakan analitik
korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini yaitu balita usia 24-59 Bulan yang
diambil secara Purposive sampling dan memenuhi kriteria sebanyak 85 orang. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner, buku KIA dan mikrotoa. Analisis yang digunakan yaitu distribusi
frekuensi dan uji bivariat menggunakan uji Fisher.
Hasil penelitian: menunjukkan sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan mengalami kejadian Stunting ,
Tidak mendapatkan ASI Eksklusif serta memiliki Riwayat Imunisasi tidak lengkap. Simpulan :
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan riwayat ASI eksklusif dan riwayat imunisasi dengan kejadian
Stunting pada balita usia 24-59 bulan. Disarankan puskesmas dapat memberikan konseling pada ibu
balita usia 24-59 Bulan yang mengalami Stunting , konseling berupa informasi pentingnya riwayat
ASI eksklusif dan riwayat imunisasi bagi bayi, sehingga dapat mencegah balita Stunting.
ABSTRACT
Introduction: Stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers. The impact of
stunting can cause cognitive or intelligence, motor and verbal development to develop sub-optimally.
One of the efforts to prevent stunting in toddlers is a history of exclusive breastfeeding and a history
of immunizations.
The aim of this research is to determine the relationship between exclusive breastfeeding history and
immunization history with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Citaman
Village, Nagreg Health Center Working Area in 2023. Method: the method design in this research
uses correlative analytics with a cross-sectional approach. The subjects of this research were
toddlers aged 24-59 months who were taken using purposive sampling and 85 people met the criteria.
The instruments used were questionnaires, KIA books and microtoa. The analysis used is frequency
distribution and bivariate tests using Fisher's test. Research results: show that a small number of
toddlers aged 24-59 months experienced stunting, did not receive exclusive breast milk and had an
incomplete immunization history. Conclusion: It was concluded that there was a relationship between
a history of exclusive breastfeeding and a history of immunization with the incidence of stunting in
toddlers aged 24-59 months. It is recommended that community health centers provide counseling to
mothers of toddlers aged 24-59 months who are experiencing Stunting, counseling in the form of
information on the importance of exclusive breastfeeding history and immunization history for
babies, so that they can prevent toddlers from becoming Stunting.
Kata Kunci : Balita, Riwayat Asi Eksklusif, Riwayat Imunisasi, Stunting
Page 1 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

PENDAHULUAN mencapai 24, 5% dan pada tahun 2022


prevalensi Stunting mencapai 20,2%, artinya
Kejadian Stunting pada balita hingga saat ini
angka Stunting di Jawa Barat masih menepati
masih menjadi masalah kesehatan tidak hanya
urutan ke 22 secara nasional, target Stunting di
secara nasional, tetapi juga secara global.
jawa barat pada tahun 2022 adalah sebesar
Prevalensi Stunting di Indonesia adalah yang
20,2% dan di tahun 2023 ingin kembali
paling tinggi dibandingkan masalah gizi lain
menurunkan target sebesar 19,2% (Dinas
seperti gizi buruk dan kurus. Stunting adalah
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2022)
kondisi balita mengalami kekurangan asupan
nutrisi dalam jangka waktu yang cukup lama Angka Stunting di Kabupaten Bandung tahun
sehingga balita mengalami gangguan 2020 sebesar 35, 2%, hal ini angka kejadian
pertumbuhan yaitu tinggi badan lebih pendek Stunting di Kabupaten Bandung masih
dari standar usia. Penyebab kejadian Stunting melebihi angka nasional dan provinsi di tahun
adalah ketidakseimbangan asupan nutrisi dan 2021 di Kabupaten Bandung merupakan
masalah kesehatan lainnya pada 1000 hari kabupaten dengan prevalensi tertinggi ke 4 di
pertama kelahiran (Ernawati, 2020) Jawa Barat dengan angka prevalensi Stunting
sebesar 27,1%, sedangkan angka Stunting di
Kejadian balita pendek atau biasa disebut
Kabupaten Bandung sebesar 27,1% Hal ini
dengan Stunting merupakan salah satu masalah
membuktikan bahwa Kabupaten Bandung
gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini.
masih menjadi salah satu penyumbang
Data dari World Health Organization (WHO)
tingginya angka Stunting di Indonesia.
tahun 2020 angka Stunting dunia menunjukkan
22% sedangkan di tahun 2021 angka Stunting Berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita
(BPB) Pada tahun 2022 angka Stunting
dunia yaitu 21, 3%, sedangkan standar World
Kabupaten Bandung sebesar 15,5%, masih
Health Organization terkait prevalensi
diatas target yang ditetapkan yaitu di tahun
Stunting memerlukan kurang dari 20%. Lebih
2024 sebesar 14% (Dinas Kesehatan
dari setengah balita Stunting di dunia berasal
Kabupaten Bandung, 2022)
dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiga
(39%) tinggal di Afrika. Dari 83, 6 juta balita Dampak Stunting secara nasional Menurut
Stunting Asia, proporsi terbanyak berasal dari World Health Organization, 27, 6% Stunting
Asia Selatan (58, 7%) dan proporsi paling dapat menyebabkan perkembangan kognitif
sedikit di Asia Tengah (0. 9%). Angka atau kecerdasan, motorik, dan verbal
Stunting Asia pada tahun 2022 yaitu sebanyak berkembang secara tidak optimal, peningkatan
30, 6 % (World Health Organization, 2022). risiko obesitas dan penyakit degeneratif
Angka kejadian Stunting di Indonesia lainnya, peningkatan biaya kesehatan, serta
peningkatan kejadian kesakitan dan kematian.
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2021
Balita yang memiliki tingkat kecerdasan yang
kejadian Stunting pada balita sebesar 24,4%,
tidak maksimal akibat Stunting di Indonesia
sedangkan pada tahun 2022 angka stanting di
Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,8% pada akhirnya dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi, sehingga di Kabupaten
yaitu 21,6%, akan tetapi angka Stunting dinilai
dapat meningkatkan kemiskinan, dan
masih menjadi permasalahan serius di
memperluas ketimpangan di suatu negara
Indonesia. Adapun target pencapaian yang
(Kementerian Kesehatan Republik Indoenesia,
ditetapkan Indonesia adalah menurunkan
2022)
kejadian Stunting mencapai 14% di tahun 2024
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Dampak jangka panjang Stunting adalah
RI 2022) postur tubuh tidak optimal saat dewasa,
berpengaruh terhadap perkembangan otak
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Balita di
Indonesia bahwa angka kejadian Stunting pada secara permanen, menurunnya kemampuan
kognitif dan dan prestasi belajar, menurunnya
usia 24-59 tahun di Jawa Barat tahun 2019
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit dan
yaitu 25, 7%. Pada tahun 2021 Stunting
risiko tinggi untuk munculnya penyakit tidak
Page 2 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

menular. Dampak yang disebabkan Stunting salah satu pemicu terjadinya kependekan
dalam jangka pendek adalah gagal tumbuh, (Stunting ) pada balita dari kejadian masa lalu
terganggunya perkembangan otak dan dan akan berdampak terhadap masa depan
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan balita disimpulkan hasil penelitianya
gangguan metabolisme dalam tubuh menunjukkan ada hubungan pemberian ASI
(Kementerian Kesehatan Republik Indoenesia, Ekslusif terhadap kejadian Stunting pada
2022) balita.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan Serupa dengan hasil penelitian Anita (2020)
Stunting menurut WHO, 2014 ada 3 faktor dengan judul Hubungan Pemberian ASI
yang menyebabkan Stunting yaitu faktor Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada
predisposisi, faktor pendukung dan faktor Balita. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa
pendorong. Faktor predisposisi diantaranya: penelitianya memiliki hubungan dengan
ASI eksklusif, riwayat imunisasi, gizi pada ibu kejadian Stunting. Penelitian lain yang
hamil, pola nutrisi, infeksi, dan BBLR. Faktor dikatakan Hudayana (2023) dengan judul
pendukung yaitu pendapatan keluarga Pemberian ASI Eksklusif Sebagai Intervensi
sedangkan faktor pendorong yaitu dukungan Stunting di Desa Tajungan Kecamatan Kamal
keluarga. Asupan makan yang tidak seimbang Kabupaten Bangkalan. Hasil penelitianya
termasuk dalam pemberian ASI eksklusif yang diduga memiliki hubungan terhadap Stunting ,
tidak sesuai yang diakibatkan karena begitupun dengan penelitian yang dilakukan
keterbatasan makanan sehat yang bisa Khasanah (2023) dengan judul Hubungan
dikomsumsi (Wiyogowati, 2021) Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita di Desa Cipari Kecamatan
Stunting dapat disebabkan oleh faktor
Cipari Kabupaten Cilacap. Hasil penelitianya
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor
menjelaskan bahwa balita sangat penting
langsung yang dapat mempengaruhi Stunting
dalam proses pertumbuhan yang sesuai dengan
pada balita seperti penyakit infeksi, BBLR
usianya supaya tidak terjadi Stunting. Standar
(berat bayi lahir rendah), ASI Eksklusif,
kebutuhan balita didapatkan Pemberian ASI
MPASI (makanan pendamping ASI) dan
Ekslusif pada bayi saat usia 0 sampai 6 bulan
kurangnya asupan gizi balita. Beberapa faktor
merupakan pilihan dan makanan paling ideal
tidak langsung yang dapat mempengaruhi
yang paling baik dan tersempurna bagi bayi,
Stunting pada balita yaitu ketahanan pangan,
dengan demikian bahwa ASI eksklusif diduga
pola asuh ibu, tingkat pendidikan, pendapatan
memiliki hubungan yang signifikan.
orang tua, sanitasi lingkungan (UNICEF,
2020) ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
suplementasi makanan maupun minuman lain
Pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan
kecuali obat. Setelah 6 bulan ASI tidak dapat
cara yang benar sangat penting untuk
mencukupi kebutuhan mineral seperti zat besi,
mencegah terjadinya gizi buruk atau lebih
parah lagi dalam jangka waktu yang panjang seng sehingga untuk memenuhi kebutuhan
tersebut harus diberikan MP ASI (makanan
tanpa penanganan yang tepat dapat
pendamping ASI ) yang kaya zat besi. ASI
menyebabkan Stunting. Penelitian yang
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada
dilakukan oleh Anggraini (2023) dengan judul
bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa
faktor yang berhubungan dengan Stunting
menambahkan dan/atau mengganti dengan
pada balita. Hasil penelitianya menemukan
makanan atau minuman lain, termasuk air
bahwa ASI ekslusif diduga memiliki
putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan
hubungan. Penelitian lain yang dilakukan oleh
dan vitamin atau mineral) (Varney, 2020)
Dukalang tahun 2023 dengan judul Hubungan
Pemberian ASI Ekslusif Terhadap Kejadian Selain ASI ekslusif, riwayat imunisasi juga
Stunting Pada Balita di Kabupaten Gorontalo. diduga memiliki hubungan. Hail penelitian
Pada penelitianya menyatakan bahwa yang dilakukan oleh Vasera (2023) dengan
Rendahnya pemberian ASI Ekslusif menjadi judul Hubungan Pemberian Riwayat imunisasi
Page 3 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

Dengan Kejadian Stunting. Hasil penelitianya Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018
menunjukkan bahwa riwayat imunisasi tidak mengenai cakupan riwayat imunisasi lengkap
lengkap diduga memiliki hubungan terhadap meningkat dari tahun 2020 sampai 2016 yaitu
kejadian Stunting pada balita. Hasil penelitian dari 41,6% ditahun 2020 meningkat menjadi
lain yang ditemukan Fikri (2023) dengan judul 59,2% akan tetapi ditahun 2016 terdapat
Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian 32,1% balita yang belum diriwayat imunisasi
Stunting pada balita. Hasil penelitianya lengkap dan masih ada sebanyak 8,7% balita
menunjukkan bahwa riwayat imunisasi diduga yang belum diberikan riwayat imunisasi
memiliki hubungan dengan kejadian Stunting Pemberian Riwayat imunisasi berupaya untuk
pada balita. Penelitian lain yang menguatkan menurunkan kejadian penyakit yang bias
hubungan antara lain yaitu penelitian yang dicegah melalui pemberian riwayat imunisasi
dilakukan oleh Taufiq (2023) dengan judul (Gerungan, 2018).
Pemberian Imunisasi Dasar Dengan Kejadian Puskesmas Nagreg merupakan Unit Pelaksana
Stunting Pada Balita. Hasil penelitianya
Fungsional (UPF) dari UPTD Pelayanan
menunjukkan terdapat hubungan antara Kesehatan Kecamatan Nagreg yang terletak di
imunisasi Dasar dengan kejadian Stunting Jl. Nagreg km 37 Desa Nagreg Kecamatan
pada balita. Penelitian yang dilakukan oleh
Nagreg, Kabupaten Bandung. Memiliki
Khairani (2023) tentang Analisis Kejadian fasilitas Unit Gawat Darurat (UGD) dan
Stunting Pada Balita Ditinjau Dari Status Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
Imunisasi Dasar dengan hasil penelitianya (PONED) dan bidang pelayanan kesehatan
menunjukkan terdapat hubungan yang
diantara ada pencegahan Stunting.
signifikan. Serupa dengan hasil penelitian
Berdasarkan data Stunting di Puskesmas
yang dilakukan oleh Anggraeni (2023) tentang Nagreg dilihat dari 3 tahun terakhir
Hubungan Status Imunisasi Dengan Kejadian menunjukkan bahwa data Stunting mengalami
Stunting Pada Balita. Hasil penelitianya peningkatan yaitu tahun 2020 prevalensi
menjelaskan bahwa Balita yang tidak Stunting sebesar 6,2% dan tahun 2021 sebesar
mendapatkan imunisasi lengkap berisiko 1,6 8,7%, sedangkan tahun 2022 meningkat
kali mengalami Stunting dibandingkan balita kembali kejadian Stunting sebesar 10,8%.
yang mendapatkan imunisasi lengkap. Studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah
Riwayat imunisasi adalah pemberian vaksin Kerja Puskesmas Nagreg menunjukkan bahwa
kepada balita untuk mencegah penularan data Stunting di desa Citaman merupakan desa
penyakit tertentu. Vaksin adalah zat yang dengan urutan angka Stunting tertinggi di
berfungsi membantu pembentukan kekebalan wilayah Puskesmas Nagreg. Data Stunting
tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah tahun 2020 sebesar 4,73% (25 orang) balita
penyakit menular, vaksin berasal dari kuman mengalami gangguan pertumbuhan yang tidak
yang dilemahkan atau dimatikan. Riwayat optimal sesuai usianya, kemudian angka
imunisasi adalah suatu cara melawan penyakit kejadian Stunting di tahun 2021 meningkat
serius, jika sudah di riwayat imunisasi tubuh menjadi 8,70% (48 orang), diantaranya balita
akan lebih mampu menghadapi dan mengalami gangguan seperti pertumbuhan
mengalahkan infeksi penyakit. Imunisasi dasar rambut tidak lebat dibanding dengan balita
adalah salah satu upaya untuk membentuk yang tidak Stunting , serta balita tidak aktif,
kekebalan tubuh anak, sehingga mencegah sedangkan tahun 2022 meningkat kembali
penularaan penyakit berbahaya, wabah, serta menjadi 11,23% (68 orang) diantaranya balita
membantu anak tidak mudah sakit. Imunisasi sering sakit, kecerdasan balita kurang jika
dasar lengkap terdiri dari beberapa jenis dibanding dengan balita normal,
vaksin, mulai dari hepatitis B, BCG, Polio tetes perkembangan motorik kasar dan halusnya
1 sampai 3, DTP-HB-Hib 1 sampai 3, Polio tidak maksimal dan, komunikasi dan
Suntik (IPV), Campak Rubella (MR) (Buku sosialisasi balita kurang dengan lingkungan
KIA, 2023) sekitar. Dengan adanya gangguan tersebut
maka akan mengalami dampak dimasa yang
Page 4 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

akan datang diantaranya akan mempunyai balita, sedangkan 6 orang lainya menyatakan
postur tubuh yang tidak optimal, akan ibu hanya sibuk dalam mengurus rumah
berpengaruh terhadap perkembangan otak tangga, sehingga ia tidak melakukan riwayat
secara permanen dan meningkatkan risiko imunisasi secara lengkap.
penyakit tidak menular.
Berdasarkan data Stunting Desa Citaman tahun Secara garis besar bahwa berdasarkan uraian
2020 sebanyak 25 orang, diantaranya 5 orang dan latar belakang diatas pada dasarnya ASI
ibu (20%) ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan riwayat imunisasi sangat
eksklusif, karena ibu kurang mengerti tentang berperan penting bagi balita usia 24-59 bulan,
penting dan manfaat ASI bagi balita. ASI ekslusif sebagai pemenuhan nutrisi bayi,
Sedangkan data cakupan ASI eksklusif di Desa sedangkan riwayat imunisasi dapat
Citaman tahun 2021 adalah sebesar 43%, meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga
tahun 2022 cakupan ASI ekslusif menunurun dapat mencegah risiko penyakit infeksi.
menjadi 35% yang artinya ibu tidak Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik
memberikan ASI eksklusif pada bayinya, hal untuk melakukan penelitian Hubungan
ini diketahui bahwa ibu kurang mengerti Riwayat ASI Eksklusif dan Riwayat imunisasi
manfaat dan pentinngnya ASI eksklusif bagi pada balita usia 24-59 Bulan di desa Citaman
bayi, sehingga ibu memutuskan tidak Wilayah Kerja Puskesmas Nagreg tahun 2023.
memberikan ASI pada balita sampai 6 bulan
pertama. Hasil wawancara pada 10 orang ibu METODOLOGI PENELITIAN
diketahui 3 orang diantaranya ibu tidak Metode rancangan pada penelitian ini
memberikan ASI ekslusif pada bayinya menggunakan analitik korelatif dengan
dengan alasan ASI kurang atau ASI tidak pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian
keluar, sedangkan 4 orang lainya menyatakan ini yaitu balita usia 24-59 Bulan yang diambil
ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena ibu secara Purposive sampling dan memenuhi
tidak paham tentang pentingnya dan manfaat kriteria sebanyak 85 orang. Instrumen yang
ASI eksklusif untuk bayi. Kemudian 3 orang digunakan adalah kuesioner, buku KIA dan
ibu lainya ibu memberikan ASI eksklusif, akan mikrotoa. Analisis yang digunakan yaitu
tetapi ibu menambahkan zat makanan lain distribusi frekuensi dan uji bivariat
seperti susu formula sejak usia bayi lahir. menggunakan uji Fisher.
Disamping cakupan ASI eksklusif. Riwayat HASIL PENELITIAN
imunisasi juga memiliki peran penting
terhadap pencegahan Stunting. Berdasarkan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian
data cakupan Stunting tahun 2021 Desa Stunting, Riwayat ASI Eksklusif, Riwayat
Citaman sebanyak 48 orang, kemudian 8 orang Imunisasi Pada Balita usia 24-59 Bulan
diantaranya (16,6%) balita memiliki riwayat Variabel Frekuensi Persentase (%)
imunisasi dasar pada balita tidak lengkap, hal (n)
ini diketahui dari data riwayat imunisasi di Kejadian Stunting
Stunting 16 18,8
Buku KIA, sehingga ibu kurang
Tidak Stunting 69 81,2
memanfaatkan imunisasi dasar lengkap yang Riwayat ASI Eksklusif
seharunya dilakukan sesuai usianya. Data Tidak ASI Eksklusif 11 12,9
cakupan Riwayat imunisasi di Desa Citaman ASI Ekslusif 74 87,1
tahun 2021 diketahui sebesar 57% dan tahun Riwayat Imunisasi
2022 menurun menjadi 42%. Hasil wawancara Tidak Lengkap 15 17,6
Lengkap 70 82,4
pada 10 orang ibu diketahui 4 orang
Total 85 100
diantaranya ibu tidak melakukan riwayat
imunisasi tidak lengkap dengan alasan ibu Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian
tidak mengerti dan tidak paham tentang menunjukkan bahwa sebagian kecil balita usia
pentingnya manfaat riwayat imunisasi bagi 24-59 Bulan yang mengalami kejadian

Page 5 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

Stunting di Desa Citaman sebesar 18,8%, 11,23%, sedangkan pada penelitian ini tahun
sebagian kecil Balita usia 24-59 Bulan 2023 meningkat menjadi sebesar 18,8%.
menunjukkan 12,9% tidak diberikan ASI Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan
eksklusif dan sebagian kecil balita usia 24-59 oleh peneliti yaitu peneliti datang ke posyandu
Bulan 17,6% memiliki riwayat imunisasi tidak yang dibantu oleh bidan desa untuk
lengkap. pengukuran BB dan TB balita menggunakan
mikrotoa dan hasilnya balita yang mengalami
Tabel 2 Hubungan Riwayat ASI Eksklusif
Stunting yaitu sebesar 18,8%.
dan Riwayat Imunisasi Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita usia 24-59 Bulan Secara fakta dilapangan sesuai dengan hasil
kuesioner bahwa angka kejadian Stunting Desa
Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg
dipengaruhi oleh faktor pendidikan yaitu ibu
yang berpendidikan SMP dan memiliki balita
usia 24-59 Bulan mengalami Stunting.
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapatkan
bahwa paling banyak ibu balita memiliki
pendidikan SMP yaitu sebesar 62,35%, dengan
demikian Tingkat pendidikan, khususnya
Berdasarkan 2 menunjukkan bahwa hampir tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat
seluruhnya Balita usia 24-59 Bulan memiliki kesehatan. Hal ini terkait peranannya yang
riwayat tidak ASI eksklusif dengan kejadian paling banyak pada pembentukan kebiasaan
Stunting sebesar 81,8%. Hasil uji statistik makan anak, karena ibulah yang
diperoleh p-value sebesar 0,000 dengan mempersiapkan makanan mulai mengatur
demikian nilai p-value lebih kecil dari tingkat menu, berbelanja, memasak, menyiapkan
signifikansi (0,000 <0,05) maka diputuskan makanan, dan mendistribusikan makanan
H0 ditolak. Kesimpulan terdapat hubungan (Rahmah et al., 2023)
yang signifikan antara Riwayat ASI Eksklusif
Selain itu, ibu yang memiliki pendidikan ≥
dengan kejadian Stunting pada Balita usia 24-
SMP khususnya pendidikan SMA dan PT
59 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
cenderung lebih baik dalam pola asuh anak
hampir setengah responden balita memiliki
serta lebih baik dalam pemilihan jenis
riwayat imunisasi tidak lengkap dengan
makanan anak. Hal ini dikarenakan ibu dengan
kejadian Stunting yaitu 46,7%. Hasil uji
pendidikan SMA dan SMP memiliki peluang
statistik diperoleh p-value sebesar
lebih besar dalam mengakses informasi
0,003dengan demikian nilai p-value lebih kecil
mengenai status gizi dan kesehatan anak
dari tingkat signifikansi (0,003<0,05) maka
sehingga pengetahuannya meningkat.
diputuskan H0 ditolak. Kesimpulan terdapat
Kemudian informasi tersebut dipraktikkan
hubungan yang signifikan antara Riwayat
dalam proses perawatan anak yang akan
imunisasi dengan kejadian Stunting pada
berimbas pada status gizi dan kesehatan anak
Balita usia 24-59 bulan.
yang lebih baik (Rahmah et al., 2023)
PEMBAHASAN
Peneli,tian ini sesuai dengan
Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59 penelitian(Husnaniyah et al., (2020) yang
Bulan menyatakan ibu yang memiliki pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rendah beresiko memiliki anak dengan
bahwa sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan Stunting 2,22 kali lebih besar di bandingkan
yang mengalami kejadian Stunting di Desa dengan ibu berpendidikan tinggi. Pendidikan
Citaman. Hal ini terlihat dari data Stunting di akan mempengaruhi seseorang dalam
desa Citaman dua tahun terakhir yaitu tahun menerima dan mengolah informasi. Tingkat
2021 sebesar 8,70%, tahun 2022 sebesar pendidikan yang tinggi akan memengaruhi

Page 6 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

seseorang dalam mencari dan memahami dihitung dari tinggi atau panjang badan yang
informasi (Rahmah et al., 2023) melebihi -2 Standar deviasi medium dari
standar pertumbuhan anak. Balita Stunting ini
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapatkan
adalah masalah kelainan gizi kronis yang
bahwa pekerjaan ibu paling banyak adalah ibu
diakibatkan dari berbagai faktor pemicu antara
rumah tangga (IRT) sebesar 84.70%, dengan
lain kondisi sosial ekonomi, kesakitan yang
demikian bahwa pekerjaan dapat
dirasakan bayi, gizi ibu ketika hamil, dan
mempengaruhi angka kejadian stunting Desa
minimnya suplai gizi pada bayi. Balita
Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg.
Stunting ini ketika menginjak usia anak akan
Pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling
mengalami perkembangan fisik dan kognitif
dominan berhubungan dengan kejadian
yang buruk (Manuaba, 2020).
stunting, karena hal ini ibu sibuk dalam
mengurus rumah tangga sehingga ibu Pada dasarnya Diagnosis Stunting dapat
mengabaikan kesehatan balita menjadi mempengaruhi pertumbuhan manusia
stunting. merupakan hasil interaksi antara faktor
genetik, hormon, zat gizi, dan energi dengan
Hasil penelitian kejadian Stunting Desa
faktor lingkungan. Proses pertumbuhan
Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg tahun
manusia merupakan fenomena yang kompleks
2023 diantaranya balita sering sakit,
yang berlangsung selama kurang lebih 20
kecerdasan balita kurang jika dibanding
tahun lamanya, mulai dari kandungan sampai
dengan balita normal, perkembangan motorik
remaja yang merupakan hasil interaksi antara
kasar dan halusnya tidak maksimal dan,
komunikasi dan sosialisasi balita kurang faktor genetik dan lingkungan. Pada balita -
balita, penambahan tinggi badan pada tahun
dengan lingkungan sekitar. Secara teori bahwa
pertama kehidupan yang paling cepat
Stunting yang dialami balita dapat disebabkan
dibandingkan periode waktu setelahnya. Pada
oleh gangguan pada perkembangan otak,
usia 1 tahun, balita akan mengalami
gangguan terhadap perkembangan motorik dan
peningkatan tinggi badan sampai 50% dari
terhambatnya pertumbuhan mental balita
Panjang badan lahir. Kemudian tinggi badan
(Rahayu et al., 2018)
tersebut akan meningkat 2 kali lipat pada usia
Senada dengan hasil penelitian yang telah 4 tahun dan 3 kali lipat pada usia 13 tahun
dilakukan oleh(Adimuntja, (2023). Hasil (Fikawati dkk, 2017).
penelitianya menunjukkan bahwa balita yang
Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian
mengalami Stunting sebesar 13,0%. Penelitian
ini bahwa balita usia 24-59 Bulan yang
lain yang dilakukan oleh(Derek & Bolang,
(2023) yang menyatakan bahwa di Wilayah mengalami kejadian Stunting di Desa Citaman
Di Wilayah Puskesmas Nagreg tahun 2023
Kerja Puskesmas Jailolo Kabupaten
disebabkan oleh gangguan yang kurang
Halmahera Barat diketahui balita usia 24-59
berkembang, dimana sesuai dengan teori yang
Bulan menunjukkan sebesar 16,2% yang
mengalami Stunting. Begitu juga dengan hasil dinyatakan oleh Rahayu et al., (2018) balita
sering sakit, kecerdasan, perkembangan
penelitian yang dilakukan oleh(Nabwera et al.,
motorik tidak maksimal dan, komunikasi serta
(2022) di Afrika yang menyatakan dalam
sosialisasi balita di lingkungan sekitar kurang.
penelitianya bahwa kejadian Stunting sebesar
23,2% Riwayat ASI Eksklusif Pada Balita usia 24-
59 Bulan
Stunting adalah kondisi dimana balita
memiliki panjang atau tinggi badan yang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
kurang jika dibandingkan dengan umur bahwa sebagian kecil Balita usia 24-59 Bulan
Stunting yaitu keadaan ketika balita Di Desa Citaman 12,9% tidak diberikan ASI
mempunyai tinggi atau panjang badan yang eksklusif. Hal ini bahwa Pada Balita usia 24-
minim apabila dibandingkan dengan usia. 59 Bulan Di Desa Citaman Di Wilayah
Menurut WHO (2022), keadaan ini dapat Puskesmas Nagreg menunjukkan sebagian

Page 7 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

kecil ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada secara eksklusif. Begitu juga dengan hasil
bayi, dapat terlihat dari hasil jawaban ibu penelitian yang dilakukan oleh (Louis et al.,
bahwa ia memberikan ASI eksklusif pada (2023) yang menyatakan hasil penelitianya
balita hanya sampai 3 bulan atau ≤6 bulan. Hal bahwa balita yang mengalami Stunting
ini terlihat dari hasil kuesioner pada ibu yang disebabkan karena ia tidak mendapatkan ASI
tidak memberikan ASI eksklusif yaitu ibu eksklusif yaitu sebesar 15%.
memberikan cairan lain seperti madu, susu Pada dasarnya konsumsi ASI sangat penting
formula, dan makanan padat seperti pisang dan bagi perkembangan bayi diantaranya yaitu
bubur susu. Anggapan mereka, jika bayi dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi
diberikan madu, susu formula dan makanan sehingga mampu menurunkan risiko penyakit
padat seperti bubur susu, bubur tim dan pisang infeksi. Sampai usia 6 bulan, bayi
dapat mempercepat pertumbuhan bayi menjadi direkomendasikan hanya mengonsumsi Air
besar dalam artian ibu kurang pengetahuan Susu Ibu (ASI) eksklusif. ASI eksklusif adalah
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
ASI yang diberikan kepada bayi sejak
pada balita. Secara teori menyatakan bahwa dilahirkan selama enam bulan, tanpa
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan menambahkan dan/atau mengganti dengan
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan,
makanan atau minuman lain (kecuali obat,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti vitamin dan mineral). Setelah usia 6 bulan, di
dengan makanan atau minuman lain, termasuk samping ASI kemudian bisa diberikan
air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan makanan tambahan (Manuaba, 2020).
dan vitamin atau mineral) (Varney, 2020)
Teori Varney, (2020) menyatakan bahwa ASI
Ibu yang memiliki riwayat tidak ASI ekslusif eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
karena ibu memiliki pendidikan rendah. Hasil suplementasi makanan maupun minuman lain
penelitian ini diketahui dari hasil kuesioner kecuali obat. Setelah 6 bulan ASI tidak dapat
yang menyatakan 62,35% ibu memiliki mencukupi kebutuhan mineral seperti zat besi,
pendidikan SMP. Tingkat pendidikan ibu pada seng sehingga untuk memenuhi kebutuhan
anak stunting lebih rendah dibandingkan tersebut harus diberikan MP ASI (makanan
dengan anak normal. Hal ini menunjukan, pendamping ASI ) yang kaya zat besi. ASI
pendidikan orang tua akan berpengaruh Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada
terhadap pengasuhan anak, karena dengan
bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa
pendidikan yang tinggi pada orang tua akan adanya tambahan lain selain ASI (kecuali obat-
memahami pentingnya peranan orangtua obatan dan vitamin atau air mineral)
dalam pertumbuhan anak. Selain itu, dengan
pendidikan yang baik, diperkirakan memliki Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian
pengetahuan gizi yang baik pula. Ibu dengan bahwa Balita usia 24-59 Bulan Di Desa
pengetahuan gizi yang baik akan tahu Citaman Wilayah Kerja Puskesmas Nagreg
bagaimana mengolah makanan, mengatur sebagian kecil balita tidak mendapatkan ASI
menu makanan, serta menjaga mutu dan eksklusif karena anggapan ibu bahwa balita
kebersihan makanan dengan baik. Menurut yang diberikan makanan dan cairan yang lain
penelitian yang dilakukan pada balita di Desa seperti madu serta susu formula dianggap
Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg tahun dapat mempercepat pertumbuhan bada balita,
2023 diketahui bahwa lamanya pendidikan ibu hal ini karena ibu kurang mengerti dan
berhubungan signifikan positif dengan status memahami tentang manfaat pentingnya
gizi batita indeks TB/U pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan
pertama ibu, sehingga pengetahuan ibu masih
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang kurang
dilakukan oleh Khasanah (2023) menunjukkan
bahwa sebagian besar responden melakukan
pemberian ASI secara eksklusif 87%, dan
sisanya 13% balita tidak mendapatkan ASI
Page 8 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

Riwayat Imunisasi Pada Balita usia 24-59 kerja, semakin mendorong banyaknya kaum
Bulan wanita yang bekerja, terutama di sektor swasta.
Di satu sisi berdampak positif bagi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
pertambahan pendapatan, namun di sisi lain
bahwa sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan
berdampak negatif terhadap pembinaan dan
Di Desa Citaman 17,6% memiliki riwayat
pemeliharaan anak. Jika dihubungkan dengan
imunisasi tidak lengkap. Hal ini hasil riwayat
penelitian yang dilakukan ini, inilah yang
yang dilihat dari Buku KIA yang menyatakan,
terjadi pada ibu balita yang bekerja, yaitu
ibu hanya memberikan imunisasi Hepatitis B
tingginyaibu balita yang tidak melakukan
<24 jam saja, sedangkan BCG rata-rata
imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 31 ibu
responden tidak dilakukan, anggapan mereka
balita atau sebesar 59,62%, berarti memang
bahwa Imunisasi BCG bisa membuat efek
terlihat dampak negatif terhadap pembinaan
samping berupa demam tinggi pada balita.
dan pemeliharaan anak, dalam hal ini dengan
Secara teori imunisasi BCG memiliki efek
tidak melakukan imunisasi dasar lengkap
samping imunisasi berupa keluhan nyeri pada
sebagai konsekuensi dari pekerjaan ibu balita
tempat suntikan, sehingga bayi menjadi
itu sendiri.
demam dan pembengkakan, namun reaksi ini
akan menghilang dalam waktu dua hari Berdasarkan teori Proverawati, (2019) dalam
(Limoy & Yuniantinii, 2021). Teori teorinya menyatakan jika seorang bayi
Proverawati, (2019) bahwa imunisasi dasar dikatakan telah memperoleh riwayat imunisasi
lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam lengkap apabila sebelum berumur satu tahun
diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bayi sudah mendapatkan lima riwayat
bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 imunisasi dasar lengkap yaitu satu kali riwayat
bulan sampai 15 bulan dan imunisasi lanjutan imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi <24
sampai 59 bulan. jam atau sampai <7 hari pasca persalinan, satu
kali riwayat imunisasi BCG diberikan ketika
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
bayi berumur 1-2 bulan, tiga kali riwayat
dilakukan oleh(Montol et al., (2023) yang
imunisasi DPT-HB-HiB diberikan ketika bayi
menunjukkan hasil penelitianya bahwa 7.7%
berumur 2, 3, 4 bulan dengan interval minimal
bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar
empat minggu, empat kali riwayat imunisasi
lengkap. Begitu juga dengan hasil penelitian
polio diberikan pada bayi ketika berumur 1, 2,
yang dilakukan oleh (Matter et al., (2023) yang
3, 4 dengan interval minimal empat minggu,
menyatakan dalam penelitiannya bahwa
dan satu kali riwayat imunisasi campak/MR
persentase riwayat imunisasi di pedesaan
diberikan pada bayi berumur 9 bulan. Idealnya
Provisi Bali menunjukkan hampir 75% ibu
seorang balita mendapatkan seluruh riwayat
tidak melakukan imunisasi secara lengkap.
imunisasi dasar sesuai (Proverawati, 2019).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Afrida &
Irmayani, (2020) yang menyatakan imunisasi Memberikan imunisasi dasar yang lengkap
dasar lengkap akan menurunkan kejadian pada balita sangat berpengaruh pada
Stunting secara dini. pertumbuhan dan perkembangan balita.
Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang
lain: (1) Mencegah terjadinya penyakit tertentu
tidak melakukan riwayat imunisasi
pada seseorang dan menghilangkan penyakit
dipengaruhi oleh pekerjaan yaitu ibu berperan
tertentu di Dunia, (2) Melindungi dan
sebagai IRT, dengan demikian bahwa ibu tidak
mencegah penyakit-penyakit menular yang
melakukan imunisasi pada balita, dikarenakan
sangat berbahaya bagi balita, (3) Menurunkan
ibu sibuk mengurus rumah tangganya. Dengan
kecacatan, morbiditas, dan mortalitas serta bila
demikian bahwa mereka tidak mengetahui
mungkin didapat eradikasi (pemusnahan)
jadwal imunisasi, kemudian mereka juga tidak
sesuatu penyakit dari suatu Daerah atau
tahu manfaat dari imunisasi itu sendiri. Hal ini
Negeri, (4) Mengurangi angka penderita
tidak sesuai dengan pendapat Panji Anoraga
terhadap suatu penyakit yang sangat
(2019), bahwa bertambah luasnya lapangan
Page 9 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

membahayakan kesehatan bahkan bisa sehingga balita mengalami Stunting , riwayat


menyebabkan kematian pada penderitanya. imunisasi yang dilihat dari buku KIA ibu
Beberapa penyakit yang dapat dihindari hanya memberikan BCG, polio tetes satu dan
dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio, DTP saja. Hal ini tidak sesuai dengan
difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, ketetapan pemerintah yang seharunya
gondongan, cacar air, TBC, dan lain imunisasi dasar lengkap diberikan sampai 15
sebagainya, (5) Mencegah terjadinya penyakit bulan sampai 59 bulan.
tertentu pada seseorang, dan menghilangkan Hubungan Riwayat ASI Eksklusif Dengan
penyakit pada sekelompok masyarakat Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59
(populasi) atau bahkan menghilangkan Bulan
penyakit tertentu dari Dunia seperti pada
imunisasi cacar (Maryunani, 2020). Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar
0,000 dengan demikian nilai p-value lebih
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi kecil dari tingkat signifikansi (0,000 <0,05)
dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi maka diputuskan H0 ditolak. Maka dapat
buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
anak balita. Beberapa faktor yang menjadi signifikan antara Riwayat ASI Eksklusif
penyebab Stunting berupa pengasuhan yang dengan kejadian Stunting pada Balita usia 24-
kurang baik meliputi ASI dan MP-ASI, 59 bulan. Hal ini diketahui bahwa balita yang
terbatasnya layanan kesehatan ANC, PNC dan tidak mendapatkan ASI eksklusif akan
pembelajaran dini yang berkualitas meliputi
mengalami Stunting. Hal ini balita yang tidak
kurangnya ibu mengonsumsi suplemen pada mendapatkan ASI dengan cukup akan
masa kehamilan, tingkat kehadiran anak di memiliki asupan gizi yang kurang baik,
posyandu, kurangnya imunisasi pada anak dan sehingga dapat menyebabkan Stunting.
tidak terdaftarnya anak di layanan PAUD, Dengan demikian bahwa manfaat ASI
kurangnya akses makanan bergizi dan eksklusif adalah mendukung pertumbuhan
kurangnya air bersih dan sanitasi. Adapun anak terutama tinggi badan karena kalsium
beberapa faktor eksternal lainnya yang dalam ASI lebih efisien diserap dibandingkan
menjadi penyebab Stunting seperti faktor susu formula. Nutrisi dalam ASI yang sesuai
pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya untuk pertumbuhan anak dapat memastikan
(Artika, 2018). bahwa kebutuhan anak terpenuhi dan status
Stunting dapat berpengaruh pada anak balita gizi anak normal baik tinggi badan maupun
pada jangka panjang yaitu mengganggu berat badan.
kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
di kemudian hari. Anak balita Stunting penelitian yang dilakukan oleh(Vimala, (2023)
cenderung akan sulit mencapai potensi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal antara Riwayat ASI Eksklusif Dengan
baik secara fisik maupun psikomotorik. Selain Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59
itu, dampak Stunting untuk jangka pendek bulan. Begitu juga dengan penelitian yang
yaitu gangguan perkembangan otak, IQ rendah dilakukan oleh (Kuswanti, (2023) yang
dan kekebalan tubuh yang melemah. Adapun menyatakan dalam penelitianya bahwa
dampak jangka panjang yaitu hilangnya terdapat hubungan antara Riwayat ASI
produktivitas dan biaya perawatan kesehatan, Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada
memiliki tubuh yang lebih kecil, kematian dini Balita. Serupa dengan penelitian yang
dan resiko besar untuk penyakit kanker dan dilakukan oleh (Haque et al., (2023) di
diabetes (Artika, 2018). Banglades dalam penelitianya menyatakan
Menurut asumsi peneliti bahwa Kejadian bahwa riwayat ASI eksklusif memiliki
Stunting Pada Balita usia 24-59 Bulan Di Desa pengaruh besar terhadap kejadian Stunting.
Citaman Wilayah Puskesmas Nagreg yaitu ibu Hal ini terlihat dari nilai signifikan yang di
tidak memberikan imunisasi dasar lengkap peroleh dari hasil penelitianya bahwa ≤0,05
Page 10 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

yang berarti ada hubungan Riwayat ASI merekomendasikan sebaiknya anak hanya
Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit
Balita enam bulan. Makanan padat seharusnya
diberikan sesudah anak usia 6 bulan dan
Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik
pemberian ASI dilanjutkan sampai anak
sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat
berusia 2 tahun (Idris, 2020)
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan
pada balita, salah satunya panjang lahir bayi Namun ada pengecualian bayi diperbolehkan
yang menggambarkan pertumbuhan linear mengkonsumsi obat-obatan, vitamin dan
bayi selama dalam kandungan. Ukuran linear mineral tetes atas saran dokter. Selama 6 bulan
yang rendah biasanya menunjukkan keadaan pertama pemberian ASI eksklusif, bayi tidak
gizi yang kurang akibat dari kekurangan energi diberikan makanan dan minuman lain
dan protein yang diderita ibu saat mengandung sedangkan ASI predominan adalah
(Maryam, 2020) memberikan ASI kepada bayi, tetapi pernah
memberikan sedikit air atau minuman berbasis
Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara lain
air, misalnya teh, sebagai makanan atau
sebagai kekebalan alami sehingga mampu
minuman prelakteal sebelum ASI keluar. Bayi
mencegah bayi terserang penyakit, optimalkan
yang sudah berumur 6 bulan, kebutuhan
proses pertumbuhan dan perkembangan otak
gizinya akan meningkat, sehingga bayi
dan fisik bayi. Bayi yang tidak diberikan ASI
memerlukan makanan tambahan yang tidak
secara eksklusif mempunyai IQ (Intellectual
sepenuhnya dapat dipenuhi oleh ASI saja.
Quotient) yang lebih rendah dibandingkan
dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif. Hal Pemerintah berupaya menurunkan angka
kematian bayi (ABK) dengan program ASI
ini dikarenakan didalam ASI terdapat berbagai
eksklusif. Kebutuhan zat gizi bayi untuk
macam nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
pertumbuhan otak yaitu berupa taurin, laktosa,
sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari
DHA,AA, Omgea 3 dan Omega (Rahayu,
ASI saja karena ASI mengandung semua zat
2018)
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
Menurut Unicef Framework faktor penyebab memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama 6
Stunting pada balita salah satunya yaitu asupan bulan. Banyak penelitian yang membuktikan
makanan yang tidak seimbang. Asupan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki
makanan yang tidak seimbang termasuk dalam dampak terbesar terhadap keselamatan balita
pemberian ASI eksklusif yang tidak diberikan yakni 13% kematian balita dapat dicegah
selama 6 bulan. ASI adalah air susu yang dengan pemberian ASI eksklusif selama 6
dihasilkan oleh ibu dan mengandung zat gizi bulan. Penelitian(Haque et al., (2023) di
yang diperlukan oleh bayi untuk kebutuhan Banglades didapatkan hasil risiko kematian
dan perkembangannya. Bayi hanya diberi ASI empat kali lipat lebih tinggi pada anak-anak
saja tanpa tambahan cairan lainnya seperti susu yang diberi cairan atau padatan berbasis susu
formula, air jeruk, madu, air the, air putih dan selain ASI
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasu tim
balita yang diberikan ASI eksklusif tetapi
selama 6 bulan (Ginting, 2020)
mengalami Stunting , hal tersebut bisa terjadi
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif karena kualitas ASI ibu yang kurang
merupakan bayi yang hanya menerima ASI disebabkan oleh asupan gizi ibu yang kurang,
saja sehingga tidak ada cairan atau padatan stress dan cemas, merokok dan minum pil KB.
lainnya diberikan, bahkan air dengan Termasuk juga penyebab langsungnya yaitu
pengecualian rehidrasi oral, atau tetes/sirup pola hidup bersih dan sehat yang kurang
vitamin, mineral atau obat-obatan. United seperti jarang mengganti pakaian dalam, tidak
Nation Childrens Fondation (UNICEF) dan membersihkan payudara sebelum menyusui
World Health Organization (WHO) dan tidak mencuci tangan sebelum
Page 11 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

memberikan ASI. Untuk menekan angka gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
Stunting masyarakat perlu memahami faktor memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama 6
apa saja yang menyebabkan Stunting. Salah bulan
satu penyebabnya karena rendahnya akses Hubungan Riwayat Imunisasi Dengan
terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59
vitamin dan mineral serta kurangnya sumber
Bulan
protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh yang
kurang baik terutama dalam pemberian Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
makanan pada anak juga menjadi penyebab bahwa hampir setengah responden balita
Stunting. Ibu yang masa remajanya kurang memiliki riwayat imunisasi tidak lengkap
nutrisi bahkan di masa kehamilan dan dengan kejadian Stunting yaitu 46,7%. Hasil
menyusui akan sangat berpengaruhpada uji statistik diperoleh p-value sebesar
pertumbuhan fisik dan otak anak. Penyebab 0,003dengan demikian nilai p-value lebih kecil
lainnya juga karena adanya infeksi pada ibu, dari tingkat signifikansi (0,003<0,05) maka
kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, diputuskan H0 ditolak. Kesimpulan terdapat
jarak kelahiran yang pendek dan hipertensi, hubungan yang signifikan antara Riwayat
selain itu rendahnya akses terhadap pelayanan imunisasi dengan kejadian Stunting pada
kesehatan termasuk akses sanitasi air bersih Balita usia 24-59 bulan.
(Fikri, 2023) Balita yang memiliki status imunisasi dasar
ASI adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu lengkap lebih banyak yang tidak mengalami
dan mengandung zat gizi yang diperlukan oleh kejadian Stunting jika dibandingkan dengan
bayi untuk kebutuhan dan perkembangan bayi. balita yang memiliki status imunisasi dasar
Bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan yang tidak lengkap. Akan tetapi dari balita
cairan lain seperti susu formula, air jeruk, yang mempunyai imunisasi tidak lengkap
madu, air the, air putih dan tanpa tambahan masih ditemukan balita dengan tubuh normal
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur dan balita yang mempunyai imunisasi yang
susu, biskuit, dan bubur tim selama 6 bulan 12 lengkap juga ditemukan ada yang mengalami
bulan. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara Stunting. Hal ini berdampak pada kondisi
lain sebagai nutrisi lengkap, meningkatkan gagal tumbuh balita yang disebabkan oleh
daya tahan tubuh, perlindungan penyakit asupan energi yang tidak mencukupi dalam
infeksi, perlindungan alergi karena di dalam jangka panjang dan infeksi berulang dalam
ASI mengandung antibodi, memberikan 1000 hari pertama kehidupan. Oleh karena itu
rangsangan intelegensi dan saraf, pemberian imunisasi yang diberikan pada anak
meningkatkan kesehatan dan kepandaian sangat penting, dengan imunisasi dapat
secara optimal (Hidajat, 2019) memperkuat dan meningkatkan daya tahan
tubuh pada balita untuk dapat melawan
Menurut asumsi peneliti bahwa penelitian penyakit, bakteri dan mikroorganisme lain
yang dilakukan Di Desa Citaman Wilayah sehingga balita yang terserang atau menderita
Puskesmas Nagreg dapat diketahui bahwa infeksi yang serius akan lebih cepat sembuh
terdapat hubungan antara Riwayat ASI dibandingan balita yang tidak mendapatkan
Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada vaksin dari imunisasi.
Balita usia 24-59 bulan, dengan demikian
penelitian ini pada balita yang mengalami Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah
kejadian Stunting dapat dihubungkan dengan dilakukan oleh(Maysyura, (2023). Hasil
riwayat ASI eksklusif sebelumnya kurang dari penelitianya menunjukkan bahwa terdapat
6 bulan pertama sampai 2 tahun terakhir hubungan Riwayat Imunisasi Dengan
sehingga kebutuhan zat gizi bayi untuk Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bulan. Senada dengan yang diungkapkan
sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari penelitian oleh(Theresia & Sudarma, (2022)
ASI saja karena ASI mengandung semua zat dalam penelitianya menjelaskan bahwa

Page 12 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

Riwayat imunisasi dengan kejadian Stunting Tujuan riwayat imunisasi terutama untuk
memiliki nilai yang signifikan yang artinya memberikan perlindungan terhadap penyakit
terdapat hubungan. Begitu pula dengan hasil yang dapat dicegah dengan riwayat imunisasi.
yang dilakukan oleh (Prud’homme et al., Menurut Permenkes RI (2017), program
(2022) di Shanghai, China yang menyatakan riwayat imunisasi di Indonesia memiliki tujuan
hasil penelitianya bahwa terdapat hubungan umum untuk menurunkan angka kesakitan,
antara Riwayat Imunisasi Dengan Kejadian kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang
Stunting Pada Balita. Dapat Dicegah Dengan Riwayat imunisasi
(PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari riwayat
Riwayat imunisasi merupakan salah satu
imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan
upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh
riwayat imunisasi dasar lengkap (IDL) pada
dan pemberantasan penyakit menular. Angka
bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019
kematian bayi dan balita yang tinggi di
yaitu 93%), tercapainya Universal Child
Indonesia menyebabkan turunnya derajat
Immunization/UCI (prosentase minimal 80%
kesehatan masyarakat, salah satu upaya. untuk
bayi yang mendapat IDL disuatu
mengatasi masalah ini adalah program
desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan
pemberian riwayat imunisasi dasar bagi bayi
tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi
dan balita secara lengkap. Riwayat imunisasi
penyakit yang dapat dicegah dengan riwayat
bekerja dengan merangsang antibodi terhadap
organisme tertentu, tanpa menyebabkan imunisasi.
seseorang sakit terlebih dahulu. Sistem Salah satu penyebab langsung terjadinya
pertahanan tubuh kemudian bereaksi ke dalam Stunting pada balita adalah status riwayat
vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh imunisasi dimana balita yang tidak mendapat
tersebut, sama seperti mikroorganisme riwayat imunisasi lengkap akan mudah
menyerang tubuh dengan cara membentuk terserang penyakit infeksi yang berkaitan
antibodi kemudian akan membunuh vaksin dengan tingginya penyakit menularterutama
tersebut layaknya membunuh mikroorganisme diare, penyakit cacingan dan penykit
yang menyerang (Palupi, 2017). pernapasan akur (ISPA). Memberikan
imunisasi dasar yang lengkap pada balita
Riwayat imunisasi juga merupakan salah satu
sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
faktor penyebab Stunting karena Riwayat
perkembangan balita. Pemberian imunisasi
imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit
dasar tersebut diharapkan balita terhindar dari
menular dengan memberikan “vaksin”
gangguan tumbuh kembang, serta penyakit
sehingga terjadi imunitas (kekebalan) terhadap
yang sering menyebabkan cacat atau kematian
penyakit tersebut. Vaksin adalah jenis bakteri
dengan imunisasi dasar yang wajib didapatkan
atau virus yang sudah dilemahkan atau
mulai usia 0 – 9 bulan seperti imunisasi
dimatikan guna merangsang sistem imun
hepatitis B, BCG, polio/IPV, DPT-HB-HiB,
dengan membentuk zat antibodi di dalam
dan campak. Selain itu, imunisasi prakonsepsi
tubuh (Kementrian Kesehatan Republik
pada ibu juga menjadi salah satu faktor penting
Indonesia,, 2022).
untuk menjaga kesehatan balita dan ibu mulai
Riwayat imunisasi atau vaksinasi adalah cara dari intrauterine (Rayhana, 2020)
sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi
Nutrisi yang baik sangat diperlukan sejak dini
seseorang dari penyakit berbahaya, sebelum
oleh seorang anak. Kekurangan gizi
bersentuhan dengan agen penyebab penyakit
melemahkan sistem kekebalan anak dan secara
(World Health Organization, 2019). Riwayat
signifikan meningkatkan risiko morbidi-tas
imunisasi adalah suatu upaya untuk
dan mortalitas. Hasil dari kekurangan gizi
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
kronis, infeksi yang berulang dan kondisi
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit
lainnya yang mengurangi penyerapan nutrisi
sehingga bila suatu saat terpajan dengan
yang dibutuhkan dapat berpengaruh.terhadap
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Permenkes RI, 2017).
Page 13 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

pertumbuhan termasuk risiko terjadinya imunisasi dan riwayat ASI eksklusif dengan
Stunting (Gerungan, 2018) kejadian Stunting saja, padahal banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kejadian Stunting
Stunting dapat terjadi sebagai akibat
pada balita usia 24-59 Bulan seperti pola
kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari
makan, pola asuh orang tua, dukungan
Pertama Kehidupan (HPK). Buruknya gizi
keluarga dan pendapatan keluarga.
selama kehamilan, masa pertumbuhan dan
masa awal kehidupan anak dapat Keterbatasan sampel penelitian hanya dipilih
menyebabkan anak menjadi Stunting. berdasarkan kriteria, sehingga tidak semua
Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik balita yang ada di Desa Citaman Wilayah
sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat Kerja Puskesmas Nagreg dilakukan penelitian,
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dalam hal ini menjadi keterbatasan waktu yang
pada balita. Salah satunya panjang lahir bayi tidak bisa dilakukan oleh peneliti secara
yang menggambarkan pertumbuhan linier bayi keseluruhan.
selama dalam kandungan. Ukuran linier yang Penelitian selanjutnya untuk dapat menggali
rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi faktor lain selain dari kriteria eksklusi yang
yang kurang akibat dari kekurangan energi dan berhubungan dengan kejadian Stunting pada
protein yang diderita ibu saat mengandung balita dengan cara wawancara dan kuesioner
pada kehamilan ibu (Ernawati, 2020) menggunakan metode studi case kontrol. Agar
Balita yang memiliki status imunisasi dasar nantinya dapat menggambarkan sebab aktibat
lengkap lebih banyak yang tidak mengalami dari faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian Stunting jika dibandingkan dengan terjadinya Stunting pada balita dengan jumlah
balita yang memiliki status imunisasi dasar sampel yang lebih banyak atau jumlah sampel
yang tidak lengkap. Akan tetapi dari balita yang digunakan adalah seluruh balita yang
yang mempunyai imunisasi tidak lengkap mengalami stunting.
masih ditemukan balita dengan tubuh normal SIMPULAN
dan balita yang mempunyai imunisasi yang
lengkap juga ditemukan ada yang mengalami Simpulan pada penelitian ini disesuaikan
Stunting. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan tujuan khusus bahwa diketahui sebagai
hasil penelitian Agustia, Rahman, & berikut :
Hermiyanty (2018) yang menunjukkan bahwa 1. Sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan
imunisasi yang tidak lengkap merupakan mengalami kejadian Stunting di Desa
faktor risiko kejadian Stunting pada balita usia Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg
24-59 Bulan di wilayah Tambang Poboya Kota Tahun 2023
Palu. Riwayat pemberian imunisasi
berhubungan dengan kejadian Stunting pada 2. Sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan
anak usia 24-59 Bulan di Kecamatan Ratahan tidak mendapatkan ASI Eksklusif Di Desa
Kabupaten Minahasa Tenggara. Citaman Di Wilayah Puskesmas Nagreg
tahun 2023
Menurut asumsi peneliti bahwa terdapat
hubungan Riwayat Imunisasi Dengan 3. Sebagian kecil balita usia 24-59 Bulan
Kejadian Stunting Pada Balita usia 24-59 memiliki Riwayat Imunisasi tidak lengkap
Bulan Di Desa Citaman Wilayah Puskesmas Di Desa Citaman Wilayah Kerja
Nagreg. Hal ini diketahui dari data riwayat Puskesmas Nagreg tahun 2023
imunisasi dari Buku KIA, sehingga ibu kurang 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara
memanfaatkan imunisasi dasar lengkap yang Riwayat ASI Eksklusif dengan kejadian
seharunya dilakukan sesuai usianya. Stunting pada Balita usia 24-59 Bulan
Keterbatasan Penelitian 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Riwayat imunisasi dengan kejadian
hanya menghubungkan variabel riwayat Stunting pada Balita usia 24-59 Bulan
Page 14 of 15
HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT IMUNISASI DENGAN KEJADIAN STUNTING AGUSTUS 2023

Saran DAFTAR PUSTAKA


1. Bagi Puskesmas Achadi EL, Achadi A, Aninditha T.
Pencegahan Stunting Pentingnya Peran 1000
a. Diharapkan puskesmas dapat memperketat
HPK. Depok : PT. Rajagrafindo Persada;
jadwal pelaksanaan program imunisasi
2020.
misalnya jadwal imunisasi setiap hari, serta
memberikan penyuluhan pada ibu balita Adimuntja, N. P. & A. Analisis Determinan
usia 24-59 Bulan yang mengalami Stunting, Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59
berupa informasi pentingnya riwayat ASI Bulan Di Kelurahan Koya Barat Dan Timur
eksklusif dan riwayat imunisasi bagi bayi, Kota Jayapura Determinant Analysis Of
sehingga dapat mencegah balita Stunting Stunting Incidence Of Toddlers Aged 24-59
secara dini. Serta puskesmas dapat Months In West And East Koya Villages,.
membuat trobosan baru melalui media Jambura Jurnal Of Health Sciences And
sosial atau website untuk KIE dalam Research, 2023 Des 1;8(6):1-16.
menciptakan anggaran rencana pencegahan Afrida, & Irmayani. Hubungan Asi Ekslusif
Stunting secara dini. Dan Status Imunisasi Dengan Kejadian
b. Memberikan edukasi tentang bahayanya Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas
memberikan susu formula, pisang dan Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. Nursing
bubur kepada bayi dibawah <6 bulan Inside Community, 2020 2(3), 106–112.
c. Memberikan tentang pentingnya imunisasi Agustin. Hubungan Pendapatan Keluarga
BCG, P1, IPV dan campak Dengan Kejadian Stunting. Indonesian Journal
of Midwifery (IJM) 2021 Mar 1;7(1):25-34.
2. Bagi Ibu Balita
Amalia. Pengaruh Pemberian ASI, Imunisasi,
Diharapkan ibu dapat mencari informasi
MP-ASI, Penyakit Ibu dan Balita terhadap
melalui media internet atau media masa
Kejadian Stunting pada Balita. Artikel
untuk mencegah Stunting, sehingga tumbuh
Penelitian
kembang balita dapat berkembang sesuai
usianya, serta ibu wajib memberikan ASI Anggraeni. Hubungan Status Imunisasi,
ekslusif minimal 6 bulan pertama dan Sanitasi Dan Riwayat Pemberian Makan
memiliki riwayat imunisasi lengkap untuk Prelakteal Dengan Kejadian Stunting Pada
mencegah Stunting. Balita. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah. 2023 Mar
1;2(1):1-10.
Anggraini. Factors Related To The Event
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Stunting In Children In The Work Area Of The
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat Siulak Gedang Puskesmas, Keinci Regency.
melakukan penelitian dengan variabel yang Jurnal Inovasi Penelitian 2023 Feb
berbeda yaitu tentang faktor yang 1;7(1):7571-7577
mempengaruhi kejadian Stunting ,
Anita. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
menggunakan metode studi case control,
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal
sehingga nantinya dapat menggambarkan
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2020 Jun
sebab akibat dari faktor risiko kejadian
11;1:448-455.
Stunting tersebut, selain itu sampel yang
digunakanya nanti agar lebih banyak, serta Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu
pengumpulan data menggunakan kuesioner Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta;
dan wawancara, agar hasilnya lebih 2003.
optimal.

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai