Anda di halaman 1dari 49

1

PENGARUH
PENGARUH AROMATERAPI
AROMATERAPI LEMON LEMON
TERHADAP TERHADAP
PENURUNAN
PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM
EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL SEMSTER
PADA IBU HAMIL
PERTAMA SEMSTER
DI PMB PERTAMA
SITI S, AMD, KEB
DI PMB SITI S, AMD, KEB

PRPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

SITI SUNTING SARI


6221197

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah proses yang fisiologis dan alamiah. Kehamilan di

hitung mulai dari hari pertama pada haid terakhir. Lama kehamilan dari

awal konsepsi hingga bayi lahir adalah 40 minggu atau 280 hari. Terdapat

tiga bagian dalam kehamilan, trimester I dari konsepsi sampai tiga bulan,

trimester II dari empat bulan hingga enam bulan, dan trimester III dimulai

dari 7 bulan sampai ke 9 bulan (Runjati & Umar, 2018). Selama hamil ibu

mengalami perubahan fisik, sosial dan emosional di lingkungan keluarga.

Setiap kehamilan juga dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi

setiap saat. Itu sebabnya ibu hamil memerlukan pemantauan selama

kehamilannya.

Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat

alami dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi

sebelum dan setelah hamil. Keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus

dalam keadaan yang baik agar kehamilan aman dan juga harus mendapatkan

tambahan nutrisi seperti karbohidrat, protein, mineral dan vitamin (Varney,

2020). Selain masalah gizi kurang pada ibu hamil selama kehamilan juga

dapat menyebabkan Emesis gravidarum (Maternity et al., 2019). Emesis

gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan

1
2

trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang

timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama

haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro,

2020). Perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) dalam darah menimbulkan beberapa keluhan yang

membuat ibu merasa tidak nyaman saat kehamilan, diantaranya mual dan

muntah. Gejala ini umum dirasakan oleh perempuan hamil, walau dengan

derajat mual yang berbeda-beda. Walaupun gejala mual muntah ini akan

hilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki usia trimester kedua,

namun gangguan mual muntah juga patut ibu waspadai.

Dampak dari Emesis gravidarum yang terjadi jika ibu hamil terus

menerus mual dan muntah akan mengakibatkan ibu hamil mengalami

dehidrasi, lemas, dan BB menurun. Mual dan muntah pada kehamilan

berlebih atau hiperEmesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan

ibu hamil namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti

abortus, berat badan lahir rendah. Kejadian pertumbuhan janin terhambat

(Intrauterin growth retardation/IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan

hiperEmesis gravidarum. Selain itu Emesis gravidarum disebabkan oleh

banyak faktor antara lain faktor paritas, faktor usia, faktor pekerjaan, faktor

gizi, faktor psikologis, faktor dukungan keluarga dan faktor kegemukan

(Retnowati, 2019)
3

Komplikasi mual dan muntah terjadi pada primigravida sekitar 60-

80% dan terjadi pada multigravida sekitar 40- 60%. Pada 1 dari 1.000 gejala

ini menjadi lebih berat, tetapi jika tidak segera ditangani hal ini dapat

berakibat fatal (Manuaba et al., 2018). Perubahan hormonal wanita terjadi

pada saat kehamilan yaitu terjadinya peningkatan hormon progesteron, dan

estrogen, sehingga menghasilkan HCG plasenta atau (Human Chorionic

Gonadotropine). Hal ini dapat menimbulkan keluhan yang akan dialami

oleh ibu hamil, salah satunya adalah Emesis gravidarum (Manuaba et al.,

2018). Emesis gravidarum adalah mual muntah yang menimbulkan

gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan bisa membahayakan bagi ibu dan

janin, karena ibu mengalami mual dan muntah yang hebat dan sering

sehingga bisa membahayakan bagi ibu dan janin

Angka kejadian Emesis gravidarum sebesar 80% dari semua wanita

hamil (WHO, 2021). Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan

angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di

Indonesia, 0,9% di Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di

Amerika Serikat prevalensi Emesis gravidarum sebanyak 0,5%-2% (Helper,

2021). Angka kejadian Emesis gravidarum di Indonesia yang didapatkan

dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi secara lengkap adalah 543

orang ibu hamil yang terkena Emesis gravidarum. Di Indonesia tahun 2021

sekitar 50-75% wanita hamil yang terkena Emesis gravidarum.

Statistik di Jawa Barat tahun 2021 kejadian Emesis gravidarum

sebesar 60-70% dari jumlah ibu hamil sebanyak 182.815 pada tahun 2021
4

(Kemenkes RI, 2021), sedangkan hiperEmesis gravidarum di Kota Bandung

dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 186.319 orang dan ibu hamil

yang mengalami Emesis gravidarum sebesar 70%. Berdasarkan survei awal

yang dilakukan oleh peneliti pada 10 orang ibu hamil di PMB Siti S, Amd,

Keb terdapat 8 orang (80%) ibu hamil yang mengalami Emesis gravidarum

pada kehamilan trimester I dan 2 orang (20%) diantaranya tidak mengalami

Emesis gravidarum.

Derajat mual muntah yang dialami pada ibu hamil berbeda-beda, ada

yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang yang merasa

mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat. Upaya

yang dapat dilakukan dalam membantu beradaptasi dengan mual muntah

melalui alternatif tindakan baik farmakologi maupun nonfarmakologi.

Farmakologi menggunakan Vitamin B kompleks, vitamin B6. Beberapa

tindakan nonfarmakologi yang dapat disarankan adalah menganjurkan klien

mengonsumsi seduhan daun pappermint, seduhan jahe, teknik relaksasi dan

aromaterapi lemon (Parwitasari, 2018)

Aromaterapi lemon adalah minyak essensial yang dihasilkan dari

ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon) yang sering digunakan dalam

aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk

kehamilan dan melahirkan (Medforth et al., 2020). Meskipun mahal, minyak

essensial Lemon merupakan salah satu minyak herbal yang paling banyak

digunakan dan aman bagi kehamilan. Menurut studi, 40 % wanita telah

menggunakan aroma lemon dalam meredakan keluhan mual dan muntah.


5

Dari sekian tersebut 26,5 % melaporkan bahwa aroma lemon merupakan

cara yang efektif untuk mengontrol gejala mual muntah(Kia et al., 2021).

Pada Lemon terkandung Limonene yang akan menghambat kerja

prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri serta berfungsi untuk

mengontrol sikooksigenase I dan II, mencegah aktivitas prostaglandin dan

engurangi rasa sakit termasuk mual muntah (Cheraghi and Valadi, 2020)

(Namazi et al., 2020). Kandungan Linalil Asetat pada aromaterapi lemon

berfungsi untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang

tidak seimbang serta memiliki khasiat sebagai penenang dan tonikum

khususnya pada sistem syaraf (Wiryodigdo, 2021).

Hasil penelitian Puri, Vuspita, Marni (2021) menunjukkan dari ibu

hamil yang mengalami mual muntah berjumlah 30 ibu hamil didapatkan

nilai rata-rata pretest 7,97 dan posttest 5,7 dengan rata-rata penurunan skala

mual muntah sebesar 2,3 dan Ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon

terhadap intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I di Klinik

Paramitra. Penelitian lain yang dilakukan Dian, Nidatul tahun 2020

menemukan bahwa dengan pemberian aromaterapi lemon dosis 3-5 tetes

atau 10 ml sebanyak 3 tetes ke selembar tissue dan dihirup sebanyak 2-3

kali selama 5 menit, mengalami penurunan intensitas mual muntah pada ibu

hamil yang disebabkan oleh komponen kimia lemon yaitu limone dihirup,

molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak.

Sistem limbik adalah daerah yang memengaruhi emosi dan memori serta

secara langsung.
6

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan peneliti pada

tanggal 02 Februari 2022 di PMB Siti S, Amd, Keb didapatkan jumlah ibu

hamil yang memeriksakan kehamilan di PMB Siti S, Amd, Keb dari

Desember 2021 ke Januari 2022 didapatkan sebanyak 37 orang ibu hamil

dengan usia kehamilan trimester I. Dengan keluhan mengalami mual dan

muntah sebanyak 30 orang. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara

pada 10 orang ibu hamil, 3 orang diantaranya terdapat keluhan mual muntah

yang terjadi pada pagi hari dan malam hari, 3 orang ibu hamil lainya ibu

merasakan sangat pucat, keluhan mual muntah serta jarang buang air kecil,

sehingga ada penurunan drastis yang menyebabkan cairan tubuh semakin

berkurang. Sedangkan 6 orang ibu merasakan mual mutah yang hebat ibu

merasakan mual muntah ketika ibu mencium bau masakaan, bau minyak

wewangian serta ibu merasakan keluhan pusing.

Berdasarkan uraian tersebut banyaknya ibu hamil yang mengalami

Emesis gravidarum yang bisa mengarah kepada hal yang patologis seperti

hyperEmesis gravidarum. Emesis gravidarum merupakan keluhan umum

yang terjadi pada kehamilan muda. Mengatasi Emesis gravidarum selama

masa kehamilan dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non

farmakologi. Penanganan farmakologi untuk mengatasi mual dan muntah

pada kehamilan, antara lain vitamin, anthistamin, antikolinergik, antagonis

dopamin, fenotiazin, butirofenon, antagonis serotonin, piridoksin dan

kortikosteroid. Penanganan non-farmakologi antara lain herbal: Jahe,

kamomil, peppermint, daun raspberry merah, dan teh dapat mengurangi


7

mual dan muntah pada kehamilan, Akupresur dan akupunktur (Pratami,

2019), serta aromatherapy yang merupakan cabang dari ilmu herbal adalah

kumpulan metode untuk penggunaan terampil dan dikendalikan dari minyak

esensial untuk mempromosikan kesehatan fisik, emosional, dan psikologi

(Rahendza, 2020). Aroma terapi adalah terapi yang menggunakan essential

oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga

kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa

dan raga. (Rahendza, 2020). Lemon minyak essensial (Citrus lemon) adalah

salah satu minyak herbal yang paling banyak digunakan dalam kehamilan

dan dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan (Rahendza, 2020).

Manfaatnya penelitian ini yaitu dilakukan pada ibu hamil

gravidarum trimester pertama dan hal ini akan berisiko pada kondisi emesis

terjadi mual muntah, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengurangi

mual dan muntah pada ibu hamil secara dini. Berdasarkan uraian latar

belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Emesis

gravidarum Pada Ibu Hamil Semster Pertama di PMB Siti S, Amd, Keb.

1.2 Identifikasi Masalah

Banyaknya data yang mengungkapkan bahwa emesis gravidarum

dirasakan oleh ibu hamil yang terjadi selama kehamilan. Dampak dari

Emesis gravidarum yang terjadi jika ibu hamil terus menerus mual dan

muntah akan mengakibatkan ibu hamil mengalami dehidrasi, lemas, dan BB


8

menurun. Berdasarkan angka kejadian Emesis gravidarum menurut WHO

(2021) yaitu sebesar 80%. Di Indonesia tahun 2021 sekitar 50-75% wanita

hamil yang terkena Emesis gravidarum, di Jawa Barat tahun 2021 kejadian

Emesis gravidarum sebesar 60-70% dari jumlah ibu hamil sebanyak

182.815 dan di Kota Bandung tahun 2021 ibu hamil yang mengalami

Emesis gravidarum sebesar 70%, serta di PMB Siti S, Amd, Keb terdapat 8

orang (80%) ibu hamil yang mengalami Emesis gravidarum

Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada

kehamilan muda. Mengatasi mual muntah pada Emesis gravidarum selama

masa kehamilan dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non

farmakologi. Tindakan non farmakologi yang biasa di sarankan oleh tenaga

kesehatan seperti menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi air rebusan

jahe. Sebagian besar mual muntah saat kehamilan dapat diobati dengan

pengobatan jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Tetapi,

sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang

berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas dan menyebabkan

terganggunya keseimbangan elektrolit akibat kekurangan cairan. (Manuaba

et al., 2018).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu

untuk mengetahui “Bagaimanakah pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap


9

Penurunan Emesis gravidarum Pada Ibu Hamil Semster Pertama di PMB

Siti S, Amd, Keb?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan

Emesis gravidarum Pada Ibu Hamil Semster Pertama di PMB Siti S,

Amd, Keb

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Penurunan Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil

Sebelum Mengkonsumsi Aromaterapi Lemon di PMB Siti S,

Amd, Keb

2. Mengidentifikasi Mengkonsumsi Penurunan Emesis Gravidarum

Pada Ibu Hamil Sesudah Aromaterapi Lemon di PMB Siti S,

Amd, Keb

3. Mengidentifikasi pengaruh Aromaterapi lemon Terhadap

Penurunan Emesis gravidarum Pada Ibu Hamil Semster Pertama

di PMB Siti S, Amd, Keb

1.5 Hipotesis Penelitian

Ho : Ada Pengaruh Antara Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi

Lemon Terhadap Penurunan Emesis gravidarum


10

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menjadi sumbangan ilmiah dan menambah wawasan bagi

peneliti selanjutnya untuk menemukan manfaat aromaterapi lemon

untuk penurunan Emesis gravidarum, sehingga dengan terapi ini dapat

dijadikan terapi komplementer untuk emesis gravidarum

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan manfaat bagi tempat penelitian dalam

mengembangkan aromaterapi lemon pada ibu hamil yang

mengalami mual muntah, sehingga dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan pada ibu hamil.

b. Dapat memberikan manfaat bagi tenaga kesehatan khususnya di

dalam menangani mual muntah pada ibu hamil trimester pertama .

c. Diharapkan penulis dapat mengembangkan ilmu kebidanan pada

ibu hamil, dengan cara memberikan informasi tentang manfaat dan

komposisi yang terdapat lemon, sehingga dapat dijadikan

intervensi untuk mengatasi Emesis gravidarum secara dini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Wahyu,

2019). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang

tumbuh di dalam rahim ibu. Kehamilan adalah suatu proses yang akan

terjadi bila aspek penting terpenuhi yaitu ovum, spermatozoa konsepsi dan

nidasi. Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa anarra kehidupan

sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan

kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Wahyu, 2019).

2.1.2 Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan dan terdiri dari

ovulasi (Sukarni, 2019) :

1. Ovulasi pelepasan ovum

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks

1
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks

pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks

dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel intertisial Leydig sehingga

spermatogonium dapat mengalami proses mitois.

3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilasi

dan membentuk zigot.

4. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang

lain beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan

seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil kosepsi terus berjalan

menuju uterus. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan

hormon korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum

gravidarum.

Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang

mengandung cairan disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan

berjalan, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap

untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah

makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut

desidua. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis” melakukan

destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam

endometrium.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari

ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam

endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.

3. Pembentukan plasenta

Nidasi atau implamentasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding

depan atau belakang pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh

kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan

tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium

sampai terjadi, pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.

Fungsi Plasenta :

1. Sebagai alat nutrisi untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan pekembangan janin

2. Sebagai alat pembuangan sisa metabolism

3. Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2

4. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI

5. Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin.

6. Sebagai barrier atau filter (Wahyu, 2019).

2.1.3 Tanda – tanda Kehamilan

Berikut diuraikan tanda-tanda dugaan kehamilan

2.1.3.1 Tanda dugaan hamil

Tanda dugaan hamil yaitu amenore (terlambat datang bulan), Mual

dan muntah, Ngidam, Sinkope atau pingsan seperti Terjadinya gangguan


sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf

dan menimbulkan sinkope. Payudara tegang yaitu pengaruh esterogen –

progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan

garam pada payudara. Sering miksi yaitu Desakan rahim kedepan

menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.

Konstipasi atau Obstipasi yaitu Pengaruh progesteron dapat menghambat

peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. Pigmentasi

kulit pada daerah pipi, dinding perut dan sekitar payudara Varices atau

penampakan pembuluh darah vena (Wahyu 2019).

2.1.3.2 Tanda – tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu seperti perut membesar, Uterus

membesar. Pada pemeriksaan dalam dijumpai Tanda hegar : Perlunakan

isthmus. Tanda chadwick : Warna selaput lendir vulva dan vagina

menjadi ungu. Tanda piscaseck : Uterus membesar kesalah satu

jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. Tanda

braxton hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraks. Teraba

ballotement : Pantulan yang terjadi setelah uterus diketuk.

Pemeriksanaan tes biologis kehamilan positif (Manuaba, 2019)

2.1.3.3 Tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2019)

Tanda pasti kehamilan dapat di tentukan dengan jalan yaitu Gerakan janin

dalam rahim diantaranya terlihat / teraba gerakan janin, Teraba bagian –

bagian janin. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop laenec, alat

kardiotografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonagrafi yaitu


Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka

janin, ultrasonografi.

2.1.4 Perubahan fisiologis pada saat kehamilan

2.1.4.1 Rahim atau uterus

1. Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar

akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim

2. Berat uterus naik

3. Bentuk dan konsistensi uterus meningkat

4. Vaskularisasi : Pembuluh darah balik (vena) mengembangan dan

bertambah

5. Serviks uteri : Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak.

6. Vagina : Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-

kebiruan (tanda chadwicks)

7. Ovarium : Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih mengeluaran

estrogen dan progesteron

8. Payudara : Payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin

berpigmentasi (hitam), glandula montgomery makin tampak, puting

susu makin menonjol, pengeluarkan ASI belum berlangsung karena

prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari PIH (prolaktin dan

inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI (Wahyu, 2019).


2.1.4.2 Sikulasi darah ibu

1. Volume darah : Volume darah meningkat dimana jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam

pengenceran darah (hemodilus) dan curah jantung akan bertambah

sekitar 30 %.

2. Sel darah : Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel

darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga

terjadi hemodilus yang disertai anemia fisiologis.

3. Sistem respirasi : Terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma

karena dorongan rahim yang membesar, sebagai kompensasi

terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat , ibu

hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya.

4. Sistem pencernaan : Pengeluaran air liur yang berlebihan, daerah

lambung terasa panas, mual, pusing kepala terutama pagi hari

(morning sickness) muntah, obstipasi.

5. Traktus urinarius : Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya

kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk

sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh.

6. Perubahan pada kulit : Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen

dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating


hormon lobus hipofisi anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis

hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,

areola mamae, papilla mamae, linea nigra dan pipi.

7. Metabolisme : Metabolisme tubuh mengalami perubahan dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan

memberikan ASI. (Wahyu, 2019).

2.2 Emesis Gravidarum

2.2.1 Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang di sampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan

hormonal pada wanita karena terhadap peningkatan hormone estrogen,

progesterone, dan di keluarkannya hormone chorionic gonadothropin

plasenta. Hormone-hormone inilah yang di duga menyebabkan emesis

gravidarum (Manuaba, 2019)

Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang di alami

oleh beberapa wanita hamil pada trimester awal kehamilan. Kondisi yang

biasanya ini dapat terjadi sepanjang hari, meski istilah morning sickness

itu sendiri sering disalah artikan sebagai gejala mual dan muntah pada pagi

hari saja. Walau tidak membahayakan ibu dan janin, morning sickness

dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Pada beberapa wanita, morning

sickness dapat memperburuk hingga menyebabkan mual dan muntah yang

parah (hyperemesis gravidarum) (Prawirohardjo,2019).


Hyperemesis Gravidarum adalah kondisi morning sickness yang

ekstrem di masa kehamilan, menyebabkan mual dan muntah yang parah.

Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan metabolisme (tingkat zat

kimia yang di sebut elektrolit dan keton yang tidak normal), dan

penurunan berat badan yang cepat (Manuaba, 2019).

2.2.2 Penyebab Emesis Gravidarum

1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil

2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon

kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau

mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum dari

pada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam

gastrik yang diendapkan semalaman.

3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .

4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena

selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena

pengaruh hormon hipofise.

5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh

perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal

selama kehamilan. (NANDA, 2020)


2.2.3 Faktor Predisposisi Emesis gravidarum

Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya kejadian emesis gravidarum

NANDA Cit. Amru Sofian (2020) yaitu :

2.2.3.1 Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,

terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human

chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah

gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang

pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH

(luteinzing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.

HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus

luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang

nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat

dideteksi dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu

minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian

besar tes kehamilan (Tiran, 2019).

2.2.3.2 Faktor psikososial

Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan

yang dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain.
Mengetahui akan menjadi orang tua menyebabkan konflik emosi,

termasuk kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu

dan bayi serta kekawatiran tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan

dengan suami. Sering kali ada perasaan ambivalen terhadap kehamilan

dan bayi dan pada beberapa wanita hal ini mungkin membuat mereka

sedih karena sebentar lagi mereka akan kehilangan kebebasan mereka.

Mungkin ada gangguan persepsi, ketidakpercayaan mengenai ketakutan

nyata akan meningkatnya tanggung jawab.

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala

yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala

“normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak

diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan

menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik.

Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya,

terutama kecemasan akan datangnya hyperemesis gravidarum atau

preeklamsia. Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina

hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres emosional menambah

ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika

kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu

berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual

dan muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2019).

2.2.3.3 Masalah Pekerjaan


Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa

waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah.

Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau

lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka

muntah. Merokok juga terbukti memperburuk gejala mual dan muntah,

tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman)

atau efek nutrisi. Tentu saja banyak wanita yang mengalami mual dan

muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakao (Tiran, 2019).

2.2.3.4 Status Gravida

Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi

dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih

sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida dan

grandemultigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon estrogen

dan koreonik gonadotropin karena sudah mempunyai pengalaman

terhadap kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo, 2019).

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan,

informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi

asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan

muntah. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah

mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala

emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya (Tiran, 2019).

2.2.4 Manifestasi klinik


Tidak ada batas kejelasan antara mual yang masih fisiologis dalam

kehamilan dengan emesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum klien

terpengaruh, sebaiknya dianggap sebagai emesis gravidarum. Menurut

berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga

tingkatan (NANDA cit. Amru sofian, 2020) :

1. Tingkat 1 (ringan) : mual muntah terus-menerus, lemah, tidak mau

makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigrastium, nadi

100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan

mata cekung.

2. Tingkat 2 (sedang) : mual dan muntah yang hebat menyebabkan

keadaan umum lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,

lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik

(dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan

darah turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi dan dapat pula

terjadi nafas berbau aseton.

3. Tingkat 3 (berat) : kadaan umum jelek, kesadaran menurun dari

samnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi berat,

suhu badan naik, tekanan darah menurun, ikterus dan dapat berakibat

fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental; keadaan ini

adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B

kompleks.

2.2.5 Tanda dan Bahaya Emesis Gravidarum


Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah fisiologis.

Akan tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika tubuh tidak dapat

beradaptasi. Oleh karena itu, agar keluhan tersebut tidak berlanjut, perlu

diketahui gejala patologis yang timbul. Tanda bahaya yang perlu di

waspadai antara lain penurunan berat badan, kekurangan gizi, atau

perubahan status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan ketosis.

Selain itu mual muntah berlebihan dan terus menerus saat hamil hingga

dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh serta

kehilangan lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dapat di definisikan

sebagai hyperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat beerakibat buruk pada

janin seperti abortus, partus prematurus, dan BBLR. (Carole,2018)

2.2.6 Komplikasi

Pada wanita yang mengalami mual dan muntah merasa aktifitasnya

terganggu karena kondisi ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa

pekerjaanya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan

waktu untuk tidak bekerja. Satu dari dua puluh wanita mengalami

penurunan berat badan, dehidrasi, dan gangguan elektrolit. Mual muntah

yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

elektrolit, gangguan metabolik, dan defesiensi gizi. (Carole, 2018)

2.2.7 Penatalakasanaan
Cara mengatasi mual muntah (Carole, 2018) pada kehamilan antara lain

yaitu :

2.2.7.1 Farmakologis

1. Piridoksin (Vitamin B6)

Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi mual dan

muntah saat hamil belum dapat di terangkan dengan jelas. Namun

piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari makanan kebentuk

asam amino yang di serap dan di butuhkan oleh tubuh. Selain itu

piridoksin mengatasi mual muntah jika transit lambung memanjang

ketika hamil. Kebutuhan piridoksin pada wanita hamil meningkat

menjadi 2,2 mg/ hari, dosis yang di gunakan untuk morning sickness

adalah 25 mg.

2. Antihistamin

Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan doksilamin

bersamaan dengan pridoksin menjadi saran terapi utama untuk

tatalaksana emesis gravidarum pada wanita hamil. Antihistamin yang

bisa di berikan untuk wanita hamil adalah golongan H-1 bloker seperti

difenhidramin, dan loratadin.

3. Fenotiazin dan Metoklopramid

Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan tidak hilang

dengan antihistamin. Metoklopramid merupakan agen prokinetik dan


antagonis dopamin, penggunaanya terkait dengan diskinesia

(gangguan gerakan) namun kasusnya jarang. Resiko penggunaan

tergantung lama pemberian obat dan dosis kumulatif total,

penggunaan lebih dari 12 minggu tidak di sarankan dan tidak aman

untuk kehamilan.

4. Ondansentron

Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan terakhir jika

keadaan morning sickness tidak dapat di tangani dengan obat lainnya.

Penggunaan ondansentron pada subjek wanita hamil kurang dari 3

bulan masa kehamilan (rata-rata 5-9 minggu kehamilan) tidak terbukti

menyebabkan malformasi janin.

2.2.7.2 Non Farmakologis

1. Makan sering dalam porsi kecil. Misalnya setiap 2 jam sekali

(bahkan malam hari)

2. Menghindari makanan berbau tajam, terlalu asin atau makanan

berbumbu.

3. Mencobah ngemil crackers setelah bangun pagi.

4. Makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (madu, pisang,

kentang, nasi, sereal dan tahu)

5. Minum jus manis di pagi hari

6. Tidak merokok dan mengkomsumsi minuman beralkohol , batasi

asupan kopi selama triwulan pertama


7. Mendapat dukungan darimpasangan dan mengurangi stres.

2.2.7.3 Komplementer

1. Mencoba akupuntur untuk meringankan derita mual

2. Minum pappermint tea.

3. Jika masih mual, mencoba mengulum permen mint, spearment.

4. Aromaterapi jahe, spearment, Lavender, dan Lemon

5. Mencoba ginger tea (rebus jahe di air, saring dan campurkan dengan

madu atau dapat juga dengan menggunakan aromaterapi jahe, lemon

dan lavender).

2.3 Aromaterapi

2.3.1 Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berari

wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan,

jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang yang memiliki

pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi

universal untuk aromaterapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatik

atau senyawa yang mudah menguap (volatile) untuk mengobati, mengurangi

atau mencegah suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara

menghirupnya (Muchtaridi, 2020).

Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis

pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah

menguap, di kenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya


dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati

ataukesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik

pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan (Muchtaridi. 2020)

Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan

kosentrasi minyak atsiri atau minyak essensial yang aromatik dan

diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan (Moelyono 2020). Minyak atsiri yang

digunakan merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga,

daun, kulit batang, biji dan akar yang tidak digunakan secara langsung ke

kulit tetapi harus diencerkan terlebih dahulu yang biasanya bersifat mudah

menguap saat terkena panas atau cahaya. Aromaterapi yang dapat berperan

dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut

tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur. Keadaan

emosi manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik. Sistem limbik

berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik merupakan kesatuan struktur

yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dan girus dentatus),

paleocortex (korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior),

mesocortex (girus cinguli). Sedangkan, sistem limbik gabungan lobus

limbik dan nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus,

epitalamus, nukleus talamus, dan ganglia basalis. Dalam sistem limbik tidak

hanya mengatur tentang emosi, namun juga mengatur memori, dan perilaku.

Semuanya dapat saling berkaitan satu sama lain (Moelyono 2020)

2.3.2 Manfaat Aromaterapi


(Menurut Muchtariadi 2020), Aromaterapi digunakan untuk

mempengaruhi emosi seseorang dan membantu meredakan gejala

penyakit. Minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi ini

berkhasiat untuk mengurangi stress, melancarkan sirkulasi darah,

meredakan nyeri, mengurangi bengkak, menyingkirkan zat racun dari

tubuh, mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan darah

tinggi, gangguan pernafasan, insomnia (sukar tidur), gangguan pencernaan,

dan penyakit lainnya (Moelyono, 2020)

2.3.3 Macam-Macam Minyak Esensial Aromaterapi

Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aroma terapi

karena sifatnya yang serba guna diantaranya adalah Langon Kleri (Salvia

Scarea), Eukaliptus (Eucalyptus Globulus), Geranium (Pelargonium

Graveolens), Lavendar (Lavendula Vera Officia nals), Lemon (Citrus

Limonem), Peppermint (Mentha Piperita), Petitgrain (Daun Citus

Aurantium), dan Rosmari (Rosmarimus Officinals), serta Pohon teh

(Melalueca Alternifolia) (Muchtariadi 2020).

2.3.4 Teknik- Teknik Pemberian Aromaterapi

Penyerapan minyak esensial ke dalam system sirkulasi membutuhkan

waktu sekitar 30 menit untuk diserap sepenuhnya oleh system tubuh

sebelum dikeluarkan kembali melalui paru-paru, kulit dan urine dalam


waktu beberapa jam kemudian. Berikut ini adalah beberapa teknik yang

lazim digunakan dalam aromaterapi :

1 Aromaterapi Inhalasi (menggunakan oil burner)

Penghirupan dianggap sebagai cara penyembuhan paling langsung

dan paling cepat, karena molekul- molekul minyak esensial yang mudah

menguap tersebut bertindak langsung pada organ-organ penciuman dan

langsung dipersepsikan oleh otak. Penghirupan bisa di lakukan 2x sehari

atau selama ibu mengalami mual dan muntah dalam 2 hari dan di

hirup selama 5-10 detik. Rasa mual pada kehamilan dapat di

tanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan

aromaterapi. Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan mual

muntah pada kehamilan adalah aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon

memberikan ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan,

kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual.

Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari

minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di mana silia

–silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul

itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia

akan ditransmisikan melalui saluran olfactory ke dalam system limbic.

Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus

berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang

harus disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang lain.

Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa
pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, dan

sedative .

2 Aromaterapi Masase atau Pijat

Masase merupakan metode perawatan yang paling banyak dikenal

dalam kaitannya dengan aroma terapi. Minyak esensial mampu

menembus kulit dan terserap ke dalam tubuh, sehingga memberikan

pengaruh penyembuhan dna menguntungkan pada berbagai jaringan

dan organ internal (Koensoemardiyah,2018).

3 Aromaterapi Mandi

Mandi yang sebagian besar orang merasakan manfaatnya untuk

relaksasi adalah mandi panas yang sebelumnya telah ditambahkan

persiapan wewangian yang memiliki kasiat tertentu. Mandi dapat

menenangkan dan melemaskan, meredakan sakit dan nyeri dan juga

dapat menimbulkan efek rangsangan, menghilangkan keletihan dan

mengembalikan tenaga.

4 Aromaterapi Kompres

Kompres efektif untuk penyembuhan berbagai macam sakit, nyeri otot

dan rematik, ruam-ruam dan sakit kepala. Untuk nyeri akut kompres

harus diulang – ulang bila telah mencapai blood temperature, jika tidak

maka kompres harus dibiarkan pada komposisinya selama minimal dua

jam dan yang lebih baik adalah semalam.(Moelyono 2020)

2.4 Aromaterapi Lemon


2.4.1 Pengertian

Lemon (Citrus Limon) merupakan tanaman asli Asia Tenggara.

Lemon juga termasuk salah satu jenis tumbuhan perdu yang banyak

memiliki dahan dan ranting dengan tinggi maksimal mencapai 10 sampai

15 kaki. Citrus Limon memiliki batang berduri, daun hijau, lonjong, bunga

berbentuk oval dan berwarna putih dengan garis-garis ungu di dalamnya.

Buahnya berukuran 7-12cm dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang

runcing pada salah satu ujungnya. Bagian yang sering dimanfaatkan

adalah kulit buah, bunga, daun, air perasan dan minyak essensialnya yang

aman dan biasa digunakan wanita Australia ketika merasa mual muntah

karena memiliki aroma yang dapat menyegarkan dan menghilangkan stres

(Kroistianto, 2018).

Jeruk lemon mempunyai komposisi utama gula dan asam sitrat.

Kandungan lemon antara lain falvonoid (Flavanones), limonene, asam

folat, tanin, vitamin C dan mineral (kalium dan magnesium). Kulit lemon

terdiri dari 2 lapis. Bagian luar mengandung minyak esensial (6%) dengan

komposisi limonene (90%), citral (5%) dan sejumlah kecil citronellal,

alpha-terpineol, lynalil, dan geranyl acetate. Kulit lemon lapisan dalam

tidak mengandung minyak esensial tetapi mengandung glikosida flavon

yang pahit, derivat coumarin, dak pektin (Rachmi, 2019).

2.4.2 Prosedur Pemberian Aromaterapi Lemon

Aromaterapi lemon diberikan secara inhalasi yaitu dihirup melalui

tisuue selama empat hari setiap ibu hamil merasakan mual dan muntah.
Berikut langkah-langkah pemberian aromaterapi secara inhalasi

(Koensoemardiyah, 2019):

1. Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml, siapkan tissue

1 lembar tanpa alcohol.

2. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke selembar tissue .

3. Minta ibu menarik nafas sebanyak 2-3 kali sambil menghirup

aromaterapi lemon selama 5 menit.

2.4.3 Penilaian Skala Mual-Muntah PUQE

Penelitian ini menggunakan instrumen kuisener data demografi dan

tabel PUQE untuk mengumpulkan data.

Tabel 2.1 Pregnancy – Unique Quantification of Emesis and


Nauses (PUQE) Scoring System.
Score 1 2 3 4 5

Dalam 24 jam Tidak sama 1 jam / 2 – 3 jam 4-6 jam >6


terakhir, Berapa sekali kurang
lama Anda merasa
mual atau tidak
nyaman pada perut

Dalam 24 jam Tidak 1 -2 kali 3 – 4 kali 5 – 6 ≥ 7


terakhir, apakah Muntah
kali kali
Anda muntah –
muntah?
Dalam 24 jam Tidak 1 – 2 kali 3 – 4 kali 5 – 6 ≥7
terakhir, berapa kali pernah kali
kali
Anda telah
mengalami muntah
kering?

Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24

scoring system. Yaitu instrument penelitian yang dikembangkan oleh


Koren et al(2019) dan telah divalidasi oleh Koren et al.(2018) kemudian

digunakan dalam penelitian (Lacasse et al.,2018 : Kusuma ,Latifah, dan

Susilawati.2019) Skor PUQE untuk menghitung nilai keparahan mual

muntah selama kehamilan ( jumlah jam merasa mual,jumlah episode

muntah ,dan jumlah episode muntah kering Skor PUQE dihitung

dengan menambahkan nilai nilai dari masing masing kriteria yaitu 1

sampai 15 dengan kategori tidak (0) ,ringan (1-6), sedang (7-12), dan berat

(13-15) Pengukuran PUQE dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah

pemberian intervensi dan selama penelitian dilakukan monitoring terhadap

penggunaan aromaterapi lemon selama 4 hari baik secara offline maupun

online karena kondisi yang masih suasana pandemi covid- 19.

2.4.4 Pengaruh Aromaterapi Lemon dengan Emesis Gravidarum

Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari Citrus Lemon adalah asam,

sejuk, aromatik, berkhasiat menghilangkan haus, mengatasi tanpa suatu

kelainan). Larutan ini dikenal dengan nama larutan standar, yaitu dengan

skurvi atau skorbut atau sariawan (anticorbutic), mengembalikan fungsi

pencernaan, menurunkan tekanan darah, antioksidan, antibakterial,

antiseptik, menurunkan panas (antipiretik), meningkatkan kekebalan tubuh

terhadap infeksi. Minyak parasan famili Citrus memiliki aroma yang

menyegarkan dan berkhasiat sebagai antiseptik, serta tonikum dengan efek

yang bermakna pada keseluruhan saluran pencernaan (Gunawan, 2019).


Aromaterapi dengan menggunakan minyak esensial Lemon (lemon

jeruk) adalah salah satu minyak herbal yang paling banyak digunakan

dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat yang aman dalam kehamilan.

Satu atau dua tetes minyak esensial lemon dalam pembakar minyak atau

diffuser di kamar tidur membantu menenangkan NVP. Menurut sebuah

penelitian, 40 % wanita telah menggunakan aromaterapi lemon untuk

meredakan mual muntah, dan 26,5% di antaranya telah dilaporkan sebagai

cara efektif untuk mengendalikan gejala mual saat kehamilan (Kia, 2021).

Aromaterapi lemon merupakan jenis aromaterapi yang dapat

digunakan untuk mengatasi mual muntah. Limone 70%, beta-pinene

11%, gammaterpinene 8%, citral 2%, trana-alpha-bergamodhine 0,4%

adalah kandungan yang terdapat dari minyak essensial citrus lemon yang

memiliki manfaat sebagai mentaly, stimulating, antitheumatic,

antispasmodic, hypotensive, antistress dan sedative (Perry,2019).

Limonene adalah kandungan dari citrus limon yang sangat bioavailable

oleh paru manusia sebesar 70% dan 60% dimetabolisme atau diredistribusi

dengan cepat. Limonene, gamma-terpirnene dan citral dapat menghambat

kadar serum corticosterone dan monoamindi otak ketika mengalami stres

fisik maupun psikologis sehingga dapat mengurangi stress. Limonene,

gamma- terpinene dan citral yang dapat menghambat kadar serum

corticosterone dan monoamin di otak ketika mengalami stres fisik maupun

psikologis sehingga dapat mengurangi stres (Pimenta. dkk, 2019).


Pengaruh aromaterapi untuk mual muntah yaitu Aroma terdeteksi

dimulai dari organ hidung sebagai organ penghidu. Proses menghidu

dimulai dengan proses penerimaan molekul bau oleh olfactory epithelium

yang merupakan reseptor terdiri dari puluhan juta saraf pembau. Pada saat

minyak aromaterapi dilepaskan ke udara, minyak akan masuk melalui

hidung dan akan mencapai nostril pada dasar hidung, sebelum molekul

aromaterapi menempel dengan silia sel olfactorius, odoran tersebut dapat

larut dalam mucus yang melapisi silia tersebut. Untuk dapat larut dalam

mucus maka minyak Aromaterapi harus bersifat hidrofilik. Struktur dari

minyak esensial ini memiliki sifat yang hidrofilik sehingga dapat larut

dalam mucus.

Di bawah mucus pada epitel olfactory, reseptor khusus yang disebut

sebagai neuron reseptor olfactory mendeteksi adanya bau. Setiap sel

olfactory hanya memiliki satu jenis reseptor bau (odorant reseptor/ OD),

dan satu reseptor hanya mampu mendeteksi jumlah terbatas bahan-bahan

bau, seperti sel-sel pembau kita sangat terspesialisasi sejumlah kecil bau.

Untuk selanjutnya molekul bau akan berikatan dengan OD, sehingga

dapat menyebabkan aktivasi dari protein G yang kemudian mengaktivasi

enzim adenilsiklase dan mengaktifkan cAMP. Pengaktifa cAMP membuka

kanal Na sehingga terjadi influx natrium dan menyebabkan depolarisasi

dari sel olfaktorius. Depolarisasi ini kemudian menyebabkan potensial aksi

pada saraf olfaktorius dan di transmisikan ke hipotalamus


Sinyal pada sel mitral yang berada di bulbus olfaktorius menjalar

menuju traktus olfaktorius media dan area olfaktorius lateral. Area

olfaktorius lateralis membawa akson-akson ke area olfaktorius pada

korteks serebri, yang disebut sebagai area periamygdaloidea dan area

peripirformis dan area ini dikenal sebagai area olfaktorius primer (pusat

penghidu pada korteks serebri) pada lobus temporalis bagian inferior

medialis. Aktivasi daerah ini menyebabkan adanya kesadaran terhadap bau

tertentu yang dihirup. Selain itu area olfaktorius lateralis ini akan

membawa informasi ke sistem limbik dan hipokampus. Sedangkan area

olfaktorius medial terdiri atas sekumpulan nucleus yang terletak pada

anterior dari hipotalamus. Nucleus pada area ini merupakan nucleus septal

yang kemudian berproyeksi ke hipotalamus dan sistem limbik.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasy Experiment dengan

rancangan penelitian pretest-posttest two group desain. Penelitian

eksperimen atau percobaan, untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus

dari penelitian ini adanya perlakuan. Dari perlakuan tersebut diharapkan

terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain (Rianto,

2020).

Pada penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Eksperimen

dengan pretest-posttest Two group desain karena pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random.

O1 X O2

Kelompok Eksperimen pretest Perlakuaan postest

O3 O4

Tanpa perlakuan
prestest postest
Kelompok Kontrol

27
Bagan 3.2 Rancangan pretest-posttest control group desain
Sumber : Riyanto, 2020 hal.56

Keterangan :

O1 : Pengukuran Emesis Gravidarum kelompok eksperimen (sebelum)

O2 : Pengukuran Emesis Gravidarum kelompok eksperimen (sesudah)

X : Pemberian perlakuan Aromaterapi Lemon

O3 : Pengukuran tingkat kecemasan kelompok kontrol (sebelum)

O4 : Pengukuran tingkat kecemasan akhir kelompok kontrol (sesudah)

3.2 Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang

dilakukan. Konsep tidak bisa langsung diamati maka konsep dapat diukur

melalui variable (Rianto 2018). Kerangka kerja atau kerangka konsep

dalam penelitian ini dalah sebagai berikut :

Emesis Gravidarum
Aromaterapi lemon pada ibu hamil

Gambar 3.2 Kerangka konsep penelitian

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi,

bervariasi antara satu orang dengan orang yang lainnya dan diteliti dalam
suatu penelitian (Dharma 2017). Variabel juga dikatakan suatu sifat yang

akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke

objek lainnya dan terukur. Selain itu juga variabel adalah karakteristik

yang memberikan nilai beda terhadap suatu benda, manusia, dan lain-lain

(Rianto 2018). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas

(Independen) dan variabel terikat (Dependen).

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang

dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel

dependen (Rianto 2018). Variabel dalam penelitian ini adalah

aromaterapi lemon

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Rianto 2018). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Emesis gravidarum

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan

diteliti secara oprasional dilapangan. Definisi operasional adalah definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan

tersebut. Karakterisitik yang dapat diamati (diukur) itulah merupakan kunci


definisi operasional. Dengan dapat diamati maka memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena yang kemudian dapat di ulangi lagi oleh orang lain

(Rianto 2018)

Tabel 3.1 Definisi Operasional


N Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
o
1. Emesis Keluhan mual Pregnancy-Unique Kategori Emesis Ordinal
gravidarum muntah yang Quantification of Gravidarum :
Sebelum dirasakan oleh ibu Emesis and Nausea 0. Kategori tidak
aromaterapi hamil gravidarum (PUQE)-24 scoring (0)
lemon sebelum aromaterapi system 1. Ringan (1-6)
lemon 2. Sedang (7-12)
3. Berat (13-15)
2. Emesis Keluhan mual Visual Analogue Kategori Emesis Ordinal
gravidarum muntah yang Scale (VAS) Gravidarum :
Sesudah dirasakan oleh ibu 0. Kategori tidak
aromaterapi hamil gravidarum (0)
lemon sesudah aromaterapi 1. Ringan (1-6)
lemon 2. Sedang (7-12)
3. Berat (13-15)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang percobaan,

data laboratorium,dll)yang akan di teliti dan memenuhi karakteristik yang

di tentukan (Rianto 2018). Populasi adalah subjek (misal manusia, klien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Semster Pertama

di PMB Siti S, Amd, Keb sebanyak 30 orang.

3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Rianto 2018).

Teknik pada pengambilan sampel pada penelitian ini purposive sampel

yaitu teknik pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-

sifat atau karakteristik tertentu, yaitu merupakan ciri-ciri populasi. Pada

penelitian eksperiment, penelitian yang sukses adalah dengan ukuran

sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 responden (Rianto 2018).

Sampel penelitian ini yaitu sebanyak 30 ibu hamil trimester pertama.

Adapun kriteria yang menjadi responden adalah :

1) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Maka

kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan trimester

pertama di PMB Siti S, Amd, Keb

b) Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang tidak

mempunyai riwayat penyakit gastrointestinal

c) Ibu hamil dengan emesis gravidarum yang tidak

menggunakan pengobatan alternatif selain aromaterapi lemon

untuk megurangi mual muntahnya.

2) Krteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

Maka, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :


a) Ibu Hamil yang mempunyai riwayat penyakit kanker,

gangguan sirkulasi dan jantung.

b) Ibu hamil yang mengalami gangguan saluran pernafasan

c) Ibu hamil yang menggunakan intervensi obat anti emetik

untuk mengurangi mual muntah

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik metode pengumpulan data merupakan suatu proses

pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karaterisktik subjek

yang diperlukan dalam suatu penelitian (Rianto 2018). Dalam penelitian

ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah berbagai

informasi tentang responden berkaitan dengan objek penelitian. Data

primer ini diperoleh dari respon yang menunjukan antara sebelum dan

sesudah intervensi emesis gravidarum dengan Aromaterapi lemon adapun

tahapanya yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan pertama

Peneliti meminta ijin terlebih dahulu pada ibu hamil, untuk

memastikan proses penelitian, setelah di ijinkan selanjutnya peneliti

memberikan informed consent kepada responden, jika ibu menyetujui

selanjutnya ibu menandatangani pada lembar persetujuan responden.

Peneliti mengecek emesis gravidarum.

2. Tahapan kedua
Pengukuran intensitas emesis gravidarum yang ditetapkan

sebagai pre test dengan menggunakan instrumen PUQE. Kemudian

dilakukan intervensi Aromaterapi lemon dengan langkah langkah

sebagai berikut :

1. Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml, siapkan

tissue 1 lembar tanpa alcohol.

2. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke selembar tissue .

3. Minta ibu menarik nafas sebanyak 2-3 kali sambil menghirup

aromaterapi lemon selama 5 menit.

3. Tahapan ketiga

Memperoleh data diakhir penelitian.

3.6.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh

peneliti untuk mengobservasi mengukur atau menilai fenomena (Rianto

2018). Instrumen penelitian ini terdiri dari data khusus meliputi : Nama,

Umur, Pendidikan dan Pekerjaan. Instrumen Pregnancy-Unique

Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24 scoring system. Yaitu

instrument penelitian yang dikembangkan oleh Koren et al(2019) dan

telah divalidasi oleh Koren et al.(2018) kemudian digunakan dalam

penelitian (Lacasse et al.,2018 : Kusuma ,Latifah, dan Susilawati.2019)

Skor PUQE untuk menghitung nilai keparahan mual muntah selama

kehamilan ( jumlah jam merasa mual,jumlah episode muntah ,dan

jumlah episode muntah kering Skor PUQE dihitung dengan


menambahkan nilai nilai dari masing masing kriteria yaitu 1 sampai 15

dengan kategori tidak (0) ,ringan (1-6), sedang (7-12), dan berat (13-15)

Pengukuran PUQE dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah

pemberian intervensi dan selama penelitian dilakukan monitoring

terhadap penggunaan aromaterapi lemon selama 4 hari baik.

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Menurut (Rianto 2018) dalam proses pengolahan data terdapat langkah-

langkah yang harus ditempuh diantaranya:

1. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang telah

diperoleh dan dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Editing pada penelitian

ini yaitu memeriksa kembali kuesioner nyeri yang telah di isi oleh

responden

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategorik. Biasanya dalam pemberian

kode dibuat juga daftar kode artinya dalam satu buku (code book)

untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3. Data Entry
Adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

Pada tahapan data entry yaitu memasukan data kuesioner yang telah

diberi kode

4. Analiting (melakukan teknik anlisis)

Dalam melakukan anlisis peneliti menggunakan perhitungan statistik

sederhana yaitu presentasi atau proporsi.

3.7.2 Analisis Data

3.7.2.1 Analisis Univariat

Analisa data univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi

masing-masing variabel penelitian independen dan variabel dependen.

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis

ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentase

proporsi. Dalam penelitian ini data yang dianalisis yaitu emesis

gravidarum sebelum dan sesudah intervensi

3.7.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

atau korelasi dua variabel, sebaran data tiap variabel. Dalam penelitian ini

yang dianalisa adalah mengetahui emesis gravidarum sebelum dan sesudah

pada masing-masing kelompok. Dalam melakukan analisis peneliti

menggunakan perhitungan statistik uji hipotesis komparatif numerik

berpasangan 2 kelompok, uji statistik yang digunakan yaitu apabila data


normal menggunakan uji T-test dan apabila data tidak berdistribusi tidak

normal menggunakan uji wilxocon.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini perlu menjaga etika penelitian terhadap Ibu hamil. Hal-hal

yang di lakukan peneliti untuk menjaga etika penelitian yaitu Tahapan

Konsiderasi Etik yang dilihat dari pedoman komite etik penelitian

kesehatan yaitu dengan melalui prinsip sebagai berikut (KNEPK 2017) :

1. Respect for Persons/Autonomy (Prinsip Menghormati Martabat

Manusia)

Peneliti akan menghormati harkat dan martabat manusia (respect

for human dignity), yaitu peneliti senantiasa mempertimbangkan hak –

hak Ibu di PMB Siti S, Amd, Keb dan untuk mendapatkan informasi

terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian dan Ibu hamil memiliki

kebebasan menentukan pilihan serta bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Untuk itu peneliti

akan memberikan penjelasan tentang proses penelitian secara verbal

serta tertulis dan mempersiapkan formulir persetujuan dari Ibu hamil

(informed consent). Hak-hak Ibu hamil antara lain:

a. Berhak untuk mendapatkan pemberitahuan tentang tujuan

penelitian

b. Berhak untuk mendapatkan pemberitahuan tentang semua

prosedur penelitian
c. Berhak untuk mendapatkan pemberitahuan tentang setiap risiko,

ketidaknyamanan yang mungkin timbul secara wajar selama

penelitian

d. Berhak untuk mendapatkan pemberitahuan tentang manfaat

penelitian

e. Berhak untuk mengajukan pertanyaan selama penelitian

f. Berhak untuk menolak menjadi bagian dari penelitian dan untuk

berhenti sebagai Ibu hamil kapan saja

g. Berhak untuk terbebas dari tekanan selama berjalannya penelitian

h. Berhak mengajukan keberatan atas kuesioner yang memberatkan

bagi Ibu hamil untuk memberikan jawaban

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan Ibu hamil (respect for privacy

and confidentiality).

Peneliti akan menghormati privasi dan kerahasiaan Ibu hamil di PMB

Siti S, Amd, Kebuntuk peneliti memberikan informasi tentang akibat

terbukanya memberikan penjelasan akibat terbukanya informasi

individu termasuk informasi yang bersifat pribadi dan memperhatikan

hak-hak dasar individu tersebut. Peneliti akan memberikan informasi

dengan jelas tentang semua prosedur tujuan dan manfaat penelitian

sehingga Ibu hamil mendapatkan keyakinan bahwa dia dapat

memberikan kontribusi penting dalam penelitian ini untuk

pengembangan pengetahuan pada bidan di PMB Siti S, Amd, Keb.

Peneliti juga akan merahasiakan identitas Ibu hamil . meningkatkan


kenyamanan dan privasi, Ibu hamil diberikan hak untuk menentukan

waktu dan tempat penelitian dilakukan.

3. Keadilan dan inklusivitasi (respect for justice and inclusiveness)

Peneliti akan melakukan penelitian ini dengan jujur, hati-hati,

profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikani faktor-faktor

ketepatan, keseksamaani, kecermatan, intimitas, psikologis faktor-

faktor ketepatan serta perasaan religius Ibu hamil . sebagai subyek

penelitian. Peneliti akan menekankani kebijakan penelitian dengan

memberikan keuntungan dan beban secara merata atau sesuai

kebutuhan, kemampuan berkontribusi dan pilihan bebas sebagai Ibu

hamil di PMB Siti S, Amd, Keb

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits).

Penelitian akan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian untuk

mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi Ibu hamil semaksimal

mungkin dan digeneralisasikan tingkat populasi (beneficience). Peneliti

juga meminimalisir dampak yang merugikan bagi Ibu hamil

(nonmaleficience).

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan pada ibu hamil yang akan melakukan

persalinan di PMB Siti S, Amd, Keb dengan Waktu Bulan Maret-April 2022.

Anda mungkin juga menyukai