Anda di halaman 1dari 35

Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Kesehatan
Ibu dan Anak
Lukman Perdana Sofyan 0226005153
Miftakul Fira Maulidia
2106776855
Sri Jumiati Agustina 2206118386
Syarifah Khodijah 2106677306
OUTLINE

01. PROCEDURAL 03. EVALUATE


KNOWLADGE
02. UNDERSTANDING

03. APPLYING
04. CREATE
04. ANALYZE
01.

PROCEDURAL
KNOWLANGE
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Data Kesehatan Ibu dan Anak

Kementerian Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi

Dinas Kesehatan Kab/Kota

Rumah Sakit Puskesmas Klinik

Aplikasi SI di Desa
Sistem Informasi Puskesmas
(SIMPUS)

Definisi Tujuan
Sistem Informasi Puskesmas dalam rangka meningkatkan
adalah suatu tatanan yang manajemen penyelenggaraan
menyediakan informasi untuk Puskesmas perlu dukungan Sistem
membantu proses pengambilan Informasi Puskesmas yang mampu
keputusan dalam melaksanakan menjamin ketersediaan data dan
manajemen Puskesmas dalam informasi secara cepat, akurat,
mencapai sasaran kegiatannya. terkini, berkelanjutan, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
Lingkup kegiatan SIMPUS, meliputi:
1. Data Dasar, terdiri dari :
a. Identitas Puskesmas, Data Dasar dilaporkan
b. Wilayah Kerja Puskesmas secara rutin setiap 1 tahun
c. Sumber Daya Puskesmas
sekali
d. Sasaran Program
Sedangkan Data Program
dilaporkan secara rutin dan
1. Data Program, terdiri dari:
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial tidak rutin
b. upaya kesehatan masyarakat pengembangan
c. Upaya kesehatan perseorangan
d. Program lainnya → meliputi data manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian,
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, pelayanan laboratorium, dan kunjungan
keluarga.
Laporan SIMPUS
Laporan Rutin: Laporan Non Rutin:

> Laporan mingguan → mencakup > Laporan kejadian luar biasa →


laporan penyakit potensi wabah sesuai yang diatur dalam perundang
> Laporan bulanan → mencakup undangan
laporan data program dalam 1 bulan > Laporan kejadian khusus →
> Laporan tahunan → mencakup Surveilens sentinel atau laporan
laporan data dasar dan data program kebutuhan tertentu
selama 1 tahun
Format Laporan SIMPUS
Pelaporan rutin puskesmas mengacu pada format pelaporan terdiri dari pelaporan bulanan dan
tahunan dengan sumber data berasal dari register pencatatan di setiap layanan
Jenis Laporan (Data Set Pelaporan) Sumber Data (Formulir Pencatatan)
Laporan kesakitan (LB-1) Register rawat jalan
Laporan obat, vaksin (LB-2) Kartu stok obat dan vaksin
Laporan program (LB-3) Register kohort ibu, anak, gizi, KB, imunisasi,
pengamatan penyakit menular, penyakit tidak menular
Laporan pelayanan puskesmas (LB-4) Register kunjungan puskesmas, rawat inap, lansia,
kesehatan sekolah, kesehatan gigi, kesehatan kerja
dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan tradisional,
kesehatan lingkungan, perkesmas, laboratorium

Laporan tahunan data dasar (LT-1) Formulir inventarisasi data dasar puskesmas
Laporan tahunan daftar tenaga (LT-2) Daftar tenaga puskesmas
Laporan tahunan kepegawaian (LT-3) formulir kepegawaian (individu) puskesmas
Sistem Informasi Rumah Sakit Online

Definisi Tujuan
Merupakan aplikasi sistem pelaporan 1. Merumuskan kebijakan dibidang perumah
rumah sakit kepada Kemenkes yang sakitan
meliputi: 2. Menyajikan informasi rumah sakit secara
1. Data identitas rumah sakit nasional
2. Data ketenagaan yang bekerja di 3. Melakukan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi penyelenggaraan rumah
rumah sakit
sakit secara nasional
3. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan
4. Data kompilasi penyakit/morbiditas Periode
1. Update/setiap saat jika ada perubahan
pasien rawat inap
2. Tahunan
5. Data kompilasi penyakit/morbiditas
3. Bulanan
pasien rawat jalan
SIRS Online Versi 6 : RL 3.4

Terkait kesehatan ibu, laporan berisi data persalinan baik normal, Sectio Cesaria dan persalinan dengan komplikasi (RL
3.4)
SIRS Online Versi 6 : RL 3.5

Laporan Perinatologi laporan berisi kelahiran dan kematian bayi (RL 3.5)
SIRS Online Versi 6 : RL 3.14

Laporan Rujukan untuk seluruh kasus di rumah sakit termasuk diantaranya Obstetrik dan Ginekologi serta anak
RS Online

Laporan dibuat untuk skrining hipotiroid kongenital pada merupakan salah satu penyebab seorang anak mengalami
keterbelakangan mentalper kasus dengan dikirim https://sirs.kemkes.go.id/fo/login
Untuk pelaporan data KIA dari RS melalui
SIRS online yang dapat diakses langsung oleh
Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi dan
Kemenkes

Berdasarkan PMK Nomor:


1171/MENKES/PER/VI/ 2011
tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit
Berdasarkan PMK No.21 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan dan Masa sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual:
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA
Generik/E-SIKDA)
Dalam rangka optimalisasi aliran data dari kabupaten/kota dan provinsi ke Kementerian Kesehatan, dirancang
sebuah sistem informasi kesehatan terintegrasi yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat,
tepat, dan cepat. Kementerian Kesehatan mengatur penyelenggaraan Sistem Inform asi Kesehatan Daerah
(SIKDA) kabupaten/ kota melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
Petunjuk teknis Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA) dan PMK No. 94 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Terintegrasi.

Definisi Bagan Modul SIKDA Generik


Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan
yang mengintegrasikan sistem-sistem informasi di puskesmas, rumah
sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah
maupun swasta.
Aplikasi ini diberikan secara gratis dan bersifat open source
Aplikasi ini dirancang agar dapat dikustomisasi sendiri,
berinteroperabilitas, dan terintegrasi dengan aplikasi yang lain
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA Generik/E-SIKDA)

Tujuan Implementasi Sistem Elektronik dalam integrasi SIK

SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan


pelayanan kesehatan di fasilitas pelyanan kesehatan serta
meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi.

Secara khusus tujuan dari SIKDA generik yaitu :


1. Meningkatkan layanan kesehatan di puskesmas melalui sistem
informasi yang tepat sehingga pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
2. Untuk menyeragamkan proses komunikasi data dan informasi
kesehatan secara online dan terintegrasi antara seluruh
puskesmas
3. Menerapkan standarisasi Sistem Informasi kesehatan, sehingga
dapat tersedianya data dan informasi kesehatan yang akurat,
tepat dan cepat dengan mendayagunakan tekhnologi informasi
03. Sistem Pelaporan Data Kesehatan Ibu dan Anak Skala Nasional

Pelaporan data dari


puskesmas -
Dinkeskab/kota -
Dinkes Provinsi -
Kemenkes melalui
SIKDA GENERIK

Beberapa daerah
memiliki aplikasi
pelaporan data
tersendiri seperti e-
puskesmas di Kab
Bogor dll
02. Tantangan dalam
Pencatatan dan
Kesehatan Ibu dan
Anak
Kelemahan sistem pencatatan dan pelaporan data kesehatan Ibu
dan Anak yang ada saat ini:
● Belum tersedianya data yang akurat dan tepat waktu
● Belum tersedianya sistem untuk kompilasi dan analisis data secara
cepat dan tepat
● Belum adanya integrasi data kesehatan ibu hamil, termasuk ibu
hamil dan/atau bayi penyandang disabilitas, dengan hasil analisisnya
dan data lain
● Belum dimanfaatkannya pelaporan oleh lebih banyak pemangku
kepentingan dikarenakan data dan hasil analisisnya tidak mudah
diakses.
03.

Peran dan Tupoksi


Stakeholder dalam
kaitannya dengan Sistem
Informasi Kesehatan Ibu
dan Anak
Menjawab tantangan dari pengaplikasian sistem informasi
untuk pencatatan dan pelaporan kesehatan Ibu dan Anak,
diperlukan inovasi yang menghadirkan solusi dengan
melibatkan peran stakeholder atau multisektor lainnya. Salah
satu contoh sukses adalah penyediaan Aplikasi SIBUBA di
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Sistem Informasi Ibu dan Bayi
(SIBUBA)

Definisi Tujuan
Sistem informasi digital sebagai
transformasi model pencatatan dan
pelaporan data kesehatan Ibu dan
Bayi yang mencakup mencakup
data ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan bayi.

Aplikasi SIBUBA dikembangkan


tahun 2019 di Kabupaten
Bondowoso, Jawa Timur dan telah
berkontribus pada penurunan AKI
di tahun 2020 sebesar 177,4/100rb
KH dimana pada tahun 2018 AKI
sebesar 192,2/100rb KH
04.

Framework of Thinking dari


Pencatatan dan Pelaporan
Kesehatan Ibu dan Anak
(contohnya) Pemantauan Kehamilan
REMEMBER

Adanya sistem informasi kesehatan yakni SIBUBA, salah satu bentuk


pencatatan dan pelaporan dalam hal ini ANC (AnteNatal Care).
Pencatatan dimasukkan oleh bidan dan verifikator oleh bikor, dimana
data dapat dilihat oleh desa, kecamatan, kabupaten hingga dinas
kesehatan. pencatatan dilakukan secara online menggunakan web
browser.
UNDERSTANDING, APPLY, ANALYZE
PENDUDUK PELAYANAN
1. ANC terfokus di sektor kesehatan dengan akses data yang terbatas.
1. Angka Kematian Ibu 305 /1000 kelahiran hidup 2. Kegiatan promotif preventif terpusat di puskesmas, kegiatan kuratif
2. Angka Kematian Bayi 24/1000 kelahiran hidup (SDKI 2017) rehabilitatif oleh rumah sakit.
3. Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, eklamsia, 3. Data yang diisikan tenaga kesehatan terfragmentasi dan belum
sepsis, infeksi, komplikasi masa kehamilan terpusat. Dimana ketika ibu hamil ANC di puskesmas tidak akan
terinformasi ke rumah sakit ketika ibu tiba tiba ingin ANC ke RS
kecuali dengan rujukan
4. Data tidak dapat didapat secara menyeluruh (pedesaan, perkotaan,
rural area)
5. Kerjasama antar lintas sektor dalam pemberian layanan ANC yang
berkualitas belum berjalan dengan baik.

LINGKUNGAN PERILAKU

1. Budaya pantang makanan. 1. Pentingnya pemeriksaan ANC untuk ibu hamil


2. Budaya patriarki yang segala keputusan ada di tangan suami 2. Buku KIA selain sebagai self record juga penghubung antar
3. Jarak geografis yang ke pelayanan kesehatan nakes
4. Kemajuan teknologi tidak di barengi dengan melek teknologi. 3. Informasi Hoax yang berkembang di masyarakat berkaitan
dengan kehamilan dan ANC
4. Diskriminasi ibu berkebutuhan khusus.
Evaluate
1. Pemberian edukasi dan informasi kepada masyarakat kurang merata
2. peningkatan sumberdaya manusia teknologi
3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencatatan dan pelaporan dalam hal
ini ANC.
4. Lintas sektor bekerjasama memberikan pelayanan kesehatan khususnya ANC sesuai dengan
tupoksi yang dimiliki.
5. Anggaran dana program diberikan tepat sasaran.
6. Sistem hole data kesehatan ibu dan anak belum bisa terintegrasi secara menyeluruh
7. Pendidikan salah satu faktor penentu kesehatan
CREATE

1. Sistem terpusat dari yang paling dasar dan sejajarnya hingga ke pusat. Adanya integrasi
seluruh pelayanan kesehatan ANC ( puskesmas, klinik penyedia layanan ANC, bidan
praktik swasta, RS) maupun non kesehatan (Dukcapil, BPJS, dll). Ex: ketika ibu ANC data
yang ada di PKM juga akan ada fasilitas kesehatan lain minimal tingkat kab.
2. Meningkatkan kualitas SDM dari formal maupun non formal upaya menciptakan
kesejahteraan kesehatan. Tidak hanya environment nya yang disiapkan tetapi juga kualitas
manusia untuk dapat menerima informasi dan teknologi.
3. Adanya BPJS yang diberikan khusus kepada ibu hamil dengan ekonomi menengah ke
bawah selama minimal 9 bulan sampai dengan KF4. tujuan: tidak ada alasan lagi untuk
tidak ANC.
REFERENCES

● Kemenkes RI, 2019. PERMENKES RI Nomor 31 Tahun 2019


tentang Sistem Informasi Puskesmas.
● Kemenkes RI, 2019. PERMENKES RI Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
● Kemenkes RI, 2015. Pedoman Umum Penyelenggaraan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas. Revisi
● Kemenkes RI, 2011. Panduan Sistem Informasi Pelaporan Rumah
Sakit.
● KOMPAK, 2021. Panduan Fasilitasi Replikasi dan Pelembagaan
Aplikasi SIBUBA.

Anda mungkin juga menyukai