Anda di halaman 1dari 6

DIARE

RIWAYAT, FAKTOR
RESIKO DAN UPAYA
PREVENTIF
oleh :
KELOMPOK 10 - EPIDEMIOLOGI INTERMEDIATE

IRMA AYUSANTARI (2206005033)


LUKMAN PERDANA SOFYAN (2206005153)
MINAWATI (2206118051)
PUSPITA ALWI (2106777006)
SHANIA NURSIAH HASRI (2206005701)
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT DIARE
PREPATOGENESIS PATOGENESIS

- Infeksi Tahap inkubasi Tahap dini Tahap lanjut Tahap akhir

- SEMBUH ATAU TERJADI KEMATIAN


merupakan - virus, bakteri, atau Gejala : Gejala : Gejala :
parasit masuk ke - Gejala, buang air - hilang cairan tubuh - hilang cairan tubuh
penyebab sekitar 5%-10% dari
dalam tubuh dan besar lebih dari 4x >10% dari berat
utama diare menginfeksi usus, sehari berat badan badan
akut, baik oleh menembus sel & - hilang cairan tubuh - gelisah - kesadaran koma
- haus berlebihan
bakteri, parasit berkembang biak sekitar 5% dari atau apatis
- napas agak cepat
maupun virus. - berlangsung 2-4 berat badan - denyut nadi sangat
- denyut nadi cepat
- Jika daya tahan hari - mata agak cekung - mata cekung cepat
- kesadaran baik - tonus otot & tugor - pernapasan cepat
baik, host tidak - kekenyalan kulit agak berkurang dan dalam
akan terinfeksi normal, turgor kulit - ubun-ubun besar - ubun-ubun besar
- Belum kurang cekung sangat cekung
ditemukan - BAB cair 1-2 x/hari - kekenyalan kulit - selaput lendir
tanda-tanda - ubun-ubun besar sedikit kurang kurang
agak cekung - elastisitas kulit
penyakit. kembali 1-2 detik
- haus & lemah
- selaput lendir agak
kering

Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan


FAKTOR RESIKO PENYAKIT DIARE BERDASARKAN
AGENT,HOST DAN ENVIRONMENT
A. AGENT B. HOST
1. Faktor Infeksi 1. Umur
Bakteri, Parasit, dan Virus 2. Status Gizi
- Virus : Norovirus, Rotavirus, dan Hepatitis A 3. Status Imunisasi
- Bakteri : E. Coli, Salmonella, dan Shigella 4. Jenis Kelamin
- Parasit : Giardia lamblia dan Cryptosporidium 5. Gaya Hidup
6. Tingkat Pendidikan
2. Faktor Non Infeksi 7. Intoleransi Laktosa
Diare non infeksius terjadi karena keracunan
makanan, dan stres. C. ENVIRONMENT

1. Sarana Air Bersih


2. Sanitasi (Limbah dan Tinja, PHBS)
3. Kondisi rumah
4. Status ekonomi
5. Akses Pelayanan Kesehatan
PERENCANAAN UPAYA PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
PADA KEJADIAN DIARE

Terdapat tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni: upaya preventif primer, yang meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan khusus, upaya preventif sekunder yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat,
dan upaya preventif tersier yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi (Nasry Noor, 1997).

UPAYA PRIMER

PROMOSI KESEHATAN :

PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI YANG LAYAK

PENINGKATAN STATUS GIZI DAN PEMBERIAN IMUNISASI


UPAYA SEKUNDER UPAYA TERSIER
(Amin, L., 2015)
1. Memberikan ASI lebih sering dan lebih
1. Penanganan dehidrasi sebagai upaya penanganan cairan
lama dari biasanya.
2. Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi dan elektrolit tubuh
sampai diare berhenti. 2. Pemberian antibiotic secara empiris (khusus untuk
3. Memberikan obat Zinc yang tersedia di pasien dengan tanda diere infeksi)
apotek, Puskesmas, dan rumah sakit. Zinc 3. Pemberian obat anti diare yang terbagi menjadi
dapat mengurangi parahnya diare. beberapa kelompok, yaitu kelompok anti-sekresi
4. Memberikan cairan rumah tangga, seperti selektif, kelompok opiat, kelompok absorbent, zat
sayur, kuah sup, dan air mineral.
hidrofolik, dan probiotik
5. Segera membawa penderita diare ke sarana
4. Pemberian tablet Zinc Diberikan sekali sehari selama 10
kesehatan
hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti untuk
6. Pemberian makanan sesuai umur
mengurangi durasi dan mencegah berulangnya diare 2
sampai 3 bulan ke depan

Anda mungkin juga menyukai