Anda di halaman 1dari 78

TATALAKSANA DIARE TERKINI

Dr. Hartaniah Sadikin, Sp.A


DEFINISI DIARE AKUT
BAB PADA BAYI DAN ANAK DENGAN
FREKUENSI 3X ATAU LEBIH /PER HARI,
DISERTAI PERUBAHAN KONSISTENSI TINJA
MENJADI CAIR, DENGAN ATAU TANPA LENDIR
DAN DARAH, TERJADI SECARA MENDADAK
PADA BAYI DAN ANAK YANG SEBELUMNYA
SEHAT.
Epidemiologi
 Masalah kesehatan masyarakat

 Mortalitas dan morbiditas tinggi

 Angka kejadian pada balita:


3 – 9 episode per anak per tahun
EPIDEMIOLOGI
 SERING TERJADI PADA BAYI
 DITULARKAN SECARA FECAL ORAL, 3 F
(Faeces, Fingers, Flies)
 HIGIENE DAN LINGKUNGAN YANG BURUK
 BAYI YANG DISAPIH LEBIH AWAL DAN
DIBERIKAN MAKANAN YANG PADAT DAN
SUSU BOTOL.
Episode diarrhea per year
4
Episode per child per year

0
0-5 6-11 12-23 24-35 36-47 48-59
age (months)
EPIDEMIOLOGY

•Hospital admissions (children < 5 years)

– USA : 220.000 patient/year (10% of hospit.)


– RSCM, Jakarta
- One Day Care (2001) : 1136 patients
Diarrhea : 65%
Etiologi
 Sebagian besar karena infeksi:
Bakteri, Virus, jamur dan Parasit
 Rotavirus : penyebab utama ( > 95 % )
• RSCM, Jakarta
• 40% (6 month - 3 year)
 - acute diarrhea, mild-moderate dehydration
 - Rotavirus >95%
 Viral Self limiting disease
ACUTE DIARRHEA
85%

PROLONGED DIARRHEA
(>7 DAYS )

PERSISTENT DIARRHEA 10%


> 14 DAYS
CHRONIC DIARRHEA 5%
Klasifikasi

Berdasarkan lama berlangsungnya diare

 Diare akut:
durasi episode diare < 7 hari

 Diare persisten :
durasi episode diare antara >14 hari
dan disebabkan oleh faktor infeksi
 Diare kronik :
ETIOLOGI
DIBAGI DALAM 2 GOLONGAN :
1. DIARE SEKRESI
2. DIARE OSMOTIK
Mekanisme Dasar

Sekretorik Osmotik

• Toksin merangsang c- • Tekanan osmotik dalam


AMP atau c-GMP  lumen usus ↑ akibat
sekresi aktif air & fermentasi makanan yang
elektrolit ke dalam tidak diabsorbsi 
lumen usus menarik air ke dalam
lumen usus
Nutrien

Tidak diserap

Fermentasi bakteri

Asam – asam organic

Tekanan osmotik meningkat


ETIOLOGI DIARE OSMOTIK

 MALABSORBSI MAKANAN (KARBOHIDRAT,


LEMAK, PROTEIN, VITAMIN DAN MINERAL).
 KEKURANGAN KALORI PROTEIN.
 BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI YANG
BARU LAHIR.
PATOGENESIS
 GANGGUAN MOTILITAS USUS
HIPERPERISTALTIK YANG MENYEBABKAN
BERKURANGNYA KESEMPATAN USUS UNTUK
MENYERAP MAKANAN, SEHINGGA TIMBUL
DIARE. SEBALIKNYA BILA PERISTALTIK USUS
MENURUN AKAN MENYEBABKAN BAKTERI
TUMBUH BERLEBIHAN, SELANJUTNYA DAPAT
TERJADI DIARE.
Bakteri

Toksin

Stimulasi c – AMP , c – GMP

Stimulasi sekresi cairan /


elektrolit

Diare
DEFINISI

Diare Sekretorik :
 Adanya rangsangan toksin ( yg dihasilkan oleh mikro
organisme ) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus sehingga
terjadi diare
ETIOLOGI DIARE SEKRESI
1. FAKTOR INFEKSI
 INFEKSI ENTERAL
YANG MERUPAKAN INFEKSI SALURAN
PENCERNAAN

PENYEBAB UTAMA DIARE PADA ANAK, MELIPUTI :


INFEKSI BAKTERI
( VIBRIO, SHIGELLA, E.COLI, SALMONELLA,
STAFILOCOCCUS AUREUS, CAMPILOBACTER
AEROMONAS),
INFEKSI VIRUS
(ENTEROVIRUS = POLIOMIELITIS, COXSACKIE,
DAN ECHO;ADENOVIRUS, ROTAVIRUS,
ASTROVIRUS)
INFEKSI PARASIT
(ENTAMOEBA HISTOLITIKA, GIARDIA LAMBIA,
BALANTIDIUM COLI, PROTOZOA, ASKARIASIS,
OXYURIS VERMICULARIS, TRICHIURIS
TRICHIURA)
INFEKSI JAMUR
CANDIDA.
2. HIPERPERISTALTIK USUS HALUS AKIBAT
RANGSANGAN BAHAN KIMIA, MAKANAN,
GANGGUAN PSIKIS, HAWA DINGIN DAN ALERGI.

3. DEFISIENSI IMUN (SECRETORY IgA) SEBABKAN


MENINGKATNYA JUMLAH BAKTERI DALAM USUS
DAN JAMUR TERUTAMA KANDIDA
PATOGENESIS

 MEKANISME PENYEBAB OLEH VIRUS


VIRUS MASUK KE TRAKTUS DIGESTIVUS
KEMUDIAN BERKEMBANG BIAK DALAM USUS,
PADA EPITEL USUS HALUS MENYEBABKAN
KERUSAKAN APICAL VILLI YANG BERFUNGSI
UNTUK MENYERAP AIR DAN MAKANAN
SEHINGGA VILI USUS AKAN MEMENDEK DAN
TERJADILAH DIARE, SEL RETIKULUM MELEBAR,
INFILTRASI SEL LIMFOID DARI LAMINA PROFIA.
PATOGENESIS
 MEKANISME OLEH PENYEBAB BAKTERI
BAKTERI BERKEMBANG BIAK BALAM TRAKTUS
DIGESTIVUS KEMUDIAN MENGELUARKAN TOKSIN
YANG MERANGSANG EPITEL USUS,MENINGKATKAN
AKTIVITAS ENZIM ADENIL SIKLASE, CAMP ATAU
CGMP
 CGMP MERANGSANG SEKRESI NATRIUM, KLORIDA,
AIR DARI LUMEN USUS YANG AKAN MENINGKATKAN
TEKANAN OSMOTIK DAN HIPERISTALTIK USUS
MENGAKIBATKAN CAIRAN KELUAR BERLEBIH
DALAM LUMEN USUS SEHINGGA PENYERAPAN USUS
BERKURANG SEHINGGA TIMBUL DIARE.
PATOGENESIS
 MEKANISME OLEH PENYEBAB PROTOZOA
G.LAMBIA DAN CRYPTOSPORIDIUM YANG
MENEMPEL PADA EPITEL USUS HALUS
MENYEBABKAN VILI MEMENDEK DAN
MENGAKIBATKAN DIARE.
E. HISTOLITIKA SEBABKAN DIARE DENGAN CARA
INVASI EPITEL MUKOSA DI KOLON
MENYEBABKAN MIKRO ABSES DAN ULKUS DIARE.
Klasifikasi
Berdasarkan derajat dehidrasi

Diare akut tanpa dehidrasi :


 bila kehilangan berat badan kurang dari 5 %

Diare akut dehidrasi ringan - sedang :


 bila kehilangan berat badan 5 – 10 %

Diare akut dehidrasi berat :


 bila kehilangan berat badan lebih dari 10 %
Perjalanan Klinis
 85-90 % sembuh dalam waktu < 7 hari

 5 -10% sembuh dalam waktu 7 – 14 hari

 5 % Diare > 14 hari


 Diare persisten
• AAD (Antibiotic Associated Diarrhea)
• Bacterial Overgrowth
• Presistent infection
DIAGNOSIS
 ANAMNESIS
 PEMERIKSAAN JASMANI
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS
 ANAMNESIS:
1. BAGAIMANA RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
2. LAMA(JAM, HARI)
3. FREKUENSI
4. JUMLAH VOLUMENYA TIAP BAB
5. WARNA(BIASA, KUNING, LENDIR, DARAH,
SEPERTI CUCIAN BERAS)
6. BAU (AMIS, BUSUK, ASAM)
7. BAK (BANYAK, SEDIKIT, KAPAN TERAKHIR BAK)
8. ADA TIDAKNYA BATUK SESUDAH ATAU SEBELUM
DIARE
9. POLA MAKAN
10. PERUBAHAN BERAT BADAN
11. ADAKAH PENDERITA DIARE DISEKITAR RUMAH.
Diagnostik dan Kemampuan Klinis

 Menilai derajat dehidrasi

 Kapan dirujuk ke RS

 Kapan rehidrasi parenteral dibutuhkan

 Mengusai tatalaksana diare


GEJALA KLINIS

 MUNTAH SEBELUM ATAU SESUDAH DIARE.


 DEHIDRASI
 PENURUNAN BERAT BADAN
 TURGOR KULIT BERKURANG
 MATA DAN UBUN-UBUN CEKUNG
 SELAPUT LENDIR BIBIR DAN MULUT TAMPAK
KERING.
Gejala Klinis

 Diare dengan dominan air, lendir, darah, berbuih, asam,


 Demam
 Muntah
 Nyeri abdomen / kramp
 Flatulens
 Kembung ( meteorismus )
 Gejala respiratorik
 ( batuk, sesak )
Gejala Klinis

 Dehidrasi ( ringan sedang, berat )


 Penurunan berat badan
 ( < 5 %, 5 – 10 % , > 10 % )
 Asidosis metabolik
 Ketidak seimbangan elektrolit
( hipokalemi, hiponatremi )
 Hipoglikemi
 Intoleransi laktosa ( Bloating, kembung, eritema natum )
Derajat dehidrasi Maurice King
0 1 2
KU sehat Gelisah, lekas Mengigau, koma
marah, apatis,
mengantuk

Kekenyalan kulit N Sedikit kurang Sangat kurang

Mata N Sedikit kurang Sangat kurang

Ubun-ubun N Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut N kering Kering &


membiru
Denyut nadi N 120-140 > 140

Nilai 0-2 : dehidrasi ringan


3-6 : dehidrasi sedang
7- 12 : dehidrasi berat
GEJALA KHAS DIARE AKUT OLEH BERBAGAI PENYEBAB
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa Tunas 12-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas ++ ++ ++ - ++ -
Mual & muntah sering jarang sering - - Sering
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus & kramp Tenesmus & kolik + Tenesmus & Kramp Kramp
Nyeri kepala + + - - -
Lamanya sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat tinja
Volume sedang sedikit sedikit banyak sedikit Banyak
Frekuensi 5-10x/hari > 10x/hari sering sering sering Terus menerus
Konsistensi cair lembek lembek cair lembek Cair
Lendir - + + + + -
Darah - sering kadang-kadang - + -
Bau - + busuk + tidak Amis (khas)
Warna Kuning-hijau merah-hijau kehijauan tidak berwarna Merah - hijau Seperti air cucian
Leukosit - + + - + -
Lain-lain Anorexia kejang +/- sepsis +/- Meteorismus Infeksi sistemik -
PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO
Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat
1. Keadaan Umum dan kondisi
Bayi dan anak kecil Haus, sadar, gelisah Haus, sadar, gelisah Mengantuk, Lemas
dan letargi tapi irritable Ekstremitas dingin,
Berkeringat, dan mungkin
koma
Anak lebih besar dan dewasa Haus, sadar, gelisah Haus, sadar, merasa Biasanya sadar, gelisah
pusing pada perubahan Ekstremitas dingin,
posisi Berkeringat, dan sianotik,
Kulit jari-jari tangan dan kaki
berkeriput, kejang otot
2. Nadi Radialis Normal Cepat dan lemah Cepat, halus kadang-kadang
tak teraba
3. Pernafasan Normal Dalam mungkin cepat Dalam dan cepat
4. Ubun-ubun Besar Normal Cekung Sangat cekung
5. Elatisitas kulit Pada pencubitan Lambat Sangat Lambat
elastisitas kembali segera
6. Mata Normal Cekung Sangat Cekung
7. Air mata Ada Kering Sangat kering
8. Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering
9. Pengeluaran urin Normal Berkurang dan warna tua Tidak ada urin untuk beberapa
jam, kandung kencing kosong
10. Tekanan darah sistolik Normal Nomal- rendah < 80 mmHg, mungkin tak terukur
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 PEMERIKSAAN TINJA, MAKROSKOPIS, MIKROSKOPIS
DAN BIAKAN/TES RESISTENSI
 PEMERIKSAAN DARAH TEPI LENGKAP
 ANALISIS GAS DARAH, ELEKTROLIT, KADAR UREUM
KREATININ.
 UJI SEROLOGI Ag ROTAVIRUS.
Pemeriksaan Penunjang

 Darah perifer lengkap


 Kimia darah ( gula darah, ureum dan kreatinin)
 Kadar elektrolit serum
 Analisis gas darah ( AGD )
 Urinalisis
 Pemeriksaan feses ( kultur feses )
 Kolonoskopi bila diperlukan
Mekanisme CMPSE Pasca diare akut (Walker-Smith, 1994)

Diare

Kerusakan Mukosa Usus Defisiensi Laktase

Absorpsi Makromolekul Intoleransi Laktosa

Sensitisasi

CMPSE
Pendekatan diagnosis-Diare
Persisten/Kronik
Intoleransi Laktosa

Alergi protein susu sapi

Malabsorpsi nutrien

Bakteri tumbuh lampau

Infeksi Persisten

Antibiotic – associated Diarrhea ( AAD )

HIV
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Intoleransi Laktosa

 Defisiensi enzim Laktase akibat kerusakan mukosa usus


 Laktosa tidak dicerna , difermentasi oleh bakteri di kolon
 Tinja cair, berbuih, dan berbau asam,kembung, flatus, anus
kemerahan
 Diagnosis : pH tinja dan uji reduksi
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Alergi Protein Susu Sapi

 Cow’s Milk Protein Sensitive Enteropathy ( CMPSE )


 Pemeriksaan Skin test dan IgE spesifik tidak berguna karena non
IGE mediated
 Eliminasi dan Provokasi
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Malabsorpsi Nutrien

 Kerusakan mukosa usus berkepanjangan


 Insufisiensi pancreas
 Pan – malabsorpsi ( Karbohidrat. Lemak, Protein )
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Bakteri Tumbuh Lampau

 Kultur cairan duodenum


 Breath hydrogen test
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Infeksi Persisten

 Kultur tinja
 Enteroadherent E Coli ( EAEC )
 Shigella
 Cryptosporodium
 Infeksi multiple
 Giardia Lamblia
Pendekatan diagnosis-Diare Kronik

Antibiotic – associated diarrhea ( AAD )

 Antibiotik akan merusak mikroflora usus,


 Kolonisasi C difficile /tumbuh berlebihan
 Menghasilkan Toxin A dan B
 Contoh antibiotik: Ampicilin , Amoxcillin,
cephalosporin, clindamycin
Terapi : “5 PILAR TATALAKSANA DIARE”

1. Rehidrasi oral dengan menggunakan oralit baru


2. ASI dan makanan tetap diteruskan
3. Pemberian zinc
4. Antibiotika selektif
5. Edukasi
Tata Laksana
1.Rehidrasi

Komposisi ORS 2004 (terbaru)

NaCl 2,6 g Na + 75 mEq/l

Na Citrate 2,9 g K+ 20 mEq/l

KCl 1,5 g Citrate 10 mmol/l


Glucose
13,5 g Cl- 65 mEq/l

Glucose 75 mmol/l

Osmolaritas 245 mmol/l


Tata Laksana
 Panduan terapi dehidrasi ringan – sedang ( CRO )
Jumlah cairan harus diberikan dalam 3 jam pertama
Usia < 4 bl 4-11 bl 12-23 bl 2 – 4 th 5-14 th >15 th
Berat
< 5 kg 5-7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg >30kg
badan
Jumlah
200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-2200 2200-4000
(ml)

 Karena diestimasikan kehilangan cairan 3 – 8 %, maka dapat


diberikan CRO sebanyak 30 – 80 ml / Kg diberikan selama 3 – 4
jam ( atau sedikit – sedikit tapi sering , 5 ml setiap 1 – 2 menit )
Ketentuan :

 Beri ibu 2 bks oralit formula baru


 Larutkan 1 bks oralit formula baru dalam 1liter air
matang, utk persediaan 24jam
 Berikan larutan oralit pada anak setiap x BAB dengan
ketentuan sbb :
- anak <2tahun : berikan 50-100 ml tiap x BAB
- anak >2tahun : berikan 100-200 ml tiap x BAB
 Jika dalam waktu 24jam persediaan oralit masih
tersisa, maka sisa larutan harus dibuang
Tata Laksana

Pemberian CRO ditambah dengan infus bila:


 Diarrhea profuse ( > 10 ml / kg / jam )
 Muntah terus menerus
 Dehidrasi berat
 Sulit minum
 Malabsorpsi laktosa
 Ileus / meteorismus
Tata Laksana

 Panduan terapi cairan dehidrasi berat


(rehidrasi parenteral )

Pertama Selanjutnya
Usia
30 ml/kg 70 ml / kg

Bayi ( < 1 th ) 1 jam 5 jam

Anak ( > 1 Th ) ½ jam 2 ½ jam


Tata Laksana

Indikasi rehidrasi parenteral

 Dehidrasi berat
 Tidak dapat minum : lemah. Kesadaran menurun
 Muntah hebat
 Oliguri dan anuri yg lama
 Komplikasi yang lain
Terapi A bila tanpa dehidrasi
1.Beri cairan tambahan (oralit)
< 2 tahun 50-100 ml setiap kali BAB
>2 tahun 100-200 ml setiap kali BAB

2.Beri tablet zinc


<6 bulan ½ tablet (10 mg) per hari
> 6 bulan 1 tbalet (20 mg) per hari
Terapi B bila dehidrasi ringan-sedang
1.Tentukan oralit untuk 3 jam pertama
Jumlah oralit yang diperlukan 75 ml/kgBB

Umur 4 bulan.BB <6 kg jml cairan 200-400


Umur 4-12 bulan.BB 6-10 kg, jml cairan 400-700
Umur 12-24 bulan.BB 10-12 kg, jml cairan 700-900
Umur 2-5 tahun.BB 12-19 kg,jml cairan 900-1400

2.Berikan tablet zinc selama 10 hari


Terapi C bila dehidrasi berat

o Beri cairan IV secepatnya,beri RL 100ml/kgBB


Bila dapat minum,berikan oralit.

o Beri 30ml/kgBB 1 jam pertama pada umur <12 bulan ,dan 70


ml/kgBB selama 5 jam

o Beri 30 ml/kgBB selama 30 menit pada umur 12 bulan sampai


5 tahun, dan 70 ml/kgBB selama 2,5 jam

o Periksa setiap 15-30 menit,jika belum rehidrasi beri tetesan


lebih cepat.
Pemberian cairan pada dehidrasi :
 Ringan – sedang : BB X 75cc
 Berat Umur :
< 1tahun : 1jam : 30 ml/kgBB
5jam : 70 ml/KgBB
> 1tahun : 1/2jam : 30 ml/KgBB
2 1/2 jam : 70 ml/KgBB
Tata Laksana
2. Dukungan Nutrisi sangat penting oleh
karena:

 Diare mencetuskan malnutrisi


 Anoreksia
 Tidak boleh puasa/ Pantang makan
 Katabolisme
 Malabsorpsi nutrient
 Kebocoran protein
Tata Laksana

Kebocoran protein :

 74,8 % pada diare akut


 Berlangsung selama 2 minggu
 Suplementasi 2 g / KgBB / hari . selama 14 hari
untuk mencegah Hipoalbumin
Tata Laksana
3. Pemberian Zinc

Suplementasi seng ( Zn )
 Dibutuhkan untuk sintesis DNA, protein dan mitosis
 Dosis 20 mg / hari untuk anak > 6 bulan dan 10 mg / hari
untuk anak < 6 bulan, selama 10 – 14 hari
Pemberian zinc :
 Mengurangi lama, beratnya diare dan
mencegah diare berulang
 Mengembalikan nafsu makan anak
 Memiliki evidence based yang bagus
 Menurunkan morbiditas dan mortalitas
pasien
 Pada kolera : menurunkan durasi dan jumlah
tinja/cairan yang dikeluarkan
Peran zinc

Kofaktor
• Aktivasi >70 sistem enzimatik
• Regulasi nukleoprotein & aktivitas sel radang
• Peran pada pertumbuhan, repair jaringan, penyembuhan luka,
toleransi karbohidrat, sintesis hormon

Respons imun
• Defisiensi Zn  gangguan fungsi fagosit, deplesi limfosit, ↓
produksi imunoglobulin, ↓ rasio T4+/T8+, and ↓ produksi IL-2
production.

Inhibisi patogen
• Blok efek sekretorik toksin kolera, enterotoksin E. coli
• Efek inhibitor langsung pada enteropathogenic E. coli
• Merupakan efek lokal, bukan sistemik
Peranan zinc dalam pengobatan diare :

 Perbaikan epitel saluran cerna selama diare


 Meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh
usus halus
 Meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus
 Meningkatkan jumlah brush border apical
 Meningkatkan respon imun dalam mempercepat
proses pembersihan patogen dari usus
 Menurunkan resiko dehidrasi
Dosis zinc :
 Anak dibawah 6 bulan : 10 mg (1/2 tab) / hari
Anak diatas 6 bulan : 20 mg (1 tab) / hari
 Diberikan selama 10 hari berturut-turut
meskipun telah sembuh
 Untuk bayi zinc dapat dilarutkan dengan air
matang, ASI, atau oralit
 Untuk anak yang lebih besar zinc dapat dikunyah
atau dilarutkan dalam air matang atau oralit
Tata Laksana

Probiotik

 Kuman baik : efek positif terhadap kesehatan


 Bifidobacteri dan Lactobacillus
 Probiotik, Prebiotik, Synbiotik
Probiotik

 Mikroba hidup yang berpotensi menguntungkan


pejamunya melalui modifikasi flora usus
 Misal:
 Lactobacillus (L. acidophilus, L. bulgaricus, L. GG, L.
rhamnosus)
 Bifidobacteria
 Menurunkan output feses dan durasi diare (17-30 jam)
4. Antibiotik selektif :
 Tidak diberikan kecuali ada indikasi diare
berdarah atau kolera
 Pemberian antibiotik yang tidak rasional
memperpanjang lamanya diare, mengganggu
keseimbangan flora usus yaitu bakteri clostridium
deficile yang bertambah banyak sebagai penyebab
diare (antibiotic associated diarrhea) sulit
disembuhkan
 Resistensi kuman terhadap antibiotika
antibiotik
 Contoh ;
1. Diare disentri : cefixime 3-5
mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis selama 5 hari
2. Kolera : tetrasiklin 50 mg/kgbb/hari
diberikan dalam 4 dosis selama 5 hari
3. Amebiasis : metronidazole 30-50
mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis selama 5 hari
(10 hari untuk kasus berat)
Tata Laksana
5. Edukasi orang tua

 Cegah supaya jangan terjadi diare berulang


 Cegah supaya jangan terjadi malnutrisi
 Lengkapi imunisasi
Tata Laksana
5. Edukasi orang tua
segera berobat jika :
 Demam
 Tinja berdarah
 Diare berulang
 Sulit makan atau minum
 Dehidrasi: Sangat haus, lemas
 Diare melanjut
EDUKASI:
 Pencegahan diare :
- Pemberian ASI eksklusif
- Memperbaiki cara penyapihan
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan sabun/air mengalir
- Menggunakan jamban tertutup
- Membuang tinja bayi secara baik dan benar
- Imunisasi rotavirus, campak
EDUKASI :
 Pencegahan dehidrasi :
- Bagaimana mencampur/memberi oralit
- Cairan rumah tangga.
- Meneruskan pemberian ASI
- Pemberian makanan sebelum dan sesudah
diare
- Kapan harus kembali berobat
- Tanda-tanda dehidrasi
Monitoring
 Berat badan
 Suhu badan
 Asupan makanan
 konsistensi tinja
Tata laksana khusus
• ASI dengan • formula elemental
• diet bebas penghindaran produk • Bila diet oral belum dapat diberikan,
laktosa susu sapi oleh ibu sebaiknyaTPN 2 minggu untuk
• formula hidrolisat mempercepat regenerasi mukosa
protein usus halus
• Formula asam amino
Intoleransi Alergi susu sapi Sindrom malabsorpsi
laktosa

• metronidazol 30 • hentikan antibiotik penyebab


mg/kg/hari • metronidazol 30-50
• AB sesuai hasil
selama 10-14 mg/kg/hari selama 7-10 hari kultur dan
hari dan probiotik 7-10 hari resistensi selama
7-10 hari
Bakteri tumbuh Antibiotic-associated Infeksi
lampau diarrhea persisten:
Komplikasi :
 Dehidrasi
 Gangguan keseimbangan asam-basa
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Gangguan sirkulasi/syok, kesadaran menurun
 Kejang
 Gagal ginjal akut (ATN)
 Hipoglikemia
 Gangguan gizi/malabsorbsi lemak,
protein,karbohidrat
 kematian
Perhatian Khusus
Kesenjangan :

 Di Rumah Sakit :
 > 80 % kasus diare mendapat antibiotik dan antidiare
 Pasien rawat jalan :
 > 60 % kasus mendapat antibiotik dan antidiare
 Cairan rehidrasi oral ( CRO ) :
 Diabaikan
 Efek samping antibiotik :
 resitensi, diare persisten, AAD
 Biaya meningkat
Kesimpulan
Diare akut

 Utamakan rehidrasi oral sejak dini


 Rujuk kasus berat ke RS untuk TRP
 Dukungan nutrisi untuk mencegah malnutrisi
 Penggunaan antibiotik secara rasional
 Suplementasi Zn
 Probiotik
 Edukasi pada orang tua
Kesimpulan
Diare Persisten
 Penyebab terbanyak :
Intoleransi laktosa, Alergi protein susu sapi, malabsorpsi
nutrient, bakteri tumbuh lampau, AAD, HIV
 Terapi sesuai dengan penyebab :
 Diet, antibiotik
 Terapi nutrisi penting :
Diet elemental, Nutrisi parenteral total,
Pencegahan
 Hindari penggunaan antibiotik irasional dan antidiare pada
anak dengan diare akut
 Beri nutrisi adekuat pada diare akut untuk mencegah
terjadinya gangguan gizi (memutus lingkaran setan diare-
malnutrisi-diare)
 Tingkatkan penggunaan ASI Eksklusif.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai