Anda di halaman 1dari 42

Diare Akut Dengan

Dehidrasi Ringan-Sedang

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


Pembimbing : RSU SAMARINDA MEDIKA CITRA
SAMARINDA
2018
dr. Desy Ayu Lenisty

OLEH : ASTRID MARIA LISUBUA TAMSIL


PRESENTASI KASUS
IDENTIFIKASI
NAMA : AN. I
UMUR : 4 TAHUN
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : D.I. PANDJAITAN,
SAMARINDA
TANGGAL MRS : 28 JULI 2018
Keluhan utama :
BAB Cair >5x sehari sejak 1
hari SMRS

Keluhan tambahan :
muntah (+) , sakit perut (+)
Riwayat Penyakit Sekarang

• BAB cair >5x sehari, darah 28 Juli 2018


(-), lendir (-), ampas
berkurang
• Demam (-)
• Makan dan minum • BAB cair (+) >10x, ampas (-),
berkurang lendir (-), darah (-)
• Sakit perut (+) • Muntah (+) tiap makan dan
minum
• Sakit perut (+)
27 Juli 2018
• Pasien pernah mengalami hal
Riwayat penyakit serupa , 6 bulan yang lalu.
terdahulu • Riwayat kejang dan kuning
disangkal.

Riwayat penyakit
keluarga •Tidak ada
Susunan Keluarga • Pasien merupakan anak kedua di keluarganya

• Ibu pasien rajin memeriksakan kandungannya ke


Riwayat Kehamilan dan bidan
Kelahiran • Pasien lahir normal di bidan dengan bb 3100 gram

Riwayat Tumbang • Sesuai usia


•Usia 0 – 6 bulan : ASI
Riwayat Makanan •Mulai 6 bulan – 1 tahun : ASI + MP-ASI
•Usia 1 tahun : Makanan keluarga

Riwayat Imunisasi • Lengkap s/d usia 9 bulan

Riwayat Sosial Ekonomi •Penghasilan ayah pasien cukup untuk memenuhi


kebutuhan hidup sehari-hari

Riwayat Perumahan dan Kesan lingkungan dan sanitasi kurang baik


Sanitasi
Pemeriksaan

Tanda-tanda vital Status Generalis

•KU : Sakit Sedang


•KS : Compos mentis • Kepala : Normocephal
• Mata : Mata cowong
•Nadi : 124 x/menit
Reguler • Mulut : Mukosa mulut
agak kering
•Pernafasan : 28 x/menit • Jantung : Bunyi Jantung
Reguler I-II Reguler, Murmur (-),
•Suhu : 37,30 C Gallop (-).
• Paru : Suara Nafas
Vesikuler, Rhonki (-),
Wheezing (-).
• Abdomen : soefl, BU (+)
meningkat, turgor kulit
kembali agak lambat.
• Ekstremitas : Akral hangat,
CRT < 2”
Pemeriksaan lab

Hematologi Status Gizi

•Hb : 12,7 g/dL


•Ht : 36,5 vol% •Klinis : edema (-), tampak
•Leukosit : 9.700 uL kurus (+)
•Berat badan : 15 Kg
•Trombosit : 277.000 uL •BB/U : 15/16 x100%
= 93,75% (gizi baik)
•Kesimpulan : Gizi baik
Diagnosis Kerja
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

Tatalaksana :
IVFD RL 750 ml dalam 3 jam
Ondancetron 2 mg (extra) iv
Ranitidin 15 mg iv
Oralit 100 - 200 ml setiap habis mencret atau muntah
Ranitidin 3 x 75 mg per oral
Zinc 1 x 20mg
L- Bio 1 x 1 sachet

Prognosis :
Quo ad Vitam : ad Bonam
Quo ad Functionam : ad Bonam
Quo ad Sanationam : ad Bonam
TINJAUAN
DEFINISI DIARE PUSTAKA

Buang air besar dengan


konsistensi lembek hingga
cair, peningkatan frekuensi
tiga kali atau lebih dalam 24
jam, dengan atau tanpa
disertai lendir / darah.
KLASIFIKASI

• Diare akut
Secara • Diare berdarah
klinis • Diare persisten
• Diare dengan malnutrisi berat

Menurut • Diare akut


waktu • Diare kronik
DIARE AKUT

American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan


diare akut dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan
atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa
gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit
perut yang berlangsung selama 3 – 7 hari
EPIDEMIOLOGI

Diare merupakan penyebab kematian bayi dan balita di


Indonesia.
Berdasarkan hasil survey morbiditas dari diare yang
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, angka
morbiditas diare meningkat dari tahun 1996 hingga tahun
2006 lalu kemudian menurun pada tahun 2010
Infeksi
parenteral

Faktor Faktor
psikologis malabsorbsi
Etiologi

Faktor Faktor
infeksi makanan
•Infeksi bakteri (10-20%): vibrio, E.coli,
salmonella, shigella, campylobacter, yersenia,
aeromonas
•Infeksi virus (70%) : enterovirus ,
adenovirus, rotairus, astrovirus
•Infeksi parasit : cacing (ascaris , trichiuris,
oxyuris, strongyloides
•Protozoa (10%) : entamoeba histolytica,
giardia lamblia, trichomonas homonis
•Jamur : candida albicans

Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi protein
PATOFISIOLOGI

Gangguan Gangguan
motilitas usus osmotik

Gangguan sekresi
Demam

Nyeri Muntah
perut

Manifestasi
klinis

Nafsu
Perut
makan
kembung
turun

Rewel,
gelisah
Gejala Rotavirus Shigella Salmonell E .coli E . coli entero Kolera
klinik a entero invasif
toksigenik
Mual Sering Jarang Sering + - Sering
muntah
Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri Tenesmus Tenesmus Tenesmus Kadang” Tenesmus Kolik
perut kolik kolik kolik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair


Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning Merah hijau Hijau Tdk berwarna Merah – hijau Seperti cucian
hijau beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
 Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsistensi tinja, lendir atau darah dalam tinja

 Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun,


buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung

 Jumlah cairan yang masuk selama diare

 Jenis makanan dan minuman yang diminum sebelum dan


selama diare, mengkonsumsi makanan yang tidak biasa

 Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum


 Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital

 Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau


lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun

 Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata,


mukosa bibir, mulut dan lidah

 Berat badan dan status gizi (antropometri)

 Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit


seperti napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)

 Penilaian derajat dehidrasi


1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus , bila diduga terdapat
intoleransi glukosa.

2. Pemeriksaan darah
Darah lengkap. pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan
gangguan keseimbangan asam – basa.
Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.

3. Pemeriksaan Elektrolit, terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan


fosfor dalam serum (terutama pada penderita yang disertai kejang).
Dehidrasi

Gangguan Gangguan
sirkulasi Komplikasi keseimbanga
n asam basa

Hipoglikemia
Pemberian
ASI

Perbaikan
Hygiene yang
Pencegahan pola
baik
penyapihan

Imunisasi
campak
DEHIDRASI

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air


(output) lebih banyak daripada pemasukan
air (input).
Klasifikasi Tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari  Beri cairan untuk diare dengan
tanda dibawah ini : dehidrasi berat
 Letargis/tidak sadar ( Rencana terapi C )
 Mata cekung
 Tidak bisa minum atau
malas minum
 Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat (>2 detik)

Dehidrasi ringan-sedang Terdapat dua atau lebih tanda  Beri cairan dan makanan untuk
dibawah ini : dehidrasir ringan
 Rewel, gelisah (Rencana terapi B )
 Mata cekung  Setelah rehidrasi, nasihati ibu
 Minum dengan lahap, haus untuk penanganan di rumah
 Cubitan kulit kembali dan kapan kembali segera
lambat  Kunjungan ulang dalam waktu
5 hari jika tidak membaik

Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda  Beri cairan dan makanan untuk
untuk diklasifikasikan sebagai menangani diare di rumah
dehidrasi ringan atau berat ( Rencana terapi A )
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang dalam waktu
5 hari jika tidak membaik
PENATALAKSANAAN

PRINSIP TATALAKSANA PENDERITA DIARE, YAITU


• REHIDRASI,
• DUKUNGAN NUTRISI,
• SUPLEMENT ZINC,
• ANTIBIOTIK SELEKTIF, DAN
• EDUKASI ORANG TUA
REHIDRASI
• MENCEGAH DEHIDRASI DAPAT DILAKUKAN
MULAI DARI RUMAH DENGAN MEMBERIKAN
LEBIH BANYAK CAIRAN (MINUM) YANG
DIANJURKAN
• CAIRAN REHIDRASI ORAL (CRO) YANG
DIANJURKAN WHO SELAMA 3 DEKADE
TERAKHIR INI MENGGUNAKAN CAIRAN YANG
MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN GLUKOSA
CRO sesuai dengan rekomendasi dari WHO
dengan formula sebagai berikut :
Natrium : 75 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa, anhidrous : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Total Osmolaritas : 245 mmol/L
DUKUNGAN NUTRISI

MAKANAN TETAP HARUS DITERUSKAN SESUAI UMUR


ANAK DENGAN MENU YANG SAMA PADA WAKTU
ANAK SEHAT UNTUK PENGGANTI NUTRISI YANG
HILANG SERTA MENCEGAH AGAR TIDAK MENJADI
GIZI BURUK.
DUKUNGAN NUTRISI

ASI TETAP DITERUSKAN SELAMA TERJADINYA DIARE CAIR AKUT


MAUPUN DIARE AKUT BERDARAH DAN DIBERIKAN DENGAN
FREKUENSI LEBIH SERING DARI BIASANYA.

ANAK UMUR 6 BULAN KE ATAS SEBAIKNYA MENDAPAT MAKAN


SEPERTI BIASANYA.
SUPLEMENTASI ZINC

ZINC DIBERIKAN SELAMA 10-14 HARI BERTURUT-TURUT


TERBUKTI MENGURANGI LAMA DAN BERATNYA DIARE,
MENCEGAH BERULANGNYA DIARE SELAMA 2-3 BULAN. ZINC
JUGA DAPAT M ENGEMBALIKAN NAFSU MAKAN ANAK.

DOSIS ZINC UNTUK ANAK-ANAK YAITU ANAK DIBAWAH UMUR


6 BULAN : 10 MG(1/2 TABLET) PER HARI DAN ANAK DIATAS
UMUR 6 BULAN : 20 MG (1 TABLET) PER HARI; DIBERIKAN
SELAMA 10 -14 HARI BERTURUT-TURUT.
SUPLEMENTASI ZINC

CARA PEMBERIAN TABLET ZINC :


UNTUK BAYI, TABLET ZINC DAPAT DILARUTKAN DENGAN AIR
MATANG, ASI, ATAU ORALIT. UNTUK ANAK-ANAK YANG LEBIH
BESAR, ZINC DAPT DIKUNYAH ATAU DILARUTKAN DALAM AIR
MATANG ATAU ORALIT.
EDUKASI KEPADA ORANG TUA DAN MEYAKINKAN BAHWA
PEMBERIAN ZINC HARUS DIBERIKAN SELAMA 10 -14 HARI
MESKIPUN ANAK SUDAH SEMBUH.
• ANTIBIOTIKA TIDAK DIBERIKAN PADA KASUS DIARE AKUT KECUALI
DENGAN INDIKASI YAITU PADA DIARE BERDARAH DAN KOLERA.
• SECARA UMUM TATALAKSANA PADA KASUS DISENTRI DIKELOLA SAMA
DENGAN KASUS DIARE LAIN SESUAI DENGAN ACUAN TATALAKSANA
DIARE AKUT. TATALAKSANA DISENTRI ADALAH PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA ORAL SELAMA 5 HARI YANG MASIH SENSITIVE TERHADAP
SHIGELLA MENURUT POLA KUMAN SETEMPAT
• DAHULU SEMUA KASUS DISENTRI PADA TAHAP AWALNYA
DIBERIKAN ANTIBIOTIKA KOTRIMOKSAZOL DENGAN DOSIS 5-8
MG/KGBB/HARI. NAMUN SAAT INI TELAH BANYAK STRAIN
SHIGELLA YANG RESISTEN TERHADAP AMPISILIN, AMOKSISILIN,
METRONIDAZOL, TETRASIKLIN, GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA,
KLORAMFENIKOL, SULFONAMIDE, DAN KOTRIMOKSAZOL
SEHINGGA WHO TIDAK MEREKOMENDASIKAN PENGGUNAAN
OBAT TERSEBUT.
• OBAT PILIHAN UNTUK PENGOBATAN DISENTRI BERDASARKAN
WHO 2005 ADALAH DENGAN GOLONGAN SEPERTI
METRONIDAZOLE DENGAN DOSIS 30-50MG/KGBB/HARI DIBAGI
DALAM 3 DOSIS SELAMA 5 HARI.
• PADA PASIEN RAWAT JALAN DIANJURKAN PEMBERIAN
SEFALOSFORIN GENERASI KETIGA SEPERTI SEFIKSIM DENGAN
DOSIS 5 MG/KGBB/KALI, DIBERIKAN 2 KALI SEHARI.
EDUKASI ORANG TUA

NASIHAT KEPADA ORANG TUA ATAU PENGASUH


UNTUK KEMBALI JIKA DEMAM, TINJA BERDARAH,
MUNTAH BERULANG, MAKAN MINUM SEDIKIT,
SANGAT HAUS, DIARE MAKIN SERING ATAU BELUM
MEMBAIK DALAM 3 HARI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai