Anda di halaman 1dari 34

GIZI BURUK PADA ANAK

DISERTAI DIARE

Oleh : Deri Lidya Minarti


Pembimbing Klinik : dr. Effendy Salim, Sp.A
PENDAHULUAN
Gizi buruk masih merupakan masalah di
Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia
telah berupaya untuk menanggulanginya.

Data Susenas menunjukkan bahwa jumlah


BALITA yang BB/U < -3 SD Z-score WHO-
NCHS sejak tahun 1989 meningkat dari 6,3
% menjadi 7,2 % tahun 1992 dan
mencapai puncaknya 11,6% pada tahun
1995.
Menurut Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Laporan
Survei Departemen Kesehatan-Unicef
tahun 2005, dari 343 kabupaten/kota
di Indonesia penderita gizi buruk
sebanyak 169 kabupaten/kota
tergolong prevalensi sangat tinggi.
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : An. AM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 1 tahun 6 bulan
Tanggal Masuk : 24 Juli 2014
Keluhan Utama
Buang air besar cair

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien anak laki-laki masuk Rumah Sakit
dengan keluhan buang air besar cair sejak 3
hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan
dialami sekitar 4-5 kali dalam sehari.
Konsistensi tinja cair tanpa ampas, berlendir,
volume sedang, tidak ada darah, bau tinja
biasa, dan berwarna kuning kehijauan.
Pada saat masuk Rumah Sakit pasien
mengalami BAB 4 kali, berlendir, volume
sedang, tidak ada darah, dan berwarna
kuning kehijauan. Pasien tidak mengalami
muntah. Tidak ada sakit perut, dan pasien
malas minum. Pasien juga mengalami
demam sejak 2 hari sebelum masuk
Rumah Sakit. Panas naik turun, tetapi tidak
diikuti dengan kejang. BAK lancar.
Riwayat Penyakit sebelumnya :
Pernah dirawat di Rumah Sakit
dengan diare pada usia 1 tahun,
sering mengalami demam

Riwayat Persalinan : lahir cukup bulan


dan normal, ditolong bidan, lahir langsung
menangis, berat badan lahir 2800 gram
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Hepatitis B : Usia 1 bulan, 2 bulan, dan
6 bulan
Vaksin Polio : Usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6
bulan
Vaksin BCG : Usia 3 bulan
Vaksin DPT : Usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6
bulan
Vaksin campak : Usia 9 bulan
Keadaan umum
: Sakit sedang
Tingkat kesadaran
: kompos Tanda Vital
mentis Tekanan darah:
Berat Badan 80/50 mmHg
: 6 Kg Denyut Nadi : 128
Panjang Badan kali/menit
: 64 cm Respirasi
Status gizi : : 24
Gizi buruk (< -3 SD) kali/menit
Suhu :
37,7ºC
Kulit : sianosis (-), icterus (-), turgor kembali lambat,
kulit melorot (+), baggy pants (+)
Kepala : Normocephal, wajah seperti orang tua, rambut
tampak hitam, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik, mata cekung (+), bibir sianosis (-), bibir
kering, tonsil T1 - T1 tidak hiperemis.
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
Pembesaran Kelenjar tiroid (-)

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-)
Palpasi : Massa (-), Vokal fremitus kiri kanan sama
Perkusi : sonor (+) di seluruh lapang paru, batas paru-hepar
SIC VII dextra
Auskultasi : bunyi napas brokovesikuler, wheezing (-/-),
ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC IV linea
midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan
jantung SIC V linea parasternal dextra, batas kiri
jantung SIC V linea axilla anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur
(-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak cekung
Auskultasi : Peristaltik usus kesan meningkat
Perkusi : Timpani pada seluruh permukaan
abdomen
Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (-)
Ekstermitas : Akral hangat (+),
tidak tampak adanya lemak di
bawah kulit
Genital : Tidak ditemukan kelainan
Refleks : fisiologis (+) patologis (-)
Pemeriksaan darah rutin

Hasil Nilai Rujukan

Eritrosit 4,3 x 10^9/L (3,60-6,50 1012/L)

Hemoglobin 11,5 gr/dl (11,5-16,5 g/dl)

Leukosit 9,9 x 10^9/L (3,5-10,0 x 109/L)

Trombosit 180 x 10^9/L (150-450 109/L)

Hematokrit 35,6% (35,0-55,0%)


Skor dehidrasi
Keadaan Umum Lemas 2
Mata Cekung 2
Bibir Kering 2
Nadi 128 x/menit 2
Pernapasan 28 x/menit 1
Turgor Lambat 2
Total Score 11
(Dehidrasi ringan-sedang)
Resume
Pasien mengalami BAB cair selama ±3 hari
dengan frekuensi ±4-5 kali, berlendir, volume
sedang, tidak ada darah, dan berwarna kuning
kehijauan, demam (+). Status gizi (< -3 SD), suhu
tubuh 37,70C, Kulit mengendor (+), turgor lambat,
wajah seperti orang tua, mata cekung dan
konjungtiva anemis, bibir kering, peristaltik usus
meningkat, terdapat dehidrasi dengan derajat
ringan-sedang. Hasil laboratorium menunjukkan
eritrosit, leukosit, hemoglobin, hematocrit, dan
trombosit masih dalam batas normal.
DIAGNOSIS :
Diare akut dengan dehidrasi
ringan sedang + Gizi buruk kondisi III
tipe Marasmus
Terapi
IVFD KAEN 3B 24 tetes /menit
(mikrodrips)
Tablet Zinc 1 x 20 mg
Vitamin A 1 Kapsul merah (200.000 IU)
Terapi Gizi buruk rencana III
Diberikan F-75 setiap 3 jam 110 ml
Sanmol drop 4 x 0,4cc ( bila panas)
Anjuran
Pemeriksaan Feses rutin
Follow Up
DISKUSI

Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak


faktor yang saling terkait. Secara
garis besar penyebab anak
kekurangan gizi disebabkan karena
asupan makanan yang kurang atau
anak sering sakit / terkena infeksi.
Faktor Pencetus

Asupan yang
Sering sakit
kurang
(frequent
disebabkan oleh
infection)
banyak faktor

Anak tidak cukup


Tidak tersedianya
mendapat Pola makan yang
makanan secara
makanan bergizi salah
adekuat
seimbang
Klasifikasi Gizi buruk

Marasmus

Gizi
Buruk
Marasmus-
Kwashiorkor
Kwashiorkor
Penampilan
wajah seperti
orang tua, terlihat
Kadang frekuensisangat kurus Kulit kering,
pernafasan dingin dan
menurun kendur

Tekanan darah
lebih rendah
Perubahan
dibandingkan
anak sehat yang
sebaya
Ciri-ciri mental

Marasmus
Kadang terdapat Lemak subkutan
bradikardi menghilang

Sering diare atau


Otot atrofi
konstipasi
Edema

Perubahan
anemia mental sampai
apatis

Ciri-ciri
Pembesaran Kwashiorkor
Otot atrofi
hati

Perubahan Gangguan
rambut dan sistem
kulit gastrointestinal
Penegakan Diagnosis

• diare
• Demam
Anamnesis • Malas minum

• Status gizi <-3 SD


• Old man face
• Tulang pipi tampak menonjol
• Turgor kembali lambat
Pemeriksaan • Perut cekung, peristaltik meningkat
• Atrofi otot
Fisik • Baggy pants
Penatalaksanaan

Pasien dalam kasus ini mengalami gizi buruk


marasmus dengan kondisi 3. Di mana pasien
mengalami gizi buruk yang diserta dengan diare
dan dehidrasi ringan-sedang.
Fase Fase
Transisi Rehabilitasi

Fase Fase Tindak


Stabilisasi Lanjut
4 fase
tatalaksana gizi
buruk
10 Tatalaksana Gizi Buruk
Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
Mencegah dan mengatasi hipotermia
Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
Mengobati infeksi
Memperaiki kekurangan zat gizi mikro
Memberikan makanan untuk stabilisasi dan
transisi
Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Mempersiapkan diri untuk tindak lanjut dirumah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai