Anda di halaman 1dari 41

Presentasi Kasus

Diare Akut + Diaper rash

Pembimbing:
Oleh:
dr. M. Toha
dr. P. Handoko Ade Irwanto
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. Rf
• Tanggal lahir : 9 Maret 2019
• Umur : 3 bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Bojong Kawung RT 3/RW
9,Girijaya,Nagrak,Sukabumi
• Tanggal pemeriksaan : 24 Juni 2019
ANAMNESA

Keluhan Utama : BAB Cair


ANAMNESA

Riwayat Penyakit Sekarang


• Menurut ibu BAB cair sejak 3 hari sebelum MRS, BAB cair >5x
sehari sebanyak ¼ gelas aqua setiap kali keluar. BAB cair kuning
disertai ampas, tidak disertai darah dan lendir.
• Pasien sering merasa haus hal ini dirasakan ibu dari peningkatan
frekuensi menyusu anak. Badan demam (-), lemes (-),
rewel/cengeng (+), muntah (-), kembung (-), kejang (-).
• Menurut Ibu BAK lebih sedikit dari sebelumnya, 3-4 jam sekali
pampers belum penuh.
ANAMNESA
• Minuman sehari-hari pasien adalah ASI tiap 2-3 jam
sekali dan belum mendapat MP-ASI. Pasien minum
ASI secara langsung dari ibunya. Ibu mengaku makan
tanpa diet khusus. Konsumsi susu sapi (+), telur (+),
kacang-kacangan (+), coklat (+).

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.


PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesadaran Compos Mentis


Gerak tangis Cukup
Pucat Tidak didapatkan

TANDA VITAL

Nadi 110 kali/menit


RR 32 kali/menit
Temperatur 36,5° C
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesadaran Compos Mentis


Gerak tangis Cukup
Pucat Tidak didapatkan

TANDA VITAL

Nadi 110 kali/menit


RR 32 kali/menit
Temperatur 36,5° C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala leher Normocephal, UUB cekung (-)
Konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterus (-/-),
mata cowong (-/-), mukosa bibir kering (+/+)

Thoraks S1 S2 tunggal, bising jantung (-)


Vesikuler/vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen supel, bu (+) meningkat, turgor kulit kembali
lambat 2-3 detik, meteorismus (-)
Genitalia Anus kemerahan
Ekstrimitas Akral hangat, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GIZI
Lingkar kepala 36 cm (-2SD<HC<+2SD)
Berat badan 5500 gram (+2SD<WAZ<+3SD)
Panjang badan 54 cm (-2SD<LAZ<+2SD)

Status gizi Baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan feses (Tidak dilakukan)
DIAGNOSIS
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
TATALAKSANA
Planning Terapi : Planning Monitoring :
– Infus D5 ¼ NS 10 tpm • Tanda Vital
– Zink 1x10 mg (L-zink • Tanda-tanda dehidrasi
1x10 mg) • Nadi meningkat
– Probiotik 1x1sch (L-bio • Mata cowong
1x1 sch) • Letargi
• Mukosa mulut kering
– Salep Hidrokortison 2,5
• Tidak mau minum
% + mikonazol
• Frekuensi dan kuantitas BAB
– Diet rendah serat dan
laktos • Frekuensi dan kuantitas BAK
LATAR BELAKANG
• 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare (WHO, 2009)
• Diare merupakan penyebab kematian bayi terbanyak di Indonesia,
yakni 42% (Riskesdas, 2007)
• 70%-80% penderita diare di Indonesia merupakan anak dibawah 5
tahun
• 1-2% mengalami dehidrasi  50%-60% meninggal bila tidak
segera ditolong
• Diare erat kaitannya dengan kejadian kurang gizi yang berdampak
pada gangguan tumbuh kembang
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya
(>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi lebih lunak/cair), dengan atau tanpa darah
dan atau lendir (WHO, 2009)

Lama : < 2 minggu

*pada bayi ASI frekuensi BAB lebih sering 3-4x/hari


KLASIFIKASI (WHO, 2005)
 Diare cair akut
 Diare akut berdarah
 Diare persisten
 Diare dengan malnutrisi berat
Infeksi
parenteral
• Bakteri 10-20%
• Virus 70%
• Protozoa 10%
• Parasit
• Jamur

Faktor
malabsorbsi
Faktor
psikologis • Lemak
• Karbohidrat
• Protein
ETIOLOGI

Faktor infeksi Faktor


internal makanan
ETIOLOGI

< 1 TAHUN 1-4 TAHUN > 5 TAHUN


Rotavirus Rotavirus Campylobacter
Norovirus Norovirus Salmonela
Adenovirus Adenovirus Rotavirus
Salmonella Salmonella
Campylobacter
Yersinia

Tabel Enteropatogen pathogen penyebab diare yang tersering berdasarkan umur


GEJALA KLINIS

Demam

Nyeri
Muntah
perut

DIARE
Nafsu
Perut
makan
Kembung
turun

Rewel,
Gelisah
GEJALA KLINIS
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella E .coli entero E . coli entero cholera
sigenik invasif
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kolik Tenesmus kolik Kadang” Tenesmus kolik Kolik
Gejala lain Sering distensi Pusing ,dapat Hipotensi Pusing
abdomen ada kejang bakterimia
toksemia
sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair


Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Hijau Tdk berwarna Merah – hijau Seperti cucian
beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
• Makroskopis dan mikroskopis.
• Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
• Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
2. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus , bila diduga
terdapat intoleransi glukosa.
3. Pemeriksaan darah
– Darah lengkap.
– pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan
keseimbangan asam – basa.
– Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.
4. Pemeriksaan Elektrolit (terutama pada penderita yang disertai
kejang)
TUJUAN PENGOBATAN DIARE AKUT
1. Mencegah dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
2. Mengobati dehidrasi, jika ada
3. Mencegah kerusakan nutrisi
4. Mengurangi durasi dan keparahan diare, dan
timbulnya pada episode mendatang
TATA LAKSANA
Rehidrasi cairan dan elektrolit

Antibiotik sesuai penyebab


Pemberian zinc untuk mencegah diare ulang

Nutrisi untuk mencegah malnutrisi, dilakukan segera setelah rehidrasi 4 jam


pertama

Edukasi

Pemberian probiotik
TATA LAKSANA
REHIDRASI CAIRAN
Menentukan derajat dehidrasi
Gejala/Derajat Diare tanpa dehidrasi Diare dehidrasi Diare dehidrasi berat
Dehidrasi ringan/sedang

Bila terdapat dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua


tanda atau lebih tanda atau lebih tanda atau lebih

Keadaan umum Baik, Sadar Gelisah, Rewel Lesu, lunglai/tidak


sadar

Mata Tidak cekung Cekung Cekung

Keinginan untuk Normal, tidak ada rasa Ingin minum terus, Malas minum
minum haus ada rasa haus

Turgor Kembali segera Kembali lambat Kembali sangat


lambat
TATA LAKSANA
REHIDRASI CAIRAN

• Rencana Terapi A (Tanpa dehidrasi)


• Rencana Terapi B (Dehidrasi ringan sedang)
• Rencana Terapi C (Dehidrasi berat)
RENCANA TERAPI A
RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI C
KOMPLIKASI
• Dehidrasi : ringan-sedang, berat
• Gangguan sirkulasi
• Gangguan keseimbangan asam-basa
• Gangguan elektrolit
• Hipoglikemi
TerimaKasih
PENCEGAHAN
• Pemberian ASI
• Perbaikan pola penyapihan
• Imunisasi campak
• Imunisasi rotavirus
• Hygiene yang baik
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK  PEMERIKSAAN PENUNJANG

ANAMNESIS TEORI KASUS


• DIARE
Lama diare berlangsung < 2 minggu +
Frekuensi diare sehari > 3x per hari +
Warna dan konsistensi tinja Lendir atau darah dalam Lembek-cair +
tinja +/- -
• MUNTAH -
• TANDA DEHIDRASI
Rasa haus – malas minum +/- + (malas minum)
Rewel/gelisah +/- +
Anak lemah +/- -
Kesadaran menurun +/- -
Buang air kecil terakhir 1 – 3 jam sekali Berkurang
Demam +/- -
• KOMPLIKASI
Sesak +/- -
Kejang +/- -
Kembung +/- -
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS TEORI KASUS
• INTAKE
Jumlah cairan yang masuk 50-100 ml / BAB (< 2th) -(anak malas menyusu)
selama diare
Jenis makanan dan minuman Alergen (susu sapi, telor, +
yang diminum sebelum dan kacang-kacangan, coklat
selama diare
• RIWAYAT
Campak (baru-baru ini) +/- -
Pengobatan +/- -
Imunisasi Campak, Rotavirus Campak (-), Rotavirus I (+)
PEMERIKSAAN FISIK
• KEADAAN UMUM Baik
• KESADARAN Compos mentis
• TANDA VITAL DBN (N 110x/m, RR 32x/m, t 36,5)
• TANDA UTAMA:
Keadaan umum Cengeng
gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma
PENDEKATAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK TEORI KASUS
Rasa haus-malas minum +/- +
Turgor kulit abdomen menurun +/- +
• TANDA TAMBAHAN :
ubun-ubun besar cekung +/- -
kelopak mata cowong +/- -
air mata berkurang +/- -
mukosa bibir, mulut dan lidah kering +/- + (mukosa bibir)
• BERAT BADAN dan STATUS GIZI
(antropometri) Gizi baik
•TANDA GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM
BASA dan ELEKTROLIT seperti napas cepat +/- -
dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia)
• PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI Tanpa Dehidrasi Ringan Sedang
Dehidrasi Ringan Sedang
Dehidrasi Berat
ANALISIS KASUS
• Pada pasien didapatkan BAB cair ≥ 3x per hari yang terjadi
sejak 7 hari sebelum MRS sehingga dapat dikatakan anak
mengalami diare akut
• Pada pasien ini didapatkan tanda dehidrasi ringan sedang,
yakni anak tampak rewel, ingin minum terus, dan turgor kulit
kembali lambat
• Terapi yang digunakan pada pasien ini adalah rencana terapi B
untuk anak dengan dehidrasi ringan sedang
• Cairan intravena yang digunakan adalah RL/RA/NaCl; pada
pasien ini digunakan D5 ¼ NS yang merupakan larutan
isotonis yang mengandung dextrose untuk rehidrasi sekaligus
mecegah hipoglikemi
ANALISIS KASUS
• Kebutuhan cairan pasien = 5,5 x 75 ml = 412,5 ml dalam 4 jam  35
tpm (tetes makro) pada pasien ini hanya diberikan 10 tpm tetes
makro dengan pertimbangan anak masih mau menyusu tiap 1-2
jam sekali selama 10-15 menit.
• Penyebab dari diare pada pasien ini diduga karena alergi terhadap
makanan yang dikonsumsi ibu, yakni protein susu sapi, telur,
kacang-kacangan, coklat hal ini disebabkan oleh karena anak
memiliki riwayat alergi susu sapi.
• Diare pada anak usia < 1 tahun juga sering disebabkan oleh adanya
infeksi rotavirus namun pada pasien ini dapat disingkirkan karena
anak masih dalam ASI eksklusif, tidak menggunakan dot dan tidak
ditemukannya demam dan muntah . Untuk menyingkirkannya
secara pasti bisa dilakukan pemeriksaan EIA pada feces.
ANALISIS KASUS
• Intoleransi laktosa sering menjadi penyebab diare pada bayi,
namun pada pasien ini dugaan tersebut disingkirkan karena
intoleransi laktosa jarang terjadi pada bayi ASI eksklusif. Pada
pasien ini ditemukan anus merah, hal ini belum tentu
mengarah pada intoleransi laktosa bisa juga terjadi karena
diaper rash dan seringnya dibersihkan dengan tisu basah oleh
orang tua. Untuk menyingkirkannya secara pasti bisa
dilakukan tes lakmus.
• ASI harus tetap diberikan semau bayi minimal 2-3 jam sekali
• Pemberian terapi zinc selama 10-14 hari ditujukan untuk
mengurangi resiko terjadinya diare ulang selama 2-3 bulan
kedepan
ANALISIS KASUS
• Pemberian terapi probiotik belum termasuk dalam protap
WHO, namun pada beberapa penelitian dikatakan bahwa
probiotik dapat mengurangi frekuensi dan durasi diare
dengan meningkatkan respon imun, produksi substansi
antimikroba dan menghambat pertumbuhan kuman patogen
penyebab diare
• Penyebab alergi pada bayi paling banyak disebabkan oleh
protein susu sapi, pada bayi ASI eksklusif ibu melakukan diet
eliminasi protein susu sapi selama 2 minggu disertai konsumsi
suplemen kalsium, bila ada perbaikan dapat diperkenalkan
kembali namun bila tidak ada perbaikan pertimbangkan alergi
yang lain seperti seafood, telur, kacang, dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Antonius H, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti dkk. 2010. Diare Akut Dalam : Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta.
2. Behraman RE, Kliegman RM, Arvin HB. 2004. Gastroenteritis. Nelson. 17th edition. EGC. Halaman 1272-1276
3. Canani, Roberto Berni et al. 2007. Probiotics for treatment of acute diarrhoea in children: randomised clinical trial
of five different preparations. Diakses dari http://www.bmj.com/content/335/7615/340.pdf%2Bhtml pada tanggal
10 Juni 2016
4. Hery Garna, Emelia Suroto, Hamzah, Heda Melinda D Nataprawira, Dwi Prasetyo. 2012. Diare Akut Dalam:
Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke-4. Bandung: Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak
FK Universitas Padjajaran/ RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG.
5. Juffire M, Sri Supar dkk. Buku ajar Gastroenterologi-Hepatologi. UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2011
6. Koletzko, Sibylle and Osterrieder, Stephanie. 2009. Acute Infectious Diarrhea in Children. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2737434/ pada tanggal 10 Juni 2015
7. Rusepno Hassan, Husein Alatas. 2007. Diare Pada Bayi dan Anak Dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
FKUI Edisi ke-4. Jakarta : Info Medika
8. Satriya, dedi. 2010. Diare Akut Pada Anak Dalam : Upaya Mengurangi Kejadian Komplikasi Diare Akut. Riau.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad.
9. Thawani, Vijay and Bajait Caitali. 2011. Role of zinc in pediatric Diarrhea. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3113371/ pada tanggal 10 Juni 2015
10. Wijaya, Awi. 2012. Data Diare di Indonesia. Diakses dari
http://www.infodokterku.com/index.php/component/content/article/25-data/data-kesehatan/201-data-angka-diare-
di-indonesia pada tanggal 10 Juni 2015
11. World Health Organization. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai