DIARE AKUT
PADA LINI PERTAMA
Dr. I.B. Eka Wijaya Utama, Sp.A
DEFINISI
Masa tunas 17 – 72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Demam + ++ ++ - ++ -
Nyeri kepala _ + + - - -
Lama sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 haru Variasi 3 hari
Sifat Tinja Rotavirus Shigella Salmonela ETEC EIEC Kolera
Darah - + Kadang - + _
Warna Kuning hijau Merah hijau Kehijauan Tidak Merah hijau Air cucian
berwarna beras
Leukosit - + + - - -
PATOFISIOLOGI
◦ Saat diare keseimbangan transport
elektrolit dan air terganggu
penurunan fungsi absorbsi;
dominasi fungsi sekresi elektrolit dan
nutrien (sekresi aktif anion terutama di
sel kriptus) pengeluaran air yang
berlebihan ke lumen usus.
◦ Dua mekanisme utama yaitu diare
osmotik dan sekretorik, kedua
mekanisme tersebut kadang terjadi
secara bersamaan
Diare osmotik
Rotavirus
Menurunkan daya
menempel di epitel Atrofi vili usus
serap
saluran cerna
◦ Infeksi Parasit
Contoh: Giardia lamblia: Trophozoites melekat pada permukaan epitel usus halus bagian
apikal pemendekan mikrovili brush border sehingga sekresi aktif elektrolit,
malabsorpsi, dan kerusakan tight junctions diare cair
◦ Infeksi organisme invasif atau
sitotoksigenik di ileo-kolon distal
Salmonella, Shigella, Camphylobacter,
Yersinia, invasive E.coli, EAEC
sitotoksigenik C.difficile atau B.fragilis,
atau Entaemoeba histolytica atau
Balantidium coli.
Port d’entry: makanan dan minuman
terkontaminasi atau kontak dengan
penderita
Menyebabkan inflamasi, ulserasi dan
perdarahan.
ANAMNESIS
Frekuensi BAB cair/hari, lama diare, konsistensi, warna, bau, ada/tidak lendir dan
darah,
Adanya panas, mual dan muntah dan nyeri (keram) perut, penurunan BB
Adakah penyakit lain: demam, batuk, pilek, otitis media dan campak.
Rasa Haus (keinginan untuk menyusu / minum)
Produksi BAK dalam 6-8 jam terakhir
Makanan & minuman yang diberikan
Riwayat pengobatan (termasuk antibiotik)
Contoh: infeksi rotavirus diawali dengan muntah (80-90%), diikuti low-grade fever
dan BAB cair dalam waktu 24 jam.
Perhatikan adanya
Stool
Red-Currant Jelly
Penentuan Derajat Dehidrasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium lengkap umumnya tidak diperlukan. Pemeriksaan
laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut:
◦ Darah : DL, serum elektrolit, AGD, GDS, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika.
◦ Feses lengkap
◦ Kultur Tinja: tidak rutin. Indikasi bila dicurigai sindroma hemolitik
uremia, diare dengan tinja berdarah, lekosit (+) dalam tinja, KLB diare dan
pada penderita immunocompromised.
◦ Analisa Protein Tinja: mengukur kerusakan mukosa usus secara akurat
FESES LENGKAP
◦ Makroskopik
Bentuk watery enterotoksin virus, protozoa, atau infeksi di luar saluran pencernaan
Dengan darah / lendir sitotoksin bakteri, bakteri enteroinvasif, atau parasit usus seperti
E. Histolytica, B. Coli dan T. Trichiura
Berbau busuk: Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides
◦ Mikroskopik
Leukosit (+), umumnya tipe PMN (kecuali MN pada infeksi S. typhii)
Menggambarkan bakteri invasif atau memproduksi sitotoksin (Shigella, Salmonella, C.
Jejuni, EIEC, C.difficile, Y.enterocolitica, V.parahaemolyticus dan kemungkinan
Aeromonas atau P.shigelloides)
Leukosit minimal pada infeksi parasit
STRATEGI MANAJEMEN DIARE
AKUT PADA LINI PERTAMA
MTBS
(Manajemen Terpadu Balita
Sakit )
◦ Sasaran: anak usia 0 – 5 tahun (dibagi menjadi dua kelompok sasaran: 1 hari - 2
bulan dan 2 bulan - 5 tahun)
◦ Unit rawat jalan kesehatan dasar, seperti puskesmas
◦ Program P2 Diare ≈ MTBS
MTBS
Diare Dehidrasi Berat
◦ Apakah Anak Menderita Diare???
Diare Dehidrasi Ringan-
Sedang
Dengan Tanpa
Dehidrasi Dehidrasi
Diare Persisten
Disentri
DIARE DEHIDRASI
BERAT
Catatan Penting:
◦ Bila anak sadar berikan Cairan Rehidrasi Oral
(ORALIT) sambil menunggu pemasangan akses
intravena untuk rehidrasi sesuai Rencana Terapi C
◦ Cairan rehidrasi pilihan: Ringer Laktat / Ringer
Asestat / NaCl 0.9%
Rencana Terapi A
Rencana Terapi A
DIARE DEHIDRASI RINGAN /
SEDANG
◦ Sarana rehidrasi yang dikenal sebagai
Pojok Oralit tersedia di tempat layanan
primer, seperti di Polindes, Puskesmas
Pembantu (PUSTU), dan Puskesmas.
Rencana Terapi B
Di tingkat pelayanan primer semua diare berdarah selama ini dianjurkan untuk
diobati sebagai shigellosis dan diberi antibiotik kotrimoksazol selama 5 INDIKASI MRS:
hari. Contoh antibiotik lain yang sensitif terhadap strain shigella di Indonesia • Anak dengan gizi buruk
adalah siprofloxasin, sefiksim dan asam nalidiksat • Bayi muda (umur < 2 bulan)
• Anak menderita keracunan,
Jika dalam 2 hari tidak ada perbaikan kunjungan ulang untuk kemungkinan
letargis
mengganti antibiotiknya
• Mengalami perut kembung dan
Lakukan pemeriksaan tinja rutin jika tersedia: jika hasil amoeba positif, nyeri tekan atau kejang
berikan metronidazol (dosis 50 mg/kg/BB) dibagi tiga dosis selama 5 hari. • Mempunyai risiko tinggi
terhadap sepsis
Awasi adanya invaginasi pada bayi muda (umur < 2 bulan) rujuk ke
spesialis bedah.
KEMENKES RI 2008
Lima langkah tuntaskan diare (LINTAS DIARE)
BERIKAN :
1. Oralit
2. Tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Antibiotik secara selektif
5. Nasehat pada ibu
Lintas Diare
1. ORALIT
Cara pemberiannya dengan melarutkan 1 bungkus oralit ke dalam satu gelas air matang (200cc)
2. ZINC
Dosis zinc pada anak <6 bulan: 10 mg dan >6 bulan: 20 mg, diminum 1 kali/hari, selama 10 hari.
Pemberian zinc tablet dapat dikunyah/dilarutkan dalam air, atau pada bayi dilarutkan pada sendok dengan
sedikit air matang, ASI perah atau larutan oralit.
3. ASI-MAKANAN
• ASI harus diteruskan (bayi dengan ASI eksklusif wajib diberikan ASI lebih banyak)
• Bayi dengan susu formula diganti susu formula bebas laktosa untuk bayi dengan dehidrasi berat,
atau secara klinis memperliihatkan gejala intoleransi laktosa berat, atau bila diarenya bertambah berat
dengan pemberian susu formula.
• Makanan: kacang-kacangan, sayuran dan daging/ikan
• Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk menambah kalium.
4. Antibiotik
hanya diindikasikan pada diare karena infeksi bakteri, sebagai pada infeksi bakteri invasif (Shigella spp
dan Entamoeba histolytica), Salmonella spp, serta pada giardiasis dan kolera.