Anda di halaman 1dari 22

NEUROANATOMI :

SIRKULUS WILLISI

Destinea Silvanaputri
1965050017

Pembimbing:
dr. Noer Hassiani Mercy Lumban Tobing, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
2020
PENDAHULUAN
• Suplai darah serebri berasal dari dua pasang arteri yaitu : arteri
karotis interna dan arteri vertebralis
• Arteri karotis interna menghantarkan darah ke otak melalui
percabangan utamanya : arteri serebri media, arteri serebri
anterior dan arteri koroidalis anterior (sirkulasi anterior)
• Arteri vertebralis bergabung di garis tengah membentuk arteri
basilaris menghantarakan darah ke batang otak, serebelum, serta
hemisfer serebri melalui cabang terminalnya, arteri serebri
posterior (sirkulasi posterior)
• Sirkulasi anterior dan posterior berhubungan melalui sirkulus
Willisi yang merupakan pokok anastomosis pembuluh darah
arteri yang penting dalam jaringan otak
DEFINISI SIRKULUS WILLISI

Sirkulus willisi adalah arteri-arteri serebral yang berhubungan satu


sama lain melalui susunan pembuluh darah yang berbentuk seperti
lingkaran di dasar otak. Sirkulus ini terdiri dari segmen pembuluh
darah besar dan arteri komunikans yang menghubungkan satu
dengan yang lainnya.
A. Carotis Interna
• Arteri karotis interna berasal dari
bifurkasio arteri karotis komunis melewati
kanalis karotis os petrosus ke sinus
kavernosus
• Cabang ekstradural yang halus pada arteri
karotis interna memperdarahi dasar kavitas
timpanikum, dura mater klivus, ganglion
semilunaris, dan kelenjar hipofisis
Cabang-cabang Arteri Karotis Interna
CABANG-CABANG ARTERI KAROTIS
INTERNA
A RTE R I C O M M U N I C A N S
A RT ER I O P TH A LM I C A P O S TER I O R
Masuk ke orbita bersama nervus optikus Berjalan kearah posterior diatas nervus
memperdarahi isi orbita, sinus sfenoid, sel oculomotorius untuk bergabung dengan a.
rambut etmoidal, kulit dahi, pangkal hidung cerebri posterior sehingga ikut membentuk
dan kelopak mata sirkulus willisi

A RTER I C H O R O I D EA A RTE R I C ER E BR I A N TE R I O R
Arteri ini memasuki fisura koroidalis untuk Cabang kortikal memperdarahi seluruh permukaan
menyuplai pleksus koroideus kornu temporalis medial korteks dibagian posterior hingga mencapai
ventrikel lateral, kemudian membentuk cabang sulcus parieto occipitalis
ke traktus optikus, unkus, hipokampus, Memperdarahi area tungkai gyrus precentralis
amigdala, sebagian ganglia basalis dan kapsula Cabang sentral memperdarahi bagian nucleus
interna lentiformis, nucleus caudatus, dan kapsula interna
Cabang-cabang Arteri Karotis Interna

• Cabang terbesar A. Carotis Interna


• Arteri cerebri media, suatu cabang
terminalis dari arteri karotis
interna, memasuki fisura lateralis
Arteri
serebri dan membagi diri menjadi Cerebri
04 03 02 01 cabang-cabang kortikal yang media
memperdarahi lobus-lobus
frontalis, temporalis, parietalis dan
oksipitalis
• Memperdarahi seluruh area
motorik, kecuali area tungkai
A. Vertebrobasiler

• Arteri vertebralis kiri dan dan kanan berasal


dari arteri subklavia
• Arteri subklavia kanan merupakan cabang dari
arteri inominata, sedangkan arteri subklavia
kiri merupakan cabang langsung dari arteri
aorta
• Kedua-dua arteri akan bergabung membentuk
arteri basilaris yang akan memperdarahi
sebagian diensefalon, sebagian lobus
oksipitalis dan temporalis, apparatus koklearis
dan organ - organ vestibular
Cabang-cabang A. Vertebralis
CABANG-CABANG A. VERTEBRALIS
A RTE R I M E N I N G E N S
PO S TE R I O R A RTER I S P I N A L I S P O S TER I O R
Cabang kecil dan memperdarahi tulang serta Berasal dari A. Vertebralis atau A. Cerebelli
dura di fossa cranii posterior posterior inferior

A RT ER I C ER EBE LL I I N FER I O R
A RTE R I SP IN A LI S A N TE R I O R PO S T ER I O R
Dibentuk dari cabang masing-masing A. • Cabang terbesar A. Vertebralis
vertebralis • Memperdarahi permukaan inferior
vermis, nuclei centralis cerebelli, dan
permukaan bawah hemisferum cerebelli
A RTE R I M E D U L LA R I S
Merupakan cabang-cabang yang sangat kecil
yang didistribusikan ke medulla oblongata
Cabang-cabang A. Basilaris
CABANG-CABANG A. BASILARIS
A RTER I P O N TI N A RTE R I LA B Y R I N TH I
Pembuluh-pembuluh kecil yang masuk ke Masuk ke dalam meatus acusticus internus
dalam substansi pons. dan memperdarahi telinga dalam.

A RTER I C ER E BEL LI A N T ER I O R
IN F ER I O R A RT ER I C E R EB ELL I S U P ER I O R
Memperdarahi bagian anterior dan inferior • Memperdarahi permukaan superior
cerebellum. cerebellum
• Arteri ini juga menyuplai pons, glandula
pinealis, dan velum medullare superior.
A RTE R I C ER EBR I P O S TER I O R
Cabang-cabang kortikal menyuplai permukaan
inferolateral dan medial lobus temporalis serta
permukaan lateral dan medial lobus oksipitalis
(korteks visual).
ARTERI KE DAERAH KHUSUS OTAK

MESENSEFALON CEREBELLUM
• arteri basilaris arteri-arteri serebeli (arteri
• arteri serebri posterior serebeli superior, arteri serebeli
• arteri serebeli superior anterior inferior dan arteri
serebeli posterior inferior)

PONS THALAMUS
• arteri basilaris cabang-cabang a. komunikans
• arteri serebeli anterior posterior, basilaris dan serebri
• arteri serebeli inferior

posterior
arteri serebeli superior

MEDULLA OBLONGATA PLEKSUS KOROIDEUS


VENTRIKULI TERTIUS &
• arteri vertebralis LATERALIS
• arteri spinalis anterior
• arteri spinalis posterior • cabang-cabang arteri karotis interna
• arteri serebeli posterior inferior dan arteri serebri posterior.
• arteri basilaris. • Pleksus koroideus ventrikulus
quadratus diperdarahi oleh arteri
serebeli posterior inferior
GANGGUAN SUPLAI
DARAH DI OTAK
SINDROM ISKEMIK SIRKULASI ANTERIOR
Oklusi artreri karotis interna

• Buta mendadak (amaurosis fugaks)


• Disfagi bila gangguan terletak pada sisi dominant
• Hemiparese kontra lateral dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan

Sindrom Horner’s adalah suatu sindrom yang


terdiri dari kelainan berupa masuknya bola mata,
ptosis kelopak mata atas, kelopak mata atas
sedikit naik, kontraksi dari pupil, penyempitan
dari fissura palpebra, anhidrosis dan warna
kemerahan di sisi wajah yang sakit, disebabkan
oleh paralisa saraf-saraf simpatis servikal.
Sindroma Horner’s juga disebut dengan Bernard’s
Syndrome, Bernard-Horner’s Syndrome dan
Horner’s Ptosis.
A. SEREBRI MEDIA

• Oklusi cabang utama : hemiparesis dan


hemihpestesia kontralateral terutama
brakiofasial kadang disertai hemianopsia
homonim kontralateral dan defisit
neurologis
• Oklusi cabang perifer : defisit motorik
dan/atau sensorik fokal kontralateral,
afasia motorik atau sensorik, dan
hemianopsia homonim kontralateral
SINDROM ISKEMIK SIRKULASI ANTERIOR
A. Serebri
Anterior A. Oftalmika

• Infark unilateral sering tidak


• Iskemia retina dan
menunjukkan gejala
• Infark bilateral : menimbulkan monocular
• Hemiparese kontralateral blindness (biasanya
dengan kelumpuhan transien karena embolus
tungkai lebih menonjol lisis spontan)
• Gangguan mental (bila lesi
di frontal)
• Gangguan sensibilitas pada
tungkai yang lumpuh
• Inkontinensia
• Bisa disertai kejang-kejang
SINDROM ISKEMIK SIRKULASI ANTERIOR
A. Komunikans A. Koroidalis
Posterior anterior
• Emboli arteri komunikans • Manifestas klinis : hemiparesis
posterior menyebabkan emboli dan hemihipestesia kontralateral
di teritori arteri serebri posterior , serta hemianopsia homonym
atau di thalamus kontralateral
• Manifestasi klinis : hemianopsia
homonym kontralateral dan/atau
deficit talamik
SINDROM ISKEMIK SIRKULASI POSTERIOR
Sumbatan kecil
A. Vertebralis pada A. Basilaris A. Serebri Posterior

• Bila sumbatan pada sisi • Paresis nervi kraniales • Hemianopsia homonym


yang dominan dapat yang nukleusnya kontralateral dari sisi lesi
terjadi sindrom terletak ditengah-tengah • Hemiparesis kontralateral
Wallenberg. N III, N IV, dan N XII • Hilangnya rasa sakit,
• Sumbatan pada sisi yang suhu, sensorik
tidak dominan seringkali propioseptif (termasuk
tidak menimbulkan gejala rasa getar) kontralateral
(hemianestesia)
DAFTAR PUSTAKA

• Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi (DUUS) : Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala
ed 5. EGC: Jakarta. 2015.
• Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik ed.7. EGC : Jakarta. 2011.
• Satyanegara. Ilmu Beda Saraf Satyanegara. Gramedia. 2011.

Anda mungkin juga menyukai