01 SALURAN CERNA
02 DIARE
03 DEMAM TIFOID
04 DISENTRI
SALURAN CERNA
Anatomi Saluran Cerna
Fungsi Sistem Pencernaan
Makanan : molekul
kompleks berukuran besar
(nasi, sayur, ikan, telur,
daging)
Organ
Kelenjar
Enzim
• E. coli Diare
• H. pylori Gastritis
• V. cholera Diare
• S. typhi dan S. paratyphi Deman Tifoid
• Rotavirus Diare pada anak
DIARE
DEFINISI DIARE
Buang air besar dengan konsistensi tinja yang
lembek (dengan atau tanpa darah dan atau
lender) biasanya disertai dengan pen-
ingkatan frekuensi defekasi lebih dari bi-
asanya (>3x perhari) dan apabila diukur berat
feses >200 gram per hari.
DIARE
• Melibatkan faktor penyebab infeksi atau kausal (agent) dan faktor pertahanan
tubuh penjamu (host)
• Faktor kausal kemampuan agen penyebab diare untuk menembus pertahanan
tubuh penjamu, yaitu jumlah kuman yang berinokulasi, kemampuan untuk men-
empel pada mukosa saluran cerna, kemampuan berkompetisi dengan flora normal,
kemampuan membentuk koloni di mukosa, serta kemampuan mem-
produksi toksin (enterotoksin, sitotoksin dan neurotoksin)
• Faktor pertahanan tubuh penjamu flora normal saluran cerna, keasaman
lambung, motilitas usus, dan status imun penjamu
DIARE AKUT
Enterotoksin
• Paling banyak dijumpai pada penyakit kolera
• Toksin yang dikeluarkan akan berikatan dengan reseptor di permukaan en-
terosit yang akan meningkatkan siklik AMP di mukosa saluran cerna. Aki-
batnya pelepasan Cl- meningkat dan absorbsi Na+ menurun. Hal ini kemu-
dian akan menyebabkan terjadinya diare
• Mekanisme diare akibat Eschericia coli hampir sama namun melalui aktivitas
siklik GMP
DIARE AKUT
Sitotoksin
• Disebabkan oleh Shigella dysentriae, Vibrio parahaemolyticus, Clostridium dif-
ficile
• Mampu merusak mukosa saluran cerna dan menyebabkan diare berdarah
bahkan sindrom hemolitik uremikum
Neurotoksin
• Disebabkan oleh Bacillus cereus atau stafilokokkus
• Biasanya menyebabkan muntah karena toksin yang bekerja di sistem saraf
pusat
KLASIFIKASI
Secretory Diarrhea Malabsorptive Diarrhea
Feses isotonik dan menetap selama
puasa Terjadi setelah kegagalan ab-
sorbsi zat gizi, berhubungan
dengan steatorrhea, dan dapat
berkurang dengan puasa
Osmotic Diarrhea
Exudative Diarrhea
Disebabkan oleh gaya osmotik
yang berlebihan akibar zat ter- Terjadi karena penyakit infla-
larut luminal yang tidak dis- masi yang ditandai dengan
erap. Cairan diare lebih dari 50 tinja bernanah dan berdarah
mOsm, lebih pekat diband- dan terus berlanjut walaupun
ingkan plasma dan dapat dipuasakan
mereda dengan puasa
PATOFISIOLOGI
Diare Eksudatif
Dikaitkan dengan kerusakan mukosa menyebabkan keluarnya lendir, cairan,
darah, dan protein plasma, dengan akumulasi bersih elektrolit dan air di dalam usus.
Pelepasan prostaglandin dan sitokin mungkin terlibat. Diare eksudatif biasa terjadi pada
penyakit Crohn, kolitis ulserativa (UC), dan enteritis radiasi.
PATOFISIOLOGI
Diare Osmotik
terjadi ketika zat terlarut yang aktif secara osmotik ada di saluran usus dan sulit
diserap. Contoh: diare yang menyertai dumping syndrome pada seseorang yang men-
gonsumsi minuman yang mengandung gula sederhana setelah menjalani prosedur
Billroth II (gastrojejunostomy).
PATOFISIOLOGI
Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit dengan cepat untuk
mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan ekstrasel.
Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus halus bagian proksimal
tersebut bersifat hipertoni dan menyebabkan hiperosmolaritas.
Akibat perbedaan tekanan osmosis antara lumen usus dan darah, maka pada segmen usus jejunum
yang bersifat permeable, air akan mengalir kearah jejunum sehingga akan banyak terkumpul air
dalam lumen usus.
PATOFISIOLOGI
Natrium (Na) akan mengikuti masuk ke dalam lumen. Akibatnya terkumpul cairan
intraluminal yang besar dengan kadar Na normal.
Sebagian kecil cairan tersebut akan dibawa kembali. Tetapi cairan lainya akan tetap tinggal di lumen karena ada bahan
yang tidak dapat diserap (Mg, glukosa, sukrosa, laktosa, dan maltose) di segmen ileum dan melebihi kemampuan ab-
sorbsi kolon. Akibatnya terjadi diare.
Bahan-bahan seperti karbohidrat dan jus buah, atau bahan yang mengandung sorbitol dalam
jumlah berlebihan, akan memberikan dampak yang sama.
PATOFISIOLOGI
Diare Sekretorik
• Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi ak-
ibat gangguan absorbsi natrium oleh vilus saluran cerna sedangkan sekresi klorida
tetap berlangsung atau meningkat air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai
tinja cair
• Disebabkan oleh infeksi bakteri akbat rangsangan pada mukosa usus halus oleh
toksin E.coli atau V. cholera.01.
• Tidak seperti diare osmotik, puasa tidak meredakan diare sekresi.
PATOFISIOLOGI
• Bahan-bahan yang menstimulasi sekresi lumen: enterotoksin bakteri dan bahan
kimia yang dapat menstimulasi (laksansia, garam empedu bentuk dihidroxy, serta
asam lemak rantai panjang).
• Toksin penyebab diare ini bekerja dengan cara meningkatkan konsentrasi in-
trasel cAMP, cGMP, atau Ca2+ yang selanjutnya akan mengaktifasi protein kinase.
• Pengaktifan protein kinase menyebabkan fosforilase membran protein
sehingga mengakibatkan perubahan saluran ion Cl- di kripta keluar
• Disisi lain terjadi peningkatan pompa natrium, dan natrium masuk ke dalam
lumen usus bersama Cl-.
OSMOLARITAS TINJA
Diare Osmotik Diare Sekretorik
Reduksi + -
1.Rehidrasi cairan
2.Pengaturan asupan makanan
3.Obat-obatan, sering tidak diperlukan an-
tibiotik.
Lebih disarankan pemberian zat probiotik
dan zink
AKIBAT DIARE AKUT
Diare
↓
Banyak kehilangan air
↓
Keluar bersama tinja
↓
Input cairan <
↓
Dehidrasi
DEHIDRASI
DEHIDRASI
HIPOGLIKEMI
KEP
↓
Diare
↓
Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu, adanya
gangguan absorbs glukosa
↓
Hipoglikemi
DISENTRI
DEFINISI
Bakteri dikelilingi oleh vakuola fagositik dapat lepas dalam waktu 15 menit dan memasuki kompartemen
sitoplasma sel inang secara cepat membentuk paralel dengan filament aktin sitoskeleton dari sel dan mulai
melakukan proses control polimerisasi monomer yang membuat fibril-fibrill aktin (bentuk komet).
Gambaran pada apparatus sitoskeletal ini memberikan Shigella yang non motil tidak hanya bereplikasi di
dalam sel, namun dapat bergerak secara efesien di dalamnya Bakteri akan masuk ke dalam membrane sel
inang yang terletak berdekatan dengan enterosit lain. Pada titik ini, beberapa Shigella akan melakukan re-
bound, tetapi yang lain akan mendorong membrane sejauh 20 µm ke dalam sel yang berdekatan.
Invasi ke enterosit sebelahnya membentuk proyeksi seperti jari akan pinch off, mengganti bakteri ke
dalam sel baru tetapi dikelilingi oleh membrane ganda Shigella baru akan melisiskan kedua membrane
dan dilepaskan ke dalam sitoplasma untuk memulai siklus baru.
PATOGENESIS
1. Pemberian antibiotic
2. Rehidrasi air hilang melalui feses
3. Pemberian makanan untuk mengganti zat gizi yang hi-
lang akibat diare berat
PENCEGAHAN