PENDAHULUAN
yang ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
Diare masih menjadi masalah kesehatan yangpenting di dunia hingga saat ini. Di
penanganannya.
sepenuhnya benar. Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan
rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil
yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai
berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau
mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar merupakan suatu
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
yang ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
mendefinisikan diare akut sebagai diare yang biasanya berlangsung selama 3-7 hari
tetapi dapatpula berlangsung sampai 14 hari. Diare persisten adalah episode diare
yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut
tetapiberakhir lebih dari 14 hari, serta kondisi ini menyebabkan malnutrisi dan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih dari biasanya lebih
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
Jadi, Diare akut adalah pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih
2
2.2 Epidemiologi
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di
maju sudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang tinggi dan sosial ekonomi yang
baik tetapi penyakit diare tetap sesuatu penyakit yang mempunyai angka kesakitan
yang tinggi yang biasanya disebabkan oleh foodborne infection dan waterborn
diare terdapat0,5-2 pertahun dan di negara berkembang lebih dari negara maju.3
diare pada orangdewasa di seluruh dunia setiap tahun.Di Amerika Serikat, insidens
kasus diaremencapai 200 juta hingga 300 juta kasusper tahun. Sekitar 900.000
kasus diare perluperawatan di rumah sakit. Di seluruh dunia,sekitar 2,5 juta kasus
pada lanjut usia. Satu studidata mortalitas nasional melaporkan lebihdari 28.000
kematian akibat diare dalamwaktu 9 tahun, 51% kematian terjadi padalanjut usia.6
besar pola penyakit yang ada. Angka kesakitan diare pada periode 1986-1991
berkisar antara 19,5 - 27,2 per 1000 pasien, sedangkan angka kematian berkisar
Menurut hasil pemantauan KLB tahun 1991 penyakit diare yang dilaporkan
dari 20 propinsi di Indonesia, jumlah KLB yang terjadi sebanyak 282 kali dengan
3
jumlah penderita sebanyak 65,512 orang, serta angka kematian 1,03%. Angka case
fatality rate (CFR) tertinggi terdapat pada propinsi Sulawsi Tengah (5,5%),
menyusul propinsi Maluku (4,5%) dan Riau (4,1%).Selama tahun 2000, dari 26
dan jumlah KLB selama tahun tersebut ada 65 kejadian tersebar di 13 provinsi
dengan jumlah penderita 4.127 orang dan kematian 59 orang. Penderita diare
tertinggi di Kalimantan Selatan (1744 orang), Bali 9677 orang), Sulawesi Utara
(476 orang), Jambi (328 orang), Sumatra Utara (310 orang), Sulawesi Selatan (160
orang), Sulawesi Tengah (115 orang) dan Jawa Tengah (88 orang) yakni urutan ke
Sulawesi utara, Maluku, dan jawa Tengah. Meskipun jumlah penderita diare di
Jawa Tengah menempati urutan kedelapan, tetapi angka kematiannya berada pada
urutan ketiga.3
2.3 Klasifikasi2
4
Akut
Kronik
Osmotik
lumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat
Sekretorik
diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare akan tetap
dari diare ini antara lain: efek enterotoksin pada infeksi Vibro
Berdasarkan penyebab:
Infeksi
Non infeksi
2.4Etiologi
5
Diare akut disebabkan banyak penyebab antara lain , infeksi (bakteri,
Clostridium perfringens Daging (sapi, babi, unggas), telur, produk makanan rumahan
EHEC Daging (sapi, babi) setengah matang, makanan siap saji (hamburgersetengah
matang), salad, susu, keju, tauge/rebung,biji-bijian mentah, dapat menimbulkan
foodborne outbreak. Usia lanjut lebih rentan
Salmonella Sapi, babi, unggas, telur, salad, susu mentah, es krim, sayurmayur,jus jeruk yang
tidak dipasteurisasi, anak itik, biawak,daging ular berbisa, kue, makanan laut,
kerang-kerangan,dapat menimbulkan foodborne outbreak
6
Shigella Penularan dari orang ke orang (misalnya, pada pusat perawatanharian/day care),
sayurmayur
Vibrio cholerae Makanan laut yang tidak dimasak dengan adekuat, susukelapa, airline outbreak,
kerang-kerangan, makanan laut,waterborne transmission, seafood
Clostridium difficile Perawatan di rumah sakit, antibiotik pada pasien rawat jalan/inap atau kemoterapi
dalam beberapa minggu sebelumnya,pusat perawatan harian
Listeria Sapi, babi, unggas, keju, susu, telur, kol, hot dogs, salad.Wanita hamil, neonatus,
dan pasien perawatan intensif lebihrentan.
Virus
Rotavirus Penularan dari orang ke orang (misalnya, pada pusat perawatanharian, kamar
anak-anak)
Norwalk-like viruses Sekolah, asrama perawat, kapal pesiar, perkemahan, sayurmayur,air, kerang-
(norovirus) kerangan, makanan laut, dapat menimbulkanwinter outbreak serta kejadian diare
atau muntah dalamkeluarga. Penularan lewat makanan
Hepatitis A Lingkungan kumuh, kurang air bersih, pasien dan pegawai institusi,pusat
perawatan harian, pria homoseksual, penggunaobat IV, wisatawan, barak militer,
kerang-kerangan
Protozoa
Giardia lamblia Pusat perawatan harian, kolam renang, pelancong, salad, kue, defisiensi IgA, dapat
menimbulkan waterborne outbreak
Entamoeba hystoyitica Berwisata ke daerah endemik selama >1 bulan, aktivitas seksualpria homoseksual,
institusi, perjalanan ke daerah tropis,baru emigrasi dari wilayah tertentu
Cryptosporidium Pusat perawatan harian, kolam renang, binatang sawah, kontaminasisuplai air di
perkotaan, kue, wisatawan, pejamu immunocompromise,dapat menimbulkan
waterborne outbreak
7
Tabel 3 . Penyebab diare akut di Indonesia4
Patogen Persentase (%)
V. cholerae O1 37,1
Shigella spp 27,3
Salmonella spp 17,7
V. parahaemolyticus 7,3
Salmonella typhi 3,9
Campylobacter jejuni 3,6
V. cholerae non-O1 2,4
Salmonella paratyphi A 0,7
a. Vibrio
cepatdan berat. Tanpa rehidrasi yang cepat dan adekuat, syok hipovolemikdan
kematian dapat terjadi dalam 12-18 jam sesudah pertamakali timbul gejala.
pertama, ke-4, dan ke-7dari diare yang dirawat di rumah sakit di Indonesia,
b. Shigella
8
disease) di Amerika Serikat, serta sampai saatini masih menjadi problem utama
penyebab terseringke-2 dari diare yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar
dengan case fatality rate yang tinggi di Asia, Afrika, danAmerika Tengah.4
c. Salmonella
ke-3 dari diare yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar17,7%. Terdapat
Bayi dan orang tua paling rentan terinfeksi.Hewan merupakan reservoir utama
Akan tetapi,dapat juga berupa diare inflamatif atau disentri (bloody diarrhea).4
d. Campylobacter
9
Organisme ini dapat menimbulkan watery ataupun bloody
f. Virus
10
rotavirus, human calicivirus, enteric adenovirus, astrovirus,cytomegalovirus,
g. Parasit
pada anak-anak.4
11
2.5 Faktor Resiko2
b. Makanan atau keadaan makan yang tidak biasa: makanan laut, terutama
2.6Patofisologi
sebagai berikut2:
abnormal di usus. Penyebab gangguan motilitas antara lain: diabetes melitus, pasca
vagiotomi, hipertiroid.2
12
Inflamasi dinding usus (diare inflamatori) diesbabkan adanya keruskan
mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang
berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, ganguan absorbsi air-
elektrolit. Inflamasi mukosa usus dapat disebabkan infeksi (disentri Shigela) atau
2.7Patogenesis
Faktor yang berperan pada diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor
kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh
akut, terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna
antara lain; keasaman lambung, motilitas usus, imunitas dan juga lingkungan
mibroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa,
kemampuan memproduksi toksi yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta
mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini
13
menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleotid pada
monofosfat (siklik AMP) dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion
kedalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium,
dan kalium
nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat
dan G.lamblia.
2.8Diagnosis
Anamnesis
Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering
kelainan kolon sering berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering,
bercampur darah dan ada sensasi ingin kebelakang. Pasien dengan diare infektif
14
datang dengan keluhan khas yaitu, mual,muntah,nyeri andomen, demam, dan tinja
yang sering air, malabsorbtif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang
spesifik. Secara umum, patogen usus halus tidak invasif. Pasien yang mengalami
infeksi toksigenik secara khas mengalami mual dan muntah sebagai gejala
prominen bersamaan dengan diare air tetapi jarang mengalami demam. Muntah
yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada
keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan. Parasit yang tidak menginvasi
memiliki gejala nyeri perut kuadran kanan bawah, menyerupai apendisitis akut.
Keluhan lumpuh pada infeksi usus ini sering disalah artikan sebagai malpraktek
Diare merupakan gejala tipikal dari organisme yang menginvasi epitel usus
dengan inflamasi minimal, seperti virus enterik, atau organisme yang menempel
15
Vibrio menghasilkan enterotoksin dan juga mengiinvasi mukosa usus, pasien
karena itu menunjukkan gejala diare air diikuti diare berdarah dalam beberapa jam
atau hari.2
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena mual
dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi
sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan
warna urin gelap, tidak mampu berkeringat dan perubahan ortostatik. Pada keadaan
berat, dapat mengarah ke gagal giijal akut dan perubahan status jiwa seperti
presyok.
serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat,
dan dalam.
sianosis.
Pemeriksaan fisik
16
volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan
Dalam praktek klinis sangat penting dalam membedakan gejala antara diare
yang bersifat inflamasi dan diare yang bersifat noninflamasi. Berikut ini yang
Pemeriksaan penunjang
17
bervariasi, dengansensitivitas dan specificity berkisar 20–90%. Variasi hasil
50%. Leukosit feses jugabukan prediksi yang akurat bagi respon terapi terhadap
antibiotik.4
masih dipertanyakan. Akan tetapi, adanya darah samardan leukosit pada feses
dengan penyakit berat, yang ditandai oleh satu atau lebih hal berikut ini4:
>48 jam.
B. Kultur Feses
18
Belum ada konsensus yang secara jelas memasukkan kultur fesessebagai
salah satu strategi optimum dalam mendiagnosis diareakut. Walaupun, cukup sulit
yang dapat sembuh sendiri (self-limited) dan akan membaik hampir separuhnya
melakukan kultur darah bila diare telah berlangsung >3 hari. Kultur feses kurang
bernilai pada pasien yang mengalami diare sesudah>72 jam perawatan di rumah
noninfeksi.4
untukmendapatkan komplikasi.
denganinfeksi sekunder.
19
d. Beberapa pekerjaan tertentu, seperti pengelola makanan,
fesesnyanegatif.
tumbuhpada kultur rutin akan tetapi seringkali terlewat bila tidak dicarisecara
khusus.4
20
Skrining untuk inflamasi
Bila pasien Tambahkan pemeriksaan untuk Microsporidium,
immunocompromase Mycobacterium avium complex, Cytomegalovirus,
terutama HIV +) Strongiloides
cost-effective untuk sebagian besar kasus diare akut. Pemeriksaantelur cacing dan
dan E. histolytica).
Cyclospora)
d. Diare pada lelaki yang berhubungan seks dengan sesama jenis atau
21
Karena ekskresi telur cacing dan parasit yang intermiten, makadiperlukan 3
Bila CVP +4s/d11 cm H2): normalSyok atau dehidrasi maka CVP kurang
dari +4 cm H2O
2.9 Penatalaksanaan
hari sebelum dilakukan evaluasi lanjutanpada pasien tanpa penyakit yang berat,
terutama bila tidak dijumpaiadanya darah samar dan leukosit pada fesesnya. Terapi
Terapi Rehidrasi
22
Terapi terpenting pada diare akut adalah rehidrasi, lebih disenangimelalui
rute oral dengan larutan yang mengandung air, garam, dangula. Terapi rehidrasi
negara industri.4
berdasarkan fakta bahwa pada banyak kasus diareusus kecil fungsi absorpsi glukosa
usus melalui cotransport natriumglukosa masih baik. Yang terganggu hanya fungsi
sekresi dari usushalus, sehingga air masih bisa diserap oleh usus kecil bila glukosa
dangaram juga tersedia untuk membantu tranpor air dari lumen usus.4
dan glukosanya lebih rendah) ini lebih efektif dalammengurangi muntah, keluarnya
feses, serta kebutuhan infus intravena dibandingkan dengan ORS standar. ORS
23
Jus buah yang encer dan minuman ringan berpengawet bersama
denganbiskuit asin dan kaldu/sop juga mengandung air dan garam yangcukup
intravena diberikan untuk pasien dengan kehilangancairan >10% berat badan atau
lactate (RL) merupakanlarutan dengan kadar elektrolit yang hampir sama dengan
cairantubuh yang hilang. Untuk orang dewasa dapat diberikan cairan sebanyak30
ml/kg berat badan selama 30 menit pertama, dilanjutkan 70ml/kg berat badan untuk
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan
24
1. BJ plasma dengan rumus :
𝐵𝐽 𝑃𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 − 1,025
Kebutuhan Cairan = × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 × 4 𝑚𝑙
0,001
𝑆𝑘𝑜𝑟
Kebutuhan Cairan = × 10% × 𝑘𝑔𝐵𝐵 × 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
15
Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka hanya diberikan cairan
peroral (sebanyak mungkin sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama dengan
25
Cairan rehidrasi dapat diberikan melalui oral, enteral melalui selang
Obat antimikroba,
b. Pasien dengan buang air besar >8 kali/hari, dehidrasi, gejala >1 minggu,
terapi empiris dengan suatu kuinolon nonpseudomonal selama 3-5 hari. Bila
terhadap antimikrobial.4
Untuk diare akut pada orang dewasa, terdapat bukti yang baikbahwa
26
(traveler’s diarrhea). Hal ini masihkontroversial. Sebaiknya terbatas untuk individu
>90 % dan waktu rerata untuk mengalami perbaikanadalah 3 hari, akan tetapi sering
terjadi kekambuhan. Campylobacter yang resisten terhadap quinolone saat ini telah
27
Tabel 10. Antibiotik berdasarkan patogen9
28
29
Gambar 1 . algoritma diare akut4
Terapi simptomatis
1. Antimotilitas
30
mempunyai efek antisekresi yang ringan.Sebaiknya dihindari
selama ≤ 2 hari.4
yang terinfeksi oleh EHEC. Pasien perlu berhati-hati bilamendapat obat ini
2. antisekresi
31
didapatkan bermanfaatpada anak-anak dengan diare, tetapi tidak pada orang
dewasa dengankolera.4,7
3. Adsorben
Probiotik
jangka waktu pemberian serta bentuk sediaan yang idealagar probiotik yang
Pengaturan Diet
32
Pemberian diet khusus tidak terbukti lebih bermanfaat dibandingkandengan
hidrasi oral pada penelitian dengan kontrol. Akan tetapi,pemberian nutrisi yang
tidak lama tidak akan membahayakan. Tepung dan biji-bijian rebus (misalnya,
oral atau rumatan. Dietdiberikan dalam porsi kecil dan sering (6 kali/hari). Perlu
episode diarenya. Perlu dihindari pemberian jus buah pekatkarena hiperosmolar dan
2.10 Komplikasi
33
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolitmerupakan komplikasi utama,
terutamapada lanjut usia dan anak-anak. Pada diareakut karena kolera, kehilangan
asidosis metabolik.5,10
hipovolemik sudahtidak dapat diatasi lagi, dapat timbul nekrosistubular akut ginjal
dan selanjutnya terjadigagal multi organ. Komplikasi ini dapat jugaterjadi bila
tercapai.5,10
2.11 Prognosis
34
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan
mortalitas terutama pada anak-anak dan pada lanjut usia. Di Amerika Serikat,
infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2% yang berhubungan dengan sindrom uremik
hemolitik.5,10
35
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan utama
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSU Meuraxa dengan keluhan mencret sejak 2 hari
yang lalu, mencret sebanyak +5 kali/hari. Satu kalimencret lebih kurang
setengah gelas dan berisi cairan. BAB dikatakan berwarna kuning, konsistensi
cair, ampas (-), lendir (+), dan darah (-). Pasien juga mengeluhkan nyeri perut
yang hilang timbul dikatakan seperti melilit terutama saat akan BAB. Pasien
juga mengeluhkan mual sejak 1 hari yang lalu disertai muntah sebanyak 3
kali, muntah berisi sisa makanan dan air, tanpa darah maupun lendir. Selain
itu pasien juga mengeluhkan demam naik turun, namun tidak dilakukan
pengukuran suhu tubuh. Makan dan minum dikatakan berkurang karena
pasien mual sehingga pasien mengatakan badannya lemas, Keluhan batuk
pilek disangkal danBAK dalambatas normal.
36
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ada mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien mengatakan
dirinya tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan
tertentu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat Pribadi
Kebiasaan merokok : disangkal
Kebiasaan konsumsi alkohol : disangkal
Kebiasaan konsumsi obatan : disangkal
3.3 Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital saat pemeriksaan
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 75 kali/menit, regular.
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu aksila : 37,7oC
Berat badan : 70 Kg
Tinggi badan : 158 Cm
IMT : 28 Kg/m2 (obesitas)
37
Status General
Mata : konjungtiva pucat (-), sklera ikterus (-/-), reflex
pupil (+/+) isokor, mata cekung (+)
THT :
Telinga : bentuk normal (+/+), inflamasi (-/-), discharge (-/-)
Hidung : bentuk normal, discharge (-/-), deviasi septum (-)
Tenggorokan : mukosa bibir kering (+),atropi papil lidah (-),
tonsil (T1/T1), faring hiperemis (-)
Leher : JVP PR + 0 cmH2O,
pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Aksila : pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
Thoraks : Simetris
Pulmo
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba 2 jari MCL S ICS VI
38
Perkusi : batas atas MCL S ICS II, batas kanan PSL D, batas
bawah MCL S ICS V, batas kiri 2 jari MCL S ICS
VI
Auskultasi : BJ 1>BJ 2, gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Palpasi : nyeri tekan (+), hepar & lien tidak teraba, ginjal
kanan & kiri tidak teraba, turgor kulit agak kurang
Perkusi : timpani(+), shifting dullnes(-), undulating wave(-)
+ + - -
+ + - -
39
Trombosit 229 10^3/uL 150 - 450
PDW 13,3 fL 9,0 – 13,0
MPV 10,7 fL 7,2 - 11,1
PCT 0,25 % 0,150 – 0,400
P-LCR 25,0 % 15,0 – 25,0
Kesan : Leuokositosis
Tabel 13. Hasil laboratorium Elektrolit
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Na 129 mmol/L 135 – 145
K 5,2 mmol/L 3,6 – 5,1
Cl 93 mmol/L 95 -108
Kesan : Normal
3.5 Assesment
Diagnosis :
Gastroenteritis akut + dehidrasi ringan sedang+hiponatremia+hiperkalemia+
hipoclorida
3.6 Penatalaksanaan
Nonfarmakologi
Bedrest
diet makanan mudah dicerna dan rendah serat
minum yang cukup
Rencana Terapi
IVFD NaCl 0,9% guyur 1,4 L dalam 2 jam, selanjutnya 20 tpm
Neodiaform 3 x 2 tab
Ondancentron 3 x 4 mg
Cifrofloxacin 2 x 500 mg
40
3
Kebutuhan Cairan = × 10% × 70𝑘𝑔 × 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
15
41
Nyeri perut turgor kurang, (perbaikn)+ NeoDiaform
(-) mata hipoclorida 3x2
Pusing (-) cekung(↓) (perbaikan) Ciproflocaxin
Sakit kepala 2 x 500mg
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Padaanamnesis didapatkan adanya keluhan buang air besar cair lebih dari 5 kali
sehari,muntah lebih dari 3 kali, demam sesekali, nyeri perut terutama sebelum
lebih dari5 kali per hari sejak 2 hari SMRS. Muntah dan diare yang terjadi pada
pasiendan didukung juga oleh peningkatan suhu tubuh pada pasien ini. Infeksi
antigenasing ke dalam tubuh. Diare pada pasien ini tidak terdapat darah namun
sedikit berlendir dan muntahnya juga tidak berisikan darah, bakteri penyebab diare
tipe sekretorik pada pasien ini tidak invasif terhadap saluran cerna.
43
peningkatanaktivitas enzim-enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP atau cGMP,
absorpsinatrium, klorida, dan air dari lumen usus ke dalam sel. Hal ini akan
berlebihan didalam lumen usus tersebut, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen
cekung, mukosa bibir kering, penurunan turgor kulit, tetapi tidak ditemukannya
danakral dingin.
antigen asing yang masuk. Rencana pemeriksaan untuk pasien ini adalah kultur
fesesini juga bermanfaat untuk penentuan terapi yang cocok untuk pasien ini.
Terapi untuk pasien ini pada saat dalam keadaan dehidrasi ringan terdiridari
resusitasi cairan, diet makan rendah serat dan mudah dicerna, anti diare, antimuntah
dan antibiotik. Menurut skor Daldiyono, pasien ini mendapatkan 1,4 Liter cairan
isotonis (RL). Cairan ini harus dihabiskan dalam waktu cepat sambildilakukan
observasi terhadap tanda vital pasien. Setelah keadaan membaik dan pasien stabil
44
BAB V
PENUTUP
yang ditandai dengan diare.Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
dari biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml/24 jam. Kriteria lain memakai frekuensi
yaitu buang air besar lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut dapat
dehidrasi, diet, obat anti diare, dan obat anti mikroba sesuai kebutuhan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Marcellus SK, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/penydalam-
9.
46
8. Riddle et al. ACG Clinical Guideline: Diagnosis, Treatment, and Prevention
47