HEPATITIS VIRUS
Pembimbing :
dr. Ida Bagus Eka Utama Wija, Sp.A
Disusun oleh
Destinea Silvanaputri
(1965050017)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 13 JULI 2020 – 8 AGUSTUS 2020
JAKARTA
Hepatitis adalah inflamasi dan atau nekrosis
yang terjadi pada jaringan hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan,
toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan
autoimun. Terdapat lima strain utama dari
virus hepatitis, yaitu:
Pendahuluan • Virus Hepatitis A (HAV)
• Virus Hepatitis B (HBV)
• Virus Hepatitis C (HCV)
• Virus Hepatitis D (HDV)
• Virus Hepatitis E (HEV)
Anatomi Hepar
Metabolisme Bilirubin
Penghancuran Eritrosit oleh sel Penghancuran Eritroid di
retikuloendotelial limpa dan sumsum tulang
Hemoglobin
Globin PRA
HEPATIK
Hem
Hem Oksigenase
Biliverdin
Biliverdin Reduktase
Ambilan
Unconjugated Bilirubin
Dilepaskan dari Albumin
Glukuronosil
INTRA
Transferase
HEPATIK
Bilirubin Diglukuronida
Konjugasi
(conjugated bilirubin,larut di air)
Dibawa Ke usus
Bakteri Usus POST
HEPATIC
Urobilinogen
Urobilinogen
Strekobilin
Vena Porta POST
HEPATIK
• Hepatitis A hanya menyebabkan infeksi akut dan bersifat self limiting disease.
• Penyebab : Virus hepatitis A (HAV)
• Penularan : fecal-oral
• Di dunia prevalens tertinggi di Asia, Afrika, Mediterania dan Amerika Selatan
• Di Indonesia prevalensi tertinggi di Jakarta, Bandung, dan Makasar berkisar antara 35% - 45 % pada usia 5 tahun
• Pada anak yang terinfeksi HAV, hanya 30 % yang simtomatis, sedangkan 70% lainnya asimtomatis
Virologi Hepatitis A
• Termasuk Virus RNA (single strain RNA)
• Genus : Hepatovirus, Famili : piconaviridae
• Ukuran : 27-32nm
• Bentuk : Icosahedral, tidak berselubung 3
DAY 4
4. Fase Jupiter is the
1. Fase 2. Fase biggest planet in
3. Fase Ikterik penyembuha our Solar System
inkubasi prodromal
n
Macam Gejala Klinis
Hepatitis A
Hepatitis A klasik Hepatitis A relaps
kolestatik
(80%) (4-20%)
(10%)
DAY 4
Jupiter is the
biggest planet in
our Solar System
Hepatitis A
Hepatitis Protacted
fulminan
(8,5%)
(0,35%)
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
lingkungan
Non spesifik
Meningkatkan personal
Hygiene
Imunisasi aktif
Spesifik
Imunisasi pasif
Pencegahan spesifik :
1. Imunasasi pasif (Imunoglobulin Hepatitis A)
→Tidak boleh diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemberian live attenuated vaccines (measles, mumps, rubella,
varicella) sebab IG akan menurunkan imunogenisitas vaksin
Pencegahan spesifik:
2. Imunasasi aktif (Vaksin Hepatitis A)
Indikasi vaksinasi:
• Individu yang akan bekerja ke Negara lain dengan prevalensi HAV sedang sampai tinggi
• Anak-anak 2 tahun keatas pada daerah dengan endemisitas tinggi atau periodic outbreak
• Pengguna obat terlarang, baik injeksi maupun noninjeksi, karena banyak golongan ini yang mengidap Hepatitis C
kronis
• Penderita dengan penyakit hati kronis, dan penderita sebelum dan sesudah transplantasi hati, karena kemungkinan
mengalami hepatitis fulminan meningkat.
• Penderita gangguan pembekuan darah (defisiensi faktor VIII dan IX)
.
Epidemiologi
Pengidap
Hepatitis
sehat
kronis DAY 4
Jupiter is the
biggest planet in
our Solar System
Hepatitis
Hepatitis fulminan
akut
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Keluhan : demam, kelelahan, malaise, • Sklera,konjungtiva, ikterik
anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada • Hepatomegali/Splenomegali
perut. • Perkusi pada abdomen kuadran kanan atas,
• kulit dan sclera menguning, urin berwarna menimbulkan rasa nyeri
gelap, dan feses berwarna dempul dapat
ditemukan beberapa hari kemudian.
• Menggali factor transmisi, seperti terpapar
darah yang terinfeksi, hubungan seksual
• Pada bayi, ditanyakan apakah ibu memiliki
riwayat hepatitis B
Gambaran Laboratorium pada infeksi
hepatitis B akut dan kronik
K
A
R
K
O
U
N
T
I
S
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik
Antigen Interpretasi Bentuk klinis
HBeAg Proses replikasi dan sangat menular Hepatitis akut, hepatitis kronis
Antibodi
Anti-HBc total Sedang infeksi atau pernah infeksi Hepatitis akut, hepatitis kronis, penanda kronis, kekebalan
IgM anti-HBc Infeksi akut atau infeksi kronis yang kambuh Hepatitis akut, hepatitis kronis
Pemeriksaan molekular
PCR DNA HBV Infeksi HBV Hepatitis akut, hepatitis kronis, penanda kronis
Hibridisasi DNA HBV Replikasi aktif dan sangat menular Hepatitis akut, hepatitis kronis
Tatalaksana
• Tujuan →Eradikasi virus hepatitis B, improvement liver disease dan
prevention terhadap penyakit hepatocellular carcinoma (HCC).
DAY 4
Jupiter is the
biggest planet in
our Solar System
1. Interferon
• Penderita yang mendapat pengobatan interferon harus dievaluasi secara klinis dan
laboratoris (ALT dan AST, albumin, bilirubin, pemeriksaan darah tepi) setiap 4
minggu selama pengobatan.
• Pemeriksaan HBsAg, HBeAg, dan DNA HBV dilakukan pada saat mulai, selesai
pengobatan, dan 6 bulan paska pengobatan
2. Analog nukleosida
Penggunaan lamivudin
pada anak selama 52
minggu dengan dosis 3
mg/kgBB memberi
respons yang
signifikan terhadap
virus
Target pengobatan pada infeksi HBV
pada anak
Katerogi Outcome
Virologi Konversi HBeAg menjadi anti HBe
Berurangnya HBV DNA dalam serum
Konversi dari HBsAg menjadi HBs
Klinis Berkunganya resiko menjadi hepatocellular kasinoma (HCC)
Prevention terhadap penyakit hepar kronik
Biochemical ALT Kembali normal
Histopatologi Berkurangnya aktifitas inflamasi pada biopsy jaringan hepar
Immunoprophylaxis strategies
• Vaksin Hepatitis B (HB) pertama (monovalent) diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului
pemberian suntikan vitamin K minimal 30 menit sebelumnya.
• Jadwal pemberian vaksin HB monovalen adalah usia 0,1, dan 6 bulan.
• Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas
yang berbeda.
• Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
• Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, maka jadwal pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan
Contoh vaksin Hepatitis B Cara pemberian
Intramuscular
Epidemiologi
hepatitis B kronik
pada anak
sebelum dan
sesudah imunisasi
Hepatitis C
Hepatitis C
• Hepatitis C adalah penyakit hepar yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).
• HCV dapat menyebabkan akut dan kronik infeksi
• HCV adalah penyebab terbesar dari kanker hati.
Penularan
Epidemiologi
Gambaran
Laboratorium
pada infeksi
hepatitis C
akut dan
kronik
Tatalaksana
Indikasi Pengobatan :
• Peningkatan AST/LST
• Ditemukan HCV-RNA
• Fibrosis portal atau inflamasi pada biopsy hati
Kontraindikasi pada interferon Kontraindikasi pada Ribavirin
Depresi berat Anemia (Hb <11 g/dL)
Dekompensasi hati Tidak tahan anemia
Penggunaan alkohol Penyakit jantung koroner
Penggunaan obat-obatan Kehamilan
Penyakit autoimun Tidak tahan kontrasepsi
Penyakit penyerta berat Penyakit vaskular perifer
Diabetes berat Gagal ginjal
Hipertensi berat Gout
Kesimpulan Hepatitis A
• Hepatitis A merupakan infeksi hepatitis akut yang disebabkan oleh Hepatitis A virus (HAV).
• Transmisi HAV melalui fecal oral.
• Gejala klinis Hepatitis A dibagi menjadi 4 stadium, fase inkubasi, fase prodormal, fase ikterik
dan fase penyembuhan.
• Tidak ada terapi spesifik dalam penanganan kasus hepatitis A, terapi yang diberikan bersifat
simtomatik.
• Pencegahan infeksi HAV terbagi menjadi 2 yaitu, non spesifik dan spesifik. Non spesifik
meliputi peningkatan sanitasi lingkungan serta hygiene pribadi sedangkan pencegahan spesifik
meliputi pemberian imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Kesimpulan Hepatitis B
• Hepatitis B merupakan infeksi hepatitis yang dapat bersifat akut maupun kronik
• Disebabkan oleh virus hepatitsdais B (HBV).
• Transmisi HBV dapat bersifat vertikal dan horisontal. Penularan vertikal meliputi
penularan ibu ke anak, 90 % pada perinatal dan 10 % pada intrauterine. Penularan
horisontal dapat melalui darah, jarum suntik, atau hubungan seksual.
• Pengobatan Hepatitis B kronik pada anak dapat diberikan interferon atau analog
nukleosida.
• Pencegahan dapat dengan pemberian immunoglobulin (HBIG) dan Vaksinasi
hepatitis B
Kesimpulan Hepatitis C
• Hepatitis C merupakan infeksi hepatitis yang dapat bersifat akut maupun kronik
• Disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).
• Transmisi HCV dapat melalui darah, donor organ, hubungan seksual, jarum
suntik, maupun vertikal dari ibu ke anak
• Pengobatan Hepatitis C pada anak dapat menggunakan interferon atau ribevirin.
• Hingga saat ini belum ditemukan vaksin maupun imunoglobulin yang efektif
untuk mencegah infeksi hepatitis C. pencegahan transmisi dilakukan dengan
metode uji saring pada donor darah maupun donor organ.
Daftar Pustaka
1. Arief, S., 2012. Hepatitis Virus. In: Juffrie, M., et al., ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. 3rd ed. Jakarta: IDAI, 285-328.
3. Sanityoso A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk (ed). Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. pg 427
4. Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf–Diakses Juli 2020
5. Sastrosoewignjo R I, Triyatni M. Buku mikrobiologi kedokteran : Virus hepatitis. Jakarta : BinaarupaAksara, 451-64
6. Centers for Disease Control and Prevention. Surveillance for viral hepatitis – United States 2018
https://www.cdc.gov/hepatitis/statistics/2018surveillance/HepC.htm diakses agustus 2020
7. Indo DATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI HEPATITIS. 2014.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hepatitis.pdf Diakses juli 2020
8. Bhargava A, Panchal S. Original research : Hepatitis A a clinical spectrum of the disease in children admitted in a tertiary care hospital.
https://nijp.org/wp-content/uploads/2020/02/v8n4-p167-170.pdf
9. Nassar I M, Cornain S. 2015. Buku ajar patologi robbins.Jakarta : Elsevier, 606-11
12. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2017.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017 diakses agustus 2020
13. Jonas, M M. 2010. Viral Hepatitis In children Unique Features and Opportunities. Boston : springer science