Anda di halaman 1dari 36

Clinical Science Session

“DIARE AKUT”

Disusun Oleh :
Nisaul Hafiza

Pembimbing :
dr. Gustin Sukmarini, Sp. A

SMF ANAK RSUD SOLOK


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH
2016
Latar belakang

• Diare menempati urutan ke-2


sebagai penyebab kematian bayi di
Indonesia
DEFINISI DIARE

Buang air besar pada bayi atau anak


lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah
yang berlangsung kurang dari
seminggu
Cara penularan : fekal oral

Factor resiko yang dapat meningkatkan penularan :


-Tidak memberikan ASI secara penuh
- Tidak memadainya penyediaan air bersih
- Pencemaran air oleh tinja
-Kurangnya sarana kebersihan (MCK)
-Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
-Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis
- Cara penyapihan yang tidak baik
- Gizi buruk
- Imunodefisiensi
- Berkurangnya keasaman lambung
- Menurunnya motilitas usus
KLASIFIKASI

Menurut etiologi

Menurut • Gangguan absorbsi


mekanismenya • Gangguan sekresi

• Diare akut
Menurut lamanya • Diare kronik
• Diare persisten
EPIDEMIOLOGI

 Diare merupakan penyebab kematian dan kesakitan


tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5
tahun.

Berdasarkan hasil survey morbiditas dari diare yang


dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, angka
morbiditas diare meningkat dari tahun 1996 hingga tahun
2006 lalu kemudian menurun pada tahun 2010
Infeksi
parenteral

Faktor Faktor
psikologis malabsorbsi
Etiologi

Faktor
Faktor
infeksi
makanan
internal
•Infeksi bakteri (10-20%): vibrio, E.coli,
salmonella, shigella, campylobacter, yersenia,
aeromonas
•Infeksi virus (70%) : enterovirus ,
adenovirus, rotairus, astrovirus
•Infeksi parasit : cacing (ascaris , trichiuris,
oxyuris, strongyloides
•Protozoa (10%) : entamoeba histolytica,
giardia lamblia, trichomonas homonis
•Jamur : candida albicans

Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi protein
PATOFISIOLOGI

Diare Ganggua
terkait n
imunolo osmotik
Diare gi
akibat
ganggua Gangguan
n sekresi
peristalti
c Diare
Diare malabsor
inflamasi bsi
umum
Demam

Nyeri Muntah
perut

Manifestasi
klinis

Nafsu
Perut
makan
kembung
turun

Rewel,
gelisah
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella E .coli entero E . coli entero cholera
sigenik invasif

Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering

Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus Kadang” Tenesmus Kolik
kolik kolik kolik

Gejala lain Sering distensi Pusing ,dapat Hipotensi Pusing


abdomen ada kejang bakterimia
toksemia
sistemik

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak


frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-
menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Hijau Tdk Merah – Seperti
berwarna hijau cucian beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi -
sistemik
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
penunjang
Anamnesis

Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari,


volume, warna dan konsistensi tinja, bau, lendir
atau darah dalam tinja
Volume dan frekuensi muntah, rasa haus,
rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang
air kecil, sesak, kejang
Jenis dan jumlah makanan dan minuman yang
diminum sebelum dan selama diare,
mengkonsumsi makanan yang tidak biasa
Penyakit lain yang menyertai
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air
minum
Tindakan yang telah dilakukan
Obat-obatan yang telah diberikan
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum, kesadaran, dan tanda


vital
Tanda utama : keadaan umum
gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
Tanda tambahan : ubun-ubun besar,
kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut
dan lidah
Berat badan dan status gizi (antropometri)
Tanda gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit seperti napas cepat dan
dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia)
Penilaian derajat dehidrasi
Melihat turgor
Derajat dehidrasi menurut MMWR
Simtomp Minimal atau tanpa Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
dehidrasi sedang
Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, Apatis, letargi, tidak
Denyut jantung Normal irritable sadar
Kualitas nadi Normal Normal-meningkat Takikardi, bradikardi
Pernapasan Normal Normal-melemah pada kasus berat
Mata Normal Normal-cepat Lemah, kecil, tidak
Air mata Ada Sedikit cawong teraba
Mulut dan lidah Basah Berkurang Dalam
Cubitan kulit Segera kembali Kering Sangat cawong
Capillary refill Normal Kembali < 2 detik Tidak ada
Extremitas Hangat Memanjang Sangat kering
Kencing Normal Dingin Kembali > 2 detik
Berkurang Memanjang, minimal
Dingin, mottled,
sianotik
Minimal
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai atau tdk
Mata Normal Cekung sdr
Air mata Ada Tidak ada Sangat cekung
Mulut dan lidah Basah Kering Kering
Rasa haus Minum biasa tidak haus *Haus, ingin minum Sangat kering
banyak *Malas minum atau
tidak biasa minum
*Kembali sangat
lambat
Periksa : turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat Kembali sangat lambat

hasil pemeriksaan: Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidarsi berat, bila


ringan/sedang bila ada ada 1 tanda * ditambah
1 tanda * ditambah 1 1 atau lebih tanda lain
atau lebih tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C


Derajat dehidrasi menurut sistim pengangkaan-Maurice
King (1974)

Yang diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, Mengigau,
Kekenyalan Normal cengeng. Apatis, koma, syok
kulit Normal ngantuk Sangat kurang
Mata Normal Sedikit kurang Sangat cekung
Ubun-ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung
besar Normal Sedikit cekung Kering dan
Mulut Kering sianosis
Denyut Sedang (120- Lemah >140
nadi/menit 140)

Nilai 0-2 = ringan


Nilai 3-6 = sedang
Nilai 7-12 = berat
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah
Darah lengkap.
pH, cadangan alkali dan elektrolit (natrium, kalium,
kalsium dan fosfor dalam serum) untuk menentukan
gangguan keseimbangan asam – basa.
2. Pemeriksaan urin : urin lengkap, kultur dan test
kepekaan terhadap antibiotika, Kadar ureum untuk
mengetahui adanya gangguan faal ginjal
3. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus
,bila diduga terdapat intoleransi glukosa.
TATALAKSANA

Rehidrasi cairan dan


elektrolit dengan oralit
baru

Pemberian zinc

ASI dan makanan tetap


dilanjutkan

AB selektif

Edukasi

Prebiotik
Antibiotik selektif
Penyebab Antibiotika pilihan Alternative
Kolera Tetracycline Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari 4 x sehari selama 3 hari
Shigella dysentery Ciprofloxacin Pivmecillinam
15 mg/kgBB 20 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1x sehari IM selama 2-5 hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3 x sehari selama 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kgBB
3 x sehari selama 5 hari
Dehidrasi

Gangguan Gangguan
sirkulasi Komplikasi keseimbangan
asam basa

Hipoglikemia
DEHIDRASI

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air


(output) lebih banyak daripada pemasukan air
(input).
Klasifikasi Tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari tanda  Beri cairan untuk diare dengan
dibawah ini : dehidrasi berat ( Rencana terapi C )
 Letargis/tidak sadar
 Mata cekung
 Tidak bisa minum atau malas
minum
 Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat (>2 detik)

Dehidrasi ringan-sedang Terdapat dua atau lebih tanda  Beri cairan dan makanan untuk
dibawah in : dehidrasi ringan ( Rencana terapi B
 Rewel, gelisah )
 Mata cekung  Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk
 Minum dengan lahap, haus penanganan di rumah dan kapan
 Cubitan kulit kembali lambat kembali segera
 Kunjungan ulang dalam waktu 5
hari jika tidak membaik
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk  Beri cairan dan makanan untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi menangani diare di rumah (
ringan atau berat Rencana terapi A )
 Nasihati kapan kembalik segera
 Kunjungan ulang dalam waktu 5
hari jika tidak membaik
Komplikasi diare akut
• Koreksi dengan cairan 0,45% saline 5% dextrose selama
8 jam
• Untuk rumatan gunakan 0,18% saline - 5% dektrosa,
perhitungkan untuk 24 jam
Hipernatremi • Tambahkan 10 mmol KCl pada setiap 500 ml cairan infus
setelah pasien dapat kencing

• Gunakan oralit
• Bila tidak berhasil, koreksi Na dilakukan
bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi :
Ringer Laktat atau Normal Saline.
• Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125-kadar Na serum
Hiponatremi yang diperiksa dikalikan 0,6 X kgBB. Separuh
diberikan dalam 8 jam, sisanya diberikan dalam
16 jam
• Koreksi : kalsium glukonas 10% 0,5 - 1
ml/kgBB i.v. pelan-pelan dalam 5 - 10 menit
Hiperkalemi

• Jika K 2,5–3,5 mEq/L diberikan per-oral 75


mcg/kgBB/hr dibagi 3 dosis.
• Bila < 2,5 mEq/L maka diberikan secara
intravena drip (tidak boleh bolus) diberikan
dalam 4 jam. Dosisnya: (3,5– kadar K
terukur x BB x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam)
Hipokalemi diberikan dalam 4 jam, kemudian 20 jam
berikutnya adalah (3,5 – kadar K terukur x
BB x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB)
Upaya kegagalan upaya rehidrasi oral

pengeluaran tinja cair yang sering


dengan volume yang banyak

Muntah yang menetap

Tidak dapat minum

Kembung dan ileus paralitik

Malabsorbsi glukosa
Pencegahan Diare

Memperbaiki
daya tahan
tubuh pejamu
Mencegah ( host )
penyebaran
kuman patogen
penyebab diare
Probiotik

sebagai mikroorganisme hidup dalam


makanan yang difermentasi

Sebagai pencegahan diare pemberian


probiotik dalam waktu yang panjang
terutama untuk bayi yang tidak minum
ASI
Prebiotik

Berupa bahan makanan


yang umumnya berupa
kompleks karbohidrat
KESIMPULAN

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di


Negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan
salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Diare akut adalah buang
air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lender dan darah yang berlangsung kurang dari seminggu.
Penularan diare sering melalui fekal oral. Penyebab
infeksi utama timbulnya diare pada umumnya adalah golongan
virus, bakteri, dan parasit. Untuk menegakkan diagnose diare,
perlu ditanyakan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
beberapa penunjang lainnya bila dibutuhkan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah sudah ada atau tidak tanda dehidrasi pada
pasien karena dalam penatalaksanaan diare berdasarkan sudah
ada atau tidaknya tanda-tanda dehidrasi pada anak.
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai