LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
No. RM : 49 51 53
Umur : 9 Tahun
BB : 25 kg
PB : 130 cm
Agama : Islam
Alamat : Punggulaka
B. Anamnesis
Anamnesis terpimpin :
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum : Sakit sedang, Gizi baik, Kesadaran baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
o Tekanan Darah : 110/70 mmhg
o Nadi : 104 x/menit
o Suhu : 37,5 C
o pernapasan : 20x/menit
Antropometri :
o BB : 26 kg
o TB : 130 cm
o Lingkar lengan atas : 18 cm
o Lingkar kepala : 50 cm
o Lingkar dada : 52 cm
o Lingkar perut : 53 cm
Status Generalis
Ubun-ubun : tertutup
Paru
Jantung
Abdomen
D. Resume
An. A, perempuan 9 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sakit / nyeri
perut bawah, keluhan ini hilang timbul dan dirasakan sejak 5 hari yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien menggalami demam sejak 3 hari yang
lalu, menggigil (+), kejang (-), sakit kepal (+), Batuk Pilek (-). Keluhan lain :
Mual (-), Muntah (-), Nafsu makan baik. BAB baik, BAK terasa nyeri, sedikit-
sedikit tetapi frekuensinya sering, berwarna kuning keruh, tidak ada darah dan
berbau tidak seperti biasanya.
Riwayat suka tahan-tahan buang air kecil (+). Riwayat keluhan nyeri
berkemih (+). Riwayat Keluahan nyeri berkemih dalam keluarga (-).Riwayat
pengobatan (+) pasien diberikan paracetamol untuk penurun demam. Riwayat
Alergi (-). Riwayat imunisasi lengkap. Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan sesuai umur, tidak terdapat keterlambatan tumbuh kembang.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan kesan sakit sedang, gizi baik, sadar
nadi 104x / menit, pernapasan 20x/meit, suhu 37,5 0C, BB 26 kg, PB 130 cm,
LLA 18 cm, LK 50 cm, LD 52 cm, LP 53 cm. pada pemeriksaan fisik umum
di dapatkan nyeri tekan suprabupik.
E. Pemeriksaan Penunjang
- RBC : 5,31 / ul
- HCT: 38,5 %
- MCV : 72, 5 Fl
- MCH : 23,9 Pg
- PLT : 303 / ul
- RDW-SD : 35,6 Fl
- RDW-CV : 13,6%
- PDW : 9,5 Fl
- MPV : 9,3 %
- P-LCR : 19, 1%
- PCT : 0,28 %
- MONO : 1,37 / ul
- LYMPN :2, 09 / ul
- EO : 0,01 %
- BASO : 0,02 %
Kimia Darah
Ureum 19 mg/dl
Urine Lengkap
Kimia :
- Glukosa (-)
- Bilirubin (-)
- Keton (-)
- BJ 1,010
- PH 7,0
- Protein (-)
- Urobilin (-)
- Nitrit (-)
- Leukosit (+++)
Sedimen
- Leukosit (+++)
- Erytrosit (+_
H. Penatalaksanaan
Infus RL 16 tpm
Cefotaxim 2 x 16 gr / IV
I. FOLLOW UP
Hari/ Tanggal S O A P
09/10/2019 Sakit perut KU: sakit ISK IVFD RL 16
bagian bawah sedang TPM
(+), demam TTV : TD Cefotaxim
(+), sakit N : 120x/m 2x16gr/ IV
kepala (+) P: 22 x/m Paracetamol
nyeri saat S: 37,5 C infuse
berkemih (+) 4x260mg/IV
10/10/2015 Sakit perut KU: sakit ISK IVFD RL 16
bagian bawah sedang TPM
(+), demam TTV : TD Cefotaxim
(+), sakit N : 120x/m 2x16gr/ IV
kepala (+) P: 22 x/m Paracetamol
nyeri saat S: 37,5 C infuse
berkemih (+) 4x260mg/IV
11/10/2019 Sakit perut KU: sakit ISK IVFD RL 16
berkurang, sedang TPM
Demam (-), TTV : TD Cefotaxim
BAB baik, N : 120x/m 2x16gr/ IV
BAK baik P: 22 x/m Paracetamol
S: 37,5 C infuse
4x260mg/IV
12/10/2019 Sakit perut (-) KU: sakit ISK Pasien Boleh
Demam (-), sedang Pulang
BAB baik, TTV : TD
BAK baik N : 120x/m
P: 22 x/m
S: 37,5 C
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
C. Etiologi
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari
mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk kedalam saluran kemih dab berbiak didalam media
urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara: (1)
Ascending, (2) Hematogen seperti pada penularan M Tuberculosis atau S
aureus, (3) limfogen, dan (4) langsung dari organ sekitarnya yang
sebelumnya telah terinfeksi.8
Tabel
Intepretasi Hasil BiakanUrin
Cara Penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi
Pungsi suprapubik Bakteri gram negatif; asal > 99%
ada kuman
Bakteri gram positif;
beberapa ribu
Kateterisasi kandung > 105 95%
kemih 104 – 105 Diperkirakan ISK
103 – 104 Diragukan, ulangi
Urin pancar tengah
Laki-laki, >104 Diperkirakan ISK
Perempuan 3 x biakan> 105 95%
2 x biakan> 105 90%
1 x biakan> 105 80%
5 x 104 – 105 Diragukan, ulangi
104 – 5 x 104 (klinis Diperkirakan ISK, ulangi
simptomatik)
104 – 5 x 104 (klinis Tidak ada ISK
asimptomatik)
< 104 Tidak ada ISK
1. Pielonefritis akut
3. Sistitis Akut
4. Prostatitis.
5. Epididimitis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Urinalisis sampel urin segar dan tidak disentrifugasi
(lekosituria > 5/LPB atau dipstickpositif untuk lekosit) dan biakan
urin adalah pemeriksaan yang penting dalam penegakkan diagnosis
ISK. Diagnosis ISK ditegakkan dengan biakan urin yangsampelnya
diambil dengan urin porsi tengah dan ditemukan pertumbuhan bakteri
>100.000 koloni/ml urin dari satu jenis bakteri, atau bila ditemukan >
10.000 koloni tetapidisertai gejala yang jelas dianggap ISK.4,6 Cara
pengambilan sampel lain yaitu melaluikateterisasi kandung kemih,
pungsi suprapubik dan menampung urin melalui sterilcollection bag
yang biasa dilakukan pada bayi. Akurasi cara pengambilan urin
tersebutmemberikan nilai intepretasi yang berbeda.6
b. Pencitraan
c. Ultrasonografi
d. Urografi Intravena
I. Penatalaksanaan
Untuk tatalaksana pada anak dengan abses renal atau perirenal atau
dengan obstruksi saluran kemih dapat dilakukan tindakan bedah (misalnya
drainase perkutaneus) disamping pemberian antibiotik.
Tabel Dosis Antibiotika Parenteral (A), Oral (B) dan Profilaksis (C) yang
Sering Digunakan untuk Pengobatan ISK
Obat Dosis mg/kg/hari Frekuensi/ (umurbayi)
(A) Parenteral
Ampisilin 100 Tiap 12 jam (bayi<1 minggu)
Tiap 6-8 jam (bayi>1 minggu)
Sefotaksim 150 Dibagi tiap 6-8 jam
Gentamisin 5 Tiap 12 jam (bayi<1 minggu)
Tiap 24 jam (bayi>1 minggu)
Seftriakson 75 Sekalisehari
Seftazidim 150 Dibagi setiap 6-8 jam
Sefazolin 50 Dibagi sertiap 8 jam
Tobramisin 5 Dibagi setiap 8 jam
Ticarsilin 100 Dibagi setiap 6 jam
(B) Oral --- Rawat Jalan, anti biotik oral (pengobatan standar)
Amoksisilin 20-40 mg//kghari q8h
Ampisilin 50-100 mg/kg/hari q6h
Augmentin 50mg/kg/hari q6h
Sefaleksin 50 mg/kg/hari q6-8h (C) maintenance Chemotherapy/
Sefiksim 4 mg/kg/hari q12h prophylaxix :
Nitrofurantoin 6-7 mg/kg/hari q6h
Sulfisoksazol 120-150 mg/kg/hari q6-8h
Trimetoprim 6-12 mg/kg/hari q6h
Sulfometoksazol 30-60 q6-8h
J. Indikasi Rawat
ISK yang memerlukan tindakan rawat inap antara lain, ISK pada
neonatus, pielonefritis akut, ISK dengan komplikasi seperti gagal ginjal,
hipertensi, ISK disertai sepsis atau syok, ISK dengan gejala klinik yang berat
seperti rasa sakit yang hebat, toksik, kesulitan asupan oral, muntah dan
dehidrasi. ISK dengan kelainan urologi yang kompleks, ISK dengan
organisme resisten terhadap antibiotik oral, atau terdapat masalah psikologis
seperti orangtua yang tidak mampu merawat anak.
DAFTAR PUSTAKA
3. Elder JS. Urinary Tract Infections. Dalam: Behrman RM, Kliegman RM,
JensonHB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics, edisi ke-17.
Philadelphia:WB Saunders, 2004;1785-94.