• Nama : Nn. IM
• Umur : 24 th
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Pendidikan Terakhir : SLTA
• Agama : Islam
• Alamat : Jurang Ombo
• Tanggal Kontrol : 7 Agustus 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tidak pernah menderita keputihan Pasien belum pernah melakukan Pasien tidak menggunakan kontrasepsi
yang gatal dan berbau. hubungan seksual apapun
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala :
• Keadaan Umum : Sakit sedang
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Tanda-tanda vital
Thorax :
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
Simetris, sonor, SDV (+/+), rhonki (-/-),
• Denyut Nadi : 86 x/menit
wheezing (-/-), S1>S2 Reguler, Murmur (-)
• Suhu tubuh : 36,8oC
Abdomen :
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Inspeksi : Tidak tampak tanda-tanda
• Status gizi : tumor, inflamasi, perlukaan ataupun
• Tinggi Badan : 157cm bekas luka.
• Berat badan : 52 kg • Auskultasi : BU(+)
• BMI : 21,09 kg/m2 • Perkusi : Timpani
• Pertumbuhan Sex Sekunder • Palpasi : Massa (-) NT (-)
• Normal Ekstremitas :
Akral hangat, nadi kuat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Plano Tes USG
Amenorea adalah tidak terjadinya haid pada seorang perempuan dengan mencakup salah satu dari tiga tanda
berikut:
Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan atau perkembangan tanda kelamin
sekunder.
Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan normal dan perkembangan tanda kelamin
sekunder.
Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada perempuan yang sebelumnya pernah
haid.
Hipotalamus
Hipotalamus bertanggung jawab memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang sangat penting untuk
memberikan sinyal kepada pituitary untuk mensekresi luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Perubahan signalling GnRH menyebabkan gangguan komunikasi antara hipotalamus dan pituitary sehingga menyebabkan
menurunnya sekresi LH dan FSH serta amenorea sekunder.
Kondisi umum yang terjadi adalah Functional hypothalamic amenorrhea (FHA), penyebab 35% dari semua amenorea
sekunder.
FHA disebabkan oleh keadaan stress, seperti pembatasan makanan yang parah, status nutrisi yang jelek, stress psikologis
yang ekstrim, atau olahraga yang berlebihan.
Penurunan berat badan berlebih
Sindroma Kallmann: kelainan kongenital hipogonadotropin hipogonadisme
Less commonly: penyakit hipotalamus infiltrative seperti, lymphoma, sarcoidosis atau histiocytosis sel Langerhans.
Biasanya ditemukan gejala sakit kepala atau perubahan neurologis.
ETIOLOGI
Pituitary Glans
Kelenjar pituitary merespon signal dari GnRH untuk memproduksi LH dan FSH
Beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan produksi hormone gonadotropin. Kondisi yang umum adalah:
hiperprolactenemia. Peningkatan kadar prolactin dapat disebabkan oleh obat-obatan, stimulasi putting, atau trauma
dinding dada.
Hipotiroidism juga dapat menyebabkan hiperprolactenemiafungsi tiroid
Adenoma Hipofisis Sekresi Prolaktin
Empty Sellla Syndrome: kelainan kongenital ditandai dengan tidak lengkapnya diafragma sella sehinggga terjadi
ekstensi ruang subarachnoid ke dalam fossa hipofisis.
Sheehan syndrome: infark pada kelenjar pituitary akibat perdarahan post partum atau hipotensi yang parah
ETIOLOGI
Ovarium
Sindroma Turner: kelainan gonad/ disgenesis gonad yang pada pemeriksaan kariotipe menunjukkan satu kromosom
X tidak ada atau abnormal
Premature Ovarian Failure: hilangnya fungsi ovarium sebelum umur 40 tahun.
Sindroma ovarium resisten gonadotropin: penyebab belum diketahui, gangguan pembentukan reseptor gonadotropin
di ovarium
Sindroma sweyer: disgenesis gonad XY
ETIOLOGI
Uterus
Sindroma Asherman: kerusakan endometrium akibat tindakan kuret berlebihan terlalu dalam sehingga terjadi
perlekanan intrauteri
Endometritis tuberkulosa: timbul sekunder pada penderita dengan salpingitis tuberkulosa
Agenesis Duktus Mulleri: tanda klinis berupa tidak ada / hypoplasia vagina, uterus dan tuba falopii
Sindroma insensitivitas Androgen: hipogonadisme dengan amenorea primer
Sumber:
Gordon, CM,. 2013. Functional Hypotalamic
Amenorea. The New England Journal of
Medicine. 363;4
DIAGNOSIS
Infertilitas
Pasien hipoestrogenik: Osteoporosis, Fraktur
Pasien yang respon terhadapa progestin: Hyperplasia Endometrium, Karsinoma