Anda di halaman 1dari 28

KONJUNGTIVITIS VERNALIS

AULIA RAHMAH
20174011054
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. MFA
 Usia : 8 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pelajar
 Agama : Islam
 Alamat : Pakelsari, Magelang
 Tanggal kontrol : 06 Nov 2018
ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Kedua mata merah sejak 2 bulan yang lalu

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli di antar oleh ibunya dengan keluhan mata merah
sejak ± 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa gatal pada
mata, mata sering berair dan pasien menjadi lebih sering berkedip.
Keluhan sering berulang dalam 2 bulan ini
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Dahulu  Riwayat Penyakit
Keluhan serupa : disangkal Keluarga
Riwayat trauma : disangkal Keluhan sama : disangkal
Riwayat alergi : Asthma (+) Riwayat trauma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
OD OS
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 6/7.5 6/6

Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan OD OS
1. Sekitar mata (supersilia) Kedudukan alis baik, scar (-) Kedudukan alis baik, scar (-)
2. Kelopak mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Lebar rima 10 mm 10 mm
- Kulit N N
- Tepi kelopak N N
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula lakrimalis N N
- Sekitar sacus lakrimalis N N
- Uji flurosensi - -
- Uji regurgitasi - -
- Tes Anel - -
4. Bola Mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Ukuran N N
5. TIO
Palpasi N N
Tonometer - -
5. Konjungtiva
- Palpebra superior N N
- Forniks Tenang Tenang
- Palpebra inferior N N
- Bulbi Hiperemis (+), Hiperemis (+),

- Limbus Tampak penebalan papil Tampak penebalan papil

6. Sklera Ikterik (-), perdarahan (-) Ikterik (-), perdarahan (-)

7. Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N N
- Permukaan N N
- Uji Flurosensi - -
- Placido - -
- Arcus senilis - -
8. Camera oculi anterior
- Ukuran N N
- Isi Jernih, fler (-), hifema (-), hipopion (-) Jernih, fler (-), hifema (-),
hipopion (-)
9. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm
- Bentuk Bulat Bulat
- Tempat Sentral Sentral
- Tepi Reguler Reguler
- Reflek direct + +
- Reflek indirect + +
10. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Jernih Jernih

- Letak Sentral, belakang iris Sentral, belakang iris


KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
- Mata Tenang - Mata tenang
- Visus 6/7.5 - Visus 6/6
- Konjungtiva Hiperemis (+), - Konjungtiva Hiperemis (+),
- Trantas dots (+) - Trantas dots (+)
DIAGNOSIS

 Diagnosis banding
 Trakoma
 Konjungtivitis Folikularis

 Diagnosis kerja
 ODS : KonjungtivitisVernalis
TERAPI
 Farmakologi
 Conver ed 2 x ODS

 Edukasi
 Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari tangan.
 Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa
serbuksari
 Kompres dingin di daerah mata
PROGNOSIS
 ad Visum : bonam
 ad Sanam : bonam
 ad Vitam : bonam
 ad Comesticam : bonam
ANATOMI
DEFINISI
 Konjungtivitis vernalis adalah peradangan konjungtiva bilateral dan
berulang (recurrence) yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi
(hipersensitivitas tipe I).

 Penyakit ini juga dikenal sebagai “catarrh musim semi” dan


“konjungtivitis musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau”.
Sering terdapat pada musim panas di negeri dengan empat musim,
atau sepanjang tahun di negeri tropis (panas)
ETIOLOGI
 Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I
yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan
riwayat keluarga yang kuat alergi.

 Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin
sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10 tahun.
Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-gejala
alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.
PATOFISIOLOGI
diikuti dengan hiperplasi
Radang insterstitial yang
Pada konjungtiva akan akibat proliferasi jaringan
banyak didominasi oleh
dijumpai hiperemia dan yang menghasilkan
reaksi hipersensitivitas tipe I
vasodilatasi difus pembentukan jaringan ikat
dan IV
yang tidak terkendali

Jaringan ikat yang berlebihan


hyalinisasi dan menimbulkan ini akan memberikan warna
deposit pada konjungtiva  putih susu kebiruan sehingga
cobblestone konjungtiva tampak buram
dan tidak berkilau.
PATOFISIOLOGI

Limbus konjungtiva menimbulkan


juga memperlihatkan gambaran distrofi dan terdapat kista-kista
perubahan akibat menimbulkan kecil yang dengan
vasodilatasi dan gangguan dalam cepat akan
hipertropi yang kualitas maupun mengalami
menghasilkan lesi kuantitas stem cells degenerasi
fokal limbus
MANIFESTASI KLINIK
 Rasa gatal,
 Mata berair,
 Sensitif pada cahaya,
 Rasa pedih terbakar,
 Perasaan seolah ada benda asing yang masuk.
 Muncul berulang.
BENTUK PALPEBRA
 Terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.
 Terdapat pertumbuhan papil yang besar ( Cobble Stone ) yang
diliputi sekret yang mukoid.
 Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan kelainan
kornea lebih berat dari tipe limbal.
 Secara klinik, papil besar ini tampak sebagai tonjolan besegi
banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler di
tengahnya.
BENTUK LIMBAL
 Hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan
hiperplastik gelatin
 Trantas dot yang merupakan degenarasi epitel kornea
 Eosinofil di bagian epitel limbus kornea,
 Terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.
DIAGNOSIS BANDING
 TRAKOMA
 Gambaran lesi: (kasus dini) papula kecil atau bercak merah bertaburan
dengan bintik putih-kuning (folikel trakoma). Pada konjungtiva tarsal (kasus
lanjut) granula (menyerupai butir sagu) dan parut, terutama
konjungtivatarsal atas
 Tipe sekresi: Kotoran air berbusa atau “frothy” pada stadium lanjut.
DIAGNOSIS BANDING
 Konjungtivitis Folikularis
 Gambaran lesi: Penonjolan merah-muda pucat tersusun teratur
seperti deretan “beads”
 Ukuran & lokasi lesi : Penonjolan kecil terutama konjungtiva
tarsal bawah dan forniks bawah tarsus tidak terlibat.
 Tipe sekresi: Mukoid atau purulen
TATALAKSANA
 Non Farmakologi
 Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan
atau jari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang
pembebasan mekanis dari mediator-mediator sel mast.
 Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter
 Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga
membawa serbuksari
 Kompres dingin di daerah mata
TATALAKSANA
 Farmakologi
 Untuk terapi topikal dapat diberikan terapi medikamentosa yakni:
 anti alergi dan vasokonstriksi mata (vernacel)
 asam chromoglicate tetes mata (Conver)
 steroid tetes mata (Xitrol,Tobroson)

 Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik
seperti prednisolone asetat, prednisolone fosfat, atau deksamethason
fosfat 2–3 tablet 4 kali sehari selama 1-2 minggu.
PROGNOSIS
 Prognosis penderita konjungtivitis baik karena sebagian besar
kasus dapat sembuh spontan. Namun, kondisi ini dapat terus
berlanjut dari waktu ke waktu, dan semakin memburuk
selama musim-musim tertentu.

Anda mungkin juga menyukai