Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE DI RUANG MELATI 5

RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Target Kompetensi Stase Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing Akademik : Hani Handayani, M. Kep

Disusun Oleh :
Muhammad Dinar Triyansyah J2214901024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022
A. KONSEP DIARE
1. PENGERTIAN DIARE
Diare merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang dapat menular melalui makanan dan minuman. Diare juga dapat
ditandai dengan dengan bentuk tinja dengan intensitas buang air besar
secara cair dengan frekuensi sering (Prawati Haqi, 2019). Diare berasal
dari infeksi berbagai bakteri yang terjadi karena infeksi organisme
disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa. (Tahir A, W,
2013)
2. ETIOLOGI
Menurut Yuliastati Arnis (2016) etiologi pada diare ialah: Infeksi
enteral: infeksi ini disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab diare pada anak, kuman tersebut diantara
lain:bakteri, virus, paraste, protozoa, dan jamur serta bakteri. Infeksi
parenteral: dimana infeksi ini di luar alat pencernaan seperti pada otitis
media, tonsilitis, bronchpneumonia, hal ini biasanya terjadi pada anak
di bawah usia 2 tahun. Faktor malabsorpsi; terjadi pada karbohidrat
contonya pada disakarida, malabsorps protein dan lemak. Faktor risiko:
dalam faktor ini terjadi diare disebebkan oleh faktor perilaku dan
faktor lingkungan yang tidak sehat.
3. MANIFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsh (2013) ialah:
Berawal dari anak yang mulai gelisah, cengeng, demam, dan nafsu
makan menurun. Muncul gejala sering buang air besar dengan
frekuensi sering, konsistensi tinja cair dan berwarna kehiajauan karena
bercampur empedu. Bagian anus dan sekitarnya terlihat lecet hingga
luka karena seringnya difekasi dan tinja lebih asam karena banyaknya
asam laktat. Tanda dan gejala yang lain pada anak biasanya turgor
kulit jelas menurun, dan pada anak terlihat di bagian ubun – ubun dan
mata cekung,
membran mukosa kering hingga terjadi penurunan berat badan karena
asupan makanan yang diterima pada tubuh tidak adekuat.
4. PATOFISIOLOGIS
Dari beberapa faktor yang menyebabkan diare diantaranya karema
fakotr infeksi. Dalam proses ini pertama kalinya yaitu mikroorganisme
ke dalam saluran pencernaan yang berkembang ke dalam usus dan
merusak sel mukosa yang dapat menurunkan usus. Perubahan yang
terjadi dalam kapasitas usus dapat menyebabkan gangguan fungsi usus
dalam penyerapan cairan dan elektrolit. Faktor lain yaitu maaborpsi
yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
menimbulkan pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus yang
meningkatkan rongga usus terjadi diare. Faktor lain pada makanan
yang terjadi pada toksin tidak diserap dengan baik, sehingga
menimbulkan peningkatan dan penurunan peristaltik yang
mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang mengakibatkan
terjadi nya diare (Najah, Hidayatun, 2020).
Pathway
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Susilaningrum (2013) pada pasien diare pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
a. Pemeriksaan tinja
Pada pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis, Ph dan kadar gula dalam tinja hingga colok dubur.
b. Menganalisa gas darah ketika didapatkan tanda – tanda gangguan
keseimbangan asam basa
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama pada kadar Na, Kalsium dan
prosfat.
6. PENATAPELAKSANAAN
Menurut Rianto (2017) penatalaksanaan merupakan pengobatan
dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan:
a. Diare tanpa dehidrasi: diare ini hanya memerlukan cairan
tambahan seperti air putih, sari buah segar,air teh, dan air tajin.
b. Diare dengan dehidrasi: pada diare ini memerlukan cairan yang
khusus, seperti campuran gula dan garam yang biasanya disebut
dengan larutan dehidrasi oral.Biasanya dalam pembuatan larutan
ini di campur dengan garam rehidrasi ke dalam air 1 liter air besar.
7. KOMPLIKASI
Menurut Dwienda (2014), komplikasi pada anak penderita diare adalah
sebagai berikut:
a. Dehidrasi ( ringan, sedang dan berat).
b. Hipokalemia (ditandai dengan lemah, brakikardi)
c. hipoglikemi
d. kejang apabila anak mengalami dehidrasi hipertonik
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
nama. Inisial, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama,
tanggal masuk rumah sakit, penanggung jawab mengenai orang
tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur, suku bangsa
dan alamat.
b. Keluhan Utama
Perasaan yang timbul gelisah, buang air besar lebih dari 3 kali,
BAB cair <4 kali ( diare tanpa dehidrasi), BAB cair 4-10 kali(
dehidrasi ringan atau sedang) dan BAB cair > 10 kali ( dehidrasi
berat). Diare akut terjadi apabila <14 hari diare masih
berlangsung.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Badan lemas, nyeri, demam disertai nafsu makan menurun.
Biasanya timbul diare, tinja makin cair, dan kehilangan banyak
cairan dan elektrolit.
d. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1) Prenatal : tidak ada kelainan/ penyakit pada saat ibu hamil,
usia kehamilan 9 bulan.
2) Natal: bayi lahir spontan dirumah bidan dan di tolong oleh
bidan langsung menangis, tidak ada kebiruan.
3) Post natal: tidak adanya asi eksklusif, sering menggunakan
botol yang tidak higenis, kurang gizi, anak menderita
penyakit campak.
e. Riwayat Imunisasi
No Jenis Usia pemberian Pemberian ke - Reaksi setelah
imunisasi
1 BCG 2 minggu Pertama Panas
2 DPT 2, 4, & 6 bulan Pertama, kedua & Panas
3 Hepatitis 2 bulan ketiga Panas
45 Polio 2 & 9 bulan Pertama -
Campak 9 bulan Pertama & kedua Panas
Pertama

f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pada peningkatan suhu tubuh secara bertahap mencapai
40° (Mubaroak, 2015). Biasanya pada anak dengan diare
tanpa dehidrasi kesadarannya baik, pada berat badan badan
pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi kehilangan
berat badan 3% diare dengan dehidrasi dengan 6% dan diare
dehidrasi berat dapat mengalami kehilangan berat badan
sekitar 9%
2) Pemeriksaan kepala
Rambut tampak bersih, rambut warna hitam, tidak rontok,
tidak ada benjolan, ubun- ubun besar cekung, mengukur
lingkar kepala.
3) Pemeriksaan mulut diare tanpa dehidras
Mulut dan lidah basah, diare dehidrasi ringan: mulut dan
lidah kering, diare dehidrasi berat: mulut dan lidah sangat
kering, tidak ada stomatitis
4) Abdomen
Pada abdomen anak biasanya terdapat distensi abdomen,
tidak ada les, bising usus meningkat, supel.
5) Sistem integumen
Warana kulit sianosis, akral teraba hangat, turgor kulit
menurun.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. (D.0020) Diare
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
- 1. Defekasi lebih dari tiga kali
dalam 24 jam
2. Feses lembek atau cair
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Urgency 1. Frekuensi peristaltik
2. Nyeri/kram abdomen meningkat
2. Bising usus hiperaktif

b. (D.0019) Defisit Nutrisi


Gejala dan Tanda
Mayor
Subjektif Objektif
- Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Cepat kenyang setelah 1. Bising usus hiperaktif
makan 2. Otot menyunyah lemah
2. Kram/nyeri abdomen 3. Otot menelan lemah
3. Nafsu makan menurun 4. Sariawan
5. Membran mukosa pucat
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
c. (D.0130) Hipertermia
Gejala dan Tanda
Mayor
Subjektif Objektif
- Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
- 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit teraa hangat
d. (D.0129) Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
- Kerusakan jaringan dan lapisan
kulit
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
- 1. Kemerahan
2. Pendarahan
3. Nyeri
4. hematoma
e. (D.0036) Resiko ketidakseimbangan cairan
Faktor Resiko
1. Prosedur pembedahan
mayor
2. Trauma/pendarahan
3. Luka bakar
4. Aferesis
5. Asites
6. Obstruksi intestinal
7. Peradangan parankeas
8. Penyakit ginjal
dan kelenjar
9. Disfungsi intestinal
3. PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
(D.0020) Diare (L.04033) Manajemen Diare (I.03101)
Definisi : pengeluaran feses yang sering, Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
lunak dan tidak berbentuk diharapkan Eliminasi Fekal membaik 1. Identifikasi penyebab diare (mis.
Gejala dan Tanda Mayor Dengan Inflamasi, gasrrointestinal, iritasi
Subjektif : - Kriteria Hasil : gastroinstestinal, proses infeksi,
Objektif : 1. Kontrol pengeluaran kontrol malabsorpsi, ansietas, stres, obat obatan,
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam meningkat pemberian botol susu)
24/jam 2. Keluhan defekasi lama dan sulit 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
2. Feses lembek atau cair menurun 3. Identifikasi gejala invaginasi (mis
Gejala dan Tanda Minor 3. Mengejan saat defekasi menurun tangisan keras, kepucatan bayi)
Subjektif : 4. Distensi abdomen menurun 4. Monitor warna volume, frekuensi dan
1. Urgenscy 5. Terasa masa pada rektal menurun konsistensi tinja
2. Nyeri/kram 6. Urgency menurun 5. Monitor tanda dan gejala hypovolemia
abdomen Objektif : 7. Nyeri abdomen menuurn (mis, takikardia, nadi teraba lemah,
1. Frekuensi peristaltik meningkat 8. Kram abdomen menuurn tekanan darah turun, turgor kulit
2. Bising usus hiperaktif 9. Konsistensi feses membaik menuurn, mukosa kulit kering, CRT
10. Frekuensi defekasi membaik melambat, BB menurun)
11. Peristaltik membaik 6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di
daerah perianal
7. Monitor jumlah pengeluaran diare
8. Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral (mis, larutan
garam gula, oralit, pedjalyte, RL)
2. Pasang jalur intravena
3. Berikan cairan intravena (mis,
ringel asetat, RL) jika perlu
4. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lengkap dan elektrolit
5. Ambil sampel feses untuk kultur jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan serinf
secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan
membentuk gas, pedes dan mengandung
laktosa
3. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilas
(mis loperamide, difenoksilat)
2. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/spasmolitik (mis
papaverin, esktrak beliadona
mebeverina)
3. Kolaborasi pemberian obat pengeras
feses (mis atapulgit, smektit, kaolin
pektin)
(D.0019) Defisit Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
memenuhi kebutuhan metabolisme diharapkan Status Nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
Gejala dan Tanda Mayor Dengan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
Subjektif : - Krtiteria Hasil : makanan
Objektif : 1. Porsi makaanan yang dihabiskan 3. Identifikasi makanan yang disukai
Berat badan menurun 10% dibawah meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
rentang ideal 2. Kekuatan otot menyunyah jenis nutrisi
Gejala dan Tanda Minor meningkat 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
Subjektif : 3. Kekuatan otot menelan meningkat nasogastrik
1. Cepat kenyang setelah makan 4. Perasaan cepat kenyang menurun 6. Monitor asupan makanan
2. Kram/nyeri abdomen 5. Nyeri abdomen menurun 7. Monitor berat badan
3. Nafsu makan 6. Sariawan menurun 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
menurun Objektif : 7. Diare menurun Terapeutik
1. Bising usus hiperaktif 8. Rambut rontok menurun 1. Lakukan oral hygiene sebelum
2. Otot mengunyah lemah 9. Berat badan membaik makan jika perlu
3. Otot menelan lemah 10. Indekt tubuh membaik 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
4. Membran mukosa pucat 11. Frekuensi makan membaik (mis. Piramida makanan)
5. Sariawan 3. Berikan makanan secara menarik
6. Serum albumin turun dan suhu yang sesuai
7. Rambut rontok berlebihan 4. Berikan makanan yang tinggi serat untuk
8. Diare mencegah konstipasi
5. Berikan suplemen makanan jika perlu
6. Hentikan pemberian makanan melalui
selang NGT jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk jika perlu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis, pereda nyeri, antimetik)
jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
(D.0130) Hipertermia (L.14134) Manejemen Hipertermia (I.15506)
Definisi : suhu tubuh meningkat diatas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
rentang normal diharapkan Termoregulasi Membaik 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Gejala dan Tanda Mayor Dengan (mis dehidrasi, terpapar lingkungan
Subjektif : - Kriteria Hasil : panas, penggunaan inkubator)
Objektif : 1. Mengigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
Suhu tubuh diatas rentang 2. Kejang menurun 3. Monitor kadar elektrolit
normal Gejala dan Tanda 3. Kulit kemerahan menurun 4. Monitor haluaran urine
Minor Subjektif : - 4. Suhu tubuh membaik 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Objektif : 5. Suhu kulit membaik Terapeutik
1. Kejang 1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Kulit kemerahan 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Takipnea 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Takikardia 4. Berikan cairan oral
5. Kulit terasa hangat 5. Ganti linen setiap hari lebih sering
jika mengalami hiperdosis (keringan
berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi leher dada abdomen
aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
8. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaboarasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
(D.0129) Gangguan Integritas (L.14125) Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Kulit/Jaringan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Definisi : Kerusakan kulit diharapkan Integritas kulit dan 1. Identifikasi penyebab gangguan
(dermis/epidermis) atau jaringan jaringan meningkat dengan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi,
membran mukosa, kornea, fesia, otot, Kriteria Hasil : perubahan status nutrisi, penurunana
tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi, 1. Kerusakan jaringan menurun kelembabab, suhu lingkungan eksterem,
dan ligamen) 2. Kerusakan lapisan kulit menurun penurunan mobilitas)
Gejala dan Tanda Mayor 3. Nyeri menurun Terapeutik
Subjektif : - 4. Pendarahan menurun 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Objektif : 5. Kemerahan menurun 2. Lakukan pemijatan pada area
Kerusakan jaringan dan lapisan kulit 6. Hematoma menurun penonjolan tulang jika perlu
Gejala dan Tanda Minor 3. Bersihkan perineal dengan air
Subjektif : - hangat, terutama selama periode
Objektif : diare
1. Nyeri 4. Gunakan produk berbahan petrolium
2. Pendarahan atau minyak pada kulit kering
3. Kemerahan 5. Gunakan produk berbahan ringan/alami
4. Hematoma dan hipoalergik pada kulit sensitif
6. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
2. Anjurkan minum yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar
suhu eskterim
6. Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah
7. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya.
(D.0036) Resiko ketidakseimbangan (L.03020) Manejemen Cairan (I.03098)
cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
1. Prosedur pembedahan mayor diharapkan Keseimbangan cairan 1. Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi
2. Trauma/pendarahan meningkat dengan nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
3. Luka bakar Kriteria Hasil : kapiler, pengisian kapiler, kelembaban
4. Aferesis 1. Asupan cairan meningkat mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
5. Asites 2. Haluaran urin meningkat 2. Monitor berat badan harian
6. Obstruksi intestinal 3. Kelembaban membran mukosa 3. Monitor berat badan sebelum dan
7. Peradangan parankeas meningkat sesudah dialisis
8. Penyakit ginjal dan kelenja 4. Asupan makanan meningkat 4. Monitor hasil pemeriksaan lab (mis.
9. Disfungsi intestinal Hemaktokrit, Na, K, CI, berat jenis
urine, BUN)
5. Monitor status hemodinamik (mis. MAP,
CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
1. Catat intake – output dan hitung balans
cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuritek jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnositik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai