1. IDENTITAS ANAK
Nama Pasien : An. H
Tempat dan Tanggal Lahir : 09-03-2020, Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa/Suku : Sunda
Alamat : Sukajadi
Diagnosa Medis : Diare
Tanggal Masuk Rumah Sakit : Maret-9-2022
Tanggal Pengkajian : Maret-9-2022
Sumber Informasi :
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn. R
Umur : 26 tahun
Agama : Khatolik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sukajadi
Jenis Kelamin : Laki Laki
Nama Ibu : Ny. N
Umur : 25 tahun
Agama : Khatolik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sukajadi
Jenis Kelamin : Perempuan
A. Definisi
Diare merupakan pengeluaran feses yang sering, lunak, dan tidak
berbentuk (Tim Pokja SDKI PPNI, 2016). Diare adalah penyakit yang ditandai
dengan berubahnya bentuk feses dengan intensitas buang air besar secara
berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi,
2019).
Menurut Pedoman dari Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
Universitas Airlangga dalam Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik bukan
suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan
patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya kemungkinan
penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan banyaknya
pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat tinjauan pustaka ini untuk
dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.
B. Etiologi
Faktor penyebab diare dalam Ngastiyah (2014), antara lain :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai
berikut :
2) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
3) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Polomyelitis)
Adeno-virus, Rotavirus, Astovirus, dan lain-lain.
4) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides);protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas homini);jamur (Candida albicans).
5) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
: otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan
sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar).
Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare, yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan
b. Menggunakan botol susu
c. Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar
d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja,
atau sebelum menjamaah makanan.
Diare (D0020)
Nafsu makan
Kehilangan cairan &
Gg. Integritas Kulit (D0129) menurun
elektrolit berlebih
Defisit Nutrisi
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik
(D0019)
cairan & elektrolit
Sesak napas
Dehidrasi
Gg Pertukaran Gas (D0003)
2 Ds: Ny. N mengatakan anak Diare > muntah > nafsu Defisit nutrisi
mengalami BAB cair dan makan menurun > defisit
muntah < 3x selama 2 hari nutrisi
terakhir, nafsu makan
menurun, BB menurun
Do: BB An H turun 300 gram
(5% dari BB sebelum sakit)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan fisiologis (proses infeksi)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan intake makanan
3. Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanis (BAB sering)
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
bertahap dan
tetap Dx 4 :
memberikan ASI. S: Ny. N mengatakan anaknya
Menganjurkan kesakitan di anus ketika BAB
kepada ibu untuk O:
memenuhi c. Ny N kooperatif
kebutuhan d. Ny N paham untuk
asupan cairan membersihkan area perineal
pasien. dengan air hangat dan
11.50 Menganjurkan mengoleskan petroleum di
kepada ibu rektum/anus pasien
pasien untuk A: Masalah belum teratasi
membersihkan P: Lanjutkan intervensi
area perineal
dengan air
hangat, kemudian
memberikan
petroleum pada
rektum/anus
pasien
12.00 Mempersiapkan
obat
Memberikan obat
antiemetik untuk
dikonsumsi
sebelum makan
Memberikan
tablet zinc 20 mg
dan larutan
elektrolit.
5. Evaluasi Keperawatan
NO Diagnosa Evaluasi
P: Lanjutkan intervensi
REFERENSI
Dewi, V.N.L. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Mardalena, I. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan. Sistem
Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Ngastiyah. (2014). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika
Prawati, D.D., Haqi, D.N. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak
Sari, Kota Surabaya. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and
Health Education Vol. 7 No. 1 (2019) 34-45.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia