Anda di halaman 1dari 5

Pathway Diare

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di Toksik tak Ansietas (D0080)


usus dapat diserap

Hipersekresi air Hiperperistaltik


& elektrolit Malabsorbsi
KH,Lemak,
Penyerapan
Isi usus makanan
diusus menurun Meningkatkan
tekanan
osmotik

Pergeseran air
dan
elektrolit ke usus
Diare (D0020)

Frekuensi BAB Mual muntah


meningkat

Nafsu makan
menurun
Hilang cairan & Gg Integritas Kulit
elektrolit berlebihan (D0129)

Defisit Nutrisi
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik (D0019)
cairan & elektrolit
Sesak
Dehidrasi

Gangguan pertukaran gas (D0003)

Resiko Syok Hipovolemia


Defenisi : Jenis-jenis Diare
 Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan WOC DIARE 1. Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak dan
berubahnya bentuk tinja dengan intensitas buang berlangsung paling lama 3-5 hari.
air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam 2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7
kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). hari.
 Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air 3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam Faktor Risiko terjadinya diare adalah:
satu hari (Direktorat Jenderal Pengendalian Manifestasi klinis anak 1) Faktor perilaku yang meliputi :
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2011). a.Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin a)Tidak memberikan air susu ibu/ASI (ASI eksklusif),
meningkat, nafsu makan berkurang. memberikan makanan pendamping/MP, ASI terlalu dini akan
b.Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau mempercepat bayi kontak terhadap kuman.
encer, kadang disertai wial dan wiata. b) Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko
c.Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk
bercampur dengan empedu. membersihkan botol susu.
d.Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan c) Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun
Insidensi : tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat. sebelum memberi ASI/makan, setelah buang air besar
Menurut WHO dan United Nations Children's e.Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak.
Fund (UNICEF), ada sekitar dua miliar kasus (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung d) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
penyakit diare di seluruh dunia setiap tahunnya, dan membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat 2) Faktor lingkungan antara lain:
1,9 juta anak dibawah usia 5 tahun meninggal karena badan. a) Ketersediaan air bersih yang tidak memadai,
diare. Dari semua kematian anak akibat diare, 78% f.Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, kurangnya ketersediaan mandi cuci kakus (MCK).
terjadi di Afrika Tenggara dan wilayah Asia (World tekanan daran menurun, denyut jantung cepat, pasien sangat
Gastroenterology Organisation, 2012) lemas, kesadaran menurun (apatis,samnolen,spoor,komatus)
Berdasarkan hasil dari Profil Kesehatan Indonesia sebagai akibat hipovokanik.
(2018) diketahui bahwa penyakit diare merupakan g.Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).
penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan Penyebab utama Diare adalah beberapa kuman usus penting
h.Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan
penyakit yang sering disertai dengan kematian. Pada yaitu ritavirus escherchiacoli,shigela, cryptosporidium, vibrio
pernafasan cepat dan dalam cholare dan salmonella.Slain kuman
tahun 2017 terjadi 21 kali kasus diare yang tersebar di
21 provinsi dengan jumlah penderita 1725 orang dan
kematian 34 orang (1,97%). Sedangkan selama tahun
2018 Terjadi 10 kali kasus Diare yang tersebar di 8
provinsi, 8 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Diare dapat terjadi dengan mekanisme dasar sebagai berikut:
Tabanan (Bali) dan Kabupaten Buru (Maluku) 1. Gangguan Osmotik
yang masing-masing terjadi 2 kali kasus dengan Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga
jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang terjadi pergeseran air dan eleketrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga
(4,76%). Bila dilihat per kelompok umur diare usus.
tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi 2. Gangguan sekresi
tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
16,7%. Sedangkan menurut jenis kelamin prevalensi usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9% 3. Gangguan motilitas usus
pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan Hypereristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.Sebaliknya
apabila peristaltic usus menurun maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga selanjutnya timbul diare pula.
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan pertukaran gas b.d 1) Tujuan : Setelah dilakukan Obsevasi
perubahan membran alveolar-kapiler. intervensi keperawatan diharapkan a) Monitor frekuensi,irama,dan kedalaman upaya nafas b) Monitor pola nafas
pertukaran gas pasien meningkat dengan c) Monitor saturasi oksigen
kriteria hasil : d) Monitor nilai analisa gas darah
a) Pola nafas membaik Terapeutik
b) Warna kulit membaik a) Dokumentasikan hasil pemantauan
c) Sianosis membaik Edukasi
d) Takikardia membaik a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat
Diare b.d fisiologis ( proses infeksi ) Tujuan : Setelah dilakukan intervensi Observasi
keperawatan diharapkan eliminasi fekal a) Identifiksi penyebab diare
pasien membaik dengan kriteria hasil : b) Identifikasi riwayat pemberian makan c) Identifikasi gejala invaginasi
a) Konsistensi feses meningkat d) Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja e) Monitor jumlah pengeluaran diare
b) Frekuensi defekasi/bab meningkat Terapeutik
c) Peristaltik usus meningkat a) Berikan asupan cairan oral (oralit)
d) Kontrol pengeluaran feses meningkat b) Pasang jalur intravena
e) Nyeri abdomen menurun c) Berikan cairan intravena
d) Ambil sample darah untuk pemeriksaan darah lengkap e) Ambil sample feses untuk kultur, jik perlu.
Edukasi
a) Anjurkan manghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa
b) Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
b) Kolaborasi pemberian obat antimotilitas

Hipovolemi b.d kehilangan cairan aktif Tujuan : Setelah dilakukan intervensi Obsevasi
keperawatan diharapkan status cairan a) Periksa tanda dan gejala hypovolemia ( missal frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
pasien membaik dengan kriteria hasil : tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume
a) Turgor kulit membaik urin menurun,haus,lemah).
b) Frekuensi nadi membaik b) Monitor intake dan output cairan
c) Tekanan darah membaik Terapeutik
d) Membrane mukosa membaik a) Hitung kebutuhan cairan
e) Intake cairan membaik b) Berikan asupan cairan oral
f) Output urine meningkat Edukasi
a) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral b) Anjurkan menghidari posisi mendadak Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian cairan isotonis (Nacl.RL)
b) Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak.

Gangguan integritas kulit b.d Tujuan : Setelah dilakukan intervensi a) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
ekskresi/BAB sering keperawatan diharapkan integritas kulit Terapeutik
dan jaringan meningkat dengan kriteria a) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
hasil : b) Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
a) Kerusakan lapisan kulit menurun b) c) Gunakan petroleum berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
Nyeri menurun Edukasi
c) Kemerahan menurun d) Tekstur a) Anjurkan menggunakan pelembab b) Anjurkan minum air yang cukup
membaik c) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
d) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat topical

Defisit nutrisi b.d penurunan intake Tujuan : Setelah dilakukan intervensi Observasi
makanan keperawatan diharapkan status nutrisi a) Identifikasi status nutrisi
pasien membaik dengan kriteria hasil : b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
a) Porsi makanan yang dihabiskan c) Identifikasi makanan yang disukai
meningkat d) Identifikasi keburuhan kalori dan nutrisi
b) Diare menurun e) Monitor asupan makanan
c) Frekuensi makan membaik f) Monitor berat badan
d) Nafsu makan membaik g) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
e) Bising usus membaik Terapeutik
a) Berikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
b) Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Edukasi
a) Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a) Kolaborasi dengn ahli gizi untuk menetukan jumlh kalori dan jenis nutsisi yang dibutuhkan jika perlu.
b) Kolaborasi pemberian obat antimetik jika perlu

Risiko Syok Tujuan : Setelah dilakukan intervensi Observasi


keperawatan diharapkan tingkat syok a) Monitor status kardiopulmonal b) Monitor frekuensi nafas
pasien menurun dengan kriteria hasil : c) Monitor status oksigenasi d) Monitor status cairan
a) Kekuatan nadi meningkat e) Monitor tingkat kesdaran dan respon pupil f) Monitor jumlah,warna,dan berat jenis urine Terapeutik
b) Output urine meningkat a) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen>94%
c) Frekuensi nafas membaik b) Pasang jalur IV, jika perlu
d) Tingkat kesadaran meningkat Edukasi
e) Tekanan darah sistolik,diastolic a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b) Jelaskan penyebab/factor risiko syok
membaik c) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian IV, jika perlu

Ansietas b.d perubahan status Tujuan : Setelah dilakukan intervensi Obsevasi


kesehatan keperawatan diharapkan tingkat ansietas a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah b) Monitor tanda-tanda ansietas
pasien menurun dengan kriteria hasil : Terapeutik
a) Perilaku gelisah menurun a) Ciptakan suasana terapeutik untuk mengurangi kecemasan
b) Perilaku tegang menurun b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
c) Frekuensi pernapasan menurun c) Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
d) Pucat menurun d) Gunakan nada suara lemah lembut dengan irama lambat
e) Kontak mata membaik Edukasi
a) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
b) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu

DAFTAR PUSTAKA
 Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta.
 M. Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri Penyebab
Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola Resistensinya di
Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2016.
 Ns. Yuliastati,S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta. Nursalam.
(2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta
Selatan.
 Profil Kesehatan Indonesia. (2018). Jakarta
 Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.
 Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
 Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai