Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA An. P DENGAN DIARE DI RUANG SANDAT RUMKIT TK 2 UDAYANA

DENPASAR

OLEH

KELOMPOK 1

1. NI NYOMAN INDRINAWATI KP.11.18.001

2. I PUTU DEDY PURNAWAN KP.11.18.003

3. NI PUTU JULIARI KP.11.18.019

4. M MAULANA NASYRON AZIZ KP.11.18.030

5. DEWA PUTRA DEDE ARI WIWAHA KP.11.18.034

6. NI KADEK RISKI SURYANINGSIH KP.11.18.040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IX/UDAYANA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN DIARE DI RUANG SANDAT RSAD UDAYANA

DENPASAR

1. Konsep Dasar Penyakit


a. Definisi penyakit
Diare adala hgangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran pencernaan,
dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat di identifikasikan dari perubahan jumlah,
konsistensi, frekuensi, dan warna dari tinja (Whaley dan Wong,1997). Sedangakan
menurut FKUI (1991) diare adalah pola buang air besar yang tidak normal dengan
bentuk tinja encer serta adanya peningkatan frekwensi BAB yang lebih dari biasanya.
(Ridha, 2014)
Diare adalah peningkatan frekuensi,volume,dan kandungan cairan feses. Pada
diare, kandungan air dalam feses meningkat biasanya disebabakan oleh malabsorsi atau
sekresi air di dalam usus. (Riyadi, 2010)
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair. Diare dapat
disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorsi. Diare
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau
penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal “penyakit Diare”
karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan.
Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bila terlambat. (Ode, 2012)

b. Epidemiologi
Epidemiologi diare dapat diartikan sebagai suatu study menganai kejadian diare,
penyebarannya dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya diare pada kelompok
penduduk.(Ridha, 2014)

1. Penyebaran Diare Menurut Orang


Penyakit diare lebih banyak menyerang golongan umur anak balita pada daerah

endemis, sedangkan pada waktu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dapat

menyerang semua golongan semua umur. Kejadian diare di Indonesia diperkirakan

40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana 70 % - 80 % dari padanya terjadi pada

golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat pada usia dibawah 2 tahun.(Ridha,

2014)

2. Penyebaran Diare Menurut Ternpat

Penyebaran diare di suatu ternpat dengan tempat lainnya berbeda. Perbedaan

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare

itu diantaranya keadaan geografis, kebiasaan penduduk, kepadatan penduduk dan

pelayanan kesehatan.

Secara teoritis diketahui bahwa penularan diare dipengaruhi oleh sanitasi dan

hygiene perorangan, namun adanya perbedaan insiden di suatu tempat juga

dipengaruhi oleh spesifikasi tempat tersebut. Misalnya tempat pemukiman kumuh

dengan jumlah penduduk yang padat akan lebih mudah terjadi penularan secara

cepat bila dibandingkan dengan pemukiman lain yang tidak padat.

3. Penyebaran Diare Menurut Waktu

Penyebaran diare dapat berada dalam frekwensi dan waktu tertentu. Variasi

kejadian diare rnenurut waktu berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya.

WHO pemah mengadakan penelitian dimana diketahui bahwa insiden diare

dipengaruhi oleh iklim Sedangkan menurut Winardi Bambang (1982) diperkirakan

sekitar 10 % dari kunjungan ke Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Puskesmas,


berdasarkan laporan dari seluruh Indonesia adalah penderita penyakit diare serta

terlihat pula adanya variasi musim hujan. (Meliana, 2012)

c. Penyebab
Menurut H.Nabiel Ridha,2014 , Infeksi merupakan penyebab utama diare akut,
baik oleh bakteri parasit maupun virus. Penyebab lain adalah vaksin dan obat, nutrisi
enteral,di ikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overlow
diarrhea) atau berbagai kondisi lain.(Ridha, 2014)
1. Infeksi bakteri : Vibrio, Escherichia coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yershinia, dan lain-lain.
2. Infeksi virus : enterovirus, (virus Echo, coxsckaie, poliomyelitis), adenovirus,
retrovirus, dll.
3. Infeksi parasite : cacing (ascori, trichoris, oxyuris, histolitika, gardialambia,
tricomonas hominis), jamur (candida albicans)
4. Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA),
tonsillitis, aonsilotaringitis, bronco pneumonia, encetalitis.

d. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserapakan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu
(misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat  peningkatan isi
rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga
dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah  berhasil
melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,
kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa
hal sebagai berikut:(Ridha, 2014)

1. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan  penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asambasa (metabikasidosis)


Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam
cairan intraseluler.

3. Hipoglikemi
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbs
glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
40 mg% pada bayi dan 50%  pada anak-anak.

4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh :
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran
dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering
tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
jaringan  berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.

e. Pathway

Infeksi Makanan Malabsorbsi KH,


lemak, protein
Berkembang di Okssik tak dapat
usus diserap
Tekanan osmotic
Hipersekesi air hiperperistaltik meningkat
dan elektrilit
Penerapanmaka
Isi usus Pergeseran air dan
nandiususmenur
elektrolitkeusus
un

Diare

Frekuensi BAB meningkat Kerusakan Distensi abdomen


integritas kulit Mual muntah
Hilang cairan&elektolit
berlebih Nafsu makan
Gangguan menurun
keseimbangan cairan
dan elektolit Ketidakseimbangan
Dehidasi Risiko syok nutrisi kurang dari
hipovolemik kebutuhan tubuh

Defisit volume
cairan
(Nurarif, 2015)
f. Klasifikasi
Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diarea
kut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi menjadi disentri,
kolera dan diare akut (bukan disentri maupun kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi
menjadi diare persisten dan diare kronik.(Riyadi, 2010)

1. Diare akut

Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara
cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula menetap dan
melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila
menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada
bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa.(Riyadi, 2010)

Setiap diare akut yang disertaidarah dan atau lender dianggapdisentri yang
disebabkan oleh shigelosissampaiterbuktilain. Sedangkankolera,
memilikimanifestasiklinisantara lain diareprofusseperticucian air beras,
berbaukhasseperti “bayklin/sperma”, umuranaklebihdari 3 tahun dan ada KLB
dimanapenyebaranpertama pada orang dewasakemudianbaru pada anak.
Sedangkankasus yang bukandisentri dan koleradikelompokkankedalamdiareakut.
(Riyadi, 2010)

2. Diarekronis

Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare
yang disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang
terkena, diare dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
(Riyadi, 2010)
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari,
umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih ditujukan
untuk diare yang memiliki manifestasi klinis hilang - timbul, sering berulang atau
diare akut dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya
disebabkan oleh agen non infeksi(Riyadi, 2010)

g. Gejala Klinis
Gejala diare bervariasi, umumnya meliputi perut kembung atau kram, tinja encer, rasa
mulas, atau terkadang  mual dan muntah.  Penderita dapat mengalami satu atau
beberapa gejala sekaligus, tergantung dari penyebab diare.(Riyadi, 2010)
Gejala lainnya yang mungkin juga dapat terjadi adalah:

 Penurunan berat badan.


 Tinja berlendir, berdarah, atau mengandung makanan yang belum tercerna.
 Demam.
 Sakit kepala.

Sedangkan tanda-tanda yang menunjukkan penderita diare mengalami dehidrasi adalah:

 Pusing.
 Rasa haus berlebihan.
 Urine menjadi sedikit atau berwarna gelap.
 Mulut dan kulit kering.
 Lemas.

Pada bayi atau anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala:

 Mata, perut, dan pipi yang terlihat cekung.


 Air mata berkurang saat menangis.
 Tidak ada urine pada popok selama 3 jam atau lebih.
h. Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar
kepala, lingkar abdomen membesar.
2. Keadaan umum :klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
3. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih.
4. Mata : cekung, kering, sangat cekung.
5. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat>
35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus,
minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.
6. Sistem Pernafasan :dispnea, pernafasan cepat> 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan).
7. Sistem kardiovaskuler :nadi cepat> 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare
sedang .
8. Sistem integumen :warna kulit pucat, turgor menurun> 2 detik, suhu meningkat>
37,5 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang>
2 detik, kemerahan pada daerah perianal.
9. Sistem perkemihan :urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
10. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.(Riyadi, 2010)

i. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan pada diare adalah sebagai berikut :
1. Lekosit Feses merupakan pemeriksaan awal terhadap diare kronik. Lekosit dalam
feses menunjukkan adanya inflamasi intestinal. Kultur Bacteri dan pemeriksaan
parasit diindikasikan untuk menentukan adanya infeksi. Jika pasien dalam keadaan
immunocompromisedd, penting sekali kultur organisma yang tidak biasa seperti
Kriptokokus,Isospora dan M.Avium Intracellulare. Pada pasien yang sudah
mendapat antibiotik, toksin C difficle harus diperiksa.
2. Volume Feses: Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit, infeksi enteric
atau imfalasi sedikit kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam harus
dikumpulkan untuk mengukur output harian. Sekali diare harus dicatat (>250
ml/day), kemudian perlu juga ditentukan apakah terjadi steatore atau diare tanpa
malabsorbsi lemak.
3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam: Jika berat feses
>300/g24jam mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr
mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h menunjukkan proses
malabsorbstif.
4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu
steatore, lemak feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per
½ lapang pandang dari sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi
jika pasien diet rendah lemak. Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72
jam biasanya dilakukan pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat
disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder atau insufisiensi pancreas.
5. Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic
atau diare sekretori. Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa.
Osmolalitas feses normal adalah –290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm
dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na&K) dimana nilai normalnya <50
mosm. Anion organic yang tidak dapat diukur, metabolit karbohidrat primer
(asetat,propionat dan butirat) yang bernilai untuk anion gap, terjadi dari degradasi
bakteri terhadap karbohidrat di kolon kedalam asam lemak rantai pendek.
Selanjutnya bakteri fecal mendegradasi yang terkumpul dalam suatu tempat. Jika
feses bertahan beberapa jam sebelum osmolalitas diperiksa, osmotic gap seperti
tinggi. Diare dengan normal atau osmotic gap yang rendah biasanya menunjukkan
diare sekretori. Sebalinya osmotic gap tinggi menunjukkan suatu diare osmotic.
6. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk menunjukkan adanya Giardia E
Histolitika pada pemeriksaan rutin. Cristosporidium dan cyclospora yang dideteksi
dengan modifikasi noda asam.
7. Pemeriksaan darah : Pada diare inflamasi ditemukan lekositosis, LED yang
meningkat dan hipoproteinemia. Albumin dan globulin rendah akan
mengesankansuatu protein losing enteropathy akibat inflamasi intestinal. Skrining
awal CBC,protrombin time, kalsium dan karotin akan menunjukkan abnormalitas
absorbsi. Fe,Vit B12, asam folat dan vitamin yang larut dalam lemak (ADK).
Pemeriksaan darah tepi menjadi penunjuk defak absorbsi lemak pada stadium
luminal, apakah pada mukosa, atau hasil dari obstruksi limfatik postmukosa.
Protombin time,karotin dan kolesterol mungkin turun tetapi Fe,folat dan albumin
mengkin sekali rendaah jika penyakit adalah mukosa primer dan normal jika
malabsorbsi akibat penyakit mukosa atau obstruksi limfatik.(Ridha, 2014)

j. Diagnosis
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
3. Risiko kerusakan intregitas kulit b/d ekskresi/ BAB sering
4. Risiko syok hipovolemik b/d gangguan keseimbangan cairan dan elektolit (Nurarif,
2015)

2. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian (data subjektif dan objektif)
1. Identitas
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat
lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan.

2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa
dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan / sedang), BAB > 10 kali
(dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung < 14 hari maka diare tersebut adalah
diare akut, sementara apabila berlangsungs elama 14 hari atau lebih adalah diare
persisten (Suriadi, 2010).
3. Riwayat penyakit sekarang
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
 Mula-mula bayi / anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan timbul diare.
 Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
 Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya
makin lama makinasam.
 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
 Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak.
 Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi. Urine
normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan
atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu 6 jam pada dehidrasi berat.

4. Riwayat kesehatan
Menurut Suharyono (2004), yaitu:

 Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering terjadi atau
berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderita
campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan
pada pasien.

 Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan (antibiotik) karena faktor


ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab diare.

 Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun
biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum,
selama, atau setelah diare.

5. Riwayat nutrisi
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
 Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan dapat mengurangi resiko
diare dan infeksi yang serius.

 Pemberian susu formula, apakah dibuat menggunakan air masak dan


diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah
menimbulkan pencemaran.

 Perasaan haus, anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus dan
minum seperti biasa. Pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus dan
banyak minum. Pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa
minum.

6. Pemeriksaan fisik
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
 Keadaan umum
a)  Baik, sadar (tanpa dehidrasi).
b)  Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang).
c)  Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)

 Berat badan
Menurut Nursalam (2005), anak yang diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan sebagai berikut:

Tabel 2
Tingkat Dehidrasi

Kehilangan Berat Badan Dalam %


Tingkat Dehidrasi
Bayi Anak Besar

Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)

Dehidrasi sedang 5-10% (50-100 ml/kg) 6% (60 ml/kg)

Dehidrasi berat 10-15% (100-150 ml/kg) 9% (90 ml/kg)

Presentase penurunan berat badan tersebut dapat diperkirakan saat anak


dirawat di rumah sakit. Sedangkan di lapangan, untuk menentukan
dehidrasi, cukup dengan menggunakan penilaian keadaan anak.
 Kulit
Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan turgor,
yaitu dengan cara mencubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari
(bukan kuku). Apabila turgor kembali dengan cepat (< 2 detik), berarti diare
tersebut tanpa dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat (= 2 detik),
ini berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Apabila turgor kembali
sangat lambat (> 2 detik), ini termasuk diare dengan dehidrasi berat.

 Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya
biasanya cekung.
 Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopak matanya normal. Apabila
mengalami dehidrasi ringan/sedang kelopak matanya cekung. Apabila
mengalami dehidrasi berat kelopak matanya sangat cekung.
 Mulut dan lidah
a) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).
b) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang).
c) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).

 Abdomen
a) Kemungkinan distensi.
b) Mengalami kram.
c) Bising usus yang meningkat.

 Anus
Apakah ada iritasi pada kulitnya karena frekuensi BAB yang menigkat.
(Budiarti, 2016)

b. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Kekuangan volume cairan b/d kehilangan cairan elektrolit berlebih
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d diare atau output yang
berlebih dan intake yang kurang
3. Risiko syok hipovolemi b/d kehilangan cairan elektrolit berlebih
4. Kerusakan integritas kulit perianal b/d frekuensi BAB meningkat

c. Rencana Asuhan Keperawatan


N Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
O Keperawatan
1 Kekuangan
Setelah diberikan asuhan 1. Monitor status hidrasi (mis. 1. Untuk mengetahui keadaan
volume cairan keperawatan selama …. x Nadi, kekuatan nadi, akral, umum pasien
b/d kehilangan 24 jam diharapkan pengisisan kapiler,
keseimbangan volume kelembapan mukosa, turgor
cairan
cairan terpenuhi dengan kulit, tekanan darah)
elektrolit kriteria hasil :
2. Catat intake output cairan
berlebih 2. Untuk mengetahui seberapa
1. Pasien mengatakan diare
banyak cairan yang masuk dan
berkurang dengan
cairan yang keluar
konsistensi feses lembek 3. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan 3. Untuk memenuhi kebutuhan
2. Pasien tampak bugar cairan pasien
3. Mukosa bibir lembab 4. Anjurkan pasien minum
4. Untuk mencegah terjadinya
sedikit tapi sering dehidrasi
5. Kolaborasi pemberian obat
anti diare
5. Untuk mengurangi diare
pasien

2 Ketidakseimba Setelah diberikan asuhan


1. Kaji intake dan output 1. Untuk mengetahui jumlah
keperawatan selama …. x
ngan nutrisi asupan nutrisi pasien
24 jam diharapkan makanan
kurang dari kebutuhan nutrisi terpenuhi
sesuai kebutuhan tubuh 2. Beri makanan yang
kebutuhan 2. Untuk mencukupi nilai gizi
dengan kriteria hasil :
tubuh b/d mengandung nilai gizi tinggi pasien
diare atau
1. Pasien tampak bugar
output yang
3. Untuk menambah nafsu
berlebih dan 2. Nafsu makan pasien 3. Beri makanan yang disukai,
makan pasien
intake yang kembali seperti biasanya makan lunak dan rendah serat

kurang
3. Makan habis satu porsi
4. Agar pasien mengetahui diet
4. Ajarkan diet yang dibutuhkan yang tepat dan dibutuhkan
pasien
5. Untuk mengetahui jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dibutuhkan pasien
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan

3 Risiko syok Setelah diberikan asuhan


1. Monitor TTV psien 1. Untuk mengetahui keadaan
keperawatan selama …. x
hipovolemi b/d umum pasien
24 jam diharapkan
kehilangan pasientidakmengalamirisiko 2. Untuk mengetahui seberapa
syokhipovolemik dengan 2. Monitor status cairan intake banyak cairan yang masuk dan
cairan dan output cairan
kriteria hasil : cairan yang keluar
elektrolit
1. Tekanan darah pasien
berlebih dalam batas yang
diharapkan (120/80
mmHg) 3. Untuk mencegah terjadinya
3. Berikanminumsedikittapiseri
dehidrasi
2. Tidak ada tanda – tanda ng
dehidrasi (mukosa bibir
lembab, turgor kulit
4. Agar pasien dan keluarga
elastis) 4. Ajarkan keluarga dan pasien
mengetahui tanda dan gejala
tentang tanda dan gejala
3. Nadi ferifer teraba dan syok
datangnya syok
dalam batas normal (60-
100 x/menit) 5. Kolaborasi pemberian cairan
IV 5. Unttuk memenuhi kebutuhan
cairan pasien

4 Kerusakan Setelah diberikan asuhan


1. Monitor aktivitas dan 1. Untuk mengetahui aktivitas
keperawatan selama …. X
integritas kulit mobilisasi pasien pasien yang dapat
24 jam diharapkan
menyebabkan terjadinya
perianal b/d tidakmengalamikerusakanin
kerusakan integitas kulit
tegitaskulitdengan kriteria
frekuensi BAB
meningkat hasil :
1. Bisamempertahankan 2. Untuk mengetahui adanya
integritas kulit yang baik 2. Monitor kulit akan adanya tanda – tanda kerusakan
(sensasi, elasttisitas, kemerahan integritas kulit
temperature, hidrasi,
pigmentasi)
3. Untuk mencegah terjadinya
2. Tidak ada luka ataulesi
3. Oleskan lotion atau kerusakan integritas kulit
pada kulit
minyak / baby oil
3. Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan 4. Untuk meminimalisir
kelembapan kulit dan 4. Jaga kebersihan kulit agar terjadinya kerusakan integritas
perawatan alami tetap bersih dan kering kulit

5. Anjurkan pasien untuk 5. Agar pasien merasa nyaman


menggunakan pakaian yang
longgar

DAFTAR PUSTAKA

Nanda. (2016). Nanda International Inc. Diagnosis Keperwatan : Devinisi & Klasifikasi 2015-
2017 (10th ed.). Jakarta: EGC.

Nic. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) (Edisi Baha). Singapure: Elsevier.

Noc. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) (Edisi Baha). Singapur: Elsevier.

Nurarif, A. H. dan H. K. (2015). Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA


NIC-NOC (Jilid 1). Yogyakarta: Mediaction.

Ode, Sarif La. 2012. AsuhanKeperawatanGerontikBerstandar Nanda, Nic, dan


NocDilengkapiTeori dan ConohKasusAskep. Yogakarta :NuhaMedika

Ridha, H. N. (2014). buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riyadi, S. dan S. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakata: Gosyen Publishing.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA An.P DENGAN DIARE DI RUANG SANDAT RUMKIT TK 2 UDAYANA

DENPASAR

Nama mahasiswa / NIM : - Ruang : Sandat

Tanggal pengkajian : 14 Februari 2020

A. Identitas klien
Nama : An.P
No. Register :45310
Tempat/tanggal lahir : Sukawati, 14 Februari 2012
Umur : 8 Tahun
Diagnosa Medis : Diare
Nama Ayah/Ibu : Ny. B
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA
Alamat/No. Hp : Jln Raya Celuk, Sukawati, 081919236456
Agama : Hindu
Bahasa yang dimengerti: Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali

B. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh BAB lebih dari 3 kali sehari
C. Riwayat keluhan saat ini
Pasien datang dengan keluhan perutnya terasa melilit dan mengatakan BAB lebih dari 3
kali dalam sehari, konsistensi encer berampas, bercampur lendir dan sudah di alami sejak
5 hari yang lalu, BB pasien turun dari 22 kg menjadi 20 kg
D. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Prenatal :
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami masalah pada kandungannya saat hamil ,
ibu pasien mengatakan rutin memeriksakan kandungannya di bidan terdekat
2. Perinatal dan postnatal :
Ibu pasien mengatakan pada saat melahirkan dilakukan secara normal dengan BB
bayi 3000 gram
3. Penyakit yang pernah diderita :
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami diare seperti ini
4. Hospitalisasi/tindakan operasi
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak pernah melakukan tindakan operasi apapun
dan tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
5. Injuri/kecelakaan
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya
6. Alergi :
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak memiliki alergi apapun baik makanan,
binatang maupun obat-obatan
7. Imunisasi dan tes laboratorium
Ibu pasien mengatakan seperti hepatitis B, Polio, BCG, DPT
8. Pengobatan :
Ibu pasien mengatakan selalu melakukan pengobatan jika anaknya sakit
9. Riwayat pertumbuhan :
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami masalah dengan tumbuh kembang
anaknya
10. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh :
Pasien mengatakan bahwa sering di asuh oleh ibu dan neneknya saat
ibunya sibuk bekerja
b. Hubungan dengan anggota keluarga :
Ibu pasien mengatakan hubungan anak, ibu dan keluarga terjalin dengan
baik
c. Hubungan dengan teman sebaya
Pasien mengatakan banyak memiliki teman baik di sekolah maupun di
lingkungan rumahnya
d. Pembawaan secara umum
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merupakan anak yang aktif
11. Riwayat keluarga
a. Sosial ekonomi :
Ibu pasien mengatakan keuangan cukup untuk sehari-hari
b. Lingkungan rumah :
Rumah pasien dekat dengan rumah yang lain
c. Penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menular, menurun
ataupun menahun
d. Genogram
Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: pasien
: garis keturunan
: tinggal serumah

E. Pengkajian tingkat perkembangan saat ini ( gunakan format KPSP)


a. Aspek personal: -
b. Aspek adaptif motorik halus : -
c. Aspek bahasa : -
d. Aspek motorik kasar: -
Interpretasi : -

F. Pengkajian pola kesehatan saat ini :


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
Ibu pasien mengatakan jika anaknya sakit hanya di ajak berobat ke dokter umum
terdekat
b. Nutrisi :
Ibu pasien mengatakan anaknya malas makan karena perutnya kembung,
tenggorokannya sakit,mual serta muntah, makanan yang di sediakan hanya habis
¼ dari porsi yang disediakan RS. Pasien minum ± 600 cc dalam sehari. BB pasien
turun dari 22 kg menjadi 20 kg
c. Cairan :
Ibu pasien mengatakan pasien hanya minum ± 600 cc dalam sehari . Selain infuse
yang terpasang di tangan kirinya
d. Aktivitas:
Pada saat pengkajian pasien hanya berbaring di tempat tidur
e. Tidur dan istirahat:
Ibu pasien mengatakan anaknya tidur ± 10 jam perhari
f. Eliminasi :
Saat pengkajian ibu pasien mengatakan BAB ± 5 kali (500 cc) dalam sehari,
dengan konsistensi cair, berampas dan bercampur lendir dan BAK ± 4-5 kali(500
cc) dalam sehari
g. Pola hubungan
Ibu pasien mengatakan pola hubungan anaknya dengan keluarga baik-baik saja
h. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan:
Ibu pasien mengatakan selalu mengajak anaknya bermain dengan umur sebayanya
i. Kognitif dan persepsi:
Ibu pasien mengatakan tahu dan mengenal apa itu diare
j. Konsep diri
Ibu pasien mengatakan selalu menjaga anaknya
k. Seksual dan menstruasi : -
l. Nilai
Ibu pasien mengatakan selalu mendoakan anaknya agar cepat sembuh
G. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis E4, v5, M6
TTV : TD : 100/ 80 mmHg S : 370, N : 100 x/ menit, RR : 22 x/ menit
b. Kulit :
Inspeksi : kulit sawo matang, terdapat bekas luka pada kulit
Palpasi : turgor kulit < 2 detik , tidak terdapat edema
c. Kepala :
Inspeksi : bentuk simetris, rambut hitam, penyebaran rambut rata
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
d. Mata :
Inspeksi : reflex pupil ada , konjungtiva anemis dan tidak terdapat lesi, mata
cowong
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
e. Telinga :
Inspeksi : bentuk telinga simetris, tidak terdapat serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Hidung :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak terdapat secret, tidak adanya kemerahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Mulut :
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada lesi dan perdarahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
h. Leher :
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : nadi karotis teraba dan tidak adanya nyeri tekan
i. Dada :
Inspeksi : bentuk dada simetris dan tidak ada nyeri luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdapat suara sonor
Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan
j. Payudara :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada perdarahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Paru-paru :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan
Perkusi : terdapat suara sonor
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
l. Jantung :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak tampak tanda-tanda trauma
Auskultasi : terdapat suara regular
Perkusi : terdapat suara pekak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
m. Abdomen:
Inspeksi : tidak ada lesi dan perdarahan
Auskultasi : terdengar sura bising usus 45 x/ menit
Perkusi : perut kembung
Palpasi : terdapat nyeri tekan
n. Genetalia :
Inspeksi : bersih
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan
o. Anus dan rectum
Inspeksi : terdapat iritasi pada anus dan kemerahan pada daerah sekitarnya
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
p. Musculoskeletal :
Inspeksi : tidak ada lesi, bekas operasi dan edema
Palpasi: atas bawah tidak danya nyeri tekan, CRT < 2 detik
q. Neurologi
5555 5555
5555 5555

H. Pemeriksaan Diagnostik Penunjang


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hb L 9,7 g/ dl 14,0-18,0
Leukosit 6190 /ul 4.800 – 10.800
Hematokrit L 31 % 42-52
Eritrosit L 4,2 10 ́ 6 ul 4,7-6,1
Trombosit 294.000 / ul 150.000 - 450.000
LED 6/12 mm / jam 0-15
S monella thypi O Negative - Negative
S paratyphi A- O Negative - Negative
S paratyphi C-O Negative - Negative
S thypi H Negative - Negative
S paratypi A-H Negative - Negative
S paratypi B-H Negative - Negative
S paratypi S-H Negative - Negative

I. Informasi lain (mencakup ranguman kesehatan klien dari gizi, fisiterapis, terapi medis)
 Infus HSD 500 cc/ 24 jam , 20 tpm
 Pedialyt PO 10 cc/kg/BB
 Vitamin A 1x 200.000 lu/ IM
 Diet TKTP RS : bubur kasar 3 x sehari
J. Hubungan orang tua dengan bayi :
Ibu pasien mengatakan hubungan orang tua dengan anaknya baik-baik saja An.P adalah
anak Kandung yang merupakan anak ke-1

K. Analisa Data
No Tanggal/ja Data fokus Penyebab Masalah
m
1 14/2/2020 DS: Diare Kekurangan
Ibu pasien mengatakan volume cairan
anaknya BAB lebih dari Frekuensi BAB
3 x dalam sehari, meningkat
konsistensi cair berampas
dan bercampur lendir Hilangnya cairan &
elektrolit berlebih
DO :
Mukosa mulut pasien Gangguan
tampak kering, pasien keseimbangan
tampak malas minum dan cairan dan
tampak tidak haus, mata elektrolit
cowong, turgor < 2 detik
TTV Dehidrasi
TD : 100/ 80 mmHg
S : 370 c, Kekurangan
N : 100 x/ menit volume cairan
RR : 22 x/ menit

IWL : 15 x 20 = 300
CM : 600 + 500 = 1100
CK : 500 +500 + 300 =
1300
Balance cairan : CM-CK
1100-1500
= -200
2 14/2/2020 DS : Distensi abdomen Ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
anaknya sering mengeluh Mual muntah kebutuhan tubuh
sakit tenggorokan
Ibu pasien mengatakan Nafsu makan
anaknya tidak nafsu menurun
makan, mual serta
muntah Ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
BB anaknya turun kebutuhan tubuh
sebelum sakit berat badan
22 kg dan saat sakit 20 kg

DO :
Keadaan umum sedang,
bising usus 45 x/menit,
perut kembung saat
diperkusi, pasien tidak
nafsu makan dan
makanan yang di
sediakan RS habis hanya
¼ porsi dari yang
disediakan RS,
Pasien tampak lemas
Turgor kulit kering
TTV
TD : 100/ 80 mmHg
S : 370 c,
N : 100 x/ menit
RR : 22 x/ menit

L. Diagnosa keperawatan
1) Kekuangan volume cairan b/d kehilangan cairan elektrolit berlebih ditandai
dengan pasien BAB lebih dari 3 x dalam sehari, konsistensi cair berampas dan
terdapat lendir, mukosa mulut pasien tampak kering, CRT < 2 detik
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d diare atau output
yang berlebih dan intake yang kurang d/d pasien tidak nafsu makan, mual,
muntah, BB turun dari 22 kg menjadi 20 kg , turgor kulit kering, pasien tampak
lemas

M. Intervensi keperawatan
No Tanggal N Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
o hasil
dx
1 14/2/2020 1
Setelah diberikan asuhan 6. Monitor status hidrasi 6. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x (mis. Nadi, kekuatan keadaan umum
24 jam diharapkan nadi, akral, pengisisan pasien
keseimbangan volume kapiler, kelembapan
cairan terpenuhi dengan mukosa, turgor kulit,
kriteria hasil : tekanan darah).

4. Pasien mengatakan
BAB seperti biasanya
7. Catat intake dan output 7. Untuk mengetahui
dengan konsistensi seberapa banyak
feses lembek cairan
cairan yang masuk
dan cairan yang
5. Pasien tampak bugar keluar
6. Mukosa bibir lembab

7. Keadaan umum pasien 8. Berikan asupan cairan, 8. Untuk memenuhi


sesuai kebutuhan kebutuhan cairan
pasien

9. Anjurkan pasien
minum sedikit tapi 9. Untuk mencegah
sering terjadinya dehidrasi

10. Untuk
10. Kolaborasi mengurangi diare
pemberian obat anti pasien
diare

2 14/2/2020 2 Setelah diberikan asuhan


6. Kaji intake dan output 6. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x
jumlah asupan nutrisi
24 jam diharapkan makanan serta
pasien
kebutuhan nutrisi
terpenuhi sesuai
kebutuhan tubuh dengan
kriteria hasil : 7. Untuk mencukup
7. Beri makanan yang inilai gizi pasien
4. Pasien tampak bugar
mengandung nilai gizi

5. Nafsu makan pasien tinggi

kembali seperti
8. Ajarkan diet yang 8. Agar pasien
biasanya mengetahui diet yang
dibutuhkan
tepat dan dibutuhkan
6. Pasien tampak 9. Kolaborasi dengan ahli pasien
menghabiskan gizi untuk menentukan 9. Untuk mengetahui
Makanan satu porsi jumlah kalori dan jenis jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
yang disediakan RS nutrient yang dibutuhkan pasien
dibutuhkan

N. Implementasi keperawatan
No Tanggal No Implementasi Respon Ttd
dx
1 14/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan lemas

DO : turgor kulit tidak elastis, CRT > 2


detik

TTV : TD : 100/ 80 mmHg


S : 370 c,
N : 100 x/ menit
RR : 22 x/ menit
*
1 DS : ibu pasien mengatakan anaknya
BAB 5 kali dari tadi pagi dengan
Mencatat intake-output
konsistensi encer berampas, dan
cairan
bercampur lendir. Pasien hanya minum
± 600 cc

DO : pasien tampak sesekali


memegangi perutnya

*
2
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
ingin makan bubur
Mengkaji intake dan output
makanan DO : pasien tampak menghabiskan ¼
porsi bubur yang disediakan di rumah
sakit *
1

DS : ibu pasien mengatakan infuse


Memberikan asupan cairan, masuk ke tubuh anaknya lancar
sesuai kebutuhan
DO : pasien tampak terpasang infuse
HSD 20 tpm di tangan kiri
2 *

Memberikan makanan yang


DS : Ibu pasien mengatakan anaknya
mengandung nilai gizi tidak nafsu makan
tinggi
DO : pasien tampak menghabiskan ¼ *
porsi makanan yang disediakan RS
1

DS : ibu pasien mengatakan anaknya


Menganjurkan pasien susah untuk minum air putih
minum sedikit tapi sering
2 DO : pasien tampak minum ± 600 cc, *
mukosa bibir pasien tampak kering

Mengajarkan diet yang DS : ibu pasien bersedia untuk


diajarkan diet yang dibutuhkan
dibutuhkan
anaknya *
1 DO : ibu pasien tampak kooperatif

DS : pasien mengatakan bersedia untuk


Mengkolaborasikan
meminum obatnya
pemberian obat anti diare
2 *
(Pedialyte 10 cc) DO : pasien tampak sesekali
memegangi perutnya

Mengkolaborasikan dengan DS : pasien mengatakan tidak nafsu


ahli gizi untuk menentukan makan

jumlah kalori dan jenis DO : pasien mendapat bubur dari RS


nutrient yang dibutuhkan dan hanya habis ¼porsi dari yang
disediakan

2 15/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan tubuhnya
masih lemas

DO : turgor kulit tidak elastis, CRT >2


detik

TTV : TD : 110/ 80 mmHg


S : 36,70 c,
N : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit

1 *
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
Mencatat intake-output BAB 4 kali dari tadi pagi dengan
cairan konsistensi encer berampas, dan
bercampur sedikit lendir. Pasien hanya
minum ± 1000 cc

DO : pasien tampak sesekali


memegangi perutnya
*
2
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
ingin makan bubur
Mengkaji intake dan output
makanan DO : pasien tampak menghabiskan ½
porsi bubur yang disediakan di rumah
sakit
*
1
DS : ibu pasien mengatakan infuse
masuk ke tubuh anaknya lancar

Memberikan asupan cairan, DO : pasien tampak terpasang infuse


HSD 20 tpm di tangan kiri
sesuai kebutuhan

2 *

DS : Ibu pasien mengatakan anaknya


sudah mulai mau makan
Memberikan makanan yang
mengandung nilai gizi DO : pasien tampak menghabiskan ½
tinggi porsi bubur yang disediakan RS *
1

DS : ibu pasien mengatakan anaknya


mulai mau minum air putih

Menganjurkan pasien DO : pasien tampak minum ± 1000 cc,


minum sedikit tapi sering mukosa bibir pasien tampak sedikit
2 lembab *

DS : ibu pasien bersedia untuk


diajarkan diet yang dibutuhkan
anaknya
Mengajarkan diet yang
1 DO : ibu pasien tampak kooperatif *
dibutuhkan
DS : pasien mengatakan bersedia untuk
meminum obatnya

DO : pasien tampak sesekali


memegangi perutnya *
Mengkolaborasikan
2
pemberian obat anti diare
(Pedialyte 10 cc)

DS : pasien mengatakan mulai nafsu


makan
Mengkolaborasikan dengan
DO : pasien mendapat bubur dari RS
ahli gizi untuk menentukan
dan hanya habis ½ porsi dari yang
jumlah kalori dan jenis
disediakan
nutrient yang dibutuhkan

3 16/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan tubuhnya
terasa bugar

DO : turgor kulit elastis, CRT < 2 detik

TTV : TD : 110/ 80 mmHg


S : 36,50 c,
N : 84 x/ menit
RR : 21 x/ menit

*
1 DS : ibu pasien mengatakan anaknya
BAB 2 kali dari tadi pagi dengan
Mencatat intake-output konsistensi lembek. Pasien hanya
cairan minum ± 1200cc

DO : pasien tampak tenang


*
2
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
ingin makan bubur
Mengkaji intake dan output
makanan DO : pasien tampak menghabiskan 1
porsi bubur yang disediakan di rumah
sakit

1 *

DS : ibu pasien mengatakan infuse


Memberikan asupan cairan, masuk ke tubuh anaknya lancar
sesuai kebutuhan DO : pasien tampak terpasang infuse
2 HSD 20 tpm di tangan kiri *

DS : Ibu pasien mengatakan anaknya


sudah mau makan seperti biasanya
Memberikan makanan yang *
mengandung nilai gizi DO : pasien tampak menghabiskan 1
1
tinggi porsi bubur yang disediakan RS

DS : ibu pasien mengatakan anaknya


Menganjurkan pasien mau mengikuti saran dari perawat
*
minum sedikit tapi sering
2 DO : pasien tampak minum ± 1200 cc,
mukosa bibir pasien lembab

DS : ibu pasien bersedia untuk


diajarkan diet yang dibutuhkan
Mengajarkan diet yang anaknya
1 *
dibutuhkan
DO : ibu pasien tampak kooperatif
DS : pasien mengatakan bersedia untuk *
Mengkolaborasikan
meminum obatnya
2
pemberian obat anti diare
DO : pasien tampak bugar
(Pedialyte 10 cc)

DS : pasien mengatakan nafsu


makannya kembali seperti biasa
Mengkolaborasikan dengan
ahli gizi untuk menentukan DO : pasien mendapat bubur dari RS
jumlah kalori dan jenis dan hanya habis 1 porsi dari yang
nutrient yang dibutuhkan disediakan

O. Evaluasi keperawatan

No Tanggal No dx Evaluasi Ttd


1 16/2/2020 1 S : ibu pasien mengatakan anaknya BAB 2 kali *
sehari dengan konsistensi lembek
O : pasien tampak bugar, mukosa bibir pasien
lembab, keadaan umum pasien baik
TTV : TD : 110/ 80 mmHg
S : 36,50 c,
N : 84 x/ menit
RR : 21 x/ menit

A : tujuan tercapai, masalah teratasi


P : pertahankan kondisi pasien, lanjutkan terapi
obat

2 16/2/2020 2 S : pasien mengatakan nafsu makannya kembali *


seperti biasanya
O : pasien tampak bugar, tampak menghabiskan 1
porsi makanan yang di sediakan RS
A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P : pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai