DENPASAR
OLEH
KELOMPOK 1
DENPASAR
b. Epidemiologi
Epidemiologi diare dapat diartikan sebagai suatu study menganai kejadian diare,
penyebarannya dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya diare pada kelompok
penduduk.(Ridha, 2014)
endemis, sedangkan pada waktu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dapat
40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana 70 % - 80 % dari padanya terjadi pada
golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat pada usia dibawah 2 tahun.(Ridha,
2014)
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare
pelayanan kesehatan.
Secara teoritis diketahui bahwa penularan diare dipengaruhi oleh sanitasi dan
dengan jumlah penduduk yang padat akan lebih mudah terjadi penularan secara
Penyebaran diare dapat berada dalam frekwensi dan waktu tertentu. Variasi
kejadian diare rnenurut waktu berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya.
c. Penyebab
Menurut H.Nabiel Ridha,2014 , Infeksi merupakan penyebab utama diare akut,
baik oleh bakteri parasit maupun virus. Penyebab lain adalah vaksin dan obat, nutrisi
enteral,di ikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overlow
diarrhea) atau berbagai kondisi lain.(Ridha, 2014)
1. Infeksi bakteri : Vibrio, Escherichia coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yershinia, dan lain-lain.
2. Infeksi virus : enterovirus, (virus Echo, coxsckaie, poliomyelitis), adenovirus,
retrovirus, dll.
3. Infeksi parasite : cacing (ascori, trichoris, oxyuris, histolitika, gardialambia,
tricomonas hominis), jamur (candida albicans)
4. Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA),
tonsillitis, aonsilotaringitis, bronco pneumonia, encetalitis.
d. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserapakan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu
(misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga
dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,
kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa
hal sebagai berikut:(Ridha, 2014)
3. Hipoglikemi
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbs
glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh :
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran
dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering
tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.
e. Pathway
Diare
Defisit volume
cairan
(Nurarif, 2015)
f. Klasifikasi
Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi diarea
kut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi menjadi disentri,
kolera dan diare akut (bukan disentri maupun kolera). Sedangkan, diare kronik dibagi
menjadi diare persisten dan diare kronik.(Riyadi, 2010)
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara
cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula menetap dan
melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila
menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab tersering pada
bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa.(Riyadi, 2010)
Setiap diare akut yang disertaidarah dan atau lender dianggapdisentri yang
disebabkan oleh shigelosissampaiterbuktilain. Sedangkankolera,
memilikimanifestasiklinisantara lain diareprofusseperticucian air beras,
berbaukhasseperti “bayklin/sperma”, umuranaklebihdari 3 tahun dan ada KLB
dimanapenyebaranpertama pada orang dewasakemudianbaru pada anak.
Sedangkankasus yang bukandisentri dan koleradikelompokkankedalamdiareakut.
(Riyadi, 2010)
2. Diarekronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare
yang disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang
terkena, diare dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
(Riyadi, 2010)
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari,
umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih ditujukan
untuk diare yang memiliki manifestasi klinis hilang - timbul, sering berulang atau
diare akut dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya
disebabkan oleh agen non infeksi(Riyadi, 2010)
g. Gejala Klinis
Gejala diare bervariasi, umumnya meliputi perut kembung atau kram, tinja encer, rasa
mulas, atau terkadang mual dan muntah. Penderita dapat mengalami satu atau
beberapa gejala sekaligus, tergantung dari penyebab diare.(Riyadi, 2010)
Gejala lainnya yang mungkin juga dapat terjadi adalah:
Pusing.
Rasa haus berlebihan.
Urine menjadi sedikit atau berwarna gelap.
Mulut dan kulit kering.
Lemas.
Pada bayi atau anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala:
i. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan pada diare adalah sebagai berikut :
1. Lekosit Feses merupakan pemeriksaan awal terhadap diare kronik. Lekosit dalam
feses menunjukkan adanya inflamasi intestinal. Kultur Bacteri dan pemeriksaan
parasit diindikasikan untuk menentukan adanya infeksi. Jika pasien dalam keadaan
immunocompromisedd, penting sekali kultur organisma yang tidak biasa seperti
Kriptokokus,Isospora dan M.Avium Intracellulare. Pada pasien yang sudah
mendapat antibiotik, toksin C difficle harus diperiksa.
2. Volume Feses: Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit, infeksi enteric
atau imfalasi sedikit kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam harus
dikumpulkan untuk mengukur output harian. Sekali diare harus dicatat (>250
ml/day), kemudian perlu juga ditentukan apakah terjadi steatore atau diare tanpa
malabsorbsi lemak.
3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam: Jika berat feses
>300/g24jam mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr
mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h menunjukkan proses
malabsorbstif.
4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu
steatore, lemak feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per
½ lapang pandang dari sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi
jika pasien diet rendah lemak. Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72
jam biasanya dilakukan pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat
disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder atau insufisiensi pancreas.
5. Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic
atau diare sekretori. Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa.
Osmolalitas feses normal adalah –290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm
dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na&K) dimana nilai normalnya <50
mosm. Anion organic yang tidak dapat diukur, metabolit karbohidrat primer
(asetat,propionat dan butirat) yang bernilai untuk anion gap, terjadi dari degradasi
bakteri terhadap karbohidrat di kolon kedalam asam lemak rantai pendek.
Selanjutnya bakteri fecal mendegradasi yang terkumpul dalam suatu tempat. Jika
feses bertahan beberapa jam sebelum osmolalitas diperiksa, osmotic gap seperti
tinggi. Diare dengan normal atau osmotic gap yang rendah biasanya menunjukkan
diare sekretori. Sebalinya osmotic gap tinggi menunjukkan suatu diare osmotic.
6. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk menunjukkan adanya Giardia E
Histolitika pada pemeriksaan rutin. Cristosporidium dan cyclospora yang dideteksi
dengan modifikasi noda asam.
7. Pemeriksaan darah : Pada diare inflamasi ditemukan lekositosis, LED yang
meningkat dan hipoproteinemia. Albumin dan globulin rendah akan
mengesankansuatu protein losing enteropathy akibat inflamasi intestinal. Skrining
awal CBC,protrombin time, kalsium dan karotin akan menunjukkan abnormalitas
absorbsi. Fe,Vit B12, asam folat dan vitamin yang larut dalam lemak (ADK).
Pemeriksaan darah tepi menjadi penunjuk defak absorbsi lemak pada stadium
luminal, apakah pada mukosa, atau hasil dari obstruksi limfatik postmukosa.
Protombin time,karotin dan kolesterol mungkin turun tetapi Fe,folat dan albumin
mengkin sekali rendaah jika penyakit adalah mukosa primer dan normal jika
malabsorbsi akibat penyakit mukosa atau obstruksi limfatik.(Ridha, 2014)
j. Diagnosis
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
3. Risiko kerusakan intregitas kulit b/d ekskresi/ BAB sering
4. Risiko syok hipovolemik b/d gangguan keseimbangan cairan dan elektolit (Nurarif,
2015)
2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa
dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan / sedang), BAB > 10 kali
(dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung < 14 hari maka diare tersebut adalah
diare akut, sementara apabila berlangsungs elama 14 hari atau lebih adalah diare
persisten (Suriadi, 2010).
3. Riwayat penyakit sekarang
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
Mula-mula bayi / anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan timbul diare.
Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya
makin lama makinasam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak.
Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi. Urine
normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan
atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu 6 jam pada dehidrasi berat.
4. Riwayat kesehatan
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering terjadi atau
berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderita
campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan
pada pasien.
Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun
biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum,
selama, atau setelah diare.
5. Riwayat nutrisi
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan dapat mengurangi resiko
diare dan infeksi yang serius.
Perasaan haus, anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus dan
minum seperti biasa. Pada dehidrasi ringan/sedang anak merasa haus dan
banyak minum. Pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa
minum.
6. Pemeriksaan fisik
Menurut Suharyono (2004), yaitu:
Keadaan umum
a) Baik, sadar (tanpa dehidrasi).
b) Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang).
c) Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)
Berat badan
Menurut Nursalam (2005), anak yang diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan sebagai berikut:
Tabel 2
Tingkat Dehidrasi
Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya
biasanya cekung.
Mata
Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopak matanya normal. Apabila
mengalami dehidrasi ringan/sedang kelopak matanya cekung. Apabila
mengalami dehidrasi berat kelopak matanya sangat cekung.
Mulut dan lidah
a) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).
b) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang).
c) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
Abdomen
a) Kemungkinan distensi.
b) Mengalami kram.
c) Bising usus yang meningkat.
Anus
Apakah ada iritasi pada kulitnya karena frekuensi BAB yang menigkat.
(Budiarti, 2016)
kurang
3. Makan habis satu porsi
4. Agar pasien mengetahui diet
4. Ajarkan diet yang dibutuhkan yang tepat dan dibutuhkan
pasien
5. Untuk mengetahui jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dibutuhkan pasien
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Nanda. (2016). Nanda International Inc. Diagnosis Keperwatan : Devinisi & Klasifikasi 2015-
2017 (10th ed.). Jakarta: EGC.
Nic. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) (Edisi Baha). Singapure: Elsevier.
Noc. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) (Edisi Baha). Singapur: Elsevier.
Riyadi, S. dan S. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakata: Gosyen Publishing.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENPASAR
A. Identitas klien
Nama : An.P
No. Register :45310
Tempat/tanggal lahir : Sukawati, 14 Februari 2012
Umur : 8 Tahun
Diagnosa Medis : Diare
Nama Ayah/Ibu : Ny. B
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA
Alamat/No. Hp : Jln Raya Celuk, Sukawati, 081919236456
Agama : Hindu
Bahasa yang dimengerti: Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali
B. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh BAB lebih dari 3 kali sehari
C. Riwayat keluhan saat ini
Pasien datang dengan keluhan perutnya terasa melilit dan mengatakan BAB lebih dari 3
kali dalam sehari, konsistensi encer berampas, bercampur lendir dan sudah di alami sejak
5 hari yang lalu, BB pasien turun dari 22 kg menjadi 20 kg
D. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Prenatal :
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami masalah pada kandungannya saat hamil ,
ibu pasien mengatakan rutin memeriksakan kandungannya di bidan terdekat
2. Perinatal dan postnatal :
Ibu pasien mengatakan pada saat melahirkan dilakukan secara normal dengan BB
bayi 3000 gram
3. Penyakit yang pernah diderita :
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami diare seperti ini
4. Hospitalisasi/tindakan operasi
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak pernah melakukan tindakan operasi apapun
dan tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
5. Injuri/kecelakaan
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya
6. Alergi :
Ibu Pasien mengatakan anaknya tidak memiliki alergi apapun baik makanan,
binatang maupun obat-obatan
7. Imunisasi dan tes laboratorium
Ibu pasien mengatakan seperti hepatitis B, Polio, BCG, DPT
8. Pengobatan :
Ibu pasien mengatakan selalu melakukan pengobatan jika anaknya sakit
9. Riwayat pertumbuhan :
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami masalah dengan tumbuh kembang
anaknya
10. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh :
Pasien mengatakan bahwa sering di asuh oleh ibu dan neneknya saat
ibunya sibuk bekerja
b. Hubungan dengan anggota keluarga :
Ibu pasien mengatakan hubungan anak, ibu dan keluarga terjalin dengan
baik
c. Hubungan dengan teman sebaya
Pasien mengatakan banyak memiliki teman baik di sekolah maupun di
lingkungan rumahnya
d. Pembawaan secara umum
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merupakan anak yang aktif
11. Riwayat keluarga
a. Sosial ekonomi :
Ibu pasien mengatakan keuangan cukup untuk sehari-hari
b. Lingkungan rumah :
Rumah pasien dekat dengan rumah yang lain
c. Penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menular, menurun
ataupun menahun
d. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: garis keturunan
: tinggal serumah
I. Informasi lain (mencakup ranguman kesehatan klien dari gizi, fisiterapis, terapi medis)
Infus HSD 500 cc/ 24 jam , 20 tpm
Pedialyt PO 10 cc/kg/BB
Vitamin A 1x 200.000 lu/ IM
Diet TKTP RS : bubur kasar 3 x sehari
J. Hubungan orang tua dengan bayi :
Ibu pasien mengatakan hubungan orang tua dengan anaknya baik-baik saja An.P adalah
anak Kandung yang merupakan anak ke-1
K. Analisa Data
No Tanggal/ja Data fokus Penyebab Masalah
m
1 14/2/2020 DS: Diare Kekurangan
Ibu pasien mengatakan volume cairan
anaknya BAB lebih dari Frekuensi BAB
3 x dalam sehari, meningkat
konsistensi cair berampas
dan bercampur lendir Hilangnya cairan &
elektrolit berlebih
DO :
Mukosa mulut pasien Gangguan
tampak kering, pasien keseimbangan
tampak malas minum dan cairan dan
tampak tidak haus, mata elektrolit
cowong, turgor < 2 detik
TTV Dehidrasi
TD : 100/ 80 mmHg
S : 370 c, Kekurangan
N : 100 x/ menit volume cairan
RR : 22 x/ menit
IWL : 15 x 20 = 300
CM : 600 + 500 = 1100
CK : 500 +500 + 300 =
1300
Balance cairan : CM-CK
1100-1500
= -200
2 14/2/2020 DS : Distensi abdomen Ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
anaknya sering mengeluh Mual muntah kebutuhan tubuh
sakit tenggorokan
Ibu pasien mengatakan Nafsu makan
anaknya tidak nafsu menurun
makan, mual serta
muntah Ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
BB anaknya turun kebutuhan tubuh
sebelum sakit berat badan
22 kg dan saat sakit 20 kg
DO :
Keadaan umum sedang,
bising usus 45 x/menit,
perut kembung saat
diperkusi, pasien tidak
nafsu makan dan
makanan yang di
sediakan RS habis hanya
¼ porsi dari yang
disediakan RS,
Pasien tampak lemas
Turgor kulit kering
TTV
TD : 100/ 80 mmHg
S : 370 c,
N : 100 x/ menit
RR : 22 x/ menit
L. Diagnosa keperawatan
1) Kekuangan volume cairan b/d kehilangan cairan elektrolit berlebih ditandai
dengan pasien BAB lebih dari 3 x dalam sehari, konsistensi cair berampas dan
terdapat lendir, mukosa mulut pasien tampak kering, CRT < 2 detik
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d diare atau output
yang berlebih dan intake yang kurang d/d pasien tidak nafsu makan, mual,
muntah, BB turun dari 22 kg menjadi 20 kg , turgor kulit kering, pasien tampak
lemas
M. Intervensi keperawatan
No Tanggal N Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
o hasil
dx
1 14/2/2020 1
Setelah diberikan asuhan 6. Monitor status hidrasi 6. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x (mis. Nadi, kekuatan keadaan umum
24 jam diharapkan nadi, akral, pengisisan pasien
keseimbangan volume kapiler, kelembapan
cairan terpenuhi dengan mukosa, turgor kulit,
kriteria hasil : tekanan darah).
4. Pasien mengatakan
BAB seperti biasanya
7. Catat intake dan output 7. Untuk mengetahui
dengan konsistensi seberapa banyak
feses lembek cairan
cairan yang masuk
dan cairan yang
5. Pasien tampak bugar keluar
6. Mukosa bibir lembab
9. Anjurkan pasien
minum sedikit tapi 9. Untuk mencegah
sering terjadinya dehidrasi
10. Untuk
10. Kolaborasi mengurangi diare
pemberian obat anti pasien
diare
kembali seperti
8. Ajarkan diet yang 8. Agar pasien
biasanya mengetahui diet yang
dibutuhkan
tepat dan dibutuhkan
6. Pasien tampak 9. Kolaborasi dengan ahli pasien
menghabiskan gizi untuk menentukan 9. Untuk mengetahui
Makanan satu porsi jumlah kalori dan jenis jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
yang disediakan RS nutrient yang dibutuhkan pasien
dibutuhkan
N. Implementasi keperawatan
No Tanggal No Implementasi Respon Ttd
dx
1 14/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan lemas
*
2
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
ingin makan bubur
Mengkaji intake dan output
makanan DO : pasien tampak menghabiskan ¼
porsi bubur yang disediakan di rumah
sakit *
1
2 15/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan tubuhnya
masih lemas
1 *
DS : ibu pasien mengatakan anaknya
Mencatat intake-output BAB 4 kali dari tadi pagi dengan
cairan konsistensi encer berampas, dan
bercampur sedikit lendir. Pasien hanya
minum ± 1000 cc
2 *
3 16/2/2020 1 *
Memonitor status hidrasi DS : pasien mengatakan tubuhnya
terasa bugar
*
1 DS : ibu pasien mengatakan anaknya
BAB 2 kali dari tadi pagi dengan
Mencatat intake-output konsistensi lembek. Pasien hanya
cairan minum ± 1200cc
1 *
O. Evaluasi keperawatan