Anda di halaman 1dari 13

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 28%

Date: Monday, February 07, 2022


Statistics: 1029 words Plagiarized / 3667 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

1.1 Latar Belakang Mencuci tangan adalah hal yang sangat penting di lakukan oleh
anak-anak karena selain membuat tangan bersih juga terhindar dari bakteri penyebab
penyakit. Semua anak berhak untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, aman, dan
sehat di sekolah. Sanitasi lingkungan sangat di perlukan di sekolah agar anak-anak
terhindar dari berbagai penyakit yang ditimbulkan karena terkontaminasi bakteri dan
mikroorganisme patogen.

Dampak yang paling sering di jumpai ketika seseorang malas untuk cuci tangan adalah
diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung. Pada umumnya, seseorang
sudah melakukan cuci tangan setiap hari, namun belum melakukan cuci tangan yang
benar. Perilaku cuci tangan yang benar dan dilakukan sehari-hari memiliki dampak
positif yang besar terutama dalam pencegahan penyakit. Kebiasaan tidak cuci tangan
atau cuci tangan yang tidak benar dapat menimbulkan adanya kuman atau bakteri-
bakteri yang menimbulkan penularan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan
melalui air dan lingkungan (Maryuni, 2013).

WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga
47%. Penyebab utama diare adalah kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, salah
satunya kurangnya pemahaman mengenai cara mencuci tangan pakai sabun yang
benar. Menurut data Kemenkes RI, 2013 menyatakan diantara 1000 penduduk terdapat
300 orang yang terserang penyakit diare setiap tahun dan berdasarkan Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya ada 100.000 anak
di Indonesia meninggal akibat diare (Wulan, 2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2017, perilaku cuci tangan masyarakat Indonesia masih rendah, dan anak usia sekolah
dasar hanya 17% melakukan Cuci Tangan Pakai sabun.
Perilaku cuci tangan yang benar pada anak-anak menurut Riskesdas Bali pada tahun
2013 mendapatkan sebesar 26% sesuai standar dan 74% anak-anak belum terbiasa
melakukan cuci tangan yang benar (Natsir, 2018). Menurut Djauzi (2017), mencuci
tangan merupakan salah satu cara agar menghilangkan kuman dan untuk menghindari
penularan penyakit. Di sekolah, anak tidak sekedar belajar, tetapi banyak aktivitas lain
misalnya bermain, bersentuhan, maupun bertukar barang-barang dengan teman-teman.

Kuman yang ada di alat tulis, buku, dan benda lain akan gampang berpindah dari
tangan satu anak ke ak lainnya, sebagai akibatnya penyakit akan gampang menular.
Maka dari itu mencuci tangan wajib dilatih semenjak dini pada anak supaya mempunyai
kebiasaan mencuci tangan, agar anak terhindar dari penyakit (Ernida et al., 2020).
Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan pada bulan januari 2022 pada siswa SD
Negeri 1 Kedis dengan jumlah siswa 150 siswa yang di wakilkan oleh 2 orang masing-
masing kelas dengan metode wawancara tentang pengertian cuci tangan, tujuan,
manfaat, fungsi, waktu dan Langkah-langkah cuci tangan pakai sabun yang benar di
dapatkan hasil bahwa sebagian siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang
pentingnya mencuci tangan.

Saat dilakukan wawancara dengan 12 siswa menyatakan mereka kadang-kadang tidak


mencuci tangan sebelum makan, dan setelah melakukan kegiatan di sekolah serta siswa
belum mengetahui 6 langkah cuci tangan dengan benar. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Bagaimana Gambaran Tingkat
Pengetahuan Siswa SD Tentang Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Yang Benar di SD
Negeri 1 Kedis” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa SD Tentang
Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Yang Benar di SD Negeri 1 Kedis. 1.3 Tujuan 1.3.1

Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Siswa SD Tentang Pelaksanaan


Cuci Tangan Pakai Sabun Yang Benar di SD Negeri 1 Kedis 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui karakteristik siswa SD Negeri 1 Kedis. b. Untuk mengetahui Tingkat
Pengetahuan Siswa SD Tentang Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Yang Benar di SD
Negeri 1 Kedis. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun yang benar terutama pada siswa sekolah
dasar. 1.4.2 Manfaat Praktis a.

Manfaat bagi institusi 1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi siswa mengenai
cuci tangan pakai sabun yang benar pada siswa sekolah dasar. 2. Sebagai bahan
masukan dan acuan bagi Sekolah Dasar Negeri 1 Kedis untuk mengadakan kegiatan di
sekolah yaitu cuci tangan pakai sabun yang benar. 3. Sebagai bahan referensi bagi
perpustakaan Stikes Kesdam IX/Udayana dan bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian sejenis. b.

Manfaat bagi peneliti Dapat menggunakan ilmu yang didapatkan di bangku pendidikan
serta mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melakukan
penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1 Pengertian
Menurut Notoatmojo 2012, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
sesudah orang melaksanakan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni pendengaran, indra penglihatan, rasa, raba
dan penciuman. Sebagian besar dari pengetahuan manusia dapat diperoleh dengan
mata dan telinga (Udiani, 2019).

Pengetahuan sangat erat hubungannya pada pendidikan, dimana dikatakan bahwa jika
memiliki pendidikan tinggi maka seseorang tersebut akan pengetahuannya semakin
luas. Namun mesti ditekankan, seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
berpengetahuan rendah pula (Sulastri et al., 2014). Berdasarkan beberapa pengertian di
atas, dapat disimpulkan pengetahuan adalah kemampuan berpikir atau mengingat
seseorang terhadap suatu informasi, ide, fenomena yang diperoleh sebelumnya, dengan
kata lain stimulus dari lingkungan, yang kemudian digambarkan sebagai elemen-elemen
yang tersimpan dalam subsistem akal seseorang tersebut. 2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2014, Pengetahuan seseorang terhadap objek memiliki intensitas
atau tingkat yang berbeda.

Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat yakni : a. Tahu (know) Tahu merupakan hanya
sebagai recall (memanggil) memori yang sudah terdapat sebelumnya sesudah
mengamati sesuatu. b. Memahami (Comprehensif) Memahami suatu objek bukan
sekedar memahami tentang objek yang tertera, bukan hanya dapat menyebutkan,
namun orang tersebut mesti dapat mengintreprestasikan secara valid akan objek yang
diketahui tersebut. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi artinya apabila orang yang sudah
paham dengan objek yang dimaksud bisa mengaplikasikan prinsip yang ditemukan
tersebut pada situasi yang lain. d.

Analisis (Analysis) Analisis merupakan keterampilan seseorang untuk menguraikan atau


memisahkan, lalu mencari interaksi antara komponen-komponen yang ditemukan pada
suatu kasus atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seorang itu telah
mencapai dalam tahap analisis merupakan orang tersebut sudah mampu melainkan,
atau memisahkan, mengolongkan, menciptakan diagram (bagan) tentang pengetahuan
atas objek tersebut. e. Sintesis (synthesis) Suatu keterampilan seorang untuk
merangkum atau meletakkan satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan
yang dimiliki.
Dengan kata lain sintesis merupakan suatu keterampilan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi yang sudah ada. f. Evaluasi Evaluasi yaitu berkaitan dengan keahlian
seseorang untuk melakukan penilaian tentang suatu objek. Penilaian ini berdasarkan
pada norma-norma yang berlaku dimasyarakat atau suatu kriteria yang ditentukan
sendiri. 2.1.3 Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto, 2013 kriteria tingkat
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu : a. Pengetahuan Baik : 76
% - 100 % b. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 % c. Pengetahuan Kurang : < 56 % (Jeklin,
2016) 2.1.4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut Wawan dan Dewi (2012) yaitu: a.
Faktor Internal meliputi: 1. Umur Jika umur semakin cukup tingkat kekuatan dan
kematangan seseorang dalam berpikir dan bekerja berdasarkan kepercayaan
masyarakat yang lebih dewasa pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.
Hal ini menjadi dampak dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2012). 2.

Pengalaman Pengalaman adalah guru yang terbaik (experience is the best teacher),
pepatah tersebut mampu mengartikan bahwa suatu pengalaman adalah asal dari
pengalaman atau pengetahuan cara untuk memperoleh suatu kebenaran, Oleh karena
itu pengalaman pribadi pun bisa dijadikan sebagai upaya agar memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan menggunakan cara mengulang kembali pengetahuan
yang didapat dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu. 3.
Pendidikan Pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Sebaliknya semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang seseorang
tersebut dimiliki. 4.

Pekerjaan Pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus dikerjakan terutama untuk


menunjang kehidupan keluarga dan menunjang kehidupannya. Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan, akan tetapi pekerjaan adalah cara mencari nafkah yang banyak
tantangan. 5. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah suatu sifat yang melekat pada kaum
perempuan maupun laki-laki yang dikontruksikan secara sosial maupun kultural. b.
Faktor eksternal 1. Informasi Informasi adalah fungsi yang sangat penting agar cemas
dapat di kurangi. Seseorang yang sudah dapat informasi akan mempertinggi tingkat
pengetahuan terhadap suatu hal. 2.

Lingkungan Perilaku seorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali


menggunakan pengalaman-pengalaman seorang dan adanya faktor eksternal
(lingkungan fisik dan non fisik). 3. Sosial budaya Semakin tinggi status sosial dan tingkat
pendidikan seorang tersebut maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi juga.
2.2 Cuci Tangan Pakai Sabun 2.2.1 Pengertian Mencuci tangan merupakan proses yang
secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air yang mengalir (Kemenkes RI, 2016).

Cuci tangan pakai sabun adalah suatu kebiasaan membersihkan tangan agar terhindar
dari kotoran dan berfungsi untuk mematikan kuman penyebab penyakit yang
merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang benar tentu membutuhkan alat-alat
misalnya air mengalir yang bersih dan sabun (Wulan, 2018). Menurut WHO (2018)
menyatakan terdapat 2 jenis Teknik untuk mencuci tangan yaitu mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir atau mencuci tangan dengan larutan yang
berbahan dasar alcohol.

Cuci tangan merupakan proses membuang debu atau kotoran secara mekanis dari
kedua tangan dengan cara memakai sabun dan air dengan tujuan agar mencegah
kontaminasi silang dari orang ke orang atau benda ke orang (Ananto, 2015). 2.2.2
Tujuan Cuci Tangan Tujuan mencuci tangan menurut Kemenkes RI (2016) merupakan
salah satu unsur pencegahan penularan infeksi dan mencegah kontaminasi dari orang
ke orang atau benda ke orang. 2.2.3 Manfaat Cuci Tangan Cuci tangan dapat
bermanfaat untuk mencegah penyakit yang mungkin timbul dengan cara mematikan
kuman yang terdapat pada tangan. Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi lebih
bersih dan bebas dari kuman.

Jika tangan dalam keadaan bersih maka penularan penyakit seperti diare, cacingan,
penyakit kulit, Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan flu burung dapat di cegah.
Menurut Kemenkes RI (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20
detik yaitu sebagai berikut : a. Mencegah resiko tertular flu, demam dan penyakit
menular lainnya sampai 50 %. b. Mencegah tertular penyakit serius seperti Hepatitis
A,meningitis dan lain - lain. c. Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit
pencernaran lainnya sampai 59 %. d.

Jika mencuci tangan telah menjadi suatu kebiasaan yang tidak biasa ditinggalkan, sejuta
kematian biasa dicegah setiap tahun. e. Untuk menghemat uang karena anggota
keluarga jarang sakit. (Udiani, 2019). 2.2.4 Fungsi Cuci Tangan Menurut Proverawati dan
Rahmawat (2012), terdapat 6 fungsi dari cuci tangan diantaranya yaitu: a. Untuk
mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang menempel ditangan; b. Untuk
mencegah penyakit seperti ISPA, diare, cacingan dan Flu; c. Agar tangan bersih dan
terhindar dari penyakit; d. Untuk melindungi kesehatan keluarga; e. Untuk mencapai
sehat; f. Mendidik anggota keluarga agar berprilaku bersih 2.2.5
Waktu Untuk Cuci Tangan Dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah (Kemenkes RI, 2013): a. Sebelum dan
sesudah makan; b. Sebelum memegang makanan; c. Setelah buang air besar dan juga
buang air kecil; d. Setelah menyentuh hewan / unggas; e. Setelah bermain atau
berolahraga f. Setelah mengobati luka; g. Sebelum melakukan kegiatan apapun yang
memasukkan jari - jari ke dalam mulut atau mata; h. Setelah membuang ingus atau
sampah; i. Setelah memegang uang; j. Setelah memegang sarana atau fasilitas umum; k.
Sebelum masuk kelas l.

Sebelum masuk kantin Beberapa waktu tersebut perlu dibiasakan pada anak sekolah
agar menjadi kebiasaan yang baik sampai dewasa nantinya. 2.2.6 Langkah-langkah Cuci
Tangan Cuci tangan pakai sabun tidak hanya sekedar menggosokan tangan dengan
sabun, tetapi harus mengikuti beberapa langkah. Menurut WHO (2014) dalam program
PHBS, langkah mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut: Gambar 1 Langkah-
langkah cuci tangan pakai sabun Sumber :
<https://www.umy.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/poster-cuci-tangan.png> 2.3

Anak Sekolah Dasar 2.3.1 Pengertian Anak sekolah dasar merupakan anak yang berusia
6-12 tahun, dan memiliki fisik lebih kuat memiliki sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung dengan orang tua. Banyak pakar menduga masa ini menjadi masa tenang
atau masa latent, di mana apa yang sudah terjadi dan dipupuk pada masa-masa
sebelumnya akan berlangsung terus ke masa-masa selanjutnya (Setyaningrum et al.,
2016). 2.3.2 Tahap Anak Usia Sekolah Dasar Tahap usia ini disebut juga sebagai usia
kelompok (gangage), di mana anak mulai mengalihkan perhatian dan berinteraksi intim
dalam keluarga kerjasama antara teman dan perilaku terhadap kerja atau belajar.

Dengan memasuki Sekolah Dasar salah satu hal yang penting untuk dimiliki anak agar
matang sekolah, namun tidak hanya kecerdasan dan keterampilan motorik, bahasa,
tetapi juga hal lain misalnya bisa menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya,
kesadaran akan tugas, patuh dalam peraturan dan bisa mengendalikan emosi-emosinya
(Wulan, 2018). 2.3.3 Macam-macam Keterampilan Anak Sekolah Dasar Menurut Gunarsa
(2012), dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat, anak dihadapkan dalam
tuntutan sosial yang baru, yang mengakibatkan timbulnya harapan atas diri sendiri (self-
expect-action) dan aspirasi baru, menggunakan perkataan agar timbul lebih banyak
tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin
dipenuhi. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara
lain: a.

Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills) : misalnya dalam hal mandi,
berdandan, makan, cuci tangan pakai sabun sudah jarang atau bahkan tidak perlu
ditolong lagi. b. Keterampilan donasi sosial (social-help skills) : anak sanggup membantu
dalam tugas rumah tangga misalnya : menyapu, membersihkan tempat tinggal, mencuci
dan sebagainya. c. Keterampilan sekolah ( school-skills) : mencakup penguasaan dalam
hal akademik dan non akademik. d.

Keterampilan bermain (play- skills) : mencakup beraneka macam permainan misalnya


main bola, mengendarai sepeda, catur, bulu tangkis dan lain-lain (Wulan, 2018). 2.3.4
Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Tugas-tugas perkembangan anak
sekolah dasar menurut Hurlock (2012), sebagai berikut: a. Mempelajari kemampuan fisik
yang diperlukan dengan permainan menyenangkan b. Membangun perilaku yang sehat
tentang diri sendiri menjadi mahluk yang sedang tumbuh c. Belajar mengikuti keadaan
dengan teman-teman seusianya d. Mulai meningkatkan peran sosial laki-laki atau
perempuan yang tepat e.

Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar buat membaca, menulis dan


berhitung f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang dibutuhkan buat kehidupan
sehari-hari g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, rapikan dan
meningkatkan nilai h. Mengembangkan perilaku terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga i. Mencapai kebebasan pribadi (Mugiman & Jayanti, 2019) BAB III
KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo, S.(2012), kerangka
konsep merupakan suatu uraian konsep dan variabel yang akan diukur agar mendapat
gambaran secara jelas kearah mana penelitian akan berjalan.

Adapun kerangka konsep berdasarkan penelitian ini bisa diterangkan menggunakan


skema pada gambar di bawah ini: Gambar 2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel
yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Berpengaruh Perilaku cuci tangan pakai sabun
pada siswa bisa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu factor internal dan factor eksternal.
faktor internal meliputi usia, pengalaman, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamis,
factor eksternal. Meliputi informasi, lingkungan dan sosial budaya. Melalui 2 faktor
tersebut diharapkan perilaku cuci tangan yang benar dapat terlaksana sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan anak.

Tingkat pengetahuan diukur karena tingkat pengetahuan adalah dasar terbentuknya


perilaku, bila tidak didasari oleh pengetahuan tentang cuci tangan maka seseorang
tidak akan mengetahui apa pentingnya cuci tangan, waktu yang tepat untuk mencuci
tangan dan langkah-langkah mencuci tangan yang benar sehingga perilaku cuci tangan
pakai sabun tidak tercipta (Dewi, 2017). 3.2 Identivikasi Variebel dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang bisa dipakai menjadi ciri,
sifat, atau aturan yang dimiliki atau dihasilkan oleh satuan penelitian mengenai sesuatu
konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Variabel pada penelitian ini adalah Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa SD Tentang
Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Yang Benar di SD Negeri 1 Kedis (Dewi, 2017).
3.2.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan uraian mengenai pembahasan
veriabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012 dalam Dewi, 2017). Tabel 1 Definisi Operasional Variebel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Gambaran Tingkat pengetahuan siswa SD
tentang cuci tangan pakai sabun yang benar.

Merupakan kemampuan siswa SD untuk menjawab pertanyaan tentang cuci tangan


pakai sabun dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang mencuci tangan
pakai sabun yang terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan dari kuesioner
yang terdiri dari : 1. Pengertian cuci tangan pakai sabun. 2. Tujuan cuci tangan pakai
sabun 3. Manfaat cuci tangan pakai sabun 4. Fungsi cuci tangan pakai sabun 5. Waktu
cuci tangan pakai sabun 6. Langkah- langkah cuci tangan pakai sabun. Kuesioner
Ordinal a. cdsnsdjsddi Dikategorikan: 1. Pengetahuan Baik : 76 % - 100 % 2.
Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 % 3. Pengetahuan Kurang : < 56 % (Jeklin, 2016) BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1

Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dengan cara deskriptif - kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa SD
Tentang Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun (Notoatmodjo, 2012 dalam Mugiman &
Jayanti, 2019). 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kedis yang beralamat di Desa Kedis Kecamatan
Busungbiu Kabupaten Buleleng 4.2.2

Waktu penelitian Waktu penelitian akan dilakukan selama 3 bulan dari bulan februari
sampai dengan bulan April 2022. 4.3 Populasi sampel penelitian 4.3.1 Populasi Populasi
adalah seluruh subjek atau data dengan karateristik tertentu yang akan diteliti
(Nursalam, 2016). Populasi merupakan daerah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan citi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari lalu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Populasi pada penelitian ini merupakan semua siswa SD Negeri 1 Kedis dengan jumlah
siswa 150 orang. 4.3.2 Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari seluruh objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 109 responden. Besaran sampel
dengan menggunakan rumus Slovin akan ditentukan dengan tingkat kesalahannya
dikarenakan semakin besar tingkat kesalahan yang digunakan, maka semakin kecil
jumlah sampel yang digunakan.

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat kesalahan yang dipilih


dalam pengambilan sampel (5%) n = n = n = n = n = 109 siswa Jadi, sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 109 orang. 4.3.3 Teknik Sampling Teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2014). Teknik sampling
adalah cara-cara yang di tempuh pada pengambilan sampel, supaya memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,
2013).

Pada penelitian ini teknik sampling yang di gunakan adalah tehnik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling, yaitu penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian ini terdapat kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut. a. Kriteria inklusi sampel Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum
subjek penelitian dari suatu popolusi sasaran yang terjangkau dan yang akan diteliti.
Pertimbangan ilmiah wajib sebagai panduan ketka memilih kriteria inklusi (Nursalam,
2016).

Kriteria inklusi dari penelitian ini yaitu: 1. Siswa SD Negeri 1 Kedis 2. Bersedia menjadi
responden 3. Keterangan Hadir pada saat penelitian b. Kriteria ekskulsi Kriteria eksklusi
adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek/sampel yang tidak memenuhi kriteria
inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dari penelitian ini, yaitu
1. Keterangan tidak hadir saat penelitian 4.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 4.4.1
Jenis Data Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari
subjek penelitian.

Pengumpulan data primer merupakan bagian internal dari proses penelitian dan
seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. (Indriantoro N & Supomo B,
2013). Data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner tentang mencuci
tangan dalam penelitian ini adalah : a. Karakteristik sampel yang meliputi usia, kelas,
jenis kelamin dan. b. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan kuisioner
yang telah diisi oleh responden. 4.4.2

Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Budiman & Riyanto, 2013).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan
penyebaran kuesioner menggunakan media kertas atau lembaran dengan tetap
mematuhi protokol kesehatan yang ada. Adapun proses pengumpulan data sebagai
berikut: a. Tahap persiapan Peneliti mengajukan judul Karya Tulis Ilmiah untuk
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, selanjutnya penyusunan Proposal
yang akan di teliti dan melakukan studi pendahuluan di tempat penelitian. b.

Tahap pelaksanaan Langkah selanjutnya, melakukan pengurusan ijin penelitian di Stikes


Kesdam IX/ Udayana kemudian ditujukan ke tempat penelitian yang akan di ambil
datanya. Selanjutnya memberikan informasi tentang maksud dan tujuan penelitian
kepada responden, Menyebarkan lembaran kuesioner, dan selanjutnya responden
mengisi lembar kuesioner yang telah diberikan.0 c. Tahap pelaporan Data yang didapat
dari hasil penyebaran kuesioner kemudian dilakukan pengelompokkan data dan
membuat laporan. 4.4.3

Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat-alat yang akan
digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini variable
perilaku menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner (daftar pertanyaan).
Adapun Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Data Responden
Bagian ini terdiri dari data siswa meliputi nama (inisial), umur dan kelas 2. Lembar
kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan yang sebelumnya telah dilakukan uji
validitas dan reabilitas. 3. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil penelitian 4. Kamera
digunakan untuk melakukan dokumentasi penelitian. 5.

Sabun cuci tangan 6. Tissue 4.5 Pengolahan dan analisa data 4.5.1 Pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan
sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013). Ada beberapa tahap
pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu : a. Editing Editing merupakan suatu upaya
untuk menyelidiki balik kebenaran data yang sudah diperoleh atau dikumpulkan. Editing
yang dilakukan adalah dengan menyelidiki daftar pertanyaan yang sudah diberikan oleh
para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang sudah terselesaikan ini
selanjutnya dilakukan kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban.

b. Coding Coding merupakan aktivitas pemberian kode numerik (angka dalam data
yang sudah dikumpulkan terdiri atas beberapa kategori. Peneliti memberikan kode
tertentu untuk memudahkan pengolahan data. c. Data Entry Data entry merupakan
aktivitas menginput data yang sudah dikumpulkan kedalam master tabel dan
dilanjutkan melakukan analisis data pada program yang ada di computer. d. Cleaning
Cleaning adalah aktivitas pemeriksaan ulang terhadap data yang sudah dientry dengan
cara memeriksa adanya kesalahan atau tidak saat memasukkan data pada program
perangkat komputer. 4.5.2
Analisa data Teknik analisis data pada penelitian ini memakasi analisis deskriptif. Analisis
deskriptif merupakan suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data, setelah data
tersusun langkah selanjutnya merupakan mengolah data dengan mendeskripsikan dan
meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data hasil kuesioner pengukuran tingkat
pengetahuan siswa SD tentang mencuci tangan pakai sabun kemudian dianalisis
dengan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) yang selanjutnya data
disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan narasi. Hasil pengukuran
pengetahuan menggunakan kuisioner dikonversikan dalam bentuk skor. Untuk jawaban
benar skor (1) dan salah diberi skor (0).

Rentang persentase hasil pengukuran pengetahuan menurut (Arikunto, 2013) kriteria


tingkat pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu : a) Pengetahuan
Baik : 76 % - 100 % b) Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 % c) Pengetahuan Kurang : < 56
% 4.6 Etika penelitian 4.6.1 Prinsip Respect for person Merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden dengan menggunakan lembar persetujuan.
Responden bersedia diteliti setelah diberikan lembar permintaan menjadi responden,
jika setuju responden harus mencantumkan tanda tangan. Jika responden menolak
untuk diteliti, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.

4.6.2 Prinsip Beneficience dan Non-Malefience Untuk memberikan jaminan dalam


penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat uku (kuesioner) dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 4.6.3 Prinsip Justice
Masalah ini merupakan maslah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua keterangan yang sudah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
grup data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian ini (Dewi, 2017)

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - fidyafaca.blogspot.com › 2016 › 08
<1% - repository.unhas.ac.id › id › eprint
<1% - halosehat.com › gaya-hidup › kebiasaan-buruk
1% - jurnal.stiapembangunanjember.ac.id › index › pelitailmu
<1% - eprints.umpo.ac.id › 3649 › 2
1% - scholar.unand.ac.id › 21765 › 2
<1% - www.infodokterku.com › index › en
<1% - repository.uinsu.ac.id › 8579 › 1
1% - eprints.ums.ac.id › 14720/2/03_BAB_I
<1% - repository.unjaya.ac.id › 2154 › 2
1% - covid19.go.id › cuci-tangan-pakai-sabun
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 547/2/2
<1% - eprints.ums.ac.id › 26083 › 2
<1% - jik.stikesalifah.ac.id › index › jurnalkes
<1% - www.academia.edu › 42348780 › PENGARUH_PENGETAHUAN
<1% - www.academia.edu › 6542423 › Manfaat_Teoritis
<1% - repo.poltekkesbandung.ac.id › 1401 › 6
<1% - www.academia.edu › 22350334 › BAB_II_TINJAUAN
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 2363 › 4
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 2353/6/6
2% - digilib.unimus.ac.id › files › disk1
1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 822 › 5
<1% - lib.ui.ac.id › file
<1% - eprints.umpo.ac.id › 4458 › 1
<1% - repository.unimus.ac.id › 1686 › 4
<1% - repository.unimus.ac.id › 1935 › 4
1% - eprints.umpo.ac.id › 4549 › 1
<1% - www.liputan6.com › citizen6 › read
<1% - sdmberkualitas.blogspot.com › 2016 › 04
<1% - tipsserbaserbi.blogspot.com › 2016 › 10
<1% - www.coursehero.com › file › 125583238
<1% - www.speedo.co.uk › fSk_notoatmodjo-perilaku
1% - sinta.unud.ac.id › uploads › wisuda
<1% - kesmas.kemkes.go.id › assets › upload
<1% - www.khasiatsehat.com › cara-mencuci-tangan-yang
1% - 123dok.com › document › q260ro2z-tingkat-pengetahuan
<1% - zhaaiezhaa39.blogspot.com › 2020 › 03
<1% - www.catatanmoeslimah.com › adab-buang-air-kecil
<1% - ahmad-zubair17.blogspot.com › 2017 › 03
1% - anyflip.com › ezziy › eewl
1% - www.scribd.com › document › 392857717
<1% - id.wikipedia.org › wiki › Olahraga
<1% - repository.dinamika.ac.id › id › eprint
<1% - dunia7mimpi.wordpress.com › teori-perkembangan
<1% - eprints.uad.ac.id › 8589/1/14
<1% - www.indonesian-publichealth.com › teori-perilaku-kesehatan
<1% - eurekapendidikan.com › pengertian-dan-jenis-jenis
<1% - eprints.uad.ac.id › 14928 › 1
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 14430 › 52
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 925/2/2
<1% - repository.unib.ac.id › 8228 › 1
<1% - formilkesmas.respati.ac.id › formil › article
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 1617/7/10410007_Bab_3
<1% - repository.unpas.ac.id › 37253 › 4
<1% - raharja.ac.id › 2020/11/04 › apa-
<1% - rifasayan.wordpress.com › 2013/08/13 › populasi-dan
<1% - eprints.ums.ac.id › 18478/5/05
<1% - etheses.uin-malang.ac.id › 1579/7/08510077_Bab_3
<1% - eprints.dinus.ac.id › 20274 › 11
<1% - repository.unpas.ac.id › 5703 › 7
<1% - repository.unpas.ac.id › 30262 › 7
<1% - repository.unair.ac.id › 94384/7/7
<1% - repository.unair.ac.id › 96819/7/7 BAB 4 METODE
<1% - www.lontar.ui.ac.id › file
1% - repository.stei.ac.id › 6777 › 4
<1% - formilkesmas.respati.ac.id › index › formil
<1% - eprints.ums.ac.id › 55871 › 11
<1% - www.dosenpendidikan.co.id › teknik-pengumpulan-data
<1% - repository.radenintan.ac.id › 1788 › 4
<1% - sevima.com › %e2%88%9a-panduan-cara-membuat-karya
<1% - nagrom545.blogspot.com › 2012 › 03
<1% - timur.ilearning.me › 2016/01/04 › apa-saja-metode
<1% - repository.unpas.ac.id › 30290 › 6
<1% - repository2.unw.ac.id › 987 › 1
<1% - putrakurniaman.wordpress.com › 2017/05/05 › teknik
<1% - repository.unpas.ac.id › 43677 › 6
1% - repository.poltekkes-denpasar.ac.id › 7101 › 5
<1% - rentalhikari.wordpress.com › 23 › etika-penelitian
<1% - www.e-journal.unair.ac.id › IJCHN › article
1% - eprints.ums.ac.id › 47853 › 5
<1% - repository2.unw.ac.id › 852 › 8

Anda mungkin juga menyukai