Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

A. Konsep Anak Usia Sekolah

1. Definisi Anak Usia Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang memiliki usia 6-12 tahun, yang

artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap

mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan orang tua

mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak

memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada

kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. (Wong, 2008)

Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12 tahun atau

biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat

seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin

beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang

bersifat dinamis bergerak. Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan

beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya kelak.

(Jatmika, 2005)

2. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau periode

keserasian bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak dianggap sudah matang

untuk memasuki sekolah. Periode sekolah dasar terdiri dari periode kelas rendah

dan periode kelas tinggi. Adapun karakteristik anak usia sekolah dasar menurut

Notoatmodjo (2012), sebagai berikut:

Karakteristik siswa kelas rendah sekolah dasar usia 6-9 tahun adalah sebagai
1
berikut:

2
a. Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah

b. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri

c. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain

d. Pada masa ini (terutama pada umur 6 – 9 tahun) anak menghendaki nilai

(angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas

diberi nilai baik atau tidak

e. Tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya

f. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak

penting

Karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar usia 10-12 tahun adalah sebagai

berikut:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret

b. Realistik, mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran

khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai

menonjolnya faktor-faktor

d. Pada umur 11-12 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa

lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, setelah

kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya

dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat

(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah

f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk

dapat bermain bersama-sama


g. Pada permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan

permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri

B. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, penciuman rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.(Notoatmodjo,

2012). Definisi lain menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu

yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan

bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya. (Mubarak, 2011)

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan pengetahuan adalah segala

sesuatu yang dapat dilihat, dicium, diraba dan dirasakan oleh panca indra juga

berdasarkan pengalaman dan dapat bertambah seiring dengan proses yang dialami.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Enam tingkatan

pengetahuan yang mencakup domain kognitif, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(Recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Kata

kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah

dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan suatu

materi secara benar.


b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan dan menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata/sebenarnya. Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan

materi atau objek tertentu ke dalam komponen komponen yang terdapat dalam

suatu masalah dan berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah

sampai pada tingkat analisis, apabila orang tersebut telah dapat membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan membuat diagram (bagan).

e. Sintesis

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.


f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Mubarak (2011) ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pengetahuannya. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami

suatu hal.

b. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Dengan bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang

akan lebih berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

c. Minat

Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni, sehingga seseorang

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

d. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa


lalu.
e. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam

lingkungan tersebut.

f. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada umumnya semakin mudah

memperoleh informasi semakin cepat seeorang memperoleh pengetahuan yang

baru.

4. Kategori Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif,

misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah, dan pertanyaan

menjodohkan.

Menurut Nursallam (2016) kriteria klasifikasi tingkat pengetahuan dibagi

menjadi 3 (tiga), yaitu:

a. Kategori pengetahuan baik, jika perolehan skor >80%

b. Kategori pengetahuan cukup, jika perolehan skor 60-80%

c. Kategori pengetahuan kurang, jika perolehan skor <60%


C. Konsep Protokol Kesehatan Covid-19

1. Virus Covid-19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-

2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi

rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19

yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,

dan bahkan kematian. (Kemenkes RI, 2020)

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain di

sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat menular melalui

benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin penderita Covid-19.

Orang lain yang menyentuh benda-benda terkontaminasi tersebut lalu menyentuh

mata, hidung dan mulut mereka dapat tertular penyakit ini. (WHO, 2020)

2. Protokol Kesehatan Covid-19

Berdasarkan Permenkes RI KMK No. HK.01.07/MENKES/382/2020,

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-

19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/klaster pada tempat-tempat

dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya

banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi

COVID-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih,
dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat

serta memberdayakan semua sumber daya yang ada.

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi

manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam

tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan Covid-19

pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu

masuk tersebut dengan beberapa tindakan, seperti:

a. Memakai masker

Ada berbagai jenis masker yang bisa digunakan, seperti masker medis,

masker kain yang dianjurkan pemerintah, hingga masker N95 yang biasa

digunakan para petugas medis di garda terdepan. Masker yang layak dipakai

menurut WHO (2020) harus dilapisi dengan 3 lapisan, yaitu:

1) Lapisan terdalam dari bahan hidrofilik (misalnya kapas atau campuran kapas)

2) Lapisan terluar yang terbuat dari bahan hidrofobik (seperti Polypropylene,

poliester, atau campurannya) yang dapat membatasi kontaminasi eksternal

dari penetrasi hingga ke hidung dan mulut pemakai

3) Lapisan hidrofobik tengah dari bahan non-woven sintetis seperti lapisan

kapas yang dapat meningkatkan filtrasi atau menahan tetesan.

Adapun risiko tingkatan penularan Covid-19 berdasarkan pemakaian

masker, yaitu:

1) Orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menggunakan masker kontak dengan

orang yang rentan, risiko penularan mencapai 100%

2) Orang yang terinfeksi Covid-19 menggunakan masker kontak dengan orang

rentan yang tidak menggunakan masker, risiko penularan 75%


3) Orang yang sakit memakai masker kontak dengan orang yang sehat tidak

memakai masker, risiko penularan 5%

4) Kedua orang baik yang terinfeksi Covid-19 maupun sehat, melakukan kontak

dengan memakai masker, risiko penularan 1,5%

Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya penting

untuk dilakukan dengan benar untuk memastikan masker tersebut efektif dan

untuk menghindari peningkatan penularan. Cara penggunaan masker yang tepat

menurut WHO (2020), sebagai berikut:

1) Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan

hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antara wajah

dan masker

2) Hindari menyentuh masker saat digunakan

3) lepas masker dengan teknik yang benar

4) Jangan menyentuh bagian depan masker, melainkan lepaskan masker dari

belakang

5) Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang

terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol

atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor

6) Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru yang

bersih dan kering

7) Jangan gunakan kembali masker sekali pakai, buang masker sekali pakai

setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas.

2.3 Penelitian yang relevan

Menurut WHO (2020), Untuk anak-anak usia antara 6-12 tahun, keputusan

penggunaan masker menggunakan pendekatan berbasis risiko. Pendekatan ini harus

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


1) Intensitas transmisi di daerah di mana anak berada dan data termutakhir/bukti

yang tersedia akan risiko infeksi dan transmisi dalam kelompok usia ini

2) Lingkungan sosial dan budaya seperti kepercayaan, adat, atau norma-norma

perilaku dan sosial yang mempengaruhi komunitas dan interaksi sosial

penduduk, terutama interaksi dengan dan di antara anak-anak

3) Kemampuan anak mematuhi penggunaan masker yang tepat dan adanya

pengawasan orang dewasa yang cukup

4) Kemungkinan dampak pemakaian masker pada kegiatan belajar dan

pertumbuhan psikososial

5) Pertimbangan-pertimbangan spesifik serta adaptasi-adaptasi tambahan

lainnya sesuai keadaan seperti rumah tangga dengan anggota keluarga yang

berusia lanjut, sekolah, kegiatan olahraga, atau anak-anak dengan disabilitas

atau penyakit penyerta.

b. Mencuci tangan

Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun

dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis

alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut

dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang

mengandung virus). Air sering disebut sebagai pelarut universal, namun

mencuci tangan dengan air saja tidak cukup untuk menghilangkan coronavirus

karena virus tersebut merupakan virus RNA dengan selubung lipid bilayer.

Sabun mampu mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau

minyak. Selain menggunakan air dan sabun, alkohol dengan kadar minimal 60%

dapat mengurangi infektivitas virus. Oleh karena itu, membersihkan tangan

dapat dilakukan dengan handrub berbasis alkohol atau sabun dan air.

Penggunaan
alkohol lebih dipilih ketika secara kasat mata tangan tidak kotor sedangkan

sabun dipilih ketika tangan tampak kotor. (WHO, 2020)

Menurut Kemenkes RI (2020), terdapat dua komponen yang harus

diupayakan agar dapat mempertahankan kebiasaan mencuci tangan yaitu

komponen teknis (hardware) dan non- teknis (software). Komponen hardware

mencakup ketersediaan sabun, air bersih, dan sarana cuci tangan yang sesuai.

Sedangkan komponen software adalah pengetahuan tentang mencuci tangan,

motivasi untuk melakukannya, dan konteks sosial untuk memakai bahan yang

dibutuhkan. Sekolah dan madrasah memainkan peran penting dalam mendidik

siswa tentang perilaku kesehatan dan kebersihan. Selain itu selama masa

pandemi Covid-19, cuci tangan pakai sabun di sekolah menjadi sangat penting

dilakukan guna mencegah penularan Covid-19. Adapun waktu yang penting

dalam membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air saat pandemi

Covid- 19 sebagai berikut:

1) Sebelum dan sesudah makan

2) Setelah bersin dan batuk

3) Sebelum menyentuh mata, mulut dan hidung

4) Sebelum dan setelah menyentuh permukaan benda (gagang pintu, meja dll)

5) Setelah menyentuh hewan, pakan hewan, kotoran dan sampah

6) Sebelum dan setelah merawat luka

7) Jika tangan terlihat kotor dan berminyak

8) Sebelum dan sesudah mengunjungi teman atau kerabat baik di lingkungan

rumah, rumah sakit, atau panti jompo.


Waktu yang penting dalam membersihkan tangan dengan menggunakan

pembersih tangan berbasis alkohol (handsanitizer) saat pandemi Covid-19

sebagai berikut:

1) Sebelum dan setelah menyentuh permukaan benda (gagang pintu, meja dll)

2) Sebelum masuk dan segera setelah keluar dari fasilitas umum, termasuk

kantor, pasar, stasiun, dll

3) Sebelum dan sesudah mengunjungi teman atau kerabat baik di lingkungan

rumah, rumah sakit, atau panti jompo.

4) Jangan gunakan pembersih tangan jika tangan Anda terlihat kotor atau

berminyak, misalnya setelah berkebun, memancing, atau berkemah.

Cuci tangan dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan

cairan antiseptik (handrub) sekitar 20-30 detik atau dengan air mengalir dan

sabun antiseptik (handwash) sekitar 40-60 detik. Adapun 6 langkah dalam

mencuci tangan, sebagai berikut:

1) Tuang cairan handrub (antiseptik berbasis alkohol) pada telapak tangan.

Apabila menggunakan sabun, basahi tangan dengan air mengalir lalu gunakan

sabun tangan secukupnya

2) Kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah

memutar.

3) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

4) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

5) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

6) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

7) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

c. Menjaga jarak
Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena

droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,

keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat

dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat

berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan

rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan

keluar, dan lain sebagainya.

Dalam lingkup sekolah, WHO (2020) menerbitkan panduan anjuran dalam

menjaga jarak, sebagai berikut:

1) Membuat jarak antar siswa minimal 1 meter

2) Membatasi jumlah siswa di dalam kelas dengan separuhnya saja

3) Mengatur jarak antar meja

4) Atur waktu jemput siswa

2.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan masalah penelitian yang telah

dirumuskan tersebut, maka dapat dikembangkan suatu kerangka konsep. Kerangka

konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau tinjauan teori yang

mendukung penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2012)

Kerangka konsep adalah visualisasi hubungan antara beberapa variabel, yang

dirumuskan oleh penulis atau peneliti sesudah membaca berbagai tinjauan teori yang

ada. (Wibowo, 2014)

21
Pandemi
Covid-19

Penularan
Covid-19 Faktor yang
mempengaruhi, sebagai
berikut:
Pendidikan
Tingkat Pengetahuan Umur
Anak Usia Sekolah Protokol Kesehatan Covid- Minat
19 Pada Anak Usia Sekolah
Pengalaman
Lingkungan
Keterangan: Informasi

= Variabel yang diteliti

- = Variabel yang tidak diteliti


= Alur pikir

Gambar 1. Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Pengetahuan Protokol

Kesehatan Covid-19 Pada Anak Usia Sekolah

22
DAFTAR PUSTAKA

Duan, L., Shao, X., Wang, Y., Huang, Y., Miao, J., Yang, X., & Zhu, G. (2020). An
investigation of mental health status of children and adolescents in china
during the outbreak of COVID-19. Journal of Affective Disorders.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.06.029
Erlin et al. (2020). Peningkatan Pengetahuan Siswa Dalam Pencegahan Penularan
Covid-19. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(4), 7–9.
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/view/2652
Jatmika, H. M. (2005). Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia, 3(1), 89–99.
Kemendikbud RI. (2020). FINAL Pedoman Pembelajaran pada Semester Genap TA
2020-2021. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
35952/MPK.A/HK/2020, Mendikbud RI 1 (2020).
https://www.kemdikbud.go.id
Kemenkes RI. (2020a). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun. Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2020b). Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
di Masa Pandemi COVID-19.
Kemenkes RI. (2020c). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus deases
(Covid-19). In Kementrian Kesehatan RI (Vol. 5).
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun
2020, Nomor HK.01.08/Menkes/7093/2020, Nomor 420-3987 Tahun 2020
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran
2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Desease 2019 (Covid-
19), Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat _ (2020).
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (KEMENKES
RI). In Bahan AJar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Morawska, L., & Cao, J. (2020). Airborne transmission of SARS-CoV-2: The world
should face the reality. Environment International, 139, 105730.
https://doi.org/10.1016/j.envint.2020.105730

43
Mubarak, W. I. (2011). Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan (2nd ed.). Graha Ilmu.
Home In The Middle Of The COVID-19 Pandemic: Analysis Of Religiosity, Teacher,
and Parents Support Against Academic Stress. Journal of Talent
Development and Excellence, June. http://iratde.com/index.php/jtde
Park, Y., Choe, Y., Park, O., Park, S. Y., Kim, Y. M., Kim, J., Kweon, S., Woo, Y.,
Gwack, J., Kim, S. S., Hyun, J. L., Ryu, B., Sukjang, Y., Kim, H., Shin, S. H., Yi, S.,
Lee, S., Kim, H. K., Lee, H., … Kyeongjeongm, E. (2020). Contact
Tracing during Coronavirus Disease Outbreak, South Korea, 2020.
Emerging Infectious Diseases, 26(10), 2465–2468.
https://doi.org/10.3201/EID2610.201315
Permenkes RI KMK No. HK.01.07/MENKES/382/2020. (2020). Corona virus disease
2019. In Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia: Vol. Nomor 9
(Issue Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus DIsease 2019 (COVID-19), pp. 2–6).
http://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/view/101
Survey Cepat Kesiapan Belajar Tatap Muka oleh Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang
dan Perbukuan, (2020).
Putra, I. D., & Hasana, U. (2020). Analisis Hubungan Sikap dan Pengetahuan Keluarga
dengan Penerapan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Jurnal Endurance, 5(1), 13. https://doi.org/10.22216/jen.v5i1.4282
Suyanto. (2011). Metodologi Aplikasi Penelitian Keperawatan. Muha Medika. UNICEF.
(2020). UNICEF Survei 4.000 Remaja Dan Anak Usia Sekolah Terkait
Covid-19.
Wardhani, D. K., Susilorini, M. R., Angghita, L. J., & Ismail, A. (2020). Edukasi
Pencegahan Penularan COVID-19 Pada Anak Usia Dini Melalui Media
Pembelajaran Audio Visual. Jurnal Abdidas, 1(3), 131–136.
https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i3.33
WHO. (n.d.). WHO COVID-19 global table data December 1st 2020 at 11. In WHO
Coronavirus Disease. https://covid19.who.int/
WHO. (2020a). Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Dalam Konteks Covid-19.
World Health Organization, April.
WHO. (2020b). Anjuran Mengenai Penggunaan Masker Untuk Anak-Anak Dalam
Konteks COVID-19. World Health Organization, April, 1–17.
WHO. (2020c). Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial terkait
sekolah dalam konteks COVID-19. World Health Organization, 1–6.
WHO. (2020d). Transmisi SARS-CoV-2 : implikasi terhadap kewaspadaan pencegahan
infeksi. Pernyataan Keilmuan, 1–10. who.int
WHO. (2020e). Wuhan 2019 Novel Coronavirus - 2019-nCoV. In World Health
Organization (Vol. 10, Issue January).
https://doi.org/10.13070/mm.en.10.2867
Wibowo, A. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Rajagrafiindo
Persada.
Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. EGC.
World Health Organisation. (2020). Infection prevention and control during health care
when COVID-19 is suspected. World Health Organization.
Yang, P., Liu, P., Li, D., & Zhao, D. (2020). Corona Virus Disease 2019, a growing
threat to children? The Journal of Infection, 80(6), 671–693.
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.02.024

Anda mungkin juga menyukai