Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK MISKIN


DI PROVINSI BANTEN

Annysa Subagyo
Email: annisa.subagyo@gmail.com
Bibliografi: .. buku, .. jurnal, .. website
Konsentrasi Manajemen Pembangunan Daerah
Program Studi Administrasi Pembangunan Daerah
Program Magister Terapan - Politeknik STIA LAN Jakarta

Abstract

This study aims to analyze the effect of the GDP rate in the basic economic sector on the
percentage of poor people in Jambi Province. The data used is the time period 2000-2021 which
includes data Jambi Province's GDP, Indonesia's GDP and the number of poor people in Jambi
Province. This study uses Location Quotient (LQ) data analysis techniques and multiple linear
regression analysis models. Based on the result of the research, that there are five basic
economic sectors in Jambi are the electricity, gas and clean water sectors, which are the basic
economic sectors with the highest growth rate of 8.20%, followed by the trade, hotel and
restaurant sector at 6.47%, the mining and quarrying sector at 6.20%, the agricultural sector by
5.53% and the trade and communication sector by 5%. based on hypothesis on the regression
model that was built shows that simultaneously the growth of the basic economic sector has a
significant effect on poverty in Jambi Province, but partially that which has an influence on
poverty in Jambi Province is the trade, hotel and restaurant sector as well as the transportation
and communication sector.

Keyword: Gross Domestic Product (GDP), basic economic sector, location qoutient, multiple linear
regression.

1. PENDAHULUAN pengembangan sektor-sektor ekonomi yang


Kebijakan yang tepat dan strategis untuk ada pada masyarakat sekitar (Anggara, 2016).
mengantisipasi dimulainya era perdagangan
bebas dalam pembangunan daerah di Masalah utama dalam pembangunan daerah
Indonesia adalah kebijakan pembangunan yaitu pada kebijakan pembangunan yang
ekonomi lokal. Kebijakan tersebut pada didasarkan pada keunikan daerah yang
hakikatnya adalah kebijakan pembangunan di berkaitan dengan pengembangan potensi
wilayah dengan prioritas utama pada sumber daya manusia, kelembagaan dan
sumber daya fisik lokal (regional) sehingga

Ekonomi Regional (F55)


perlu diambil langkah inisiatif daerah dalam dan Pergudangan, 9) Penyediaan Akomodasi
proses pembangunan untuk menstimulasi dan Makanan dan Minuman, 10) Informasi
kegiatan ekonomi dan menciptakan lapangan dan Komunikasi, 11) Keuangan dan Asuransi,
pekerjaan baru. 12) Real Estate, 13) Layanan Perusahaan, 14)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah Jaminan Sosial Wajib, 15) Layanan
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan Pendidikan, 16) Layanan Kesehatan dan
jumlah dan jenis kesempatan kerja bagi Kegiatan Sosial, 17) Layanan lainnya.
masyarakat setempat. Untuk mencapai tujuan Kemiskinan biasanya seringkali berhubungan
tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat dengan sektor ekonomi saja. Sedangkan
harus bersama-sama mengambil inisiatif kemiskinan dapat dilihat dari sisi sosial dan
pembangunan daerah. Oleh karena itu, budaya masyarakat. Pada prinsipnya
pemerintah daerah dan peran serta masyarakat kemiskinan menunjukkan suatu kondisi
serta dengan menggunakan potensi kurangnya hak dan penghasilan yang rendah,
sumberdaya yang diperlukan untuk merancang atau lebih rinci menggambarkan suatu keadaan
dan mengembangkan perekonomian daerah. yang tidak dapat terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia, yaitu pangan, papan, dan sandang.
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah Beberapa definisi menggambarkan kondisi
dapat diperhitungkan sebagai rencana untuk ketidakhadiran ini. Salah satunya adalah
meningkatkan pengembangan sumber daya definisi kemiskinan yang digunakan oleh BPS,
umum yang berada di daerah dan yang menggambarkan kemiskinan sebagai
meningkatkan kemampuan sektor swasta ketidakmampuan individu untuk memenuhi
untuk menghasilkan nilai bagi sumber daya kebutuhan dasar minimum untuk kehidupan
swasta secara bertanggung jawab. Sektor yang layak. Banyaknya penduduk miskin di
ekonomi yang termasuk dalam komponen setiap daerah dijelaskan oleh berbagai
PDRB tahun dasar 2010 terdiri dari 17 variabel, baik variabel ekonomi maupun non-
kategori, yaitu: 1) Pertanian, Kehutanan dan ekonomi. Ilustrasi pertumbuhan kemiskinan
Perikanan, 2) Pertambangan dan Penggalian, pada Pemerintah Provinsi Jambi tahun 2010-
3) Industri Pengolahan, 4) Pengadaan Listrik 2019 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
dan Gas, 5) Penyediaan Air, Pengelolaan Angka kemiskinan jika dicermati secara
Sampah, Sampah dan Daur Ulang, 6) menyeluruh di Provinsi Jambi sangat
Konstruksi, 7) Perdagangan Besar dan Eceran, fluktuatif.
Reparasi Mobil dan Motor, 8) Transportasi

Tabel 1
Angka Kemiskinan Provinsi Jambi Tahun 2010-2019
Tahun Angka Kemiskinan (Jiwa) Perkembangan (Persen)
2010 260,400 -
2011 251,800 -3.30
2012 268,500 6.63
2013 277,700 3.43
2014 281,750 1.46
2015 300,710 6.73
2016 289,810 -3.62
2017 286,550 -1.12
2018 282,766 -1.32
2019 274,320 -2.99
Rata-rata 277,431 0.65
Sumber: (http://www.bi.go.id), dan BPS Provinsi Jambi 2020
2
Annysa Subagyo_Politeknik STIA LAN Jakarta
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, lanjut dengan menggunakan pendekatan
makalah ini akan membahas lebih lanjut statistik (Cresswell, 2014).
mengenai kesesuaian isu prioritas presidensi
G-20 tahun 2022 dengan prioritas nasional dan Sedangkan sumber data yang digunakan dalam
memberikan rekomendasi berupa usulan- penelitian ini adalah data sekunder dimana
usulan terhadap presidensi G-20 tahun 2022 data yang diambil secara tidak langsung
agar lebih memberikan manfaat bagi (Sugiyono, 2018:456). Data yang digunakan
Indonesia. pada penelitian ini bersumber dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Tahun
Mark dan David dalam Fabiany (2021) 2000-2021 untuk data PDRB Provinsi Jambi,
mengemukakan bahwa teknik analisis yang jumlah dan persentase penduduk miskin di
dapat digunakan untuk menggambarkan serta Provinsi Jambi, gini rasio Provinsi Jambi.
mengelompokkan sektor perekonomian dalam Kemudian data yang bersumber dari BPS-RI
suatu sektor basis atau bukan adalah analisis yakni data PDB Indonesia Tahun 2000-2021.
Location Qoutient (LQ). Teknik tersebut juga
digunakan untuk menguji sektor ekonomi yang 2.2. Alat Analisis
masuk dalam kategori sektor unggulan atau Teknik analisa yang digunakan dalam
bukan dalam suatu basis ekonomi di suatu penelitian ini adalah analisis Location
wilayah (Ayu & Wiagustini, 2016). Qoutient (LQ) dan Regresi Linier Berganda.
Kedua alat analisis tersebut digunakan untuk
Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi mengidentifikasi sektor dan sub sektor-sub
penelitian terdahulu yang telah dilakukan sektor unggulan di Provinsi Jambi.
oleh Imelda dan Hardiani (2014) berjudul
Dampak Pertumbuhan Ekonomi Sektor Basis Menurut Hood (dalam Hendayana, 2003)
Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi. Hasil analisis LQ digunakan untuk mengetahui
penelitian menunjukkan bahwa dengan sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor
menggunakan analisis koefisien LQ diperoleh ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan
hasil, selama tahun 2000-2010 terdapat 5 sektor basis atau leading sektor. Location
(lima) sektor ekonomi basis di Provinsi Jambi Quotient menghitung perbandingan share
yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan output sektor i di kota atau kabupaten dan
dan penggalian, sektor listrik, gas dan air share out sektor i di provinsi.
bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor pengangkutan dan komunikasi dan Teknik LQ adalah salah satu pendekatan yang
berdasarkan pengujian hipotesis terhadap umum digunakan dalam model ekonomi basis
model regresi linear berganda menunjukkan sebagai langkah awal untuk memahami sektor
bahwa pertumbuhan sektor ekonomi basis kegiatan yang menjadi pemicu pertumbuhan.
tidak memiliki pengaruh yang signifikan Teknik LQ belum dapat memberikan
terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi kesimpulan akhir dari sektor-sektor yang
Jambi baik secara bersama-sama maupun teridentifikasi sebagai sektor strategis. Namun
secara parsial. sebagai tahap pertama sudah cukup memberi
gambaran akan kemampuan suatu wilayah
2. METODE PENELITIAN dalam sektor yang teridentifikasi. Formulasi
2.1. Jenis dan Sumber Data Location Quotient (LQ) sebagai berikut:
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif
digunakan untuk menguji teori dengan objek
penelitian. Pengujian data penelitian ini Dimana:
menggunakan instrumen-instrumen sehingga LQ = Location Quotient
data yang dihasilkan dapat dianalisis lebih R
Ei = PDRB sektor i Provinsi Jambi

Ekonomi Regional (F55)


EiN = PDRB total Provinsi Jambi SP : Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian
R
E = PDRB sektor i di Indonesia ST : Laju Pertumbuhan
E N = PDRB total di Indonesia Sektor
Pertambangan dan Penggalian
Apabila dari hasil perhitungan di atas SL : Laju Pertumbuhan Sektor Listrik,
menghasilkan: Gas
• LQ > 1 artinya, komoditas tersebut menjadi dan Air Bersih
basis atau sumber pertumbuhan wilayah SD : Laju Pertumbuhan
yang bersangkutan dan juga dapat Sektor
memenuhi kebutuhan luar wilayah. Perdagangan, Hotel dan Restoran
• LQ = 1 artinya, komoditas tersebut SK : Laju Pertumbuhan
tergolong non-basis atau dengan kata lain, Sektor
tidak memiliki keunggulan komparatif. Pengangkutan dan Komunikasi
Produksinya hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan wilayah sendiri dan tidak Pengujian hipotesis model dilakukan dengan
mampu untuk diekspor ke wilayah lain. uji simultan dan uji parsial. Uji simultan
• LQ < 1 artinya, komoditas tersebut juga menggunakan uji F dan uji parsial
termasuk non-basis. Produksi komoditas di menggunakan uji t.
suatu wilayah tidak dapat memenuhi
kebutuhan sendiri dan perlu pasokan atau 3. HASIL PENELITIAN DAN
impor dari luar. PEMBAHASAN
3.1. Sektor ekonomi basis dalam
Selanjutnya, untuk menganalisis pengaruh perekonomian Provinsi Jambi
pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap Provinsi Jambi memiliki 9 (sembilan) sektor
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi ekonomi basis yang terdiri dari; sektor
digunakan model analisis regresi linier pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor
berganda. Persamaan model regresi yang industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air
dibentuk adalah sebagai berikut: bersih, sektor konstuksi, sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor, sektor informasi dan komunikasi,
sektor real estate, sektor jasa pendidikan,
Dimana: sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial
: Intercept (Konstanta ) (Fabiany, 2021).
… : Koefisien Regresi Sektor
Dengan menggunakan data periode tahun
Ekonomi
2000-2021 diketahui terdapat lima sektor basis
Basis
dari sembilan sektornya di Provinsi Jambi,
KM : Persentase Penduduk Miskin
berdasarkan analisis LQ diperoleh nilai dari
di
masing-masing sektor basis tersebut sebagai
Provinsi Jambi
berikut:

Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Ekonomi Basis dan


Rata-Rata Koefisien Location Quotient (LQ) menurut Sektor
dalam Perekonomian Provinsi Banten Periode 2000-2021

4
Annysa Subagyo_Politeknik STIA LAN Jakarta
Sektor Basis Location Quotient (LQ)
Persentase
Tahun
Pertambangan Listrik, Gas, Perdagangan, Perdagangan, Penduduk Miskin Pertambangan Listrik, Gas, Perdagangan, Perdagangan,
Pertanian Pertanian
& Penggalian Air Bersih Hotel, Restoran Komunikasi & Penggalian Air Bersih Hotel, Komunikasi
2000 7,14 23,20 5,12 2,86 3,78 19,14 0,54 0,84 2,88 1,00 0,94
2001 3,71 29,59 6,01 2,54 8,10 19,71 0,55 0,58 2,92 1,08 0,98
2002 4,85 -1,52 16,05 5,67 5,36 13,18 0,53 0,54 2,39 1,02 1,10
2003 3,56 2,82 22,10 6,32 4,94 12,74 0,06 0,37 2,99 1,28 3,09
2004 5,08 0,65 13,03 6,03 6,47 12,45 1,06 0,84 0,75 1,09 1,16
2005 4,61 1,04 5,10 9,74 7,10 11,88 1,12 0,70 0,80 1,11 1,13
2006 11,34 -7,29 7,38 7,90 5,94 11,37 1,10 0,79 0,77 1,06 1,07
2007 4,57 9,60 4,47 6,25 7,14 10,27 1,19 0,60 0,85 1,16 1,11
2008 5,72 14,70 7,28 3,99 3,37 9,32 1,29 0,47 0,96 1,22 1,24
2009 6,56 0,71 9,27 7,56 5,81 8,77 1,12 0,63 0,95 1,17 1,13
2010 5,18 14,46 13,12 10,20 4,11 8,34 1,16 0,46 19,67 2,06 2,32
2011 6,01 23,19 11,50 9,65 4,02 8,65 1,16 0,50 19,23 2,07 2,23
2012 7,60 2,62 6,37 9,98 7,27 8,42 1,17 0,49 18,58 2,08 2,22
2013 6,21 3,83 8,73 8,22 7,88 8,41 1,00 1,00 1,00 1,00 0,94
2014 10,95 4,23 9,70 8,80 8,18 8,39 1,00 1,00 0,95 1,00 0,95
2015 5,36 -0,22 4,18 11,02 6,59 8,86 1,00 1,00 0,92 1,01 0,92
2016 6,36 0,44 6,16 6,94 8,29 8,41 1,00 1,00 1,00 1,00 0,92
2017 5,37 3,84 1,70 4,33 5,98 8,19 1,00 1,00 1,00 1,00 0,91
2018 3,35 5,89 5,61 5,94 5,21 7,92 1,00 1,00 1,00 1,00 0,89
2019 2,94 4,71 5,82 5,91 3,59 7,60 1,00 1,00 1,00 1,00 0,87
2020 1,51 -2,27 4,59 -3,54 -14,06 7,58 1,00 1,00 1,00 1,00 0,69
2021 3,73 2,27 7,08 5,92 4,97 8,09 1,00 1,00 1,00 1,00 0,70

Rata-rata 5,53 6,20 8,20 6,47 5,00 10,35 0,96 0,76 3,75 1,20 1,25

Sumber: BPS Provinsi Jambi Tahun 2000-2021, data diolah oleh penulis.

Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa 2000. Laju pertumbuhan dari setiap sektor
diantara kelima sektor basis tersebut, sektor ekonomi basis tersebut mencerminkan aktifitas
listrik, gas, dan air bersih memiliki koefisien LQ kinerja masing-masing sektor dalam proses
tertinggi, diikuti oleh sektor pengangkutan dan produksi dalam menghasilkan output berupa
komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan barang dan jasa. Semakin tinggi laju
restoran, sektor pertanian serta yang paling pertumbuhan suatu sektor berarti semakin besar
rendah adalah sektor pertambangan dan peningkatan sektor tersebut dalam
penggalian. menghasilkan output, begitu pula sebaliknya.

Kelima sektor ekonomi basis tersebut Pada Tabel 1. tersebut di atas, untuk sektor
merupakan sektor yang memiliki potensi dan listrik, gas dan air bersih merupakan sektor
kemampuan yang lebih besar untuk mendorong ekonomi basis dalam perekonomian Provinsi
peningkatan dan percepatan proses Jambi dengan laju pertumbuhan tertinggi.
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Dengan Selama kurun waktu 2002-2021 sektor ini
kata lain kelima sektor basis tersebut perlu tumbuh rata-rata sebesar 8.20% pertahun, jauh
mendapat prioritas utama bagi pemerintah lebih tinggi dari rata-rata laju pertumbuhan
Provinsi Jambi dalam proses pembangunan sektor ekonomi basis lainnya.
ekonomi pada masa yang akan datang, terutama
pada sektor listrik, gas dan air bersih dengan Tingginya laju pertumbuhan sektor listrik, gas
berbagai sub sektornya. dan air bersih dalam perekonomian Provinsi
Jambi ini. Terutama terjadi pada tahun 2003
3.2. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi dengan laju pertumbuhan sebesar 22,10% serta
Basis tahun 2002 dan 2010 yaitu masing–masing
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu peningkatan sebesar 16,05% dan 13,12%. Hal ini bersumber
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara pada peningkatan laju pertumbuhan yang terjadi
untuk menyediakan semakin banyak jenis pada sub sektor listrik dan sub sektor air bersih.
barang-barang ekonomi kepada penduduknya, Pada sektor pengadaan listrik dan gas, sub
Laju pertumbuhan sektor ekonomi basis dalam sektor listriknya meliputi pembangkitan tenaga
perekonomian Provinsi Jambi tercermin dari listrik dan pengoperasian jaringan distribusi
laju peningkatan PDRB dari setiap sektor guna penyaluran listrik, untuk dijual kepada
ekonomi basis tersebut atas dasar harga konstan konsumen, baik oleh PLN maupun bukan PLN

Ekonomi Regional (F55)


serta sub sektor pengadaan gas yang persamaan regresi linear berganda sebagai
peruntukkannya segmen rumah tangga, berikut:
komersial dan industri memiliki kontribusi yang
cukup besar. KM = 9.627 + 0.224*SP + 0.139*ST + 0.188*SL –
0.787*SD + 0.432*SK
3.3. Perkembangan Penduduk Miskin di
Provinsi Banten Dari persamaan regresi linear tersebut dapat
Kemiskinan menurut Bank Dunia didefinisikan diinterpresentasikan sebagai berikut:
sebagai ketidakmampuan penduduk yang Nilai konstanta sebesar 9.627 memberikan arti
bersangkutan untuk mencapai atau memenuhi bahwa apabila SP (X1), ST (X2), SL (X3), SD
standar hidup minimum tertentu, (Imelia, 2014) (X4) dan SK (X5) diasumsikan = 0, maka
(dalam Kamaluddin, 1998). Ketidakmampuan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi
seseorang atau penduduk didalam memenuhi secara konstan bernilai sebesar 9.627. Nilai
kebutuhan hidup minimum tersebut tidak koefisien regresi variabel SP (X1) sebesar 0.224
terlepas dari berbagai faktor penyebabnya. dapat diartikan jika SP (X1) naik 1% maka
Selama kurun waktu 2000-2021 jumlah Persentase Penduduk Miskin akan meningkat
penduduk miskin di Provinsi Banteni cenderung sebesar 0,224, dan sebaliknya. Nilai koefisien
semakin berkurang kecuali pada tahun 2021 regresi variabel ST (X2) sebesar 0,139 dapat
yang jumlahnya meningkat menjadi 8.09%. diartikan jika ST (X2) naik 1% maka Persentase
Penduduk Miskin akan naik 1% sebesar 0,139
3.4. Pengaruh Pertumbuhan Sektor dan juga sebaliknya. Nilai koefisien regresi
Ekonomi Basis terhadap Kemiskinan variabel SL (X3) sebesar 0,188 dapat diartikan
Untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan jika SL (X3) naik 1% maka Persentase
sektor ekonomi basis yaitu sektor pertanian, Penduduk Miskin akan naik 1% sebesar 0,188.
sektor pertambangan dan penggalian, sektor Nilai koefisien regresi variabel SD (X4) sebesar
listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, -0,787 dapat diartikan jika SD (X4) naik 1%
hotel dan restoran serta sektor pengangkutan maka jumlah Persentase Penduduk Miskin akan
dan komunikasi terhadap kemiskinan maka turun sebesar 0,787 dan sebaliknya. Nilai
dilakukan pengujian dengan menggunakan koefisien regresi variabel SK (X5) sebesar 0.432
model analisis regresi linear berganda. Sebelum dapat diartikan jika SK (X5) naik 1% maka
melakukan interpretasi terhadap hasil regresi Persentase Penduduk Miskin akan meningkat
dari model yang digunakan, terlebih dahulu sebesar 0,432, dan sebaliknya.
dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi
klasik model OLS sehingga model tersebut Pengujian Hipotesis
layak digunakan. Tujuannya agar diperoleh Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
penaksiran yang bersifat Best Linier Unbiased Koefisien deteminasi (Adjusted R2) merupakan
Estimator (BLUE). Pengujian ini dimaksudkan angka yang memberikan proporsi atau
untuk mendeteksi ada atau tidaknya persentase variasi total dalam variabel tidak
multikolinearitas, heterokedastisitas dan bebas (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas
autokolerasi pada hasil estimasi, karena apabila (X). Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,734 yang
terjadi penyimpangan maka uji t dan uji F yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara
dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid. SP (X1), ST (X2), SL (X3), SD (X4) dan SK
Berdasarkan hasil pengujian (lampiran) terjadi (X5) dengan Kemiskinan. Koefisien determinasi
normalitas, tidak terjadi multikolinearitas, tidak (Adjusted R2) sebesar 0,394 berarti variasi besar
terjadi autokorelasi dan tidak terjadi kecilnya Persentase Penduduk Miskin yang
heteroskedastisitas. Oleh karena hasil pengujian dihasilkan dapat diterangkan oleh adanya variasi
tidak terjadi penyimpangan terhadap asumsi variabel-variabel bebas SP (X1), ST (X2), SL
klasik maka persamaan regresi yang dibentuk (X3), SD (X4) dan SK (X5) sebesar 39.4%%
adalah valid. Dari hasil perhitungan diperoleh dan sisanya sebesar 60.6% dapat dijelaskan oleh
faktor lain.
6
Annysa Subagyo_Politeknik STIA LAN Jakarta
Tabel 3. Hasil Uji Statistik t

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Uji Statistik Simultan (F) Model B Std. Error Beta t Sig.

Uji F digunakan untuk menunjukan apakah 1 (Constant) 9.627 2.049 4.699 .000

keseluruhan variabel independen berpengaruh SP


ST
.224
.139
.292
.066
.152
.379
.768
2.105
.454
.051
terhadap variabel dependen. Untuk menguji SL .188 .129 .254 1.456 .165

apakah variabel dependen dan independen yang SD


SK
-.787
.432
.272
.192
-.747
.573
-2.889
2.253
.011
.039
digunakan pada penelitian ini, dapat digunakan
kembali pada penelitian selanjutnya. Untuk
Berdasarkan Tabel 3. tersebut di atas, dapat
mengetahui apakah pengaruh itu signifikan atau
dijelaskan sebagai berikut:
tidak adalah dengan membandingkan nilai
1) Nilai t hitung variabel SP (X1) adalah
Fhitung dengan Ftabel pada derajat signifikasi
sebesar 0.768 jika dibandingkan dengan
5% (df1= 5, df2 = 16, Ftabel = 2,852). Hasil
ttabel sebesar 2,080 maka 0.768 < 2.080.
pengujian sebagai berikut:
Level signifikan variabel SP (X1) adalah
sebesar 0,454 > 0,05 dengan demikian H0
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Simultan F
ANOVAa
diterima dan H1 ditolak. Dari hasil tersebut
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. dapat disimpulkan bahwa secara parsial
1 Regression 131.967 5 26.393 3.732 .020b tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Residual 113.140 16 7.071 antara SP (X1) dengan Persentase
Total
a. Dependent Variable: KM
245.107 21
Penduduk Miskin di Provinsi Banteni.
b. Predictors: (Constant), SK, SL, ST, SP, SD 2) Nilai t hitung variabel ST (X2) adalah
sebesar 2.105 jika dibandingkan dengan
Pada Tabel 2. tersebut di atas, diketahui bahwa ttabel sebesar 2,080 maka 2.105 > 2.080.
nilai Fhitung sebesar 3,732 dengan Sig. sebesar Level signifikan variabel ST (X2) adalah
0,020. Oleh karena nilai Fhitung lebih besar dari sebesar 0,051 > 0,05 dengan demikian H0
nilai Ftabel (3,732 > 2,852), dengan taraf diterima dan H2 ditolak. Dari hasil tersebut
signifikan 0,020 < 0,05 maka terdapat pengaruh dapat disimpulkan bahwa secara parsial
positif yang signifikan antara variabel tidak terdapat pengaruh yang signifikan
independen SP (X1), ST (X2), SL (X3), SD antara ST (X2) dengan Persentase
(X4) dan SK (X5) secara simultan terhadap Penduduk Miskin di Provinsi Banten.
variabel dependen Persentase Penduduk Miskin 3) Nilai t hitung variabel SL (X3) adalah
pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil tersebut sebesar 1.456 jika dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ttabel sebesar 2,080 maka 1.456 < 2.080.
yaitu SP (X1), ST (X2), SL (X3), SD (X4) dan Level signifikan variabel SL (X3) adalah
SK (X5), secara simultan berpengaruh terhadap sebesar 0,165 > 0,05 dengan demikian H0
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi diterima dan H3 ditolak. Dari hasil tersebut
Banten. dapat disimpulkan bahwa secara parsial
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Uji Statistik Parsial (t) antara SL (X3) dengan Persentase
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah Penduduk Miskin di Provinsi Banten.
variabel independen (X) berpengaruh secara 4) Nilai t hitung variabel SD (X4) adalah
signifikan terhadap variabel dependen (Y). sebesar -2.889 jika dibandingkan dengan
Untuk mengetahui apakah pengaruh itu ttabel sebesar 2,080 maka -2.889 < -2.080.
signifikan atau tidak adalah dengan Level signifikan variabel SD (X4) adalah
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel sebesar 0,011 < 0,05 dengan demikian H0
pada derajat signifikansi 5% (df = 21, t tabel = ditolak dan H4 diterima. Dari hasil tersebut
2,080). dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara

Ekonomi Regional (F55)


SD (X4) dengan Persentase Penduduk dengan laju pertumbuhan tertinggi menjadikan
Miskin di Provinsi Banten. kegiatan ini sebagai kegiatan basis yang sangat
5) Nilai t hitung variabel SK (X5) adalah baik untuk dikembangkan karena banyak sekali
sebesar 2.253 jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan dari sektor ini,
ttabel sebesar 2,080 maka 2.253 > 2.080. diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi,
Level signifikan variabel SK (X5) adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
sebesar 0,039 < 0,05 dengan demikian H0 pertanian serta yang paling rendah adalah sektor
ditolak dan H5 diterima. Dari hasil tersebut pertambangan dan penggalian.
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara Selanjutnya berdasarkan pengujian terhadap
SK (X5) dengan Persentase Penduduk model regresi antara pertumbuhan sektor
Miskin di Provinsi Banten. ekonomi basis terhadap kemiskinan
memperlihatkan bahwa secara simultan
4. PENUTUP pertumbuhan sektor ekonomi basis berpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan signifikan terhadap persentase penduduk miskin
yang dilakukan untuk menganalisa di Provinsi Banten, namun secara parsial yang
perekonomian Provinsi Jambi periode waktu memiliki pengaruh terhadap persentase
2000-2021 terdapat 5 (lima) sektor yang penduduk miskin di Provinsi Banten adalah
tergolong dalam sektor ekonomi basis yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta
sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi yang
penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, memiliki pengaruh dengan persentase penduduk
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta miskin di Provinsi Banten.
sektor pengangkutan dan komunikasi. Selama
kurun waktu 2000-2021 sektor listrik, gas dan
air bersih merupakan sektor ekonom basis
Sumberdaya Perikanan Kabupaten
Kepulauan Mentawai). Diakses dari
4. DAFTAR PUSTAKA Internet pada Hari Senin Tanggal 16 Mei
2022.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/ https://sumbarprov.go.id/home/news/673
berita/ini-manfaat-presidensi-g20-bagi-
3-pendekatan-pembangunan
indonesia/
berkelanjutan-dalam-upaya-
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/ penanggulangan-kemiskinan-
baca/14784/Presidensi-G-20-Pulihkan- berdasarkan-kerangka-pemb.html.
Perekonomian-Indonesia.html
DPMPTSP (2020). Data Rekapitulasi
https://www.google.co.id/books/edition/ Pelayanan Pada Mal Pelayanan Publik
Qualitative_Inquiry_and_Research_Design/ Kota Bekasi Th.2019-2020. Sub Bidang
bOLFDQAAQBAJ?hl=en&gbpv=0 Administrasi Informasi dan Pengaduan
DPMPTSP Kota Bekasi.
Badan Pusat Statistik (bps.go.id)
Rahmaawati, A. (2020). Implementasi
Book:
Kebijakan Program Pengembangan
Anggara, Cici (2016). Pendekatan
Komoditas Pada Kawasan Strategi
Pembangunan Berkelanjutan Dalam
Kabupaten di Kabupaten Bone.
Upaya Penanggulangan Kemiskinan
Universitas Muhammadiyah Makassar:
Berdasarkan Kerangka Pembangunan
Skripsi diterbitkan.
Ekonomi Lokal (Optimalisasi
8
Annysa Subagyo_Politeknik STIA LAN Jakarta
Sabrina, S. N. (2020). Partisipasi Warga Purwokerto: Universitas Jenderal
Negara (Civil Participation) dalam Soedirman Press.
Pelaksanaan Pelayanan Publik di Mal
untuk Mewujudkan Masyarakat yang Mukarom, Z., & Laksana, M. W.
(2015). Membangun Kinerja
Demokratis (Studi Deskriptif Pada Mal Pelayanan Publik. Bandung: Pustaka
Pelayanan Publik Kota Bekasi). Skripsi Setia.
Tidak Diterbitkan. Bandung: Ristiani, Ida Yunari, (2020). Manajemen
Departemen Pendidikan Pelayanan Publik Pada Mall Pelayanan
Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Publik di Kabupaten Sumedang Provinsi
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Manajemen.
Pendidikan. E-ISSN:2615-4978, P-ISSN:2086-4620.

Mazmanian, D.H., dan P.A. Sabatier. (1983). Selang, J. K., & Mustarin, A. (2019). Strategi
Implementation and Public Policy. New Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik.
York: HarperCollins. Indonesia. Pasuruan: Qiara Media.
Jackson, A. (2007). New approaches to drug
Mulyadi, D. (2015). Studi Kebijakan Publik dan therapy. Psycology Today and
Pelayanan Publik: Konsep dan Aplikasi Tommorow, 27(1), 54-59.
Proses Kebijakan dan Pelayanan Publik.
Journal article with DOI:
Bandung: Alfabeta.
Hasiholan, P., Jeddawi, M., & Sartika, I. (2020).
Winarno, B. (2011). Kebijakan Publik: Teori Implementasi Mal Pelayanan Publik di
dan Proses. Media Presindo:Yogyakarta. Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Visioner Vol. 12 No. 2 April 2020, 405-
Johnston, M. (2009). Perspective, persistence, 422. DOI:
and learning. Thaosand Oaks, CA: Sage. https://doi.org/10.54783/jv.v12i2.286.

Elo, A., Ervasti, J., Kuosma, E., &Matilla, P.


Book chapter: (2008). Evaluation of an organizational
Kaufmann, Kraay, & Mastruzzi. (2004). stress management program in a
Governance Matters II: Governance municipal public works organization.
Indicators for 1996, 1998, 2000 and Journal of Occupational Health
2002. World Bank Economic Review, Psychology, 13(1), 10-23. doi:
18. 10.1037/1076-8998.13.1.10.
Richards, K. C. (1997). Views on
globalization. In H. L. Vivaldi (Eds.),
Australia in Global World (pp. 29-43). Journal article retrieved from database
Sydney, Australia: Century. without DOI:
Romalho, M., Da Silva, G., Dias, L. (2009).
Genetic plant improvement and climate
Journal article: changes. Crop Breeding and Applied
Alviana, I., Zahrotun, F., Putri, R. R., & Biotechnology, 9(2), 189-195.
Retrieved from
Kusumanegara, S. (2020). Collaborative
http://www.sbmp.org.br/cbab
Governance in Administering Public
Services at the Public Service Mall of Newspaper article:
Bekasi City. The First International Fung, M. (2006, December 12). Asthma rates
Conference on Political (pp. 406-418). are increasing. Winnipeg Free Press, pp.
C4, C7-C8.

Ekonomi Regional (F55)


TransCanada.(2006). Annual report. Retrieved
Newspaper article onwebsite: from
Darby, A. (2002, August 20). Rarest tiger skin http://www.transcanada.com/investor/a
a rugged survivor. Sydney Morning nnual_reports/2006/media/pdf/
Herald. Retrieved from TransCanada_2006_Annual_Report.pd
http://www.smh.com.au f

Website: Book translation :


Buzan T. (2007). Mind maps. September 3, Mancusa, S., & Viola, A. (2015). Brilliant
2009, retrieved from green: the surprising history and science
http://www.buzanworld.com/Mind_Map of plant intelligence (J. Benham, Trans.).
s.html. Washington, DC: Island Press.

Website document:

Contoh Penulisan Tabel/Gambar/Foto:

Tabel 1./Gambar 1./Foto 1.


Title of Table (11pt, bold)

No Criteria Description

Source: obtained from primary data (11pt, italic)

10
Annysa Subagyo_Politeknik STIA LAN Jakarta

Anda mungkin juga menyukai