Anda di halaman 1dari 13

Equity: Jurnal Ekonomi

Vol. 8 (1): Juni 2020


Diterima: 2-6-2020; Disetujui: 17-6-2020
p-ISSN: 1978-3795; e-ISSN: 2721-6721

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KECAMATAN TOBOALI DENGAN


METODE SHIFT SHARE DAN LOCATION QUOTIENT

Andi Kurniawan Karta Negara1, Aning Kesuma Putri2*


1
Universitas Bangka Belitung
* Email: putrianing@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan perekonomian


daerah Kecamatan Toboali. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa runtun waktu
(time series) dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Toboali dan
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012-2016. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu: 1). Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan sektor basis dan
non basis dalam perekonomian Kecamatan Toboali. 2). Analisis Shift Share digunakan untuk
mengetahui perubahan dan pergeseran struktur perekonomian Kecamatan Toboali. Sehingga
hasil analisis didapat kesimpulan, sektor basis Kecamatan Toboaali terdapat sebelas sektor
dan sektor non basis terdepat tiga sektor. Proporsional Shift memiliki satu sektor yang
negatife yaitu sektor pertambangan.Shift Differential memiliki tujuh sektor yang negative.
Kata Kunci: Sektor Unggulan; Kecamatan Toboali; Kabupaten Bangka Selatan; Shift Share;
Location Quotient

1. PENDAHULUAN
Kondisi perekonomian secara umum sangat berpengaruh langsung terhadap
kondisi masyarakat secara luas, semakin baik kondisi perekonomian, akan semakin
memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Ini dapat
diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang baik dapat memberi gambaran
perekonomian secara umum yang baik pula pada saat teretentu. Sektor unggulan
merupakan refleksi dari suatu struktur perekonomian, sehingga dapat pula dipandang
sebagai salah satu aspek penciri atau karakteristik dari suatu perekonomian (Deptan,
dalam Hajeri, dkk 2015).
PDRB merupakan indikator pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu
daerah. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka harus ada efektivitas dan
efisiensi pembangunan ekonomi, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi perlu
diarahkan pada sektor-sektor yang mampu memberikan multiplier effect yang besar
terhadap sektor-sektor lainnya dan perekonomian secara keseluruhan (Ariyanto, 2013).

Pertumbuhan Ekonomi
Toboali Bangka Selatan

4.45 4.44
4.7 4.27 4.3
4.01 4.95
3.42 3.08 3.47
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 1. Persentase Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangka Selatan dan Kecamatan Toboali 2012-2016
Sumber : BPS Kabupaten Bangka Selatan (diolah, 2018)

https://equity.ubb.ac.id/index.php/equity https://doi.org/10.33019/equity.v8i1.11
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

Selama tahun 2012-2016 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan selalu


bernilai positif Sementara pertumbuhan ekonomi Kecamatan Toboali tidak jauh berbeda
juga selalu bernilai positif. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi dari tahun 2012-
2016 berfluktuatif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi tahun 2012 sebesar 4,7 persen
karena masih berkembangnya sektor petambangan, dan harga komoditas pertanian masih
tinggi. Terendah tahun 2015 ekonomi Kabupaten Bangka Selatan hanya mampu tumbuh
4,27 persen, namun meningkat dari tahun sebelumnya, karena menurunnya pendapatan
daerah dari sektor pertambangan dan harga komoditas pertanian. Secara keseluruhan
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Toboali dari tahun 2012-2016 berfluktuatif, dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi tahun 2014 sebesar 4,95 persen karena pertumbuhan yang
cukup tinggi pada sektor pertambangan dan sektor pertanian dari tahun sebelumnya.
Terendah pada tahun 2016 ekonomi Kecamatan Toboali hanya mampu tumbuh 3,47
persen, namun meningkat dari tahun sebelumnya penyebab penurunan yang sama
ditingkat kabupaten yaitu pada sektor pertambangan dan sektor pertanian.
Kecamatan Toboali menjadi daerah fokus penelitian ini, karena merupakan pusat
perekonomian dan pemerintahan di Kabupaten Bangka Selatan. Kecamatan Toboali
merupakan kecamatan dengan Persentase penyumbang terbesar penerimaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangka Selatan, dibandingkan dengan kecamatan lain yang
ada di Kabupaten Bangka Selatan. Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat di
rumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah terdapat sektor unggulan yang menunjang
perekonomian Kecamatan Toboali tahun 2012-2016 dengan menggunakan Shift Share dan
Location Quotient (LQ) dengan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
menganalisis sektor unggulan yang menunjang perekonomian Kecamatan Toboali tahun
2012-2016 dengan menggunakan Shift Share dan Location Quotient (LQ).

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksikan dalam masyarakat bertambah
(Sukirno, 2010). Menurut Adam Smith, pertumbuhan ekonomi memiliki dua aspek
utama melihat dalam pertumbuhan output terdiri dari tiga unsur pokok sistem
produksi suatu negara yaitu : sumber – sumber manusia (penduduk), stok barang
kapital dan sumber – sumber alam yang tersedia (produksi tanah), yang ada (Santika,
2014).
Schumpeter menjelaskan pendekatan pertumbuhan ekonomi adam smith adalah
dengan menganggap benar faktor-faktor kelembagaan, politik dan alam, dengan
asumsi bahwa suatu kelompok sosial (atau suatu bangsa) akan mengalami laju
pertumbuhan ekonomi tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka dan
melalui tabungan.. (Jhingan, 2016). Prof. Schultz berpendapat bahwa untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti, maka negara seperti itu di dalam
mengalokasikan modal dan usahanya harus melakukan tiga hal : meningkatkan
kuantitas barang yang dapat direproduksi, memperbaiki kualitas manusia sebagai agen
produksi, dan meningkatkan kadar seni produksinya (Jhingan, 2016).

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah
nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam
suatu periode tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah dalam satu

25
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

periode tertentu (BPS, 2016) .PDRB dapat dijadikan sebagai indikator laju
pertumbuhan ekonomi sektoral agar dapat diketahui sektor-sektor mana saja
yang menyebabkan perubahan pada pertumbuhan ekonomi.

2.2 Pembangunan Ekonomi


Menurut Malthus pembangunan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan
kesejahteraan suatu negara .Kesejahteraan suatu negara sebagian bergantung pada
kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya, dan sebagian lagi pada nilai
atas produk tersebut. (Jhingan 2016). John Stuart Mill menganggap pembangunan
ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal.Sementara tanah dan
tenaga kerja adalah dua faktor produksi yang asli, modal adalah “persediaan yang
dikumpulkan dari produk-produk tenaga kerja sebelumnya”. (Jhingan, 2016)
Tujuan pembangun ada dua tahap.Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan
bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan.Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan
hasilnya maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi
warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
(Sirojuzilam, 2010)
Tiga Tujuan Inti Pembangunan menurut (Todaro, 2010) :
a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan
hidup yang pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan perlindungan
keamanan.
b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,
tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualiatas
pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemausiaan,
yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil,
melainkan juga menmbuhkan harga diripada pribadi dan bangsa yang
bersangkutan.
c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa
secara keseluruan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap
menghamba dan ketergantungan.

2.2.1 Pembangunan Ekonomi Daerah


Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda, untuk mampu
meningkatkan perekonomian daerah dan dapat dikelola dengan baik, sehingga
setiap daerah/wilayah harus memilih sektor ekonomi unggulan/ potensial (Devi,
2014).
Teori ekonomi neo klasik memberikan dua konsep pokok dalam
pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas
faktor produksi. Artinya sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan
alamiah jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu
modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang
berupah rendah.

26
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

2.3 Teori Basis Ekonomi


Sektor basis adalah yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena
mempunyai keuntungan kompetitif (Competitive Adventage) yang cukup tinggi.
Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainya yang kurang potensial tetapi
berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries (Sjafrizal, dalam
Sapriadi dan Hasbiullah 2015). Teori basis ekonomi ini pada intinya membedakan
sektor basis dan aktifitas sektor non basis. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation). Teori basis ekonomi ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu wilayah
harus meningkatkan arus atau aliran langsung dari luar wilayah agar bisa tumbuh
secara efektif, yaitu dengan cara meningkatkan ekspor.

2.4 Pergeseran Sektor Ekonomi


Aliran pendekatan struktural ini didukung oleh Lewis yang terkenal dengan
model teoritisnya “surplus tenaga kerja dua sektor” dan Chenery yang sangat terkenal
dengan analisis empirisnya tentang “pola-pola pembangunan” (patterns of
depelovment). Perekonomian suatu daerah dalam jangka panjang akan terjadi
perubahan struktur perekonomian dimana semula mengandalkan sektor pertanian
menuju sektor industri. Dari sisi tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya
perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian desa ke sektor industri kota, sehingga
menyebabkan kontribusi pertanian menurun. Faktor penyebab terjadinya perubahan
struktur perekonomian antara lain ketersediaan sumber daya alam, sumber daya
manusia, sarana dan prasarana serta modal dan investasi yang masuk ke suatu daerah
(Todaro, dalam Rosita, Agus dan Yuciana, 2013).

2.5 Penelitian Terdahulu


Adapun penelitian terdahulu sebelumnya dapat dijadikan sebagai referensi
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
Istiko Agus Analisis Location Subsektor yang mempunyai prospek untuk menjadi
Wicaksono, Location Quotient (LQ) basis di masa yang akan datang yang paling banyak
2011 Quotient Sektor dan Analisis terdapat di kecamatan-kecamatan adalah subsektor
Dan Subsektor Dynamic tanaman bahan makanan yaitu sebesar 50,00% dari
Pertanian Pada Location jumlah kecamatan. Sedangkan subsektor yang
Kecamatan Di Quotient mempunyai prospek untuk menjadi basis di masa yang
Kabupaten (DLQ) akan datang yang paling sedikit terdapat di kecamatan-
Purworejo kecamatan di Kabupaten Purworejo adalah subsektor
kehutanan, yaitu sebesar 18,75% dari jumlah
kecamatan.
Agustin Analisis Potensi Location Sektor basis di kecamatan Kedung Banteng meliputi
Susyatna Relatif Quotient sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor
Dewi, 2015 Perekonomian (LQ) dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.Sektor non
Wilayah Shift Share basis di Kecamatan Kedungbanteng meliputi sektor
Kecamatan penggalian, sektor industry, sektor listrik,gas dan air
Kedungbanteng bersih, sektor bangunan dan sektor angkutan/
Kabupaten komunikasi.. sektor ekonomi yang dapat bersaing dengan
Banyumas baik dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya adalah
sektor industri, listrik gas dan air bersih, perdagangan,
angkutan/ komunikasi, keuangan persewaan dan jasa
pers.sektor ekonomi yang tidak dapat bersaing dengan

27
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

baik dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya adalah


sektor pertanian, penggalian, bangunan, jasa jasa.

Mahmud Analisis Sektor on 1. Sektor unggulan Kabupaten Sleman ada empat sektor
Basuki dan Unggulan Quoti yaitu sektor kontruksi, sektor transportasi dan
Febri Kabupaten ent pergudangan, sektor real estate, dan sektor jasa
Nugroho Sleman dengan (LQ) perusahaan.
Mujiraharjo, Metode Shift dan 2. Sektor terbelakang Kabupaten Sleman ada lima
2017 Share dan Shift sektor yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan
Location Share perikanan, sektor pertambangan dan penggalian,
Quotient sektor pengadaan listrik dan gas, sektor perdagangan
besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor,
sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib.

Kalzum R. Analisis Location Dari ke-tujuh sektor basis Kabupaten Gorontalo, sektor
Jumiyanti, Location Quotient Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor yang
2018 Quotient dalam (LQ) paling stabil untuk dijadikan kegiatan basis di wilayah
Penentuan Kabupaten Gorontalo. Dengan kontribusi yang cukup
Sektor Basis tinggi dan juga nilai LQ Kabupaten Gorontalo terhadap
dan Non Basis perekonomian Provinsi Gorontalo yang juga cukup
di Kabupaten tinggi menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan basis
Gorontalo yang sangat baik untuk dikembangkan karena banyak
sekali dampak positif yang ditimbulkan dari sektor ini.

Sumber : diolah peneliti, 2019

3. METODE
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menganalisis sektor
basis serta perubahan dan pergeseran struktur ekonomi di Kecamatan Toboali dengan
metode analisa pendekatan basis ekonomi Analisis Location Quotient (LQ) dan
Analisis Shift Share.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui orang lain atau lewat
dokumen (Sugiyono, 2015). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Selatan
yaitu :
1. Data PDRB Atas Harga Konstan 2010 Kabupaten Bangka Selatan Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 dan
2. Data PDRB Atas Harga Konstan 2010 Kecamatan Toboali Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2012-2016.
Periode tahun yang digunakan daam peneitian ini cukup singkat dan tidak
menggunakan tahun terbaru hal ini karena keterbatasan data yang tersedia terutama
data pada wiayah kecamatan yang hanya terdapat tahun 2016 sebagai tahun terbaru
saat peneitian ini dibuat.

28
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

3.3 Tehnik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis data yaitu :
1. Location Quotient (LQ)
Menentukan sektor unggulan atau tidaknya, bertujuan untuk mengetahui
suatu cara menentukan sektor unggulannya dalam keunggulan komparatif daerah
adalah dengan alat analisis Location Quotient. LQ ini juga untuk memahami
potensial salah satu sektor suatu wilayah terhadap sektor yang sama terhadap
daerah yang lebih luas (Provinsi) dimana daerah yang diteliti merupakan
bagiannya (Wiwekananda, 2016).
Jika mengunakan data PDB/PNB DalamLocation Quotient (LQ)
dirumuskan:
LQ = ………………….. (1)
Dimana:
xi = Nilai tambah sektor i di suatu daerah yang dianalisis
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto daerah yang dianalisis
Xi = Nilai tambah sektor i secara nasional
PNB = Produk Nasional Bruto / GNP
Pengelompokan Nilai Location Quotient (LQ) adalah (Putra, 2011) :
a) LQ > 1, berarti mengindikasikandimungkinkannya dilakukan ekspor pada
sektor tersebut (Relative Spezialization in Sector). Ekspor dilakukan karena
adanya surplus.
b) LQ < 1, berarti mengindikasikan bahwa sektor tersebut perlu melakukan
impor (Production Deficit in Sector). Impor dilakukan karena sektor
tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan daerah tersebut.
c) LQ = 1, berarti produktivitas sektor tersebut berimbang. Artinya hanya
cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu saja
sehingga masih belum layak untuk diekspor (Average Production in
Sector).

2. Analisis Shift Share


Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar
. Untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan
menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting seperti tenaga kerja,
penduduk dan pendapatan. Dalam analisis ini digunakan variabel pendapatan yaitu
PDRB untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi di, dapat diuraikan menjadi
komponen Shift dan Komponen Share yaitu :
 Komponen National Share (Ns), adalah banyaknya pertambahan PDRB
kab/kota seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan
PDRB Propinsi selama periode yang tercakup dalam studi.
 Komponen Proportional Shift (P), mengukur besarnya shift regional netto
yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri didaerah yang
bersangkutan.Komponen ini positif didaerah-daerah yang berspesialisasi
dalam sektor-sektor yangsecara nasional tumbuh cepat (P > 0) dan negatif
(P < 0) didaerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara
nasional tumbuh dengan lambat atau bahkan sedangmerosot.

29
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

 Komponen Differential Shift (D), mengukur besarnya shift regional netto


yang diakibatkan oleh sektor-sektor industri tertentu yang tumbuh lebih
cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dibandingkan dengan
tingkat provinsi yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern.
Daerah yang mempunyai keuntungan lokasional, seperti sumber daya yang
baik akanmempunyai differential shift componenttyangpositif (D > 0),
sebaliknya daerah yang tidak memiliki keuntungan lokasional akan
mempunyai differential shift component yang negative (D < 0).

Perhitungan analisis shift-share dengan rumus sebagai berikut :

( ) …………(2)
Dimana:
= Tambahan semua sektor
= National Share
= Proportional Shift
= Differential Shift

3.4 Definisi Opersional Variabel


Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2014) adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 2. Definisi Opersional Variabel


No Nama Variabel Definisi Ukuran Variabel
1. Location Quotient Analisis Location Quotient (LQ) digunakan
(LQ) untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi LQ = ……(1)
mana saja yang termasuk sektor basis atau
berpotensi ekspor dan sektor mana yang
bukan merupakan sektor basis

2. Shift Share Analisis Shift Share merupakan teknik yang


sangat berguna dalam menganalisis ……..(2)
perubahan struktur ekonomi daerah
dibandingkan dengan perekonomian nasional.

3. Sektor Unggulan Sektor unggulan perekonomian adalah sektor PDRB Kabupaten


yang memiliki ketangguhan dan kemampuan Bangka Selatan dan
tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai PDRB Kecamatan
tumpuan harapan pembangunan ekonomi. Toboali tahun 2012-
Penelitian ini melihat dari 14 sektor yang 2016
terdapat pada PDRB, berpotensi menjadi
sektor unggulan dalam perekonomian di
Kecamatan Toboali
Sumber : diolah peneliti, 2019

3.5 Kerangka Pemikiran


Analisis tentang faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah dibutuhkan sebagai
dasar untuk perumusan kebijakan pembangunan ekonomi daerah di masa mendatang.
Dengan diketahuinya faktor - faktor tersebut, maka pembangunan daerah dapat

30
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

diarahkan ke sektor - sektor yang secara potensial dapat mendorong percepatan


pembangunan daerah. Penelitian ini menggunakan data dan informasi yang terkandung
dalam PDRB, maka dapat dilakukan beberapa analisis untuk memperoleh informasi
tentang sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan melalui penetuan sektor basis
dan perubahan dan Pergeseran Sektor potensial Sektor unggulan dapat menjadi dasar
pertimbangan perencanaan pembangunan daerah di masa yang akan datang. Sektor
unggulan akan memberikan keuntungan kompetitif atau komparatif yang selanjutnya
akan mendorong pengembangan ekspor barang maupun jasa pada suatu wilayah
sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan daerah.

Perekonomian Daerah

PDRB Kabupaten Bangka selatan PDRB


Kecamatan Toboali

Sektor Basis Perubahan dan Pergeseran


struktur ekonomi

Alat analisis LQ Alat analisis


(Location Quotient) Shift Share

Hasil dan Pembahasan

Gambar 3. Kerangka Pemikiran


Sumber : diolah peneliti, 2019

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisis Location Quotien (LQ)
4.1.1 Sektor Basis (LQ > 1)
Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dipakai untuk melihat
perbandingan regional dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih
sempit, sementara itu Nasional adalah daerah yang lebih luas. Berdasarkan hasil
perhitungan indeks LQ dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, terdapat
sebelas sektor basis di Kecamatan Toboali sektor tersebut merupakan sektor yang
mampu mengekspor kewilayah lain. Hal ini dikarenakan Kecamatan memiliki
dukungan sumber daya alam yang cukup banyak seperti mineral timah sertra
banyaknya masyarakat yang bekerja pada sektor ini membuat sektor
pertambangan menjadi sektor basis.sehingga ekspor dapat dilakukan karena
adanya surplus. Kecamatan Toboali wilayah yang strategis karena pusat dari
perekonomian di Kabupaten Bangka Selatan terdapat berbagai jenis kegiatan
perekonomian seperti sektor keuangan, jasa, sektor perdagangan yang banyak
berkembang dan merupakan daerah administrasi pemerintahan.

31
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

Tabel 3. Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Basis


Kecamatan Toboali Tahun 2012 - 2016.
Nilai LQ
Lapangan Usaha Rerata
2012 2013 2014 2015 2016
LQ
B. Pertambangan dan Penggalian 1,30 1,30 1,30 1,31 1,32 1,31
C. Industri Pengolahan 1,15 1,16 1,17 1,09 1,03 1,12
D.E. Pengadaan Listrik dan 1,47 1,48 1,44 1,46 1,48 1,46
Gas,Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
H.J. Transportasi dan Pergudangan, 1,42 1,43 1,43 1,44 1,46 1,44
Informasi dan Komunikasi
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan 1,41 1,42 1,41 1,43 1,44 1,42
Minum
K.M.N. Jasa Keuangan dan Asuransi, 1,95 1,95 1,94 1,96 1,98 1,96
Jasa Perusahaan
L. Real Estate 1,41 1,42 1,42 1,43 1,45 1,43
O. Administrasi Pemerintah, 1,51 1,51 1,50 1,52 1,53 1,51
Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 1,08 1,08 1,07 1,08 1,09 1,08
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,26 1,27 1,26 1,27 1,28 1,27
R,S,T,U Jasa lainnya 1,62 1,63 1,62 1,64 1,66 1,64
Sumber : diolah peneliti, 2019

4.1.1 Sektor Non-Basis (LQ < 1)


Berdasarkan hasil perhitungan indeks LQ yang disajikan pada tabel 4,
menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor non basis di Kecamatan Toboali yaitu,
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor konstruksi, dan sektor
perdagangan besar dan eceran; dan reparasi mobil dan sepeda motor. Hal ini
mengindikasikan bahwa pada sektor tersebut di Kecamatan Toboali belum
mampu memenuhi sendiri kebutuhannya dan dimungkinkan untuk mengimpor
dari luar daerah. Sektor pertanian merupakan sektor dengan nilai LQ terkecil,
hasil ini terjadi karena terdapat permasalahan seperti hasil produksi hanya
berorientasi pada konsumsi masyarakat bukan menjadi sebuah industri pertanian
melalui hilirisasi pengolahan hasil pertanian, serta di Kecamatan Toboali
merupakan daerah kota pusat perekonomian yang orientasi pusat pengembangan
pembangunan bukan pada sektor pertanian sehingga hal ini akan menghambat
pengembangan pada sektor pertanian.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Non-Basis


Kecamatan ToboaliTahun 2012 - 2016.
Nilai LQ
Lapangan Usaha Rerata
2012 2013 2014 2015 2016
LQ
A. Pertanian, Kehutanan, dan 0,63 0,64 0,64 0,64 0,64 0,64
Perikanan
F. Konstruksi 0,83 0,83 0,83 0,84 0,85 0,84
G. Perdagangan Besar dan 0,91 0,91 0,91 0,92 0,93 0,91
Eceran; dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Sumber : diolah peneliti, 2019

32
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

4.1 Analisis Shift Share (SS)


Analisis shift share umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor
ataupun pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam
perekonomian nasional. Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan
ekonomi ataupun ketenagakerjaan (Putra, 2011).

Tabel 5. Hasil Perhitungan Analisis Shift Share Kecamatan Toboali


National Proportional Differential
Lapangan Usaha/Sektor
Share (Ns) Shift(P) Shift (D)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 81622,01 21029,09 -6584,10
B. Pertambangan dan Penggalian 143989,13 -112679,67 1167,54
C. Industri Pengolahan 14960,08 9940,78 -13207,86
D.E. Pengadaan Listrik dan Gas,Pengadaan 294,05 525,66 -27,71
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang
F. Konstruksi 19833,11 8673,01 907,89
G. Perdagangan Besar dan Eceran; dan 31491,58 1555,60 587,82
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H.J. Transportasi dan Pergudangan, Informasi 6011,57 3661,95 180,48
dan Komunikasi
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8056,86 4716,74 234,40
K.M.N. Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa 3891,19 2775,17 -95,36
Perusahaan
L. Real Estate 14729,95 2564,77 428,28
O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan 22911,47 22159,32 -943,79
Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 7411,75 7409,66 -248,40
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2413,87 1136,34 -20,21
R,S,T,U Jasa lainnya 1650,43 1364,33 25,24
Sumber : diolah peneliti, 2019

Dari Tabel 5 diketahui bahwa sektor yang memiliki National share terbesar
adalah sektor Pertambangan dan Penggalian karena mayoritas penghasilan masyarakat
di Kecamatan Toboali masih bergantung pada sektor tambang timah, nilai terkecil
adalah pengadaan listrik dan gas,pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan
daur ulang di daerah Kecamatan Toboali sendiri belum adanya program pengelolaan
sampah secara industri baik oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan analisis
proportional shift diketahui bahwa hanya terdapat satu sektor di Kecamatan Toboali
yang tumbuh lebih lambat daripada wilayah nasionalnya, yaitu sektor Pertambangan
dan Penggalian hal ini dipengaruhi oleh tingkat harga timah yang semakin menurun
dan serta kandungan timah yang semakin menipis membuat sektor pertambangan
timah petumbuhannya setiap tahun semakin menurun.
Berdasrkan analisis Differential Shift diketahui terdapat tujuh sektor di
Kecamatan Toboali yang tumbuh lebih cepat berdasarkan faktor lokasional intern
yaitu, sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor perdagangan
besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan
pergudangan. informasi dan komunikasi, sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum, sektor real estate, sektor jasa lainnya, karena sektor ini mampu memberikan
kotribusi yang baik seperti pada sektor tambang timah telah menjadi sektor yang

33
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

menghasilkan ekspor. Nilai differential shift yang memiliki tanda negative terdapat
tujuh sektor, sektor-sektor ini kurang menguntungkan dalam perkembangan PDRB
Kecamatan Toboali karena pada kenyataan sektor tersebut hanya menjadi sektor hulu
atau pada proses produksi hingga konsumsi hanya diperuntuhkan untuk konsumsi
pribadi, walaupun sudah menjadi namun belum adanya hilirisasi yaitu penambahan
value edit pada produk tersebut yang membuat sektor tersebut belum mampu
berkontribusi banyak di luar daerah.

4.2 Penentuan Sektor Unggulan di Kecamatan Toboali


Untuk menentukan sektor unggulan dengan mengacu kepada tiga alat analisis
yang telah dilakukan yaitu dari hasil perhitungan gabungan LQ dan Shift Share maka
dapat dilakukan dengan melihat overlay (gabungan) kedua analisis tersebut. Koefisien
dari kedua komponen tersebut juga harus disamakan dimana disini diberi tanda positif
(+) dan negatif (-). Identifikasi overlay tersebut jika keduanya positif (++) maka
dikatakan bahwa sektor tersebut merupakan sektor unggulan di Kabupaten Kubu
Raya. Hasil Analisis Overlay dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Analisis Overlay (LQ dan Shift Share) Sektor dan Sub Sektor
Perekonomian di Kecamatan Toboali 2012-2016
Lapangan Usaha/Sektor LQ SS Differential Shift (D)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - - Non Unggulan
B. Pertambangan dan Penggalian + + Unggulan
C. Industri Pengolahan + - Non Unggulan
D.E. Pengadaan Listrik dan Gas,Pengadaan Air,
+ - Non Unggulan
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
F. Konstruksi - + Non Unggulan
G. Perdagangan Besar dan Eceran; dan Reparasi
- + Non Unggulan
Mobil dan Sepeda Motor
H.J. Transportasi dan Pergudangan, Informasi
+ + Unggulan
dan Komunikasi
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum + + Unggulan
K.M.N. Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa
+ - Non Unggulan
Perusahaan
L. Real Estate + + Unggulan
O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan
+ - Non Unggulan
Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan + - Non Unggulan
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial + - Non Unggulan
R,S,T,U Jasa lainnya + + Unggulan
Sumber : diolah peneliti, 2019

Berdasarkan Tabel 6 yaitu analisis Overlay menunjukan sektor yang


memenuhi kriteria analisis Overlay yaitu memiliki koefisien Positif (+ +) dari kedua
alat analisis tersebut adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Transportasi
dan Pergudangan, Informasi dan komunikasi, Sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum, dan Sektor Jasa Lainnya.
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Agustin Susyatna Dewi, (2015)
yang berjudul “Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas” memiliki hasil yang sama dengan peneitian
ini dimana sektor Transportasi dan Pergudangan, Informasi dan Komunikasi mejadi

34
Equity: Jurnal Ekonomi, Vol. 8(1): halaman 24-36, Juni 2020

sektor unggulan di wilayah Kecamatan Kedungbanteng

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sektor jasa
keuangan dan asuransi, jasa perusahaan merupakan sektor basis yang memiliki indeks
terbesar dibandingkan dengan sektor lain seperti sektor pertambangan dan penggalian,
serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Ketiga sektor
basis ini merupakan modal yang cukup baik sementara itu hasil analisis shift share
menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor kompetitif, yaitu sektor pertambangan
dan penggalian karena disamping merupakan sektor basis, sektor ini memiliki nilai shift
yang positif sehingga perlunya pengalokasian dan daerah yang lebih terhadap sektor
unggulan agar dapat menunjang perkembangan perekonomian di Kecamatan Toboali.

UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGMENTS)


Alhamdulliah, puji syukur atas segala karunia, rahmat, dan nikmat yang telah
diberikan ALLAH SWT, penulis mengucapkan terimakasih ditujukan pihak yang membantu
penelitian kepada :
1. Kedua orang tua atas doa dan dukungannya baik secara moril maupun materiil.
2. Ibu Dr. Reniati, S.E,. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka
Belitung.
3. Ibu Dr. Devi Valeriani, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Universitas Bangka Belitung.
4. Ibu Aning Kesuma Putri, S.E., M,Si selaku dosen pembimbing sekaligus dosen di
Universitas Bangka Belitung.
5. Bapak I Ketut Mertayasa, S.ST selaku kepala BPS Kabupaten Bangka Selatan.
6. Ibu Siti Meutia Aisyah, S.Si., selaku pembimbing di BPS Kabupaten Bangka
Selatan selama KKP sekaligus kepala Subbagian TU.
7. Bapak Pratama Maesza, S.ST selaku Kepala Seksi Statistik Distribusi.
8. Bapak Riyuniawan Subekti, S.ST selaku Kepala Seksi Statistik Produksi.
9. Seluruh Staff dan Pegawai di kantor BPS Kabupaten Bangka Selatan.

REFERENSI
Adi, Lumadya. (2017). Analisis Lq, Shift Share, Dan Proyeksi Produk Domestik Regional
Bruto Jawa Timur 2017. Jurnal Akuntansi & Ekonomi FE. Un PGRI Kediri. 2 (1).
Amalia, Fitri. (2012). Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Bone
BolangoDengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Jurnal Etikonomi.11 (2).
Ariyanto, Dwi Candra. (2013). Analisis Daya Saing Sektor Unggulan Dalam Struktur
Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik, (2016). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten. Kabupaten
Bangka Selatan 2011-2015. Bangka Selatan: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik, (2018). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten. Kabupaten
Bangka Selatan 2013-2017. Bangka Selatan: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik, (2018). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten. Kabupaten
Bangka Selatan Perkecamatan. 2011-2016. Bangka Selatan: Badan Pusat Statistik
Basuki, Mahmud. & Mujiraharjo Febri Nugroho. (2017). Analisis Sektor Unggulan
Kabupaten Sleman dengan Metode Shift Share dan Location Quotient. Jurnal Sains,
Teknologi dan Industri. 15 (1): 52 – 60.

35
EQUITY, Vol.08 (01): page 22-33, juni 2020

Dewi, Agustin Susyatna. (2015). Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Eko-Regional, 10 (1).
Fadillah, Uray Muhammad Taufan. (2016). Analisis Sektor Unggulan Di Kota Tangerang
Selatan. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
Hajeri, Erlinda Yurisinthae. & Eva, Dolorosa. (2015). Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Perekonomian Di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan.
4 (2): 253-269.
Halimah, Dewi. (2018). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor
Potensial Daerah Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2012-2016 . Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Ida, Bagus Adytia Riantika. & Made, Suyana Utama. (2013). Penentuan Prioritas
Pembangunan Melalui AnalisisSektor-Sektor Potensial Di Kabupaten Gianyar. E-
Jurnal EP Unud, 6 [7] : 1185-1211.
Jhingan, M.L. (2016). Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kalzum, R. Jumiyanti. (2018). Analisis Location Quotient Dalam Penentuan Sektor Basis
dan Non Basis di Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Development Review. 1 (1).
Miroah, Chumaidatul. (2015). Analisis Penentuan Sektor Unggulan Kota Semarang Melalui
Pendekatan Tipologi Klassen. Skripsi.Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Semarang.
Noisirifan, De Fretes Pieter. 2018. Analisis Sektor Unggulan (LQ), Struktur Ekonomi
(Shift Share), dan Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua 2018.
Papua. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ottow & Geissler Serui.
Priyono dan Ismail, Zainuddin. (2012). Teori Ekonomi. Surabaya : Penerbit Dharma Ilmu
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Rosita, Wahyuningtyas., Rusgiyono, Agus., & Yuciana, Wilandari. (2013). Analisis Sektor
Unggulan Menggunakan Data PDRB (Studi Kasus Bps Kabupaten Kendal Tahun
2006-2010). Jurnal Gaussian, 2 (3): 219-228.
Saerofi, Mujib. (2005). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial
Di Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi Dan Swot). Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Santoso, Muhammad Budi. (2017). Analisis Sektor Perekonomian Unggulan Di Kabupaten
Magelang Periode 2010-2014 . Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Sapriadi,. & Hasbiullah. (2015). Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian
Kabupaten Bulukumba. Iqtisaduna. 1 (1): 71-86.
Todaro, P Michael. (2010). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Wicaksono, Istiko Agus. (2011). Analisis Location Quotient Sektor Dan Subsektor Pertanian
Pada Kecamatan Di Kabupaten Purworejo. Mediagro. 7 (2): 11 – 18.
Wiwekananda, Ida Bagus Putu,. & I Made, Suyana Utama. (2016). Pergeseran Struktur
Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Buleleng Periode 2008-2013. Jurnal
Ekonomi Kuantitatif Terapan, 9 (1).
Wulandari, Fitriana Nur. (2016). Analisis Sektor Unggulan Di Kabupaten Wonogiri Tahun
2011-2015. Skripsi.Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai