Anda di halaman 1dari 26

JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI – SELATAN

Asdar

Universitas Muhammadiyah Makassar


Email: asdargolden@gmail.com

ABSTRACT
This study aims: (1) to know and analyze the influence of
labor on the economic growth of south sulawesi in 2005-2014. (2) to
know and analyze the influence of goverment expenditure on
economic growth of south sulawesi in 2005-2014. and (3) to know
and analyze the influence of export to economic growth of south
sulawesi years of 2005-2014. To complete the data and references
needed in the preparation of this research, then taken by way of
library research. Data were analyzed by using multiple linear
regression analysis method which is descriptive quantitative method
to analyze data more than one research variable. The result
showed that: (1) the workforce has a positive and insignificant effect
on the economic growth of south sulawesi (2) government
expenditure has a positive and significant effect on the economic
growth of south sulawesi (3) export have negative and insignificant
impact on the economic growth of south sulawesi.

Keywords: labor, goverment expenditure, exports, economic


growth

PENDAHULUAN tingkat kegiatan ekonomi lebih


Pertumbuhan ekonomi tinggi daripada yang dicapai
merupakan proses perubahan pada masa sebelumnya.
kondisi perekonomian suatu Menurut Sadono Sukirno
negara secara (1996:33), pertumbuhan dan
berkesinambungan menuju pembangunan ekonomi
keadaan yang lebih baik memiliki definisi yang berbeda
selama periode tertentu. Suatu yaitu pertumbuhan ekonomi
perekonomian dikatakan ialah proses kenaikan output
mengalami suatu perubahan perkapita yang terus menerus
akan perkembangannya apabila dalam jangka panjang.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

1
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Pertumbuhan ekonomi tersebut penduduk.Berhasilnya suatu


merupakan salah satu indikator pembangunan oleh suatu
keberhasilan pembangunan. negara atau wilayah dapat
Dengan demikian makin dilihat dari perkembangan
tingginya pertumbuhan ekonomi indikator-indikator
biasanya makin tinggi pula perekonomian yang ada,
kesejahteraan masyarakat, apakah mengalami peningkatan
meskipun terdapat indikator atau penurunan.
yang lain yaitu distribusi Produk Domestik
pendapatan. Regional Bruto (PDRB)
Keberhasilan termasuk dalam salah satu
pembangunan suatu daerah indikator pembangunan suatu
dapat dilihat dari tingkat negara. Secara tradisional,
pertumbuhan ekonominya. Oleh pembangunan memiliki arti
sebab itu, setiap daerah selalu peningkatan PDRB secara
menetapkan target tingkat terus menerus. Pembangunan
pertumbuhan ekonomi yang suatu negara yang baik juga
tinggi didalam perencanaan dan harus diikuti pembangunan
tujuan pembangunan ekonomi yang baik juga. Hal ini
daerahnya. bisa dilihat dari periode ke
Pertumbuhan ekonomi periode lainnya bahwa
diartikan sebagai proses kemampuan suatu negara
kenaikan output perkapita untuk menghasilkan barang dan
dalam jangka panjang jasa akan meningkat.
(Boediono, 1985). Kata Kemampuan yang meningkat
“perkapita” menunjukkan ada ini disebabkan karena faktor-
dua sisi yang perlu faktor produksi mengalami
diperhatikan, yaitu sisi output pertambahan dalam jumlah dan
total-nya (GDP) dan sisi jumlah kualitasnya.
penduduk. Proses kenaikan Sulawesi Selatan
output perkapita, tidak bisa merupakan salah satu provinsi
tidak, harus dianalisa dengan di Indonesia, terus
jalan melihat apa yang terjadi melaksanakan pembangunan
dengan output total disatu secara berencana dan
pihak, dan jumlah penduduk bertahap, tanpa mengabaikan
dipihak lain. Sehingga usaha pemerataan dan
menjelaskan apa yang terjadi kestabilan. Pembangunan
dengan GDP total dan apa ekonomi suatu negara dapat
yang terjadi pada jumlah dikatakan meningkat dengan
penduduk. Oleh karena itu, hanya melihat pertumbuhan
posisi penduduk dalam ekonomi. Jika pertumbuhan
pembangunan ekonomi menjadi ekonomi setiap tahunnya
penting karena pertumbuhan meningkat maka dapat
ekonomi sendiri selalu terkait dikatakan pembangunan
dengan jumlah ekonomi meningkat. Menurut
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

2
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

para ekonom, dalam Arsyad atau lebih kecil dari tingkat


(2004), pertumbuhan ekonomi pertumbuhan penduduk, atau
diartikan sebagai kenaikan apakah perubahan struktur
PDRB tanpa memandang ekonomi terjadi atau tidak.
apakah kenaikan itu lebih besar
Tabel 1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2014
PDRB Harga Konstan
No Tahun
(Milyar Rupiah)
1 2005 36.421,79
2 2006 38.867,68
3 2007 41.332,43
4 2008 44.549,82
5 2009 47.326,08
6 2010 51.199,90
7 2011 55.116,92
8 2012 56.466,90
9 2013 58.123,02
10 2014 `59.106,82
Sumber : BPS Sulawesi Selatan, Data diolah 2016
Berdasarkan tabel Produk penduduk tergantung pada
Domestik Regional Bruto Atas kemampuan sistem
Dasar Harga Konstan Sulawesi perekonomian daerah tersebut
Selatan Tahun 2005-2014, dalam menyerap dan secara
dapat diketahui bahwa jumlah produktif memanfaatkan
PDRB Sulawesi Selatan setiap pertambahan tenaga kerja
tahun terus mengalami tersebut.
kenaikan. Jumlah PRDB pada Kemampuan tersebut
tahun 2005 adalah sebesar dipengaruhi oleh tingkat dan
36.421,79 dan mengalami jenis akumulasi modal dan
peningkatan pada tahun tersedianya input dan faktor
berikutnya hingga pada tahun penunjang seperti kecakapan
2014 tingkat PDRB Sul-Sel manajerial dan administrasi.
mencapai angka 59.106,82. Dalam model sederhana
Menurut Todaro (2000) tentang pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan penduduk yang pada umumnya pengertian
cepat mendorong timbulnya tenaga kerja diartikan sebagai
masalah keterbelakangan dan angkatan kerja yang bersifat
membuat prospek homogen.
pembangunan menjadi semakin Berikut ini data
jauh. Selanjutnya dikatakan penyerapan tenaga kerja
bahwa pengaruh positif atau Provinsi Sulawesi Selatan
negatif dari pertumbuhan Tahun 2015-2014.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

3
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Tabel 2
Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2005-2014
No Tahun Bekerja (Jiwa) Mencari Kerja (Jiwa)
1 2005 2.657.854 551.614
2 2006 2.635.415 370.308
3 2007 2.939.463 372.714
4 2008 3.136.111 311.768
5 2009 3.222.256 314.664
6 2010 3.272.365 298.957
7 2011 3.375.498 236.926
8 2012 3.351.908 208.983
9 2013 3.291.280 176.912
10 2014 3.527.036 188.765
Sumber : BPS Sulawesi Selatan, Data diolah 2016

Berdasarkan tabel 2 188.765. Hal ini memberikan


tersebut, terlihat bahwa jumlah indikasi bahwa Provinsi
orang yang bekerja tahun 2005- Sulawesi Selatan telah berhasil
2014 di Provinsi Sulawesi memberikan ketersediaan
Selatan berfluktuasi. Hal ini lapangan kerja baru setiap
dibuktikan dengan menurunnya tahunnya. Pentingnya peran
jumlah orang yang bekerja pemerintah dalam suatu sistem
ditahun 2006, dari 2.657.854 perekonomian telah banyak
jiwa ditahun 2005 menjadi dibahas dalam teori ekonomi
2.635.415 jiwa ditahun 2006. publik. Selama ini banyak
Setelah itu terjadi peningkatan diperdebatkan mengenai
ditahun 2007 sampai pada seberapa jauh peranan yang
tahun 2012 dan kembali turun seharusnya dilakukan oleh
ditahun 2013 dari 3.351.908 pemerintah. Hal ini dikarenakan
jiwa ditahun 2012 menjadi setiap orang berbeda dalam
3.291.280 jiwa pada tahun penilaian mengenai biaya
2013. Sementara itu, jumlah keuntungan yang diperoleh dari
orang yang sedang mencari program yang dibuat oleh
kerja terus mengalami pemerintah. Namun tidak dapat
penurunan dari tahun 2005- dipungkiri bahwa kehidupan
2013 yakni dari 551.614 masyarakat selama ini sangat
jiwa menjadi 176,912. Namun bergantung kepada jasa yang
dari tahun 2013 ke 2014 disediakan oleh pemerintah.
mengalami sedikit kenaikan Banyak pihak yang
yakni dari 176.912 menjadi mendapatkan keuntungan dari
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

4
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

aktivitas dan pengeluaran pertumbuhan ekonomi yang


pemerintah. Beberapa hasil mantap dalam jangka panjang.
penelitian menunjukkan Pandangan umum adalah
peranan yang positif dari modal pengeluaran pemerintah
publik terhadap pertumbuhan khususnya pada human capital
ekonomi (Aschauer, 1999). dan infrastruktur fisik dapat
Hubungan antara mempercepat pertumbuhan
pengeluaran pemerintah dan (growth-reterding), sehingga
pertumbuhan ekonomi atau pengeluaran pemerintah
yang lebih umum dikenal menjadi salah satu faktor
dengan peranan sektor publik penting dalam mendorong
telah menjadi suatu analisis pertumbuhan ekonomi
yang penting dan sangat mengingat salah satu
menarik. Berdasarkan alasan komponen dalam permintaan
teoritis, terdapat beberapa agregat (Aggregate Demand –
pendapat yang kontroversi AD) adalah pengeluaran
terhadap peranan sektor publik pemerintah.
dalam mendorong laju
Tabel 3
Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2005-2014
Pengeluaran Pemerintah
No Tahun
(Milyar Rupiah)
1 2005 5.427,12
2 2006 5.834,15
3 2007 6.075,87
4 2008 6.740,98
5 2009 7.087,11
6 2010 7.466,20
7 2011 7.637,38
8 2012 8.190,44
9 2013 8.605,17
10 2014 9.105,11
Sumber : BPS Sulawesi Selatan, Data diolah 2016.

Berdasarkan tabel 3 ditahun berikutnya yakni


tersebut di atas, dapat kita lihat 5.834,15. Hingga pada tahun-
bagaimana perkembangan tahun berikutnya terus
pengeluaran pemerintah dari mengalami kenaikan. Fungsi
tahun ke tahun. Pengeluaran penting komponen ekspor dari
pemerintah pada tahun 2005 perdagangan luar negeri adalah
yakni sebesar 5.427,12 negara memperoleh
kemudian mengalami kenaikan keuntungan dan pendapatan
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

5
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

nasional naik, yang pada dalam menjalankan usaha-


gilirannya menaikkan jumlah usaha pembangunan mereka
output dan laju pertumbuhan melalui promosi serta
ekonomi. Dengan tingkat output penguatan sektor-sektor
yang lebih tinggi lingkaran ekonomi yang mengandung
setan kemiskinan dapat keunggulan komparatif, baik itu
dipatahkan dan pembangunan berupa ketersediaan faktor-
ekonomi dapat ditingkatkan faktor produksi tertentu dalam
(Jhingan, 2000). jumlah yang melimpah, atau
Ekspor maupun impor keunggulan efisiensi alias
merupakan faktor penting produktifitas tenaga kerja.
dalam merangsang Ekspor juga dapat membantu
pertumbuhan ekonomi suatu semua negara dalam
negara. Ekspor impor akan mengambil keuntungan dari
memperbesar kapasitas skala ekonomi yang mereka
konsumsi suatu negara miliki. Untuk meningkatkan
meningkatkan output dunia, pertumbuhan ekonomi dan
serta menyajikan akses pembangunan pada umumnya.
kesumber-sumber daya yang Ekspor mempunyai hubungan
langka dan pasar-pasar positif dengan pertumbuhan
internasional yang potensial ekonomi artinya ketika ekspor
untuk berbagai produk ekspor mengalami kenaikan maka
yang mana tanpa produk- pertumbuhan ekonomi juga
produk tersebut, maka negara- mengalami kenaikan dan
negara miskin tidak akan sebaliknya apabila ekspor
mampu mengembangkan mengalami penurunan maka
kegiatan dan kehidupan pertumbuhan ekonomi
perekonomian nasionalnya. mengalami penurunan.
Ekspor juga dapat
membantu semua negara
Tabel 4
Nilai Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005-2014
Ekspor
No Tahun
(Milyar Rupiah)
1 2005 15.019,83
2 2006 15.629,99
3 2007 19.988,89
4 2008 19.706.96
5 2009 15.656,04
6 2010 23.535,45
7 2011 22.651,06
8 2012 21.894,58
9 2013 23.300,88
10 2014 24.282,51
Sumber : BPS Sulawesi Selatan, Data diolah 2016.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

6
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Tabel 4 ekspor tersebut Terhadap pertumbuhan


menunjukkan bahwa nilai Ekonomi di Sulawesi Selatan
ekspor provinsi sulawesi periode 2000-2010”. Penelitian
selatan mengalami kondisi yang ini menemukan bahwa variabel
fluktuatif. Nilai ekspor pada pengeluaran pemerintah,
tahun 2005 sebesar 15.019,83 investasi swasta dan ekspor
dan terus meningkat hingga berpengaruh positif dan
pada tahun 2007 namun nilai signifikan terhadap
ekspor dari tahun 2007 ke 2008 pertumbuhan ekonomi.
mengalami penurunan, kondisi Rizky Azzumar (2011),
naik turun seperti ini terjadi Judul Penelitiannya “Dana
hingga pada tahun 2014. Perimbangan, Investasi
Afiah Mukhtar (2015), Swasta, Tenaga Kerja dan
Judul Penelitiannya “Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Ekonomi di Kabupaten/Kota
Dana Perimbangan dan Provinsi Jawa Tengah”. Dana
Investasi Swasta Terhadap perimbangan dan investasi
Pertumbuhan Ekonomi di Kota swasta tidak berpengaruh
Makassar Tahun 2003-2012”. signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pertumbuhan ekonomi.
berpengaruh positif dan tidak Sedangkan tenaga kerja dan
signifikan terhadap ekspor berpengaruh signifikan
pertumbuhan ekonomi, dana terhadap pertumbuhan ekonomi
perimbangan berpengaruh Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
positif dan signifikan terhadap Tengah.
pertumbuhan ekonomi dan Berdasarkan latar
investasi swasta berpengaruh belakang yang dikemukakan di
negatif dan tidak signifikan atas, maka penulis tertarik
terhadap pertumbuhan untuk menulis tesis dengan
ekonomi. judul “ Analisis Faktor – Faktor
Mahyuni (2013), judul yang Mempengaruhi Tingkat
penelitian “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran Pemerintah, Sulawesi – Selatan ”.
Investasi Swasta dan Ekspor

produksi Nasional dan Regional


TINJAUAN PUSTAKA secara fisik, atau dalam istilah
Pertumbuhan Ekonomi umum adalah peningkatan
Membahas tentang produk domestik bruto atau
pertumbuhan ekonomi, kita produk domestik regional bruto.
telah mengetahui secara PDB atau PDRB adalah jumlah
bersama bahwa pertumbuhan barang dan jasa yang
ekonomi adalah peningkatan dihasilkan oleh suatu
perekonomian negara atau
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

7
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

daerah dalam waktu satu Dalam pertumbuhan


tertentu. Atau dengan kata lain ekonomi setelah proses
pertumbuhan ekonomi adalah produksi yang melibatkan
proses dimana terjadi kenaikan sejumlah sarana produksi
produk nasional bruto riil atau tertentu. Paradigma baru
pendapatan nasional riil. Jadi pembangunan harus di arahkan
perekonomian dikatakan kepada terjadinya pemerataan
tumbuh atau berkembang bila (equity), pertumbuhan,
terjadi pertumbuhan output riil efesiensi dan berkelanjutan
definisi pertumbuhan ekonomi (sustainability) yang berimbang
yang lain adalah bahwa dalam pembangunan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi terjadi perpajakan dan subsidi.
bila ada kenaikan output Sedangkan ekonomi selebihnya
perkapita. Pertumbuhan di serahkan kepada mekanisme
ekonomi menggambarkan pasar (Zakaria, 2015:106).
kenaikan taraf hidup diukur Selanjutnya dikatakan
dengan output riil per orang. pula bahwa pertumbuhan
Menurut (Sukirno, ekonomi ada apabila terdapat
2000:45), Bahwa pertumbuhan lebih banyak output, tetapi juga
ekonomi diartikan sebagai perubahan-perubahan dalam
perkembangan kegitan dalam kelembagaan dan pengetahuan
perekonomian yang teknik dalam menghasilkan
menyebabkan barang dan jasa output yang lebih banyak.
yang di produksi dalam Pertumbuhan dapat meliputi
masyarakat bertambah dan penggunaan lebih input dan
kemakmuran masyarakat lebih efisien yaitu adanya
meningkat. Sedangkan kenaikan output per satuan unit.
(Sulastri, 2004:56) Pertumbuhan ekonomi
mendefenisikan pertumbuhan sebagai kenaikan jangka
ekonomi sebagai kenaikan panjang dan kemampuan suatu
jangka panjang dalam Negara untuk menyediakan
kemampuan suatu negara banyak barang-barang ekonomi
untuk menyediakan semakin kepada penduduknya,
banyak jenis barang ekonomi kemampuan ini tumbuh sesuai
kepada penduduknya. dengan kemajuan teknologi dan
Pertumbuhan ekonomi penyesuaian kelembagaan
merupakan fenomena penting ideologis yang diperlukan.
yang dialami dua abad Definisi ini memiliki tiga
sekarang ini. Pertumbuhan komponen yaitu; Pertama,
ekonomi yang lambat atau pertumbuhan ekonomi suatu
kemunduran ekonomi bangsa atau daerah terlihat
menimbulkan impliksi ekonomi dengan meningkatnya secara
dan sosial yang sangat terus menerus ketersediaan
merugikan masyarakat barang; Kedua, teknologi maju
(Sukirno, 2007:448). merupakan faktor dalam
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

8
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

pertumbuhan yang menentukan perbaikan kualitas input


derajat pertumbuhan yang meningkatkan efisiensi
kemampuan dalam penyediaan dari produktifitas per unit
aneka barang kepada input. Kenaikan efisiensi
penduduk; Ketiga, pertumbuhan berarti penggunaan output
teknologi secara luas dan yang lebih besar untuk
efisien memerlukan adanya setiap unit input.
penyesuaian dibidang 3. Laju perubahan struktur
kelembagaan dan ideologi yang tinggi Perubahan
sehingga inovasi yang struktur dalam pertumbuhan
dihasilkan oleh ilmu ekonomi yang mencakup
pengetahuan umat manusia peralihan dari kegiatan
dapat dimanfaatkan secara pertanian ke non pertanian,
tepat. dari industri ke jasa
Pertumbuhan ekonomi perubahan dalam skala unit-
merupakan perhatian sangat unit produksi, dan peralihan
penting dalam kehidupan dari perusahaan
perekonomian. Simon Kuznets perseorangan menjadi
dalam Jhingan, (2000:57), perusahaan berbadan
menunjukkan enam ciri hukum serta perubahan
pertumbuhan ekonomi modern status kerja buruh.
yang muncul dalam analisa 4. Urbanisasi Pertumbuhan
yang didasarkan pada produk ekonomi ditandai dengan
nasional dan komponennya, semakin banyaknya
penduduk, tenaga kerja, dan penduduk di Negara maju
sebagainya. yang berpindah dari
Adapun keenam ciri pedesaan ke perkotaan.
pertumbuhan ekonomi tersebut 5. Ekspansi negara maju
adalah sebagi berikut: Pertumbuhan Negara maju
1. Laju pertumbuhan penduduk kebanyakan tidak sama
dan produk perkapita pada beberapa bangsa.
Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi
sebagaimana terungkap dari modern terjadi lebih awal
pengalaman Negara maju dari pada bangsa lain. Hal ini
sejak akhir abad ke- 18 dan berarti sebagian besar
abad ke- 19, ditandai disebabkan perbedaan latar
dengan kenaikan produk belakang sejarah dan masa
perkapita yang tinggi diikuti lalu.
dengan laju pertumbuhan 6. Arus barang, modal dan
penduduk cepat. antar bangsa. Arus barang,
2. Peningkatan produktifitas Modal, dan orang antar
Pertumbuhan ekonomi bangsa akan mempercepat
terlihat dari semakin pertumbuhan ekonomi. Pada
meningkatnya laju produk umumnya para ahli ekonomi
perkapita terutama adanya memberikan pengertian
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

9
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

yang sama terhadap istilah dan teori pertumbuhan ekonomi


yang sama tersebut. Mereka klasik dan neoklasik.
mengartikan pertumbuhan
sebagai kenaikan dalam Faktor – faktor yang
produk domestik bruto dan Mempengaruhi Pertumbuhan
pada penggunaan yang lebih Ekonomi
umum. Pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh faktor ekonomi
Teori – Teori Pertumbuhan dan faktor non ekonomi seperti
Ekonomi yang dijelaskan di bawah ini:
Pertumbuhan ekonomi 1. Faktor Ekonomi
merupakan suatu proses Para ahli ekonomi
perubahan kondisi menganggap faktor produksi
perekonomian suatu negara sebagai kekuatan utama
yang berkesinambungan yang mempengaruhi
menuju keadaan yang lebih pertumbuhan. Laju
baik selama periode tertentu. pertumbuhan ekonomi atau
Menurut Sukirno (2000) pembangunan merupakan
pertumbuhan ekonomi berarti konsekwensi dari
perkembangan kegiatan dalam pertumbuhan yang terjadi
perekonomian yang dalam faktor produksi
menyebabkan barang dan jasa tersebut.
yang diproduksikan dalam Beberapa faktor yang
masyarakat bertambah dan mempengaruhi pertumbuhan
kemakmuran masyarakat ekonomi adalah :
meningkat. Sehingga a. Sumber daya alam.
pertumbuhan ekonomi dapat b. Akumulasi Modal.
diartikan juga sebagai proses c. Organisasi.
kenaikan kapasitas produksi d. Akumulasi Capital.
suatu perekonomian yang e. Kemajuan Teknologi.
diwujudkan dalam bentuk f. Pembagian Kerja dan
kenaikan pendapatan nasional. Skala Produksi.
Adanya pertumbuhan ekonomi 2. Faktor Non Ekonomi
merupakan indikasi Mukhtar, (2015:48)
keberhasilan pembangunan Faktor non ekonomi berguna
ekonomi. Teori dibangun terhadap faktor ekonomi,
berdasarkan pengalaman saling mempengaruhi
empiris, sehingga teori dapat kemajuan perekonomian.
dijadikan sebagai dasar untuk Dalam faktor non ekonomi
memprediksi dan membuat umumnya seperti organisasi
suatu kebijakan Secara umum sosial, budaya dan politik
teori pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pertumbuhan
menurut para ahli dapat dibagi ekonomi. Oleh karena itu
menjadi 2, yaitu: Teori faktor ekonomi juga memiliki
Pertumbuhan Ekonomi Historis, arti penting dalam proses
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

10
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

pertumbuhan ekonomi. tentang pertumbuhan ekonomi,


Faktor non ekonomi tersebut pada umumnya pengertian
antara lain: tenaga kerja diartikan sebagai
a. Faktor social. angkatan kerja yang bersifat
b. Faktor Manusia. homogen.
c. Faktor Politik dan Menurut Lewis, angkatan
Administratif Kerja. kerja yang homogen dan tidak
terampil dianggap bias
Tenaga Kerja bergerak dan beralih dari sektor
Menurut Todaro (2000) tradisional ke sektor modern
pertumbuhan penduduk dan secara lancar dan dalam jumlah
pertumbuhan Angkatan Kerja terbatas. Dalam keadaan
(AK) secara tradisional demikian penawaran tenaga
dianggap sebagai salah satu kerja mengandung elastisitas
faktor positif yang memacu yang tinggi. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi. Jumlah permintaan atas tenaga kerja
tenaga kerja yang lebih besar (dari sektor tradisional)
berarti akan menambah tingkat bersumber pada ekspansi
produksi, sedangkan kegiatan sektor modern.
pertumbuhan penduduk yang Dengan demikian salah satu
lebih besar berarti ukuran pasar faktor yang berpengaruh
domestiknya lebih besar. Meski terhadap pertumbuhan ekonomi
demikian hal tersebut masih adalah tenaga kerja.
dipertanyakan apakah benar Menurut Simanjuntak
laju pertumbuhan penduduk (2001:175) Menyatakan bahwa
yang cepat benar benar akan jumlah penduduk yang tinggi
memberikan dampak positif menjadi masalah dibidang
atau negatif dari pembangunan ketenagakerjaan khususnya
ekonominya. penciptaan lapangan kerja dan
Selanjutnya dikatakan penyerapan tenaga kerja yang
bahwa pengaruh positif atau berkaitan dengan sisi
negatif dari pertumbuhan penawaran. Pertumbuhan
penduduk tergantung pada penduduk yang sangat pesat
kemampuan sistem akan menimbulkan adanya sisi
perekonomian daerah tersebut penawaran didalam mengatasi
dalam menyerap dan secara persoalan angkatan kerja untuk
produktif memanfaatkan diserap pada sector industri
pertambahan tenaga kerja (Sukirno, 2001:173).
tersebut. Kemampuan tersebut Menurut BPS penduduk
dipengaruhi oleh tingkat dan berumur 15 tahun ke atas
jenis akumulasi modal dan terbagi sebagai Angkatan Kerja
tersedianya input dan faktor (AK) dan bukan AK. Angkatan
penunjang seperti kecakapan Kerja dikatakan bekerja bila
manajerial dan administrasi. mereka melakukan pekerjaan
Dalam model sederhana dengan maksud memperoleh
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

11
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

atau membantu memperoleh penduduk negara tersebut,


pendapatan atau keuntungan berupa pengangkutan dengan
dan lamanya bekerja paling kapal, permodalan dan hal-hal
sedikit 1 (satu) jam secara lain yang membantu ekpor
kontinyu selama seminggu tersebut (Michael P. Todaro,
yang lalu. Sedangkan 1998:36).
penduduk yang tidak bekerja Ekspor berasal dari
tetapi sedang mencari produksi dalam negeri
pekerjaan disebut menganggur dijual/dipakai oleh penduduk
(Budi Santosa, 2001) jumlah luar negeri, maka ekspor
angkatan kerja yang bekerja merupakan injeksi ke dalam
merupakan gambaran kondisi aliran pendapatan seperti
dari lapangan kerja yang halnya investasi. Sedangkan
tersedia. Semakin bertambah impor merupakan kebocoran
besar lapangan kerja yang dari pendapatan, karena
tersedia maka akan menimbulkan aliran modal ke
menyebabkan semakin luar negeri. Ekspor bersih yakni
meningkatkan total produksi di ekspor dikurangi impor (X-M)
suatu daerah. adalah jembatan yang
menghubungkan antara
Ekspor pendapatan nasional dengan
Sejarah ekonomi dunia transaksi internasional (Nopirin,
menunjukkan bahwa proses 1995:239).
transformasi ekonomi suatu Fungsi penting komponen
negara biasanya dibarengi ekspor dari perdagangan luar
dengan perubahan komposisi negeri adalah negara
ekspor negara tersebut, dari memperoleh keuntungan dan
ekspor yang didominasi oleh pendapatan nasional naik, yang
komoditi-komoditi primer ke pada gilirannya menaikkan
ekspor produk-produk jumlah output dan laju
manufaktur. Di dalam kelompok pertumbuhan ekonomi. Dengan
produk-produk manufaktur itu tingkat output yang lebih tinggi
sendiri telah mengalami lingkaran setan kemiskinan
pergeseran dari kategori dapat dipatahkan dan
barang-barang konsumsi pembangunan ekonomi dapat
dengan kandungan teknologi ditingkatkan (Jhingan, 2000).
sederhana ke barang Kemajuan pembangunan
berteknologi menengah dan suatu negara juga sangat
tinggi untuk keperluan ditentukan oleh aktivitas
konsumsi dan industri. perdagangan internasional,
Ekspor adalah benda- dimana secara umum teori
benda (termasuk jasa) yang perdagangan internasional
dijual kepada penduduk negara dapat di golongkan ke dalam
lain ditambah dengan jasa-jasa dua kelompok, yakni teori
yang diselenggarakan Klasik dan teori Modern.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

12
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

RANCANGAN PENELITIAN c. Laporan-laporan dan


Metode Penelitian terbitan-terbitan lain yang
Dalam penelitian ini juga dipergunakan dalam
analisis data yang digunakan penulisan.
adalah metode kuantitatif
deskriptif untuk menganalisa Instrumen Analisis Data
data lebih dari satu variabel Data dianalisis dengan
penelitian. menggunakan metode analisa
regresi liner berganda yang
Daerah dan Objek Penelitian merupakan metode kuantitatif
Penelitian ini deskriptif untuk menganalisa
dilaksanakkan di Badan Pusat data lebih dari satu variabel
Statistik (BPS) Provinsi penelitian.
Sulawesi Selatan. Objek 1. Uji Asumsi Klasik
penelitiannya adalah dengan a. Uji Normalitas, bertujuan
memusatkan pembahasan untuk mengetahui apakah
mengenai tenaga kerja, residual yang diteliti
pengeluaran pemerintah dan berdistribsi normal atau
ekspor terhadap pertumbuhan tidak. Nilai residual
ekonomi. Waktu penelitian berdistribsi normal
dilaksanakan pada bulan Juli merupakan suatu kurva
2016 sampai September 2016. berbentuk lonceng (bell-
shaped curve) yang
Jenis dan Sumber Data kedua sisinya melebar
Untuk memperoleh sampai tidak terhingga.
sejumlah data penulisan tesis Distribusi data tidak
ini, jenis data yang digunakan normal, karena terdapat
adalah : nilai ekstem dalam data
1. Data kuantitatif, adalah data yang diambil. (Suliyanto,
dari tahun 2005-2014 yang 2005:78)
terdiri dari data tenaga kerja, b. Uji Multikolinieritas,
penegeluaran pemerintah diperlukan untuk
dan ekspor serta mengetahui apakah ada
pertumbuhan ekonomi. tidaknya variabel
2. Data kualitatif, adalah data independen yang memiliki
kepustakaan, artikel maupun kemiripan dengan
referensi yang berhubungan variabel independen lain
dengan penulisan ini. Dan dalam satu model
sumber data yang digunakan (Nugroho, 2005:58).
adalah Sumber data Selain itu deteksi
diperoleh melalui : terhadap multikolinieritas
a. Badan Pusat Statistik juga bertujuan untuk
Sulawesi Selatan mengindari bias dalam
b. Perpustakaan proses pengambilan
Pascasarjana UMI keputusan mengenai
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

13
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

pengaruh pada uji parsial Nilai R2 yang kecil atau


masing-masing variabel mendekati nol berarti
independen terhadap kemampuan variabel
variabel dependen. independen dalam
Deteksi multikolinieritas menjelaskan variasi
pada suatu model dapat dependen amat terbatas.
dilihat jika Variance Sebaliknya, jika R2
Inflation Factor (VIF) tidak mendekati satu berarti
lebih dari 10 dan nilai variabel independen
Tolerance tidak kurang memberikan hamper
dari 0,1 maka model semua informasi yang
tersebut dapat dikatakan dibutuhkan untuk
terbebas dari memprediksi variasi
multikolinieritas. bariabel dependen
VIF=1/Tolerance, jika VIF (Gujarati, 2003:89).
= 10 maka Tolerance = b. Uji F (Simultan)
1/10 = 0,1. Uji F digunakan untuk
c. Uji Heteroskedastisitas, menguji apakah secara
bertujuan untuk menguji statistik bahwa koefisien
apakah dalam model regresi dari variabel
regresi terjadi pembedaan independen secara
variance residual suatu bersama-sama
proses pengamatan ke memberikan pengaruh
periode pengamatan yang yang bermakna dengan
lain. Model regresi yang membandingkan nilai
baik adalah model regresi probabilitas (F-statistik)
yang memiliki kesamaan dengan F tabel, dengan
variance residual suatu ketentuan jika F-
periode pengamatan statistik>F tabel maka Ho
dengan pengamatan yang ditolak dan Ha diterima
lain, atau berarti variabel
homokesdastisitas. Cara independen berpengaruh
memprediksi ada tidaknya signifikan terhadap
heteroskedastisitas pada variabel dependen secara
suatu model dapat dilihat bersama-sama, dengan
dari pola gambar scatter formulasi hipotesis
plot model tersebut dan sebagai berikut: Ho:β0
melakukan uji Glesjer =β1=β2=0, variabel
(Nugroho, 2005:67). independen secara
bersama-sama tidak
2. Model Pengujian Hipotesis berpengaruh terhadap
a. Koefisien Determinasi variabel dependen
(R2) Ha:β0≠β1≠β2≠0 , variabel
Nilai R2 berkisar antara independen secara
nol dan satu (0 < R2 < 1). bersama-sama
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

14
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

berpengaruh terhadap tabel. Dalam pengujian ini


variabel dependen. dilakukan dengan uji 2
c. Uji t (Individu) sisi dengan tingkat
Uji t dilakukan untuk kepercayaan 95% atau
mengetahui apakah = 5% dengan hipotesis
variabel independen Ho:β0=β1=β2=0 dan Ha:
secara individual β0≠β1≠ β2 ≠ 0.
mempengaruhi variabel Metode regresi yang
dependen. Uji t dilakukan digunakan adalah :
dengan membandingkan
nilai t statistik dengan t

Dimana :
Y = Pertumbuhan Ekonomi
X1 = Tenaga Kerja
X2 = Pengeluaran Pemerintah
X3 = Ekspor
= Koefisien Variabel
0 = Konstanta
= Koefisien Regresi atau Slope
= Error term

Teknik Pengumpulan Data penelitian yang dilakukan


Untuk melengkapi data dengan cara studi kepustakaan
dan referensi yang diperlukan dari berbagai dokumen, buletin,
dalam penyusunan skripsi ini, artikel-artikel dan karya ilmiah
maka ditempuh cara sebagai (skripsi) yang berhubungan
berikut: Library Research dengan penulisan ini untuk
(Penelitian Kepustakaan). Yaitu mendapatkan data sekunder.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Data
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinaritas
Tabel 5
Uji Multikolinaritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
TENAGA KERJA ,134 7,468
PENGELUARAN PEMERINTAH ,132 7,602
EKSPOR ,883 1,132
Sumber: Data Diolah, 2016
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

15
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Dari hasil perhitungan (TOL) dari ketiga variabel


dalam Tabel 5.6 dapat tersebut mempunyai angka
diketahui bahwa nilai VIF lebih besar dari 0,10 yaitu
yang diperoleh dari ketiga 0.134 (tenaga kerja), 0,132
variabel tersebut melebihi (pengeluaran pemerintah)
nilai 1 (satu) atau lebih kecil dan 0,883 (ekspor). Dengan
dari 10, yaitu 7,468 (tenaga demikian dapat disimpulkan
kerja), 7,608 (pengeluaran bahwa regresi tersebut tidak
pemerintah) dan 1,132 terdapat problem
(ekspor). Nilai Tolerance multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1. Scatterplot

Sumber: Data Diolah, 2016

Gambar diatas menunjukkan bahwa tampak titik-titik hasil


perhitungan analisis regresi menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta menyebar baik
di atas maupun di bawah. Ini berarti bahwa dalam model
tersebut tidak memiliki problem heteroskedastisitas.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

16
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

3. Uji Normalitas
Gambar 2 Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual

Sumber: Data Diolah, 2016

Gambar diatas tersebut di atas menunjukkan garis lurus


diagonal, sementara penyebaran datanya mengikuti garis normal
yang artinya bahwa data tersebut berdistribusi normal.

4. Hasil Uji Statistik


Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan baik untuk
variable terikat (Y) maupun variabel bebas (X1, X2 dan X3) yang
diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS version 21
for windows, maka diperoleh hasil perhitungan regresi berganda
sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Statistik
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
TENAGA KERJA ,134 7,468
PENGELUARAN ,132 7,602
PEMERINTAH
EKSPOR ,883 1,132

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

17
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
TENAGA KERJA ,134 7,468
PENGELUARAN ,132 7,602
PEMERINTAH
EKSPOR ,883 1,132
a. Dependent Variable: PERTUMBUHAN EKONOMI
Sumber: Data Diolah, 2016

Tabel diatas pertumbuhan ekonomi


menunjukkan bahwa dalam Sulawesi Selatan akan
model tersebut ada 3 meningkat sebesar 5,107
koefisien variabel bebas dan %.
1 koefisien variabel terikat, c. Ekspor = -0,01, artinya
dengan hasil perhitungan jika ada penambahan
(Unstandardized) sebagai ekspor sebesar 1% maka
berikut: akan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi
Y = -9008,882 + 0,007 X1 + Sulawesi Selatan akan
5,107 X2 – 0,001 + e menurun sebesar 0,01 %.
Hasil regresi linier
Constanta = - berganda di atas
9008,882, artinya jika tidak menunjukkan bahwa
ada tenaga kerja, variabel tenaga kerja
pengeluaran pemerintah dan berpengaruh positif dan
ekspor maka pertumbuhan tidak signifikan terhadap
ekonomi akan menurun pertumbuhan ekonomi
sebesar 9008,882 %. Sulawesi Selatan,
a. Tenaga Kerja = 0,007, variabel pengeluaran
artinya jika ada pemerintah berpengaruh
penambahan tenaga kerja positif dan signifikan
sebanyak 1 orang maka terhadap pertumbuhan
akan menyebabkan ekonomi Sulawesi
pertumbuhan ekonomi Selatan dan variabel
Sulawesi Selatan akan ekspor berpengaruh
meningkat sebesar 0,007 negatif dan tidak
%. signifikan terhadap
b. Pengeluaran Pemerintah pertumbuhan ekonomi
= 5,107, artinya jika ada Sulawesi Selatan.
penambahan a. Koefisien Determinasi
pengeluaran pemerintah (R2)
sebesar 1% maka akan Koefisien
menyebabkan determinasi digunakan
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan..................Asdar

18
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

untuk mengetahui bebas (X1, X2 dan X3),


kemampuan variabel nilai ini lebih kecil
independent dalam dibandingkan dengan nilai
menjelaskan variabel probabilitasnya yaitu 0.05.
dependent. Besarnya Ini berarti bahwa
koefisien determinasi pengujian hipotesis
dapat dilihat pada r secara serempak
square dan dinyatakan menunjukkan bahwa
dalam presentase. kedua variabel bebas (X1,
Hasil perhitungan X2 dan X3) secara
regresi dapat diketahui serempak berpengaruh
bahwa nilai Adjusted R signifikan terhadap
Square adalah 0,963. Hal variabel terikat (Y).
ini menunjukkan bahwa c. Uji T (Parsial)
sebesar 96,3 % Uji t adalah uji yang
pertumbuhan ekonomi digunakan untuk
Sulawesi Selatan mengetahui pengaruh
dipengaruhi oleh tenaga dari masing-masing
kerja, pengeluaran variabel independen (X)
pemerintah dan ekspor yang terdiri dari tenaga
sedangkan sisanya kerja, pengeluaran
sebesar 3,7 % pemerintah dan ekspor
dipengaruhi oleh variabel- serta variabel dependen
variabel lainnya yang (Y) adalah variabel yang
tidak diteliti. diukur melalui
b. Uji F (Simultan) pertumbuhan ekonomi.
Uji F adalah Pengujian hipotesis
pengujian secara simultan secara parsial diperoleh
untuk mengetahui adanya hasil sebagai berikut :
pengaruh tenaga kerja Ketentuan penerimaan
(X1), pengeluaran hipotesis yaitu :
pemerintah (X2) dan Ha ditolak bila sig > 0,05
ekspor (X3) terhadap atau t hitung < t tabel
pertumbuhan ekonomi Ha diterima bila sig ≤ 0,05
(Y). atau t hitung > t tabel
Hasil perhitungan 1. Hasil uji t dari tenaga
regresi dapat diketahui kerja diperoleh nilai sig
bahwa nilai F hitung lebih besar dari 0,05
diperoleh hasil 79,901 (0,209 > 0,05) dan t
menunjukkan bahwa nilai hitung < t table (1,407
F hitung lebih besar dari F < 2,44691), sehingga
tabel (79,901 > 4,74) hipotesis yang
dengan tingkat menyatakan bahwa
signifikansi sebesar 0.000 tenaga kerja
untuk ketiga variabel berpengaruh positif
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

19
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

dan signifikan terhadap signifikan terhadap


pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi
Sul-Sel secara parsial Sulawesi Selatan. Ini terlihat
ditolak. dari hasil analisis regresi
2. Hasil uji t dari yang menunjukkan koefisien
pengeluaran variabel tenaga kerja
pemerintah diperoleh sebesar 0,07 dengan tingkat
nilai sig lebih kecil dari signifikan sebesar 0,209
0,05 (0,005 = 0,005) (0,209 > 0,05). Hal ini
dan t hitung > t tabel menunjukkan bahwa apabila
(4,241 > 2,44691), tenaga kerja naik sebesar
sehingga hipotesis 1% maka pertumbuhan
yang menyatakan ekonomi akan mengalami
pengeluaran peningkataan sebesar
pemerintah 0,07% dengan asumsi
berpengaruh positif pengeluaran pemerintah dan
dan signifikan terhadap ekspor tetap.
pertumbuhan ekonomi Dari hasil probabilitas
Sul-Sel secara parsial dapat diketahui bahwa
diterima. tenaga kerja berada pada
3. Hasil uji t dari ekspor nilai sig 0,209 (00,029 >
diperoleh nilai sig lebih 0,005) dengan t hitung < t
besar dari 0,05 (0,298 tabel (1,407 < 2,44691)
> 0,05) dan t hitung < t dengan demikian hipotesis
tabel (-1,138 < ditolak.
2,44691), sehingga Tenaga kerja di
hipotesis yang Provinsi Sulawesi Selatan
menyatakan bahwa selama periode 2005-2014
ekspor berpengaruh berpengaruh positif terhadap
positif dan tidak pertumbuhan ekonomi
signifikan terhadap Sulawesi Selatan akan tetapi
pertumbuhan ekonomi tidak signifikan karena
Sul-Sel secara parsial berdasarkan data
ditolak. penyerapan tenaga kerja
Sulawesi Selatan tahun
Pembahasan 2005-2014 menunjukkan
Adapun pembahasan dari data yang berfluktuasi.
hasil analisis regresi berganda Kondisi seperti inilah yang
yang telah dilakukan menyebabkan tenaga kerja
sebelumnya. tidak berpengaruh signifikan
1. Pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan
terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.
ekonomi Sulawesi Selatan. Salah satu faktor
Tenaga kerja penyebab penyerapan
berpengaruh positif dan tidak tenaga kerja di Sulawesi
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

20
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Selatan khususnya di tahun 2,44691) dengan demikian


2005-2014 mengalami hipotesis diterima.
kondisi yang fluktuatif karena Dukungan
adanya peran teknologi/ pengeluaran pemerintah
mesin. Bukan hanya tenaga dalam kegiatan
kerja yang dapat pembangunan di Sulawesi
mempengaruhi pertumbuhan Selatan dari tahun ke tahun
ekonomi tapi lebih dari itu semakin meningkat.
ada faktor lain yakni Peningkatan pengeluaran
mesin/teknologi. Hadirnya pemerintah ini sebanding
mesin/ teknologi selain dengan hasil pembangunan
mengurangi jumlah tenaga yang dirasakan oleh
kerja juga dapat masyarakat Sulawesi
mempercepat proses Selatan. Ini berarti bahwa
produksi. dengan meningkatnya
2. Pengaruh pengeluaran pengeluaran pemerintah
pemerintah terhadap maka akan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi meningkatnya pertumbuhan
Sulawesi Selatan. ekonomi. Hasil ini sesuai
Pengeluaran dengan teori Granger
pemerintah berpengaruh Causality (Yunianto, 2011)
positif dan signifikan yang menyatakan bahwa
terhadap pertumbuhan terdapat hubungan timbal
ekonomi Sulawesi Selatan. balik antara PDRB dengan
Ini terlihat dari hasil analisis total pengeluaran
regresi yang menunjukkan pemerintah daerah.
koefisien variabel 3. Pengaruh ekspor terhadap
pengeluaran pemerintah pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,107 dengan Sulawesi Selatan.
tingkat signifikan sebesar Ekspor berpengaruh
0,05 (0,05 = 0,05). Hal ini negatif dan signifikan
menunjukkan bahwa apabila terhadap pertumbuhan
pengeluaran pemerintah ekonomi Sulawesi Selatan,
naik sebesar 1% maka ini terlihat dari hasil analisis
pertumbuhan ekonomi akan regresi yang menunjukkan
mengalami peningkataan koefisien variabel ekspor
sebesar 5,107% dengan sebesar -0,01 dengan
asumsi tenaga kerja dan tingkat signifikan sebesar
ekspor tetap. 0,298 (0,298 > 0,05). Hal ini
Dari hasil probabilitas menunjukkan bahwa apabila
dapat diketahui bahwa ekspor naik sebesar 1%
pengeluaran pemerintah maka pertumbuhan ekonomi
berada pada nilai sig 0,005 akan mengalami penurunan
(0,005 = 0,005) dengan t sebesar 0,01% dengan
hitung > t tabel (4,241 > asumsi pengeluaran
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

21
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

pemerintah dan tenaga kerja dalam mengambil


tetap. keuntungan dari skala
Dari hasil probabilitas ekonomi yang mereka miliki.
dapat diketahui bahwa Untuk meningkatkan
ekspor berada pada nilai sig pertumbuhan ekonomi dan
0,298 (0,298 > 0,005) pembangunan pada
dengan t hitung < t tabel (- umumnya. Ekspor
1,138 < 2,44691) dengan mempunyai hubungan positif
demikian hipotesis ditolak. dengan pertumbuhan
Ekspor maupun impor ekonomi artinya ketika
merupakan faktor penting ekspor mengalami kenaikan
dalam merangsang maka pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi suatu juga mengalami kenaikan
negara. Ekspor impor akan dan sebaliknya apabila
memperbesar kapasitas ekspor mengalami
konsumsi suatu negara penurunan maka
meningkatkan output dunia, pertumbuhan ekonomi
serta menyajikan akses mengalami penurunan.
kesumber-sumber daya Di Provinsi Sulawesi
yang langka dan pasar- Selatan sendiri ekspor
pasar internasional yang nyatanya tidak memberikan
potensial untuk berbagai kontribusi terhadap
produk ekspor yang mana pertumbuhan ekonomi
tanpa produk-produk selama periode tahun 2005-
tersebut, maka negara- 2014 selain karena
negara miskin tidak akan perkembangan ekspor yang
mampu mengembangkan fluktuatif/ naik turun dari
kegiatan dan kehidupan tahun ke tahun juga karena
perekonomian nasionalnya. volume ekspor di Sulawesi
Ekspor juga dapat Selatan tergolong masih
membantu semua negara sangat rendah. Ekspor yang
dalam menjalankan usaha- memberikan sumbangsi
usaha pembangunan besar terhadap PAD
mereka melalui promosi Sulawesi Selatan hanya
serta penguatan sektor- komoditi nikel dan biji kakao.
sektor ekonomi yang Misalnya saja ditahun 2013
mengandung keunggulan dan 2014 nilai ekspor
komparatif, baik itu berupa Sulawesi Selatan untuk
ketersediaan faktor-faktor komoditi nikel sebesar
produksi tertentu dalam 921.889.9051 US $ (2013)
jumlah yang melimpah, atau dan 038.074.264 US $
keunggulan efisiensi alias (2014) sedangkan nilai
produktifitas tenaga kerja. ekspor komoditi biji kakao
Ekspor juga dapat 241.661.288 US $ (2013)
membantu semua negara dan 250.142.774 US $
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

22
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

(2014) sementara nilai yang memiliki nilai ekspor


komoditi lainnya masih yang tinggi.
sangat rendah. (Sumber:
Data BPS Sul-Sel)
SARAN
Adapun saran pada
KESIMPULAN penelitian ini adalah sebagai
Adapun kesimpulan pada berikut:
penelitian ini adalah sebagai 1. Semakin banyaknya tenaga
berikut: kerja yang terserap maka
1. Tenaga kerja berpengaruh akan memberikan dampak
positif dan tidak signifikan yang baik terhadap
terhadap pertumbuhan pertumbuhan ekonomi suatu
ekonomi Sulawesi Selatan. daerah, oleh karena itu
Salah satu faktor penyebab pemerintah dan swasta
tenaga kerja tidak harus lebih meningkatkan
berpengaruh signifikan lapangan pekerjaan bagi
terhadap pertumbuhan calon-calon pekerja.
ekonomi di Sulawesi Selatan 2. Dari hasil yang diperoleh
adalah karena adanya salah yaitu pengeluaran
satu faktor produksi yakni pemerintah berpengaruh
mesin/ teknologi. terhadap pertumbuhan
2. Pengeluaran pemerintah ekonomi di Sulawesi
berpengaruh positif dan Selatan, maka pemerintah
signifikan terhadap harus berupaya
pertumbuhan ekonomi meningkatkan jumlah
Sulawesi Selatan. Besarnya pengeluaran atau belanja
pengeluaran pemerintah pemerintah sehingga
akan memberikan dukungan pertumbuhan ekonomi
terhadap pelaksanaan Sulawesi Selatan mengalami
pembangunan khususnya peningkatan.
pembangunan ekonomi di 3. Pemerintah dan masyarakat
Sulawesi Selatan, karena harus berupaya lebih
dengan semakin meningkatkan hasil produksi
bertambahnya pengeluaran agar tingkat ekspor
pemerintah akan mengalami peningkatan
menyebabkan meningkatnya karena dengan
pertumbuhan ekonomi. meningkatnya ekspor di
3. Ekspor berpengaruh negatif Sulawesi Selatan maka
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi juga
pertumbuhan ekonomi meningkat.
Sulawesi Selatan. Nilai
ekspor di Sulawesi Selatan
masih rendah hanya
komoditi nikel dan biji kakao
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

23
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

DAFTAR PUSTAKA Negeri. Jakarta. PT. Raja


Anonim, 2004. Undang-Undang Grafindo Persada.
Nomor 23 Tahun 2004 Boediono. 1992. Teori
Tentang Perimbangan Pertumbuhan Ekonomi,
Keuagan Pusat dan Seri Sinopsis Pengantar
Daerah. Ilmu Ekonomi No. 4.
Yogyakarta: BPFE.
2004. Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Jhingan, M.L. 2008.Ekonomi
Pemerintahan Daerah. Pembangunan dan
perencanaan. Ed 1. (D.
2004. Undang-Undang Nomor Guritno).Jakarta : Raja
33 Tahun 2004 Tentang Grafindo Persada.
Pengaturan Perimbangan
Antara Pemerintahan Kusaini, Muhammad. 2006.
Pusat dan Daerah. Ekonomi Publik:
Desentralisasi Fiskal dan
Arsyad, Lincolin. 2004. Pembangunan Daerah.
Ekonomi Pembangunan. Malang: BPFE
Yogyakarta: YKPN. UNBREAW.

Asnina. 2007. Analisa Mukhtar, Afiah. 2015. Pengaruh


Pengaruh Pengeluaran Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah dan Investasi (PAD), Dana
Swasta Terhadap Perimbangan dan
Pertumbuhan Ekonomi di Investasi Swasta
Kabupaten Bone.Tidak Terhadap Pertumbuhan
diterbitkan.Makasar: FE- Ekonomi di Kota
Unhas Makassar. Makassar Tahun 2003-
2012. Tidak diterbitkan.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Makassar: PPs-UMI
Selatan. 2006. Sulawesi Makassar.
Selatan dalam Angka
2006 – 2015 Makassar: Nugroho, Riant D.
Sulawesi Selatan. 2004.Kebijakan Publik
Formulasi, Implementasi
Badruddin, Rudy. 2012. dan Evaluasi. Jakarta:
Ekonomika Otonomi Elex Media Komputindo
Daerah. Yogyakarta: UPP Raharjo Mudjia.
STIM YKPN.
Program Pascasarjana
Basri, Zainal. Yuswan Subri Universita Muslim
Mulyadi, 2003. Keuangan Indonesia.2014.
Negara dan Analisis Pedoman Penulisan Tesis
Kebijakan Utang Luar
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

24
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

dan Disertasi.UMI Ekonomi. Jakarta:


Makassar. Lembaga Penerbit FEUI.

Rochjadi, Achmad. 2006. Susiyati. 2007. Desentralisasi


Tinjauan Pelaksanaan Fiskal Sebagai Suatu
Hubungan Keuagan Upaya Meningkatkan
Pusat dan Daerah Tahun Peyediaan Layana Publik
2004-2005.Jakarta: (Bagi Orang Miskin) di
Kementerian Keuagan. Indonesia. Pidato
Pengukuhan Guru
Saragih, JP. 2003. Besar.Jakarta FEUI.
Desentralisasi Fiskal dan
Keuagan Daerah dalam Sumarsono, Hadi dan H,
Otonomi.Jakarta: Ghalia Sugeng.2009. Diliberate
Indonesia. Inflation pada Kebijakan
Desentralisasi Fiskal
Sidik, Mahfud. 2002. Jawa Timur dan
Perimbangan Keuagan Dampaknya bagi
Pusat dan Daerah (antara Pertumbuhan
teori dan aplikasi di Daerah.JESP Vol.1 No.3.
indnesia).Disampaikan Malang: FE Universitas
pada seminar “Setahun Negeri Malang.
Implementasi Kebijakan
Otonomi Daerah di Sukirno, Sadono. 2000.
Indonesia”. Yogyakarta. Pengantar Teori Ekonomi
2004. Prinsip dan Makro. Jakarta: Rajawali
Pelaksanaan Pers. 2001. Tingkat
Desentraliasi Fiskal di Pertumbuhan Ekonomi.
Berbagai Negara dalam Bandung: Yayasan
Bunga Rampai Adamamuia. 2004. Makro
Desentralisasi Fiskal. ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta: Dirjen PKPD. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2007. Makro
Simanjuntak, Payaman J. Ekonomi Modern
2005.Teori Pertumbuhan (Perkembangan
Ekonomi. Yogyakarta: Pemikiran dari Klasik
BPFE. hingga Keynesian Baru).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sulastri. 2004. Unsur Dinamis
Perekonomian Daerah. Suparmoko. 2002. Ekonomi
Jakarta: PT Putra Publik Untuk Keuangan
Nusantara Jakarta. dan Pembangunan
Daerah. ANDI. Jakarta.
Susanti, Hera dkk. 2008. 1996. Keuangan Negara
Indikato-Indikator Makro Dalam Teori Dan Praktek
Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

25
JURNAL KRITIS VOLUME II NOMOR 1 EDISI APRIL 2018 ISSN 2579 - 7875

Edisi Ke-3. Yogyakarta : Erlangga. 2007.


BPFE. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi. Jakarta: PT
Suparti. 2004. Meningkatkan Traseda Putra.
Taraf Kemakmuran.
Jakarta: Lembaga Zakaria, Junaiddin. 2015.
Demokrafi FE-UI. Ekonomi Perencanaan
dan Pembangunan.
Todaro, Michael. 2000. Makassar: PT Umitoha
Ekonomi Pembangunan Ukhuwah Grafika.
di dunia ketiga. Jakarta:

Analisis Potensi Sumberdaya perikanan......................Erwin, Leonardus Tumuka

26

Anda mungkin juga menyukai