Anda di halaman 1dari 18

JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN PENGELUARAN


PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
PROPINSISULAWESI SELATAN

Andi Wahana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia
email: Andiwahana1411@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine and analyze the effect of
the realization of the value of Foreign Investment (PMA) on economic
growth in South Sulawesi Province, to determine and analyze the
realization of the value of Domestic Investment (PMDN) on economic
growth in South Sulawesi Province, to determine and analyze the
influence of economic growth in South Sulawesi Province, and to
determine and analyze government spending on economic growth in
South Sulawesi Province. The analytical tool used in this research is
linear regression analysis with a quantitative model. The results of the
study indicate that investment through PMA and PMDN has a positive
and significant effect on economic growth in South Sulawesi Province,
employment has a positive and significant effect on economic growth in
South Sulawesi Province, government spending has a positive and
significant effect on economic growth in South Sulawesi Province.

Keywords: Investment, PMA, PMDN, Labor Force, Government


Expenditure, Economic Growth.

PENDAHULUAN pertambahan dalam jumlah dan


Pertumbuhan ekonomi kualitasnya.Untuk memberikan
merupakan masalah per- suatu gambaran kasarmengenai
ekonomian suatu negara dalam pertumbuhan ekonomi yang di-
jangka panjang.Pertumbuhan capai suatu negara, ukuran yang
ekonomi mengukur prestasi dari selaludigunakan adalah tingkat
perkembangan suatu per- pertumbuhan pendapatan nasional
ekonomian dari suatu periode ke riil yang dicapai (Sukirno, 2011).
periode berikutnya.Pertumbuhan Berikut ini adalah tabel nilai
ekonomi akan meningkat di- Produk Domestik Regional Bruto
sebabkan oleh faktor-faktor (PDRB) Propinsi Sulawesi Selatan
produksi yang selalu mengalami sepuluh tahun terakhir:

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

58
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

Tabel 1.
Produk Domestik Regional Bruto AtasDasar Harga Konstan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2019
Tahun PDRB Harga Konstan (Miliar Rupiah)
2010 51.197,03
2011 55.116,92
2012 59.708,63
2013 64.284,43
2014 234.487,91
2015 251.723,05
2016 270.614,64
2017 290.469,71
2018 310.740,69
2019 330.742,60
Sumber: BPS Sulawesi Selatan (data diolah), Tahun 2020
Pada tabel 1, PDRB atas kemiskinan pada akhirnya me-
dasar harga konstan di Propinsi nempatkan investasi sebagai
Sulawesi Selatan mengalami pendorong utama mengingat per-
peningkatan.Hal ini murni di- ekonomian yang digerakkan oleh
sebabkan oleh konsumsi diakui amat rapuh.
meningkatnyaproduksi diseluruh Investasi dapat dipengaruhi
lapangan usaha, yang tidak oleh investasi asing dan
dipengaruhi inflasi.Salah satu domestik.Investasi khususnya
variabel penting yang mendorong yang terjadi di daerah terdiri dari
pertumbuhan ekonomi di Provinsi investasi pemerintah dan investasi
Sulawesi Selatan adalah investasi. swasta.Investasi dari sektor
Menurut Harrod-Domar, swasta ialah investor yang berasal
untuk bisa menumbuhkan per- dari luar negeri (PMA) maupun
tumbuhan ekonomidiperlukan investor dari dalam negeri
adanya investasi yang merupakan (PMDN).Sementara itu, investasi
tambahan neto ke dalam pemerintah dilakukan guna
persediaan modal (Todaro dan menyediakan barang publik.
Smith dalam Fauzan, 2015).Sodik Kenaikan pertumbuhan
dan Nuryadin dalam Fauzan ekonomi Provinsi Sulawesi
(2015) menyatakan bahwa Selatan, tentunya tidak lepas dari
investasi disepakati menjadi salah peranan investasi yang di-
satu kata kunci dalam setiap tanamkan di wilayah
pembicaraan tentang konsep tersebut.Investasi atau
ekonomi.Wacana pertumbuhan penanaman modal oleh investor
ekonomi, penciptaan lapangan dalam negeri (PMDN) maupun
kerja baru, serta penanggulangan penanaman modal oleh pihak

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

59
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

asing (PMA) di Provinsi Sulawesi persentase laju investasi yang


Selatan, baik dilihat dari nilai terjadi ditunjukkan Tabel 2.
realisasi investasi maupun
Tabel 2.
Perkembangan Realisasi Investasi dilihat dari Penerimaan
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2010-2019
INVESTASI
PMA PMDN
Thn Realisasi
Realisasi
Jml Proyek (Milyar Jml Proyek
(Milyar Rupiah)
Rupiah)
2010 33 441,80 23 3.212,3
2011 36 89,60 42 3.986,3
2012 29 582,60 34 2.318,9
2013 88 462,80 57 921,0
2014 58 280,90 48 4.949,6
2015 165 233,30 244 9.215,3
2016 309 372,50 365 3.334,6
2017 196 712,80 242 1.969,4
2018 191 617,19 318 3.275,9
2019 239 201,6 132 2.948,7
Total 1.344 3.995,09 1.505 36.132,00
Sumber: Badan Penanaman Modal (BPM) Indonesia, Tahun 2020
Berdasarkan tabel 2 me- Selain investasi, maka
nunjukkan bahwa selama tahun tenaga kerja merupakan suatu
2010-2019 di Propinsi Sulawesi faktor yang mempengaruhi output
Selatan tingkat penerimaan suatu daerah. Angkatan kerja yang
investasi dilihat dari Penanaman besar akan terbentuk dari jumlah
Modal Asing (PMA) telah penduduk yang besar. Namun
terealisasi sebesar 3.995,09 milyar pertumbuhan penduduk di-
rupiah dengan jumlah proyek khawatirkan akan menimbulkan
1.344, sedangkan Penanaman efek yang buruk terhadap per-
Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuhan ekonomi. Menurut
sebanyak 1.505 proyek dengan Todaro dalam Sari (2016)
nilai yang telah terealisasi sebesar pertumbuhan penduduk yang
36.132,00 milyar rupiah. Hal ini cepat mendorong timbulnya
menunjukkan bahwa Pemerintah masalah keterbelakangan dan
Propinsi Sulawesi Selatan telah membuatprospek pembangunan
optimal dalam usaha menarik menjadi semakin jauh. Selanjutnya
investor yang dapat mem- dikatakanbahwa masalah
berdayakan potensi ekonomi di kependudukan yang timbul bukan
wilayahnya. karena banyaknya jumlah anggota
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

60
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

keluarga, melainkan karena akhirnya akan mampu


mereka terkonsentrasi pada meningkatkan produksi output di
daerah perkotaan saja sebagai suatu daerah.Undang-Undang
akibat dari cepatnya laju migrasi Ketenagakerjaan No.13 Tahun
dari desa ke kota. Namun 2003, tenaga kerja adalah setiap
demikian jumlah penduduk yang orang yang mampu bekerja demi
cukup dengan tingkat pendidikan menghasilkan barang atau jasa
yang tinggi dan memiliki skillakan sehingga mampu memenuhi
mampu mendorong laju per- kebutuhan diri sendiri atau
tumbuhan ekonomi. Dari jumlah masyarakat.Jadi, tenaga kerja
penduduk usia produktif yang adalah definisi umum yang
besar maka akan mampu mencakup penduduk yang punya
meningkatkan jumlah angkatan kemampuan untuk bekerja atau
kerja yang tersedia dan pada berusia 15 tahun ke atas.
Tabel 3.
Perkembangan Angkatan Kerja di Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2010-2019
Angkatan Kerja
Tahun Sub Jumlah
Bekerja % Pengangguran %
2010 3,272,365 9.74 298,952 14.79 3,571,317
2011 3,375,498 10.04 236,926 11.72 3,612,424
2012 3,351,908 9.97 208,983 10.34 3,560,891
2013 3,291,280 9.79 176,912 8.75 3,468,192
2014 3,527,036 10.50 188,765 9.34 3,715,801
2015 1,889,502 5.62 97,748 4.83 1,987,250
2016 3,694,712 10.99 186,291 9.21 3,881,003
2017 3,598,663 10.71 213,695 10.57 3,812,358
2018 3,774,924 11.23 213,105 10.54 3,988,029
2019 3,830,096 11.40 200,304 9.91 4,030,400
Total 33,605,984 100 2,021,681 100 35,627,665
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) BPS Sulsel,
Tahun 2020
Dari Tabel 3 menunjukkan dengan presentasi 9,91 %,
bahwa hingga tahun 2019 di kategori tinggi. Hal ini meng-
Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah indikasikan bahwa kebijakan-
penduduk bekerja sebanyak kebijakan pembangunan manusia
3.830.096 orang dengan di Propinsi Sulawesi Selatan
persentase kerja 11,40 %. belum sepenuhnya meng-
Kelompok umur yang men- akomodasi kepentingan per-
dominasi bekerja ada pada cepatan pertumbuhan ekonomian
kelompok 40-44 tahun. Untuk di Propinsi Sulawesi Selatan.
tingkat pengangguran di Propinsi Pertumbuhan PDRB,
Sulawesi Selatan tahun 2019 sebagai tolok ukur pertumbuhan
sebanyak 200,304 orang atau suatu ekonomi regional juga tidak
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

61
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

bisa lepas dari peran pengeluaran pengeluaran konsumsi pemerintah


pemerintah di sektor layanan yang terlalu kecil akan merugikan
publik. Pengeluaran pemerintah pertumbuhan ekonomi, penge-
daerah diukur dari total belanja luaran pemerintah yang
rutin dan belanja pembangunan proporsional akan meningkatkan
yang dialokasikan dalam anggaran pertumbuhan ekonomi dan penge-
daerah. Semakin besar penge- luaran konsumsi pemerintah yang
luaran pemerintah daerah yang boros akan menghambat per-
produktif maka semakin mem- tumbuhan ekonomi. Pada
perbesar tingkat perekonomian umumnya pengeluaran pemerintah
suatu daerah (Wibisonodalam membawa dampak positif bagi
Rustiono,2010). pertumbuhan ekonomi.
Anaman Dalam Rustiono
(2010) menyatakan bahwa

Tabel 4.
Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terhadap
Belanja Daerah Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2010-2019 (dalam jutaan Rp)
PENGELUARAN PEMERINTAH
Tahun Belanja Belanja Total
% %
Tidak Langsung Langsung Belanja Daerah
2010 6,083,542,332 0.06 5,961,968,304 0.13 12,045,510,636
2011 6,563,176,860 0.07 5,603,729,684 0.13 12,166,906,544
2012 3,135,483,892,532 31.10 1,311,017,807,451 29.43 4,446,501,699,983
2013 10,660,998,785 0.11 8,426,108,378 0.19 19,087,107,163
2014 12,136,595,968 0.12 10,485,141,334 0.24 22,621,737,302
2015 14,136,908,713 0.14 13,055,464,250 0.29 27,192,372,963
2016 15,542,923,020 0.15 16,057,597,294 0.36 31,600,520,314
2017 14,103,897,954 0.14 17,029,069,579 0.38 31,132,967,533
2018 17,027,020,838 0.17 17,354,551,013 0.39 34,381,571,851
2019 6,849,240,869,338 67.94 3,049,359,200,548 68.46 9,898,600,069,886
Sumber: Sekunder, Tahun 2020
Dari Tabel 4 terlihat bahwa pemerintah melalui proporsi
proporsi pengeluaran pemerintah belanja langsungsampai dengan
melalui belanja tidak langsung tahun 2019 sebesar Rp
sampai dengan tahun 2019 3,049,359,200,548 atau dengan
sebesar Rp 6,849,240,869,338 presentasi 68.46 %, mengalami
atau 67.94 %. Jika dilihat dari peningkatan yang signifikan di
proporsi belanja daerah Propinsi bandingkan dengan tahun 2018
Sulawesi Selatan melalui belanja yang hanya mencapai Rp
tidak langsung dari tahun ke tahun 17,354,551,013 atau dengan
mengalami peningkatan. Hal ini presentasi 0.39 %.
juga dapat dilihat dari pengeluaran

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

62
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

Tujuan penelitian ini adalah ciptakan investasi yang cukup,


untuk mengetahui dan meng- untuk mempercepat pertumbuhan
analisis pengaruh realisasi ekonomi (Todaro,
investasi melalui penerimaan 2004:65).Dengan demikian,
Penanaman Modal Asing (PMA) investasi pada hakekatnya juga
terhadap pertumbuhan ekonomi di merupakan langkah awal kegiatan
Propinsi Sulawesi Selatan, untuk pem-bangunan ekonomi.Dinamika
mengetahui dan menganalisis penanaman modal mempengaruhi
realisasi investasi melalui pe- tinggi rendahnya pertumbuhan
nerimaan Penanaman Modal ekonomi, mencerminkan tinggi dan
Dalam Negeri (PMDN) terhadap lesunya pembangunan.
pertumbuhan ekonomi di Propinsi
Sulawesi Selatan, untuk Tenaga Kerja
mengetahui dan menganalisis Undang-Undang
pengaruh pertumbuhan ekonomi di Ketenagakerjaan No.13 Tahun
Propinsi Sulawesi Selatan, serta 2003, menyebutkan tenaga kerja
untuk mengetahui dan adalah setiap orang yang mampu
menganalisis pengeluaran bekerja demi menghasilkan barang
pemerintah terhadap pertumbuhan atau jasa sehingga mampu me-
ekonomi di Propinsi Sulawesi menuhi kebutuhan diri sendiri atau
Selatan dalam kurun waktu masyarakat.Jadi, tenaga kerja
sepuluh tahun terakhir yaitu dari adalah definisi umum yang
tahun 2010-2019. mencakup penduduk yang punya
kemampuan untuk bekerja atau
berusia 15 tahun ke atas.
TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja terdiri atas dua
Investasi kelompok yaitu angkatan kerja dan
Investasi dapat di- bukan angkatan kerja. Angkatan
artikan sebagai pengeluaran atau kerja adalah tenaga kerja atau
pengeluaran penanam-penanam penduduk dalam usia kerja yang
modal atau perusahaan untuk bekerja, atau mempunyai pe-
membeli barang-barang modal dan kerjaan namun untuk sementara
perlengkapan - perlengkapan tidak bekerja, dan yang sedang
produksi untuk menambah ke- mencari pekerjaan. Sedangkan
mampuan memproduksi barang- Bukan Angkatan Kerja adalah
barang dan jasa-jasa yang tenaga kerja atau penduduk dalam
tersedia dalam perekonomian usia kerja yang tidak bekerja, tidak
(Sukirno dalam Dian, 2012). mempunyai pekerjaan dan sedang
Menurut Rostow bahwa tidak mencari pekerjaan, yaitu
setiap upaya untuk tinggal landas orang-orang yang kegiatannya
mengharuskan adanya mobilitas sekolah menerima pendapatan
tabungan dalam dan luar negeri tapi bukan merupakan imbalan
dengan maksud untuk men-

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

63
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

langsung atas jasa kerjaanya (Sukirno, 2005). Tujuan dari


(Badan Pusat Statistik, 2019). kebijakan fiskal ini adalah dalam
Jumlah angkatan kerja yang rangka menstabilkan harga, tingkat
bekerja merupakan gambaran output maupun kesempatan kerja
kondisi dari lapangan kerja yang dan memacu pertumbuhan
tersedia. Semakin bertambah ekonomi.
besar lapangan kerja yang ter-
sedia maka akan menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi
semakin meningkatnya total Pertumbuhan ekonomi
produksi di suatu negara, dimana diartikan sebagai perkembangan
salah satu indikator untuk melihat kegiatan dalam perekonomian
perkembangan ketenagakerjaan di yang menyebabkan barang dan
Indonesia adalah Tingkat jasa yang diproduksi dalam
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). masyarakat bertambah dan
Tingkat partisipasi angkatan kerja kemakmuran masyarakat
adalah menggambarkan jumlah meningkat (Sukirno, 2011).Jadi
angkatan kerja dalam suatu pertumbuhan ekonomi mengukur
kelompok umur sebagai pre- prestasi dari perkembangan suatu
sentase penduduk dalam perekonomian. Dari suatu periode
kelompok umur tersebut, yaitu ke periode lainnya kemampuan
membandingkan jumlah angkatan suatu negara untuk menghasilkan
kerja dengan jumlah tenaga kerja barang dan jasa akan meningkat.
(Badan Pusat Statistik, 2019). Kemampuan yang meningkat ini
disebabkan oleh pertambahan
Pengeluaran Pemerintah faktor-faktor produksi baik dalam
Pengeluaran pemerintah jumlah dan kualitasnya. Investasi
adalah seperangkat produk yang akan menambah barang modal
dihasilkan yang memuat pilihan dan teknologi yang digunakan juga
atau keputusan yang dibuat oleh makin berkembang. Disamping itu
pemerintah untuk menyediakan tenaga kerja bertambah sebagai
barang-barang publik dan pe- akibat perkembangan penduduk
layanan kepada masyarakat. seiring dengan meningkatnya
Pengeluaran pemerintah pendidikan dan keterampilan
(Government Expenditure) adalah mereka.
bagian dari kebijakan fiskal, yaitu Menurut ekonomi Klasik,
suatu tindakan pemerintah untuk Smith, pertumbuhan ekonomi
mengatur jalannya perekonomian dipengaruhi oleh dua faktor utama
dengan cara menentukan yakni pertumbuhan output total
besarnya penerimaan dan penge- dan pertumbuhan penduduk
luaran pemerintah tiap tahunnya (Arsyad dan Wicaksono, 2017).
yang tercermin dalam dokumen Unsur pokok dari sistem produksi
APBN untuk nasional dan APBD suatu negara ada tiga:
untuk daerah atau wilayah

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

64
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

a. Sumber daya alam yang Δ T = tingkat pertambahan


tersedia merupakan wadah teknologi
paling mendasar dari kegiatan Dalam model pertumbuhan
produksi suatu masyarakat ekonomi Neo Klasik Solow (Solow
dimana jumlah sumber daya Neo Classical Growth Model)
alam yang tersedia mempunyai maka fungsi produksi agregat
batas maksimum bagi per- standar adalah sama seperti yang
tumbuhan suatu perekonomian. digunakan dalam persamaan
b. Sumber daya insani (jumlah sektor modern Lewis yakni:
penduduk) merupakan peran Y = Aeμt .Kα . L1-α
pasif dalam proses per- Keterangan:
tumbuhan output, maksudnya Y = Produk Domestik Bruto
jumlah penduduk akan K = stok modal fisik dan modal
menyesuaikan dengan ke- manusia
butuhan akan tenaga kerja. L = tenaga kerja non terampil
c. Stok modal merupakan unsur A = konstanta yang mere-
produksi yang sangat fleksikan tingkat teknologi
menentukan tingkat per- dasar
tumbuhan output. eμt = melambangkan tingkat ke-
Laju pertumbuhan ekonomi majuan teknologi
sangat dipengaruhi oleh produk- α = melambangkan elastisitas
tivitas sector-sektor dalam meng- output terhadap model, yakni
gunakan faktor-faktor persentase kenaikan PDB
produksinya.Produktivitas dapat yang bersumber dari 1%
ditingkatkan melalui berbagai penambahan modal fisik dan
sarana pendidikan, pelatihan dan modal manusia.
manajemen yang lebih baik. Menurut teori pertumbuhan
Menurut Teori Pert-umbuhan Neo Klasik Tradisional,
Ekonomi Klasik, pertumbuhan pertumbuhanoutput selalu
ekonomi bergantung pada faktor- bersumber dari satu atau lebih dari
faktor produksi (Sukirno, 3 (tiga) faktor yaknikenaikan
2011).Persamaannya adalah: kualitas dan kuantitas tenaga
kerja, penambahan modal
Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT) (tabungandan investasi) dan pe-
nyempurnaan teknologi (Todaro
Keterangan: dan D. Suindyah, 2011).
Δ Y = tingkat pertumbuhan
ekonomi Hubungan Investasi Dengan
Δ K = tingkat pertambahan Pertumbuhan Ekonomi
barang modal Menurut Sukirno (2011)
Δ L = tingkat pertambahan kegiatan investasi memungkinkan
tenaga kerja suatumasyarakat terus menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

65
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

dan kesempatankerja, me- Tambahan keluaran yang


ningkatkan pendapatan nasional diproduksi inilah yang disebut
dan meningkatkan taraf kemak- dengan produk fisikmarjinal
muranmasyarakat. (Marginal Physcal Product).
Dalam model pertumbuhan Selanjutnya dikatakan bahwa
endogen dikatakan bahwa hasil apabilajumlah tenaga kerja
investasi akansemakin tinggi bila ditambah terus menerus sedang
produksi agregat di suatu negara faktor produksi laindipertahankan
semakin besar. Dengandi- konstan, maka pada awalnya akan
asumsikan bahwa investasi swasta menunjukkan peningkatanpro-
dan publik di bidang sumberdaya duktivitas namun pada suatu
atau modalmanusia dapat tingkat tertentu akan mem-
menciptakan ekonomi eksternal perlihatkan penurunanpro-
(eksternalitas positif) dan duktivitasnya serta setelah
memacuproduktivitas yang mampu mencapai tingkat keluaran
mengimbangi kecenderungan maksimal setiappenambahan
ilmiah penurunan skalahasil. tenaga kerja akan mengurangi
Meskipun teknologi tetap diakui pengeluaran.
memainkan peranan yang sangat Jumlah angkatan kerja
penting,namun model per- yang bekerja merupakan
tumbuhan endogen menyatakan gambaran kondisi darilapangan
bahwa teknologi tersebut kerja yang tersedia. Semakin
tidakperlu ditonjolkan untuk men- bertambah besar lapangan kerja
jelaskan proses terciptanya per- yangtersedia maka akan
tumbuhan ekonomijangka panjang. menyebabkan semakin me-
ningkatkan total produksi di
Hubungan Angkatan Kerja suatudaerah.
Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Nicholson W. dan Hubungan Pengeluaran
Wicaksono (2017) bahwa suatu Pemerintah Dengan
fungsi produksi suatu barangatau Pertumbuhan Ekonomi
jasa tertentu (q) adalah q = f (K, L) Mundle dan Rustiono
dimana k merupakan modal dan L (2010) berpendapat bahwa
adalahtenaga kerja yang mem- kemajuan teori dan studi empiris
perlihatkan jumlah maksimal suatu mengenai intervensi kebijakan
barang/jasa yang dapatdiproduksi publik dalam pengembangan
dengan menggunakan kombinasi manusiamencerminkan tumbuhnya
alternatif antara K dan L perhatian masyarakat terhadap
makaapabila salah satu masukan aspek-aspek yangberkaitan
ditambah satu unit tambahan dan dengan pembangunan sosial.
masukan lainnyadianggap tetap Pengeluaran pemerintah
akan menyebabkan tambahan (goverment expenditure) adalah
keluaran yang dapat diproduksi. bagian darikebijakan fiskal

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

66
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

(Sukirno,2011) yakni suatu Sulawesi Selatan, dan objek


tindakan pemerintah penelitiannya adalah pengaruh
untukmengatur jalannya investasi yang tercermin dalam
perekonomian dengan cara PMDN dan PMA, tenaga kerja dan
menentukan besarnya pengeluaran pemerintah terhadap
penerimaandan penge-luaran pertumbuhan ekonomi di Propinsi
pemerintah tiap tahunnya yang Sulawesi Selatan.
tercermin dalam dokumenAPBN
untuk nasional dan APBD untuk Teknik Pengumpulan Data
daerah/regional. Tujuan dari Adapun teknik pengum-pulan
kebijakan fiskal ini adalah dalam data yang digunakan dalam
rangka menstabilkan harga, tingkat penelitian ini adalah sebagai
output maupunkesempatan kerja berikut:
dan memacu pertumbuhan 1. Dokumentasi, yaitu mencari
ekonomi. data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar,
RANCANGAN PENELITIAN majalah, prasasti, notulen rapat,
Metode Penelitian lengger, agenda, dan
Penelitian ini menggunakan sebagainya (Siyoto, 2015).
metode asosiatif dengan 2. Studi Kepustakaan, yaitu teknik
pendekatan eksperimen.Menurut pengumpulan data dengan
Sugiyono (2007: 11), yang mengadakan studi penelaahan
dimaksud penelitian asosiatif terhadap buku-buku, literatur,
adalah penelitian yang bertujuan catatan-catatan, dan laporan-
untuk mengetahui pengaruh antara laporan yang ada hubungannya
dua variabel atau lebih.Dengan dengan masalah yang hendak
penelitian ini maka akandapat dipecahkan(Nazir, 2013).
dibangun suatu teori yang
berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan,dan mengontrol Metode Analisis Data
gejala-gejala dari pengaruh Analisis yang digunakan
investasi, tenaga kerja, dan dalam penelitian ini adalah analisis
pengeluaran pemerintah terhadap regresi dengan variabel bebas
Pertumbuhan ekonomi di Propinsi data kuantitatif, dengan bentuk
Sulawesi Selatan. persamaan sebagai berikut:
Yi = α + β1Xt + β2X2 + + β3X3 +
Daerah dan Objek Penelitan β4X4 +Ɛ
Penelitian ini akan dilakukan Keterangan:
dilingkungan kantor Dinas Y = Pertumbuhan Ekonomi
Penanaman Modal dan Pelayanan X1 = Investasi Melalui Penanaman
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Modal Asing (PMA)
Kantor Dinas Tenaga Kerja

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

67
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

X2 = Investasi Melalui Penanaman tenaga kerja, dan pengeluaran


Modal Dalam Negeri (PMDN) pemerintah terhadap pertumbuhan
X3 = Tenaga Kerja ekonomi di propinsi Sulawesi
X4 = Pengeluaran/Belanja Selatan.Pengujian analisis meng-
Pemerintah gunakan bantuan aplikasi SPSS.
α = nilai constanta
β = koefisien korelasi
Ɛ = nilai standar error HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat analisis regresi Hasil Analisis
berganda digunakan dalam Berikut ini adalah hasil
penelitian ini untuk mengetahui analisis regresi linier yang dimuat
pengaruh antar variabel investasi, dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 4.
Analisis Regresi dengan Model SummaryPengaruh Investasi,
Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate
1 0,748a 0,560 0,208 5,50655
Sumber: Sekunder, Tahun 2020
Berdasarkan hasil analisis (X2), tenaga kerja (X3), dan
regresi model summary pada tabel pengeluaran pemerintah (X 4)
diatas. Menunjukkan bahwa R mempunyai pengaruh sebesar 56
square (R2) dengan nilai sebesar persen terhadap pertumbuhan
0,560 mengandung arti bahwa ekonomi (Y), sedangakan sebesar
secara bersama-sama variabel 44 persen di pengaruhi oleh
Penanaman Modal Asing (X 1), variabel lain diluar dari variabel
Penanaman Modal Dalam Negeri yang dibentuk.
Tabel 5.
Analisis Regresi dengan Model AnovaPengaruh Investasi, Tenaga
Kerja, Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 193,132 4 48,283 1,592 0,000b
Residual 151,610 5 30,322
Total 344,742 9
Sumber: Data Diolah, Tahun 2020
Dari hasil analisis regresi kecil dari level of significant 5
model anova pada tabel diatas persen. Ini berarti bahwa secara
dengan perhitungan F hitung serempak variabel Penanaman
menunjukkan angka sebesar Modal Asing (X1), Penanaman
1,592, dengan signifikansi sebesar Modal Dalam Negeri (X2), tenaga
0,000.Angka tersebut jauh lebih kerja (X3), dan pengeluaran
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

68
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

pemerintah (X4) berpengaruh ter- hadap pertumbuhan ekonomi (Y).


Tabel 6.
Analisis Regresi Coefficients CorrelationPengaruh Investasi, Tenaga
Kerja, Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
Beta
B Std. Error

(Constant) -45,176 24,724 -1,827 0,127


1
X1 0,684 0,459 0,555 1,490 0,001
X2 1,297 0,548 1,307 1,368 0,002
X3 0,091 0,089 0,330 1,020 0,005
X4 0,447 0,467 0,914 1,801 0,004
Sumber: Sekunder, Tahun 2020
Berdasarkan tabel diatas, terhadap pertumbuhan ekonomi.
dapat dijelaskan bahwa nilai Nilai koefisien korelasi antar
koefisien korelasi antar variabel pengeluaran pemerintah (X 4)
PMA (X1) terhadap pertumbuhan terhadap pertumbuhan ekonomi
ekonomi (Y) dilihat dari t hitung (Y) dilihat dari t hitung sebesar
sebesar 1,490 < t tabel 1,812 1,801 < t tabel 1,812 dengan
dengan signifikansi 0,001 atau signifikansi 0,005 atau lebih kecil
lebih kecil dari porsi 1 persen, dari porsi 1 persen, artinya
artinya PMA berpengaruh positif pengeluaran pemerintah ber-
dan signifikan terhadap per- pengaruh positif dan signifikan
tumbuhan ekonomi. Nilai koefisien terhadap pertumbuhan ekonomi.
korelasi antar variabel PMDN (X 2)
terhadap pertumbuhan ekonomi
(Y) dilihat dari t hitung sebesar PEMBAHASAN
1,368 < t tabel 1,812 dengan Pengaruh Investasi Melalui
signifikansi 0,002 atau lebih kecil Penerimaan Penanaman Modal
dari porsi 1 persen, artinya PMDN Asing (PMA) terhadap
berpengaruh positif dan signifikan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien korelasi antar
Nilai koefisien korelasi antar variabel PMA (X1) terhadap
variabel tenaga kerja (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) dilihat
pertumbuhan ekonomi (Y) dilihat dari t hitung sebesar 1,490 < t
dari t hitung sebesar 1,020 < t tabel 1,812 dengan signifikansi
tabel 1,812 dengan signifikansi 0,001 atau lebih kecil dari porsi 1
0,005 atau lebih kecil dari porsi 1 persen, artinya investasi melalui
persen, artinya tenaga kerja penerimaan Penanaman Modal
berpengaruh positif dan signifikan Asing (PMA) berpengaruh positif

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

69
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

dan signifikan terhadap per- berdampak pada pembangunan


tumbuhan ekonomi. Hal ini ekonomi dan kesejahteraan rakyat
dikuatkan penelitian terdahulu di Propinsi Sulawesi Selatan.
Sodik dan Nuryadin (2005) dan
Rustiono (2008), hasil analisis Pengaruh Investasi Melalui
menunjukkan bahwa PMA ber- Penerimaan Penanaman Modal
pengaruh secara positif dan Dalam Negeri Terhadap
signifikan terhadap per-tumbuhan Pertumbuhan Ekonomi
ekonomi. Nilai koefisien korelasi antar
Berdasarkan data realisasi variabel Penanaman Modal Dalam
investasi melalui Penanaman Negeri (X2) terhadap pertumbuhan
Modal Asing (PMA) dan ekonomi (Y) dilihat dari t hitung
pertumbuhan ekonomi Propinsi sebesar 1,368 < t tabel 1,812
Sulawesi Selatan dari tahun 2010 dengan signifikansi 0,002 atau
sampai 2019 menunjukkan bahwa lebih kecil dari porsi 1 persen,
setiap kenaikan penerimaan PMA artinya investasi melalui pe-
akan berdampak pada nerimaan Penanaman Modal
peningkatan ekonomi di Propinsi Dalam Negeri (PMDN) ber-
Sulawesi Selatan. Dengan adanya pengaruh positif dan signifikan
PMA di Propinsi Sulawesi Selatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
dapat menciptakan lapangan kerja Berujuk pada data realisasi
bagi masyarakat, meningkatkan investasi melalui penerimaan
pembangunan ekonomi ber- PMDN Propinsi Sulawesi Selatan
kelanjutan, me-ningkatkan ke- sepuluh tahun terakhir yaitu tahun
mampuan daya saing dunia usaha, 2010 sampai 2019 menjelaskan
meningkatkan kapasitas dan bahwa setiap kenaikan pe-
kemampuan teknologi, men- nerimaan PMDN berdampak pada
dorong pengembangan ekonomi pertumbuhan ekonomi di Propinsi
kerakyatan, mengolah ekonomi Sulawesi Selatan. Semakin
potensial menjadi kekuatan banyak pengusaha-pengusaha
ekonomi riil dengan menggunakan dalam negeri yang berinvestasi
dana yang berasal, baik dari dalam akan menambah pundi-pundi
negeri maupun dari luar negeri, pendapatan bagi pemerintah dan
dan meningkatkan kesejahteraan masayarakat di Propinsi Sulawesi
masyarakat di Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan semakin
Selatan. besarnya investasi pemerintah
Pada kenyataannya, pada barang publik maka
kenaikan pertumbuhan ekonomi diharapkan akan mendorong per-
Provinsi Sulawesi Selatan, tumbuhan sektor pertumbuhan
tentunya tidak lepas dari peranan sektor swasta dan rumah tangga
investasi melalui penerimaan PMA dalam mengalokasikan sumber-
yang ditanamkan di wilayah daya yang ada di Propinsi
tersebut yang pada akhirnya Sulawesi Selatan. Hal ini pada

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

70
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

akhirnya akan menyebabkan Pengaruh dari pertumbuhan


makin meningkatnya PDRB penduduk tergantung pada
Propinsi Sulawesi Selatan. kemampuan sistem per-
ekonomian di Propinsi Sulawesi
Pengaruh Tenaga Kerja Selatan dalam menyerap dan
Terhadap Pertumbuhan secara produktif memanfaatkan
Ekonomi pertambahan tenaga kerja
Nilai koefisien korelasi antar tersebut. Kemampuan tersebut
variabel tenaga kerja (X3) terhadap dipengaruhi oleh tingkat dan jenis
pertumbuhan ekonomi (Y) dilihat akumulasi modal dan tersedianya
dari t hitung sebesar 1,020 < t input dan faktor penunjang seperti
tabel 1,812 dengan signifikansi kecakapan manajerial dan
0,005 atau lebih kecil dari porsi 1 administrasi.
persen, artinya tenaga kerja
berpengaruh positif dan signifikan Pengaruh Pengeluaran
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah terhadap
Berdasarkan data angkatan Pertumbuhan Ekonomi
kerja di Propinsi Sulawesi Selatan Nilai koefisien korelasi antar
sampai dengan tahun 2019 jumlah pengeluaran pemerintah (X 4)
penduduk bekerja sebanyak terhadap pertumbuhan ekonomi
3.830.096 orang dengan (Y) dilihat dari t hitung sebesar
persentase kerja 11,40 % 1,801 < t tabel 1,812 dengan
mengalami peningkatan jika di signifikansi 0,005 atau lebih kecil
bandingkan dengan tahun 2018 dari porsi 1 persen, artinya
sebesar 3,774,924 atau dengan pengeluaran pemerintah ber-
presentasi 11.23 %. Jika dilihat pengaruh positif dan signifikan
menurut Kabupaten/Kota, ber- terhadap pertumbuhan ekonomi.
dasarkan pendidikan tertinggi yang Hal ini dikuatkan dengan dengan
ditamatkan, lulusan SMP ke penelitian terdahulu yang di-
bawah paling banyak mengisi lakukan oleh Suryono, (2010),
lapangan usaha pertanian. Untuk Novianto (2012), Maulana (2013)
tingkat pengangguran di Propinsi dengan hasil analisis menjelaskan
Sulawesi Selatan tahun 2019 bahwa pengeluaran pemerintah
sebanyak 200,304 orang atau berpengaruh positif dan signifikan
dengan presentasi 9,91 %, terhadap pertumbuhan ekonomi.
kategori tinggi. Hal ini meng- Jika dilihat daripengeluaran
indikasikan bahwa kebijakan- pemerintah melalui proporsi
kebijakan pembangunan manusia belanja tidak langsungsampai
di Propinsi Sulawesi Selatan dengan tahun 2019 sebesar Rp
belum sepenuhnya meng- 6,849,240,869,338 atau 67.94
akomodasi kepentingan per- %.Jika dilihat dari proporsi belanja
cepatan pertumbuhan ekonomian daerah Propinsi Sulawesi Selatan
di Propinsi Sulawesi Selatan. melalui belanja tidak langsung dari

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

71
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

tahun ke tahun mengalami 4. Penanaman pengeluaran pe-


peningkatan. Hal ini juga dapat merintah berpengaruh positif
dilihat dari pengeluaran peme- dan signifikan terhadap per-
rintah melalui proporsi belanja tumbuhan ekonomi Propinsi
langsungsampai dengan tahun Sulawesi Selatan.
2019 sebesar Rp
3,049,359,200,548 atau dengan Saran
presentasi 68.46%, mengalami Dari kesimpulan diatas maka
peningkatan yang signifikan di saran dalam penulisan ini bagi
bandingkan dengan tahun 2018 pemerintah daerah terlebih khusus
yang hanya mencapai Rp pemerintah Propinsi Sulawesi
17,354,551,013 atau dengan Selatan, yaitu:
presentasi 0.39 %. Artinya, 1. Terus memberikan inovasi
semakin tinggi belanja pemerintah terbaru bagi perusahaan asing
akan berdampak pada pemenuhan dalam melakukan penanaman
kebutuhan publik, berdampak modal di propinsi Sulawesi
pada kurangnya ketimpangan Selatan. Dengan adanya PMA
sosial, masyarakat semakin dapat meningkatkan per-
sejahtera, dan mendorong per- tumbuhan ekonomi nasional,
tumbuhan ekonomi di Propinsi menciptakan lapangan kerja,
Sulawesi Selatan. meningkatkan pembangunan
ekonomi berkelanjutan, me-
ningkatkan kemampuan daya
PENUTUP saing dunia usaha nasional,
Kesimpulan meningkatkan kapasitas dan
Berdasarkan hasil analisis kemampuan teknologi nasional,
dengan menggunakan regresi mendorong pengembangan
linier model kuantitatif me- ekonomi kerakyatan, mengolah
nunjukkan bahwa: ekonomi potensial menjadi
1. Penanaman Modal Asing (PMA) kekuatan ekonomi riil dengan
berpengaruh positif dan menggunakan dana yang
signifikan terhadap per- berasal, baik dari dalam negeri
tumbuhan ekonomi Propinsi maupun dari luar negeri, dan
Sulawesi Selatan. neningkatkan kesejahteraan
2. Penanaman Modal Dalam masyarakat.
Negeri (PMDN) berpengaruh 2. Memberikan kemudahan-
positif dan signifikan terhadap kemudahan bagi pengusaha
pertumbuhan ekonomi Propinsi dalam negeri dalam melakukan
Sulawesi Selatan. penanaman modal dalam
3. Penanaman tenaga kerja ber- negeri, agar masyarakat terus
pengaruh positif dan signifikan menerus meningkatkan
terhadap pertumbuhan ekonomi kegiatan ekonomi dan ke-
Propinsi Sulawesi Selatan. sempatan kerja, meningkatkan

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

72
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

pendapatan nasional dan 2013.Badan Pusat Statistik


meningkatkan taraf kemak- Propinsi Sulawesi
muran masyarakat. Selatan.Makassar.
3. Untuk menurunkan tenaga
---------------, 2014.Sulawesi
kerja, pemerintah diharapkan
Selatan Dalam Angka Tahun
membuka lapangan-lapangan
2014.Badan Pusat Statistik
kerja baru dengan memberikan
Propinsi Sulawesi
kemudahan bagi pengusaha
Selatan.Makassar.
luar dan dalam negeri dalam
berinvestasi, dengan demikian ---------------, 2015.Sulawesi
akan membuka lapangan usaha Selatan Dalam Angka Tahun
baru bagi masyarakat. 2015.Badan Pusat Statistik
4. Pemerintah diharapkan dapat Propinsi Sulawesi
mendorong pergerakan eko- Selatan.Makassar.
nomi melalui penyerapan ---------------, 2016.Sulawesi
tenaga kerja dan barang modal Selatan Dalam Angka Tahun
dalam bidang pembangunan 2016.Badan Pusat Statistik
infrastruktur sosial (kesehatan, Propinsi Sulawesi
pendidikan, dan fasilitas Selatan.Makassar.
umum/publik) yang dianggarkan
dalam belanja pembangunan. ---------------, 2017.Sulawesi
Melalui anggaran rutin, Selatan Dalam Angka Tahun
khususnya belanja rutin 2017.Badan Pusat Statistik
pegawai yang berupa gaji Propinsi Sulawesi
pegawai, pemerintah dapat Selatan.Makassar.
mendorong perekonomian ---------------, 2018.Sulawesi
melalui konsumsi masyarakat. Selatan Dalam Angka Tahun
2018.Badan Pusat Statistik
Propinsi Sulawesi
REFERENSI Selatan.Makassar.
BPS Sul-Sel, 2011.Sulawesi
Selatan Dalam Angka Tahun ---------------, 2019.Sulawesi
2011.Badan Pusat Statistik Selatan Dalam Angka Tahun
Propinsi Sulawesi 2019.Badan Pusat Statistik
Selatan.Makassar. Propinsi Sulawesi
Selatan.Makassar.
---------------, 2012.Sulawesi
Selatan Dalam Angka Tahun ---------------, 2020.Sulawesi
2012.Badan Pusat Statistik Selatan Dalam Angka Tahun
Propinsi Sulawesi 2020.Badan Pusat Statistik
Selatan.Makassar. Propinsi Sulawesi
Selatan.Makassar.
---------------, 2013.Sulawesi
Selatan Dalam Angka Tahun Dian, Rundu Sonda Elsy. 2016.
Analisis Faktor-Faktor Yang
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

73
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

Mempengaruhi Penanaman -----------. 2005. Ekonomi


Modal Asing di Propinsi Pembangunan, Proses,
Sulawesi Selatan Periode Masalah dan Dasar
1995-2014. Fakultas Ekonomi Kebijaksanaan. LPFEUI
dan Bisnis, Universitas Jakarta.
Hasanuddin.Makassar.
Suryana, 2010.Ekonomi
Fauzan, Alfian Wahyu. 2015. Pembangunan: Problematika
Analisis Pengaruh Investasi, dan Pendekatan. Penerbit
Tenaga Kerja, dan Tingkat Salemba Empat Edisi
Pendidikan Terhadap Pertama.
Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Todaro, Michael. 2010.
Kasus: Kabupaten/Kota di
Pembangunan Ekonomi di
Propinsi Jawa Tengah Tahun
Dunia Ketiga. Penerbit
2009-2013). Fakultas Ekonomi
Erlangga Edisi Kedelapan.
dan Bisnis, Universitas
Diponegoro. Semarang. ----------Rostow. 2004.
Pembangunan Ekonomi di
Utama, Suryana Made. 2016.
Dunia Ketiga. Penerbit
Aplikasi Analisis Kuantitatif
Erlangga Edisi Kedelapan,
Untuk Ekonomi dan
2004.
Bisnis.Penerbit: CV. Sastra
Utama. Denpasar. Utama, S. Made. 2016. Aplikasi
Analisis Kuantitatif. Penerbit
Rustiono, Deddy. 2010. Analisis
CV. Sastra Utama, Denpasar.
Pengaruh Investasi, Tenaga
Kerja, dan Pengeluaran Wicaksono, Alfarendi. 2017.
Pemerintah Terhadap Analsis Pengaruh Investasi,
Pertumbuhan Ekonomi di Tenaga Kerja, dan
Propinsi Jawa Tengah. Pengeluaran Pemerintah
Fakultas Ekonomi, UNDIP. Terhadap Pertumbuhan
Semarang. Ekonomi di Provinsi Lampung
Tahun 1996-2013. Fakultas
Sari, Mutia. 2016. Pengaruh
Ekonomi dan Bisnis,
Investasi, Tenaga Kerja dan
Universitas Lampung. Bandar
Pengeluaran Pemerintah
Lampung.
Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. Undang-Undang Republik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia Nomor 1 tahun
Universitas Syiah Kuala. 1967 tentang Penanaman
Modal Asing (PMA) dan
Sukirno, Sadono. 2011.
Penanaman Modal Dalam
Makroekonomi Modern:
Negeri (PMDN).
Perkembangan Pemikiran Dari
Klasik Hingga Keynesian Undang-Undang Republik
Baru. Raja Grafindo Pustaka. Indonesia Nomor 11 tahun
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

74
JURNAL KRITIS VOLUME 4 NOMOR 2 EDISI OKTOBER 2020 ISSN 2579-7875

1970 tentang Penanaman Undang-Undang Republik


Modal Asing (PMA). Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 Tentang
Undang-Undang Republik
Ketenagakerjaan.
Indonesia Nomor 6 tahun
1968 tentang Penanaman Undang-undang Republik
Modal Dalam Negeri Indonesia No. 25 Tahun
(PMDN). 2007 tentang Penanaman
Modal

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, ......................................Andi Wahana

75

Anda mungkin juga menyukai