Anda di halaman 1dari 26

TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT

PENGANGGURAN DI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2022

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi

Dosen Pengampuh : Zulkarnain Ilyas Idris, SE., M.Si

Oleh
Kelompok 4

NURAIN IDRIS (E1120056)


PRATIWI DAUD (E1123019)
SITI MAR’A MAIDA (E1123036)

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Pengangguran Di
Provinsi Gorontalo Tahun 2018-2022”
Makalah ini disusun guna untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan tugas
pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Ichsan Gorontalo. Dalam penyusunan makalah ini, Penulis
telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan
serta dorongan moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat penulis
selesaikan dengan tepat waktu.
Akhir Kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kelanjutan pembuatan makalah ini.

Gorontalo, November 2023

Penulis.

ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. identifikasi masalah.......................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3 Tujuan ............................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 7
2.1 Pertumbuhan ekonomi ...................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.......................................... 7
2.1.2 Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.................. 9
2.2. tingkat pengangguran.......................................................................... 11
2.2.1. Pengertian Tingkat Pengangguran............................................ 11
2.2.2. Teori-teori Pengangguran......................................................... 12
2.3. Studi Kasus Tingkat Pengangguran Di Gorontalo Dari
Tahun 2018-2022............................................................................... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20
3.2. Saran................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran dalam
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan indikator keberhasilan
dari pembangunan yang telah dilakukan. Pertumbuhan ekonomi juga berguna
untuk menentukan arah pembangunan kedepan. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara atau daerah dipengaruhi oleh akumulasi modal, sumber daya alam,
sumber daya manusia baik jumlah maupun tingkat kualitas penduduknya,
kemajuan teknologi, akses terhadap informasi, keinginan untuk inovasi dan
mengembangkan diri serta budaya kerja.

Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang menyebar


dari Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda
diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan
oleh pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama,
untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus menerus harus dilakukan
agar pembangunan di daerah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah
tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut
tidak dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak
merugikan daerah tersebut (Aditya, 2013).

Salah satu upaya menjabarkan kebijaksanaan pembangunan ekonomi


di tingkat daerah, maka diperlukan suatu kawasan andalan yang berorientasi
untuk mengembangkan potensi daerah. Kawasan andalan merupakan kawasan
yang ditetapkan sebagai penggerak perekonomian wilayah, yang memiliki
kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan lokasi lainnya
dalam suatu provinsi atau kabupaten, memiliki sektor basis dan memiliki

1
keterkaitan ekonomi daerah sekitar. Untuk itu perlu adanya usaha peningkatan
kemampuan dibidang ekonomi di Provinsi Gorontalo melalui analisis
pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan pendekatan basis ekonomi,
pendekatan basis ekonomi ini ditujukan untuk mengidentifikasi sektor-sektor
mana saja yang paling unggul dan strategis untuk dikembangkan. Keterkaitan
antar daerah sewilayah dengan Provinsi Gorontalo sebagai pelengkap
sehingga dapat diketahui sejauh mana daerah tersebut saling berkaitan satu
sama lain dalam pertumbuhan ekonomi.

Provinsi Gorontalo memiliki peran strategis dalam mendukung peran


Sulawesi di tingkat nasional sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, perikanan serta pertambangan nikel khususnya simpul
perkebunan kakao dan simpul perikanan. Provinsi kinerja perekonomian
Gorontalo pada tahun 2018-2022 rata-rata di atas tujuh persen Pada tahun
2019 – 2021 pertumbuhan ekonomi menurun dari 7,91 persen pada tahun
2019 menjadi 7,68 persen pada tahun 2013, kemudian menurun lagi menjadi
7,29 pada tahun 2021Selama kurun waktu tersebut laju pertumbuhan rata –
rata Gorontalo sebesar 7,65 persen, berada di atas rata-rata nasional 5,9
persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi Gorontalo turut didukung oleh
pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah di wilayah ini.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo


Pro Tahun
vin 2 2 2 2 2
si 0 0 0 0 0
1 1 2 2 2
8 9 0 1 2
Ba 7 7 7 7 7
nte , . . . .
n 6 7 9 2 2
3 1 1 9 6

2
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Sementara pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dilihat dari


perbandingan antar provinsi di Sulawesi pada tahun 2015 menduduki
peringkat ketiga. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo sebesar 7,29
persen, jauh dari laju pertumbuhan di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 8,73
persen diikuti oleh Sulawesi Selatan sebesar 7,57 persen. Hal inilah yang
harus dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi agar tidak tertinggal jauh.

Dengan adanya otonomi daerah, setiap kabupaten/kota dituntut untuk


mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Di Provinsi Gorontalo terdapat
lima kabupaten dan satu kota dimana tentunya setiap kabupaten dan kota
masing-masing mempunyai potensi ekonomi yang khas sesuai keadaan
daerahnya masing-masing sehingga akan mempunyai PDRB, tingkat
pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbeda-beda pula seperti yang
terlihat dalam tabel 1 berikut :
Tabel 1.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Gorontalo (persen), 2018 – 2022

Kabupaten/ Laju
Kota Pertumbuhan
No 2020 2021 2022
Rata-rata

1 Boalemo 7, 7, 7,48 7,31 4,35 6,75

3
2 Gorontalo 7, 7, 7,75 7,77 6.00 7,38

3 Pohuwato 7, 7, 7,68 7,46 5,13 7,07

4 Bone Bolango 6, 7, 7,63 7,72 5,80 6,53

5 Gorontalo Utara 7, 7, 7,16 7,12 3,56 6,54

6 Kota Gorontalo 7, 7, 7,90 7,93 7,01 7,68

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.2 di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan


ekonomi di masing-masing kabupatan/kota di tahun 2022 laju pertumbuhan
ekonomi berfluktuasi. Pertumbuhan tertinggi dicapai Kota Gorontalo dengan
pertumbuhan sebesar 7,01 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah
adalah Kabupaten Gorontalo Utara 3,56 persen.

Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing


kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor
basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini
penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi. Masalah selanjutnya,

4
dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum diketahui sektor ekonomi yang
memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Sehingga
pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada angka- angka kuantitatif saja.
Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan identifikasi
sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif.

Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar


pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti
penting adalah dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki
potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting,
dikarenakan potensi yang belum diketahui keuggulannya sulit dikembangkan.

Tujuh belas sektor yang dimiliki oleh kabupaten/kota memiliki


program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak semua dapat dijalankan
serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang dialokasikan, kemudian
RPJMD dan “urgensi” program tersebut. Untuk itu prioritas penentuan sektor
basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah dengan kebijakannya
dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektor-sektor basis.

Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun terakhir di


kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo cukup baik, namun masing-
masing kabupaten/kota harus lebih meningkatkan PDRBnya. Pemda harus
kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. Karena
masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal.
Sehingga kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo dapat menemukan dan
mengetahui sektor-sektor yang unggul di daerahnya (Aditya, 2013).

Dari uraian di atas maka diperlukan suatu penelitian untuk


mengetahui potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten
dan kota yang berada di Provinsi Gorontalo sebagai pedoman dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk

5
meningkatakan pertumbuhan ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti
mengambil judul makalah “Pertumbuhan Ekonomi Jumlah Penduduk Dan
Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Gorontalo”

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sektor-sektor mana saja yang paling unggul dan
strategis untuk dikembangkan di masing-masing kabupaten se- Provinsi
Gorontalo.
2. Belum di ketahui sektor ekonomi yang memiliki daya saing.
3. Masing-masing daerah belum diketahui potensi perekonomian.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah pokok dalam penelitian, yaitu :
1. Bagaimana Sektor-sektor Ekonomi yang ada di wilayah Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo ?
2. Sektor-sektor apa saja yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi
di wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo ?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui sektor-sektor penggerak ekonomi di wilayah Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan Ekonomi


2.1. 1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita


dalam jangka panjang. Tekanannya ada pada tiga aspek, yaitu: proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses,
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek

7
dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya ada pada
perubahan atau perkembangan itu sendiri (Boediono, 2009:1).

Menurut Sukirno (2006:268-269) pertumbuhan ekonomi adalah


perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksi didalam masyarakat bertambah. Meningkatnya
kemampuan ini didasari oleh bertambahnya faktor-faktor produksi baik
dalam hal jumlah dan kualitasnya. Meningkatnya investasi akan sejalan
dengan berkembangnya barang modal dan teknologi yang digunakan.

Cara mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu negara maka


dibutuhkan untuk membandingkan perekonomian daerah terkait dari suatu
periode ke periode lainnya. Dalam membandingkannya perlu diketahui
bahwa perubahan nilai pendapatan nasional terjadi dari tahun ke tahun
disebabkan oleh dua faktor yaitu perubahan tingkat kegiatan ekonomi dan
perubahan-perubahan harga produksi. Adanya pengaruh dari faktor yang
pertama tersebut disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi yang lebih
baik dan yang kedua tersebut disebabkan oleh penilaian pendapatan nasional
menurut harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.

Terdapat beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang terbagi


menjadi dua aliran. Yang pertama merupakan teori ekonomi klasik. Pokok
dari teori ekonomi klasik ini adalah bahwa sistem ekonomi pasar bebas akan
menciptakan efisiensi dan membawa ekonomi kepada kondisi full
employment dan bisa menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi
stasioner. Posisi stasioner dalam pertumbuhan ekonomi ini akan dapat
tercapai jika sumber daya alam yang ada telah mampu dimanfaatkan secara
keseluruhan. Adam Smith berpendapat bahwa dalam suatu perekonomian,
pemerintah tidak perlu ikut campur di dalamnya, yang harus dilakukan
pemerintah adalah memberi kebebasan kepada tiap orang untuk berusaha
dan memberi dorongan berupa fasilitas supaya para pelaku usaha dapat

8
melakukan aktifitas perekonomian dengan maksimal.

Selain itu terdapat teori pertumbuhan neo-klasik, Teori pertumbuhan


neo-klasik mengacu pada pertumbuhan perekonomian negara maju seperti
Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang. Kuznets dalam
Jhingan (2007:87-93) mengemukakan ciri-ciri pertumbuhan ekonomi neo-
klasik. Yang diantaranya;
1. terdapat laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita,
2. peningkatan produktivitas
3. laju perubahan struktural yang tinggi,
4. urbanisasi
5. ekspansi negara maju
6. arus barang, modal, dan orang antarwilayah.

Keenam ciri tersebut adalah berhubungan sebab-akibat, yang


berarti saling keberadaan ciri tersebut pada suatu daerah akan berkaitan
satu sama lain. Dengan rasio yang stabil antara tenaga kerja terhadap
penduduk total, laju kenaikan produk perkapita menjadi tinggi. Begitu
juga sebaliknya.

Sukirno (2006:268) menjelaskan mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi pertumbuhan ekonomi;
1. tanah dan kekayaan alam,
2. jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja,
3. barang-barang modal dan tingkat teknologi, dan
4. sistem sosial dan sikap masyarakat. Lain halnya dengan
pendapat Jhingan (2007:67), menurutnya proses pertumbuhan
ekonomi memang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, namun
pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi tanpa faktor
nonekonomi yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.
dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.

9
2.1.2. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menuju ke arah
yang lebih baik. Meskipun masih belum cukup untuk dibilang stabil secara
keseluruhan, mayoritas masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya jika
dibandingkan dengan masa krisis.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM adalah salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan


ekonomi. Alasannya adalah elemen tersebut dapat memperbaiki atau
justru menyengsarakan kemampuan dagang suatu negara. Apabila
kualitas SDM menurun secara drastis, maka kejadian selanjutnya
adalah jumlah pengangguran melonjak dengan cepat, terjadi
kebangkrutan bisnis lalu tingkat kemiskinan akan jauh lebih
memprihatinkan. Situasi berikut lebih dikenal sebagai kemunduran
ekonomi yang akan memengaruhi konsumsi produk atau jasa dari
perusahaan tertentu.

2. Sumber Daya Alam (SDA)

Selain SDM, hal yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi


adalah SDA. Permintaan sumber daya alam dalam bentuk ekspor sangat
berdampak pada kondisi keuangan negara. Terkait dengan itu, perlu
dipahami bahwa jumlah kekayaan SDA harus berjalan beriringan dengan
peningkatan SDM sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terlaksana.

Contoh pertumbuhan ekonomi dalam hal ini adalah


keseimbangan kekuatan ekspor dan kualitas produknya. Apabila
perusahaan secara bertahap terus melakukan perbaikan, inovasi
serta ekspansi bisnis, maka kondisi SDA dan SDM akan bergerak
seimbang

10
3. Kemajuan IPTEK

Sebagai faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi,


perkembangan teknologi dan pendidikan perlu digencarkan sehingga
produksi barang atau jasa menjadi lebih efisien. Mengacu pada
perubahan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat global yang kini
menjadi serba digital, sebaiknya pemanfaatan teknologi menjadi fokus
utama perusahaan.

4. Tingkat Inflasi dan Suku Bunga

Selanjutnya, aspek yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi


adalah tingkat inflasi. Apabila terjadi kenaikan harga bahan baku,
maka hampir secara otomatis akan terjadi peningkatan jumlah
kebutuhan operasional perusahaan.

Keadaan ini tentu saja akan berdampak pada gaji karyawan dan
yang paling penting menimbulkan hambatan bagi perusahaan. Selain
itu, aspek lain yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat suku bunga bank. Tidak dapat dipungkiri bahwa apabila
terjadi kenaikan pendapatan per kapita masyarakat suatu negara, maka
aspek berikut juga akan meningkat. Meningkatnya suku bunga bank
juga memberikan hasil yang buruk bagi perusahaan, khususnya pada
aspek peminjaman modal dan investasi.

5. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi

Poin lain yang penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah


metode implementasi organisasi produksi yang erat kaitannya dengan
tenaga manajerial. Dalam hal ini, penggunaaan aspek produksi perlu
ditinjau sehingga prospek pertumbuhan ekonomi di masa mendatang
dapat direalisasikan.

6. Aspek Sosial Budaya

11
Berjalan secara beriringan, pertumbuhan ekonomi dan bidang
sosial budaya saling memengaruhi dalam perkembangannya. Pada
dasarnya, pertumbuhan ekonomi didasarkan dengan aktivitas
masyarakat yang meliputi sudut pandang, tingkah laku, bahkan
motivasi kerjanya.

2.2. Tingkat Pengangguran


2.2.1. Pengertian Tingkat Pengangguran

Sukirno (2006:329) membagi jenis pengangguran menjadi dua, yaitu;


pengangguran berdasarkan penyebabnya, dan pengangguran berdasarkan
cirinya. Jenis pengangguran terbagi menjadi empat kelompok: Pengangguran
normal, siklikal, struktural, dan pengangguran teknologi. Lalu, pengangguran
berdasarkan cirinya, juga dibagi menjadi empat kelompok (Sukirno,
2006:330), yaitu; Pengangguran terbuka, tersembunyi, musiman dan
setengah menganggur.

Ketika membicarakan tentang pengangguran, hal yang seringkali


diperhatikan bukan tentang jumlah pengangguran, akan tetapi tentang tingkat
pengangguran yang dinyatakan sebagai persentase dari angkatan kerja. Untuk
mengukur keterjangkauan pekerja (kesempatan bekerja), maka digunakan
rumus Tingkat Pengangguran Terbuka. Pengertian dari Tingkat
pengangguran terbuka adalah persentase penduduk yang mencari pekerjaan,
yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, yang sudah mempunyai pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja dari sejumlah angkatan kerja yang ada. (BPS,
2020:44)

Tingkat pengangguran terbuka memberikan indikasi tentang


penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok penganggur. Tingkat
pengangguran kerja diukur sebagai persentase jumlah penganggur terhadap
jumlah angkatan kerja. Untuk mengukur tingkat pengangguran terbuka pada

12
suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja dan dinyatakan dalam persen.

2.2.2. Teori-teori Pengangguran


Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang Toeri-Teori
Pengangguran di Indonesia yaitu :
1. Teori Klasik
Teori Klasik menjelaskan pandangan bahwa pengangguran dapat
dicegah melalui sisi penawaran dan mekanisme harga di pasar bebas
supaya menjamin terciptanya permintaan yang akan menyerap semua
penawaran. Menurut pandangan klasik, pengangguran terjadi karena mis-
alokasi sumber daya yang bersifat sementara karena kemudian dapat
diatasi dengan mekanisme harga (Gilarso. 2004). Jadi dalam
Teori Klasik jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja maka
upah akan turun dan hal tersebut mengakibatkan produksi perusahaan
menjadi turun. Sehingga permintaan tenaga akan terus meningkat karena
perusahaan mampu melakukan perluasan produksi akibat keuntungan
yang diperoleh dari rendahnya biaya tadi. Peningkatan tenaga kerja
selanjutnya mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada di pasar,
apabila harga relatif stabil (Tohar. 2000).
2. Teori Keynes
Dalam menanggapi masalah pengangguran Teori Keynes
mengatakan hal yang berlawanan dengan Teori Klasik, menurut Teori
Keynes sesungguhnya masalah pengangguran terjadi akibat permintaan
agregat yang rendah. Sehingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi
bukan disebabkan oleh rendahnya produksi akan tetapi rendahnya
konsumsi. Menurut Keynes, hal ini tidak dapat dilimpahkan ke
mekanisme pasar bebas. Ketika tenaga kerja meningkat, upah akan turun
hal ini akan merugikan bukan menguntungkan, karena penurunan upah
berarti menurunkan daya beli masyarakat terhadap barang-barang.

13
Akhirnya produsen akan mengalami kerugian dan tidak dapat menyerap
tenaga kerja.

Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah dalam


mempertahankan tingkat permintaan agregat agar sektor pariwisata dapat
menciptakan lapangan pekerjaan (Soesastro, dkk, 2005). Perlu dicermati
bahwa pemerintah hanya bertugas untuk menjaga tingkat permintaan
agregat, sementara penyedia lapangan kerja adalah sektor wisata. Hal ini
memiliki tujuan mempertahankan pendapatan masyarakat agar daya beli
masyarakat terjaga. Sehingga tidak memperparah resesi serta diharapkan
mampu mengatasi pengangguran akibat resesi.
3. Teori Kependudukan dari Malthus
Teori Malthus menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk
cenderung melampaui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia
punya esai yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yag
cukup kaku. Dia mengatakan penduduk cenderung tumbuh secara “deret
ukur” (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan
persediaan makanan cenderug tumbuh secara “deret hitung” (misalnya,
dalam deret 1,2 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan seterusnya).

Dalam karyanya yang terbit belakangan, Malthus menekankan lagi


tesisnya, namun tidak sekaku semula, hanya saja dia berkata bahwa
penduduk cenderung tumbuh secata tidak terbatas hingga mencapai bata
persediaan makanan. Dari kedua uraian tersebut Malthus menyimpulkan
bahwa kuantitas manusia akan terjerumus ke dalam kemiskinan
kelaparan. Dalam janngka panjang tidak ada kemajuann teknologi yang
mampuu mengalihkan keadaan karena kenaikan supply makanan terbatas
sedangkan “pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu
memprodusir makanan untung menjaga kelangsungan hidup manusia”

14
2.3. Studi Kasus Tingkat Pengangguran Di Gorontalo Dari Tahun 2018-
2022

Gorontalo merupakan provinsi hasil pemekaran dari Sulawesi Utara.


Daerah ini memiliki sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan,
terutama pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan pariwisata.
Provinsi ini dikenal pula sebagai provinsi di wilayah bagian utara Pulau
Sulawesi yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu,
provinsi ini sering mendapat sebutan Bumi Serambi Madinah.

Pembangunan ekonomi ini bertujuan untuk tercapainya suatu


kesejahteraan bagi seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Provinsi
tersebut. Sebagai sebuah Provinsi yang sedang berkembang dan sedang
memperbaiki masalah perekonomiannya Sumatera Utara tentu mempunyai
masalah-masalah makro ekonomi, masalah ini merupakan masalah pokok
yang dihadapi dan perlu penanganan khusus dari pihak pemerintahan.

Pengangguran merupakan hal yang krusial dalam perekonomian yang


dihadapi oleh suatu daerah. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
yang disediakan oleh pemerintah, pada akhirnya akan meningkatnya jumlah
pengangguran pada suatu daerah tersebut. Masalah pengangguran tidak hanya
dialami oleh negara berkembang saja, namun masalah pengangguran ini juga
dialami oleh negara-negara yang sudah maju dan masalah pengangguran juga
menjadi masalah terbesar bagi sebuah negara.

Tingkat inflasi juga menjadi salah satu penentu dari tingkat


pengangguran. Inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga
umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila
terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang
sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di
dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat
inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk

15
mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya inflasi, jenis inflasi


salah satunya adalah inflasi tarikan pemerintah. Inflasi tarikan permintaan
(demand-pull inflation) atau inflasi dari sisi permintaan (demand side
inflation) adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan
agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang
yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan
biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat.
(Sukirno, 2010)

Adanya inflasi tarikan permintaan akan berdampak juga pada tingkat


upah dan tingkat investasi. Inflasi ini terjadi ketika perekonomian mencapai
tingkat pengangguran tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan
dengan pesat. Secara tidak langsung hal tersebut dapat berpengaruh pada
tingkat upah yang diberikan, karena perusahaan berani menawarkan upah atau
gaji yang lebih tinggi dalam mendapatkan pekerja baru untuk menyelesaikan
barang dan jasa produksinya. Presentase angkatan kerja yang mengganggur
adalah indikator kunci kesehatan perekonomian. Berdasarkan analisis pada
penawaran dan permintaan tenaga kerja perubahan akan terjadi untuk
menanggapi adanya pekerja yang menganggur. Secara spesifik, bila
pengangguran melebihi jumlah minimum maka terjadi kelebihan penawaran
tenaga kerja. Di sisi lain investasi mengalami penurunan akibat terjadinya
inflasi tarikan pemerintah. Apabila investasi turun lapanagn pekerjaan juga
akan turun dengan begitu pengangguran akan naik.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena


dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

16
Faktor penentu standar hidup suatu negara adalah jumlah
pengangguran yang dimilikinya (Mankiw, 2008:23). Tingginya tingkat
pengangguran pada suatu daerah juga dapat berdampak negatif terhadap
perekonomian daerah tersebut, dengan mengurangi angka pengangguran dapat
mencerminkan perekonomian daerah tersebut mengalami pertumbuhan yang
baik serta dapat mencerminkan adanya peningkatan kualitas taraf hidup
penduduk dan peningkatan pemerataan pendapatan yang akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.4
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Gorontalo
Pro Tahun
vin 2 2 2 2 2
si 0 0 0 0 0
1 1 2 2 2
8 9 0 1 2
Ba 3 3 4 3 2
nte , , , , ,
n 6 7 2 0 5
2 6 8 1 8
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

TINGKAT PENGANGGURAN PROVINSI GORONTALO

17
4,28
3,76
3,62
3,01
2,58

2018 2019 2020 2021 2022


Gambar 1. Tingkat Pengangguran Provinsi Gorontalo

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari tahun 2018 sampai tahun
2022, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Sumatera Utara pada
tahun 2018 yaitu sebanyak 3,62 juta orang, pada tahun 2019 tingkat
pengangguran bertambah menjadi 3,76 juta orang, Pada tahun 2020 tingkat
pengangguran bertambah menjadi 4,28 juta orang. Pada tahun 2021 tingkat
pengangguran menurun menjadi 3,01 dan pada tahun 2022 tingkat
pengangguran menurun sebesar 0,43 ribu jiwa, sehingga total rata-rata
tingkat pengangguran di Gorontalo sebanyak 2,58 juta orang pada tahun
2022.
1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo Tahun
2018

Jumlah tenaga kerja menganggur di Gorontalo mengalami


kenaikan pada Agustus 2018, akibat penyerapan tenaga kerja yang
lebih sedikit dibandingkan dengan penambahan angkatan kerja Adapun
jumlah angkatan kerja di Sumut pada tahun 2018 bertambah sebesar 5

18
juta jiwa orang menjadi 68.5 juta orang, Kepala Bidang Statistik Sosial
BPS Sumut Mukhamad Mukhanif menjelaskan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) pada tahun 2018 turun 4 basis poin (bps) menjadi
5,56% dari 5,6% pada tahun 2017.

2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo Tahun


2019
Penduduk yang tidak bekerja di Gorontalo pada tahun 2019
sebanyak 3,76 juta orang, bertambah 10 juta orang dari tahun 2018.
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2019 penduduk
paling banyak bekerja pada sektor pertanian (35,54 persen) disusul
sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor (17,68 persen) dan sektor industri pengolahan (9,91
persen).
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo Tahun
2020
Penduduk yang tidak bekerja di Gorontalo pada tahun 2020 naik
menjadi 4,28 juta orang, diketahui dari bps Gorontalo bahwa jumlah
pengangguran meningkat sebanyak 0,52 jiwa orang dari tahun 2019
ketahun 2020. Peningkatan pengangguran terjadi akibat phk dari
sejumlah perusahaan dan menyempitnya lapangan pekerjaan yang
tentunya hal ini akibat wabah covid-19 yang masih belum selesai.
4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo Tahun
2021

Penduduk yang tidak bekerja di Gorontalo pada tahun 2021


sebanyak 3,01 juta orang, menurun hingga 1,27 juta jiwa dari tahun
2020. menurunya angka pengangguran pada tahun 2021 salah satunya di
sebabkan Lapangan Pekerjaan Yang Mengalami Peningkatan Terbesar
Adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan.

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo Tahun

19
2022

Penduduk yang tidak bekerja di Sumatera Utara pada tahun 2022


menurun menjadi 2,58 juta orang, turun 0,43 juta orang dari tahun 2021.
jumlah pengangguran di Provinsi Gorontalo (Sumut) turun, seiring
pulihnya perekonomian di daerah ini pascapandemi Covid-19. Badan
Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat jumlah pengangguran di Sumut
pada Februari 2021 sebanyak 449 ribu jiwa, turun menjadi 423 ribu jiwa
pada Februari 2022, dan terus menurun menjadi 413 ribu jiwa pada
Februari 2023.

BAB III

20
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya ada pada tiga aspek, yaitu:
proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu
bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu. Tekanannya ada pada perubahan atau perkembangan itu sendiri
(Boediono, 2009:1).
Pengangguran merupakan hal yang krusial dalam perekonomian
yang dihadapi oleh suatu daerah. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah, pada akhirnya akan
meningkatnya jumlah pengangguran pada suatu daerah tersebut. Masalah
pengangguran tidak hanya dialami oleh negara berkembang saja, namun
masalah pengangguran ini juga dialami oleh negara-negara yang sudah
maju dan masalah pengangguran juga menjadi masalah terbesar bagi
sebuah negara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari tahun 2018 sampai
tahun 2022, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Sumatera Utara
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 3,62 juta orang, pada tahun 2019 tingkat
pengangguran bertambah menjadi 3,76 juta orang, Pada tahun 2020
tingkat pengangguran bertambah menjadi 4,28 juta orang. Pada tahun
2021 tingkat pengangguran menurun menjadi 3,01 dan pada tahun 2022
tingkat pengangguran menurun sebesar 0,43 ribu jiwa, sehingga total rata-
rata tingkat pengangguran di Gorontalo sebanyak 2,58 juta orang pada
tahun 2022.

3.2. Saran

21
Dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya
memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan
kapasitas produksi masyarakat, yaitusumber-sumber alam dan manusia,
kapital, dan teknologi; tetapi juga factor permintaan luar negeri. Tanpa
kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kusumo, Bagus Haryo, ‘Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat


Pengangguran, Pendidikan Dan Upah Minimum Kabupaten (UMK)
Terhadap Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB Universitas Brawijaya, 10.2 (2022), 1–21

Di, Kemiskinan, Provinsi Sumatera, Utara Pada, Reza Juanda, and Muhammad
Kahpi, ‘Jurnal Ekonomika Indonesia Volume 12 Nomor 1 URL :
Https://Ojs.Unimal.Ac.Id/Index.Php/Ekonomika PENGARUH
PENGELUARAN PEMERINTAH , TINGKAT PENGANGGURAN
TERBUKA DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP
TINGKAT Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Malikussaleh’, 12
(2021), 19–31

Herawaty, Rita, ‘Determinan Pengangguran Terbuka Menggunakan Pendekatan


Geographically Weighted Regression Di Provinsi Sumatera Utara’, Jurnal
Ketenagakerjaan, 17.1 (2022) <https://doi.org/10.47198/naker.v17i1.119>

Dalimunthe, Abd Halim, M Faqih Aldiansyah, and Khairani Tambunan, ‘Gambar


1 . Tingkat Persentase Kemiskinan Di Sumatera Utara Tahun 2019- 2021
( Dalam Persen )’, 11.3 (2022), 76–85

Placas, Comparador D E, ‘BAB I PENDAHULUAN ,Latar Belakang Masalah


Skripsi’, 2015 (2015), 1–239 <http://eprints.ums.ac.id/14213/2/BAB_I.pdf>

23

Anda mungkin juga menyukai