Diajukan Oleh :
I WAYAN ALGI SAPUTRA
NIM : 1907511249
Usulan penelitian ini telah diseminarkan oleh Mahasiswa dan disetujui oleh Dosen
Koordinator
Program Studi Sarjana Ekonomi Dosen Pembimbing
Dr. Ni Putu Wiwin Setyari, SE, M.Si Ni Nyoman Reni Suasih, S.IP., M.Si.
NIP. 197812272005012001 NIP. 198806292007012001
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
menetapkan bahwa covid-19 sudah menjadi pandemi global. Bukan tanpa alasan
tingginya tingkat kasus penyebaran dari virus ini. Efek dari tingginya kasus covid-
dunia mengalami penurunan dan itu merupakan hal yang sangat buruk bagi negara
ekonomi kreatif dapat dikatakan sebagai konsep ekonomi yang sangat bagus di era
digital pada saat ini, yang mana sangat mengandalkan ide-ide dari anak muda dan
juga dengan adanya ekonomi kreatif ini dapat memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada di Indonesia. Ekonomi kreatif sangat diperlukan pada saat ini
apalagi sekarang sudah ada Revolusi industri 4.0, ekonomi kreatif menjadi salah
satu issue strategis yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. ekonomi
intelektual yang muncul dari kreativitas manusia dan berbasis pada ilmu
pengetahuan, warisan budaya dan teknologi (Nafisatul, Dkk, 2022). Usaha Mikro
1
Kecil dan Menengah atau UMKM merupakan salah satu industri kreatif yang
UMKM (Uaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu industri
kreatif yang berkembang pesat saat ini, UMKM merupakan entitas ekonomi yang
Indonesia. UMKM ini merupakan salah satu usaha yang berperan besar dalam
perolehan devisa. UMKM sebagai salah satu pelaku ekonomi swasta yang
memiliki kontribusi nyata bagi perekonomian negara, antara lain dari sisi jumlah,
penyerapan tenaga kerja, PDB, nilai ekspor, dan investasi sudah sepatutnya
sebagai bentuk keberpihakan kepada pelaku usaha ekonomi rakyat. Hal ini selaras
Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(Kurnianingsih, 2021:5)
Provinsi Bali adalah salah satu Provinsi dari 37 (tiga puluh tujuh) Provinsi
Provinsi Bali memiliki peran penting dalam menumbuhkan pariwisata dan usaha-
usaha kecil seperti Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kontribusi
sektor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali sangat besar, dan
2
sebagai salah satu sektor unggulan. UMKM ini mampu menyerap jumlah tenaga
Regional Bruto (PDRB) dapat didefinisikan sebagai estimasi total produk barang
dan jasa yang diterima oleh masyarakat suatu daerah sebagai balas jasa dari
usaha, PDRB dibagi ke dalam sembilan sektor, sedangkan secara makro ekonomi
dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu sektor primer, sekunder dan tersier.
Dikatakan sektor primer apabila outputnya masih ]merupakan proses tingkat dasar
dan sangat bergantung kepada alam. Yang termasuk dalam sektor ini adalah
sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah
sektor ekonomi yang inputnya berasal dari sektor primer, yang meliputi sektor
industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor konstruksi
Produk Domestik Bruto juga dapat diartikan sebagai salah satu indikator penting
tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada
dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu
negara tertentu dalam periode tertentu. Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
disediakan dari produksi harus sama dengan nilai barang yang digunakan sedangkan
untuk melihat pertumbuhan ekonomi di regional dapat dilihat dari laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dari tahun ke tahun PDRB merupakan
3
Tabel 1.1 PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku
(Milyar Rupiah)
Kabupaten/Kota 2019 2020 2021
Kab. Jembrana 14.136,70 13.439,11 13.510,13
Kab. Tabanan 23.795,93 22.257,58 22.010,14
Kab. Badung 62.836,11 49.014,03 44.803,89
Kab. Gianyar 28.520,28 25.865,37 25.836,19
Kab. Klungkung 9.099,50 84.50,67 8.529,43
Kab. Bangli 6.993,64 6.716,21 6.799,14
Kab. Karangasem 17.086,88 16.407,77 16.487,62
Kab. Buleleng 35.362,32 33.306,17 33.337,29
Kota Denpasar 55.456,04 49,558,96 49.588,38
Provinsi Bali 251.934,10 223.900,89 219.800,03
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2022
Berdasarkan tabel 1.1 sebelum pandemi (2019) Kabupaten badung
masa pandemi dan pemulihan ekonomi pasca pandemi (2020 dan 2021) Kota
Badung yang hanya menyumbang sebanyak 44.803,89. Dari data ini dapat
Provinsi Bali dan dapat di tingkangkatkan lagi dengan campur tangan pemerintah.
Denpasar (Rahmawati, Dkk, 2014 : 2). Oleh karena kota Denpasar merupakan
4
meningkatkan permintaan akan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman,
mentah menjadi makanan atau minuman jadi yang dapat dikonsumsi langsung.
Hal tersebut juga didukung dengan kontribibusi sektor kuliner terhadap PDRB
dalam hal ini sektor kuliner yang menyediakan makanan dan minuman untuk
lainnya, dengan kata lain sektor kuliner memiliki peran besar dalam pertumbuhan
5
Hal tersebut juga di dukung dengan data yang diperoleh dari Dinas
Koperasi dan UKM Pemerintah Kota Denpasar, yang mana UMKM bidang
kuliner merupakan UMKM dengan jumlah unit terbanyak yang berada di Kota
berbagai sektor di kota denpasar, sektor kuliner merupakan yang paling banyak
keberadaannya, yaitu sebanyak 8.385 unit. Dari hal ini dapat diartikan bahwa
sektor kuliner merupakan salah satu sektor produktif yang harus diperhatikan oleh
pemerintah Kota Denpasar selain karena permintaan makan dan minum yang
tinggi sektor kuliner, usaha kuliner juga mudah di kembangkan karena tidak
peran UMKM masih bisa terus ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya
6
Yanto, 2019:2) Berikut merupakan data penyebaran UMKM sektor kuliner di
Kota Denpasar.
TOTAL 8385
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Kota Denpasar, 2022
Berdasarkan Tabel 1.4, menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Denpasar per 18 November 2022, jumlah UMKM sektor kuliner di Kota
banyak berada di Kecamatan Denpasar Barat sebanyak 3.041 unit dan paling
Kota Denpasar merupakan salah satu daerah pariwisata yang ada di Provinsi Bali,
dengan berbagai macam jenis pariwisata yang ada di dalamnya. Peranan UMKM
terutama sektor kuliner sangat bermanfaat dalam menunjang pariwisata yang ada di Kota
Denpasar. Salah satu contohnya adalah k uliner tradisional yang berada di Kota
Denpasar, tidak hanya mendukung sektor pariwisata namun juga mendukung kegiatan
adalah makanan dan minuman, termasuk jajanan serta bahan campuran atau bahan yang
digunakan secara tradisional, dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah dan
diolah dari resep-resep yang telah lama dikenal oleh masyarakat setempat dengan sumber
bahan local serta memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat.
7
Bali memiliki berbagai kuliner lokal tradisional seperti lawar, nasi babi guling,
babi kecap, serombotan, tipat cantok, ayam betutu dan lainnya sebagai produk cultural
tourism, yang didasari oleh kebanggaan pada kekayaan daerah dalam menjadikan kuliner
dan produk lokal sebagai daya tarik dan produk wisata. Suatu daerah atau wilayah dapat
mudah dikenali karena kulinernya dan menjadikan kuliner sebagai ikon wisata (Tyas,
dimasak menjadi makanan dan minuman yang khusus pada kawasan tertentu (Gheorghe
et al., 2014). Pengembangan makanan tradisional menjadi suatu wisata kuliner akan
berdampak penting bagi perkembangan sebuah daerah (Stowe dan Johnston, 2008).
suatu kelompok masyarakat yang sangat mudah untuk ditemukan dan mudah
menjadi ciri khas atau identitas daerah tersebut (Tyas, 2017). Makanan tradisional
atau kuliner lokal adalah jenis makanan yang berkaitan erat dengan suatu daerah
dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari tradisi (Jordana,
2000) dalam Pieniak et al., (2009). Beberapa contoh kuliner khas bali yaitu babi
guling, serombotan, tipat cantok, lawar, sambal matah, betutu, dan sate lilit.
Salah satu kuliner tradisional yang mudah di temui di kota denpasar adalah usaha
babi guling. Omset yang didapatkan dari usaha ini mencapai 20 juta per hari.
Membuktikan banyaknya pelanggan yang menyukai cita rasa Babi Guling , rumah makan
yang biasanya ditemui di pinggir jalan ataupun di ruko-ruko yang mudah dijumpai di
sekarang dirasa belum maksimal. Modal adalah salah satu permasalahan dasar
yang meliputi UMKM sektor kuliner. Kurangnya akses ke sumber dana yang
8
formal, maupun tidak tersedianya informasi yang memadai. Selain itu banyaknya
Dalam usaha kuliner babi guling, jam kerja menjadi faktor penting dalam
meningkatkan pendapatan. Jam kerja merupakan jam yang digunakan oleh pedagang
omset/pendapatan. Menurut Firdausa (2012 : 41), semakin banyak waktu beroperasi yang
digunakan oleh para pedagang, maka semakin besar juga peluang untuk meningkatkan
laba penjualan. Para pedagang bekerja dengan asumsi memperoleh penghasilan lebih, dan
Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap pendapatan Usaha Babi Guling adalah
lama usaha. Lama usaha adalah lama waktu yang sudah dijalani pelaku usaha dalam
Luh Made Ayu DanniLastina dan Made Kembar Sri Budhi (2016) membuktikan
lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha. Penelitian ini juga
didukung oleh Husaini dan Ayu Fadhlani (2017) yang membuktikan bahwa
lama usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha. Namun penelitian tersbut
bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Prihatminingtyas
(2019) dimana lama usaha berpengaruh negatif terhadap pendapatan pedagang di pasar
Landungsari, dimana lama usaha yang kurang dari satu tahun perlu meningkatkan
9
Faktor lain yang menjadi pendukung pertumbuhan usaha kuliner saat ini adalah
kepraktisan dalam semua aspek termasuk pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti
makanan. Dengan masuknya digital economy yang berupa informasi, dan komunikasi
(TIK), aktivitas e-commerce, serta distribusi digital barang dan jasa sangat memberi
kemudahan kepada masyarakat. Penggunaan e-commerce menjadi salah satu bentuk hasil
dari globalisasi dimana masyarakat tidak perlu lagi berbelanja secara offline tetapi bisa
penduduk usia lima tahun keatas yang mengakses internet tertinggi di Provinsi Bali yaitu
sebanyak 86.73 persen. Hal ini dapat dijadikan peluang untuk menjadi sumber
pendapatan baru bagi usaha babi guling untuk memasarkan produknya melalui e-
commerce. Hal ini sejalan dengan penelitian Desak Nyoman Marantiani (2017) yang
10
1.2 Tujuan Penelitian
2) Untuk menganalisis pengaruh Modal, Jam Kerja, Lama Usaha dan -commerce
Kota Denpasar.
1) Manfaat Teoritis
lapangan.
2) Manfaat Praktis
11
Denpasar, dengan menggunakan teknologi yang semakin berkembang dan
digital.
12
BAB II
PENELITIAN
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di
semua sektor ekonomi Suci (2017 : 1). Sedangkan definisi UMKM menurut
Undang-undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang atau badan usaha perorangan
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
ratus juta rupiah) dan omzet sebesar Rp 300.000.000 (Tiga ratus juta rupiah)
13
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
kriteria aset sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU
UMKM). Salah satunya adalah aturan terkait kriteria UMKM itu sendiri. Kriteria
usaha atau hasil penjualan tahunan. Kriteria modal usaha digunakan untuk
tempat usaha.
14
2) Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rpl.000.000.000,00 (satu miliar
tempat usaha
Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar
internasional (Amin Dwi, Dkk : 2021:5) Salah satu UMKM yang diperlukan
15
manusia adalah kuliner, usaha ini mengolah produk menjadi berbagai bentuk
menjadi makanan atau minuman yang dapat dinikmati sebagai bahan makanan
Babi guling adalah kuliner khas Bali, dibuat dari seekor babi utuh yang
api. Babi guling yang sudah matang ditandai oleh perubahan warna kulit dari
sebutan be guling. Definisi lain menyebutkan, babi guling adalah salah satu
makanan tradisional yang dahulu hanya dikonsumsi pada waktu upacara tertentu
saja. Babi yang dipanggang secara utuh ini digunakan sebagai persembahan dalam
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan. Pendapatan merupakan hasil dari suatau usaha seperti home
industri yang sedang beroperasi. (Habriyanto, Dkk, 2021). Dalam teori mikro,
pendapatan dapat dihitung dengan cara mengalikan antar harga dengan jumlah
total yang dibagi dengan jumlah produk. Secara lebih mendalam, keuntungan
suatu perusahaan dapat diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan total dan
16
Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil dari penjualan kuantitas dari kegiatan
ekonomi.
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh penduduk dan merupakan tolak ukur
penerimaan baik berupa uang maupun barang, baik dari pihak lain maupun hasil
sendiri dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atas harga yang berlaku pada
saat itu.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
pendapatan yang diperoleh UMKM (Rai Artini, 2019). Selain itu faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan menurut teori produksi dan teori human capital
yaitu variabel modal lama pendidikan formal, Jumlah Tenaga Kerja Lama Usaha
menjalankan usaha dan agar usaha tetap berlangsung menurut agustina (2015:3)
Modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang,
17
melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya yang
1) Modal tetap (Fix cost), merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses
2) Modal tidak tetap (Variable cost), merupakan biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi dan habis dalam satu kali proses produksi tersebut
kegiatan usaha yang berpengaruh terhadap kinerja usaha (Carvalho, 2016). Oleh
karena itu diperlukan sejumlah dana sebagai dasar ukuran finansial atas usaha
yang dijalankan. Sumber modal usaha dapat diperoleh dari modal sendiri, bantuan
Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan.
Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya
pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja
kerja untuk bekerja dengan jam kerja panjang ataupun pendek adalah merupakan
kerja dapat diartikan sebagai waktu yang dicurahkan untuk bekerja. Di samping
18
itu juga, jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang
digunakan untuk bekerja (Mantra, 2003:225). Menurut Mubeen (2014), jam kerja
adalah hubungan kerja yang diatur melalui kesepakatan antara pemilik usaha
dengan pegawai atau tenaga kerja. Kesepakatan tersebut akan membuat pegawai
atau tenaga kerja untuk bertanggung jawab dengan waktu yang telah disepakati
dan ditentukan. Jam kerja yang paling umum untuk laki-laki maupun perempuan
melakukan hal-hal yang dianggap menyenangkan. Namun ada cara umum yang juga
dilakukan oleh banyak orang yaitu dengan bekerja. Pengalokasian waktu untuk bekerja
waktunya untuk bekerja maka dia juga memerlukan waktu untuk tidak
dilihat dari jumlah simpanan di bank, investasi financial, dan harta benda
sendiri oleh seseorang dan tidak secara seketika. Apabila seseorang merasa
19
2.1.6 Konsep Penggunaan Teknologi
produktivitas dalam suatu usaha. Dengan adanya alat tersebut, sangat mudah para
para tenaga kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan.
(Utari, 2014).
sektor kuliner, karena penggunaan teknologi tepat guna dapat meningkatkan mutu
teknologi dapat mencakup dua hal. Pertama, teknologi merujuk pada peralatan,
yaitu unsur yang digunakan untuk menyelesaikan tugas, seperti komputer. Kedua,
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Setelah teori yang
ada dianalisis lebih lanjut akan menghasilkan hubungan antar variabel yang
20
menganalisis tentang pengaruh modal usaha, pelatihan, dan penggunaan teknologi
dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan pelaku UMKM sektor kuliner di
Kota Denpasar dan variabel independen dalam penelitian ini adalah modal usaha,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prisilia Monika Polandos,
Dkk (2019) yang menunjukkan bahwa modal usaha memiliki pengaruh positif dan
penambahan kuantitas serta jenis barang yang dijual, maka pendapatan pengusaha
secara maksimal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Mariam dan Findy
meningkat. Hal ini dapat diartikan jika pelatihan semakin sering dilakukan maka
21
pemahaman mengenai oprasional akan meningkat dan dapat meningkatkan
produktivitas dalam suatu usaha. Dengan adanya alat tersebut, sangat mudah para
para tenaga kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal
ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyan Latifahul (2020) yang
semakin besar pendapatan yang diperoleh. Hal ini sangat mungkin terjadi
mengingat dalam era yang semakin canggih, tentu teknologi turut berperan dalam
menunjang usaha.
dikemukakan, maka kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut
Pendapatan
Pelaku
Pelatihan (X2)
UMKM(Y)
Teknologi (X3)
Kota Denpasar.
22
Keterangan:
Denpasar.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
asosiatif, yang artinya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
1) Variabel Terikat
oleh variabel bebas atau variabel yang mengalami perubahan akibat pengaruh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan pelaku
24
2) Variabel Bebas
modal usaha, pelatihan, teknologi pada pelaku UMKM sektor kuliner Kota
Denpasar Denpasar.
1) Pelatihan untuk
peningkatan pengetahuan Rahardjo
Variabel 2) Pelatihan untuk (2010:18) dan
3 Pelatihan (X2)
Terikat peningkatan keterampilan Dewi dkk.,
3) Pelatihan untuk inovasi (2019)
dan kreativitas
1) Teknologi untuk
kelancaran aktivitas Ngafifi (2014)
transaksi usaha Dan (Irawan
Variabel
4 Teknologi (X3) 2) Teknologi untuk dan
Terikat
pemasaran produk Suparmoko
3) Teknologi untuk 1983 : 121).
monitoring dan evaluasi
25
kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti, berikut ini dijelaskan definisi
1) Pendapatan (Y) adalah hasil penjualan produk maupun jasa berupa uang yang
diterima oleh pelaku UMKM sektor kuliner di Kota Denpasar selama satu
bulan. Pendapatan dalam penelitian ini dilihat dari omzet penjualan UMKM
2) Modal Usaha (X1) dibagi menjadi 2 yaitu 1) Modal tetap (Fix Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis
dalam satu proses produksi tersebut. 2) Modal tidak tetap (Variable Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha
26
UMKM sektor kuliner yang ada di Kota Denpasar yaitu sebanyak 8.385 tahun
dan karakteristik dari populasi bila pemilihannya dengan cara yang tepat. Metode
sampling, yaitu penarikan sampel secara acak berdasarkan strata wilayah menurut
Rahyuda, dkk (2004: 45). Rumus Slovin yang digunakan adalah sebagai berikut :
N
n = 2 ...........................................................................................
1+ N (e)
(3.1)
Keterangan :
8.385
n=
1+ 8.385 ¿¿
8.385
n=
1+ 8.385(0,01)
8.385
n=
84,85
n = 98,821
27
n = 99 (dibulatkan)
Dengan menggunakan rumus Slovin, populasi sebanyak 8.385 pelaku
UMKM Sektor Kuliner dan batas kesalahan 10 persen, maka diperoleh sampel
berikut:
2.321
1) Denpasar Selatan × 100 = 28
8.385
1.034
2) Denpasar Timur × 100 = 12
8.385
3.041
3) Denpasar Barat × 100 = 36
8.385
1.989
4) Denpasar Utara × 100 = 24
8.385
dan kualitatif
1) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka (dapat
dinyatakan dalam bentuk angka) dan dapat diukur, seperti banyaknya jumlah
2) Data Kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, melainkan berupa
kualitatif dalam penelitian ini berupa teori-teori dan konsep yang dikutip dari
28
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
1) Data primer merupakan data yang dikumpulkan untuk pertama kalinya dan
merupakan data utama, dimana dalam penelitian ini data primer diperoleh
responden.
2) Data sekunder merupakan data yang sudah diolah, lebih dulu dikumpulkan
dan dilaporkan oleh orang lain atau pihak lain di luar penelitian ini. Data
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data mengenai jumlah UMKM di
Kota Denpasar, Jumlah UMKM sektor kuliner di Kota Denpasar dan PDRB
Provinsi Bali, dan data-data yang terkait dalam penelitian ini yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Denpasar.
2) Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati, memperoleh data atau informasi
29
yang lengkap dalam melakukan suatu penelitian (Sugiyono, 2014). Secara
pertanyaan (kuesioner).
Uji asumsi klasik terdiri dari tiga uji, diantaranya adalah uji normalitas, uji
Uji normalitas bertujuan menguji apakah residual dan model regresi yang
dibuat berdistribusi normal atau tidak (Suyana Utama, 2016: 84) Uji normalitas
bertujuan untuk menguji residual dari model regresi yang dibuat apakah
berdistribusi normal atau tidak. Terpenuhi atau tidaknya uji normalitas dapat diuji
1) Rumusan Hipotesis
3) Kriteria pengujian
30
Apabila diperoleh probability > α maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini berarti residual yang diuji berdistribusi normal. Apabila diperoleh
probability ≤ α maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti residual yang
memiliki korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel bebas atau bebas dari gejala multikolinear.
pertama nilai R2 yang terlampau tinggi, (lebih dari 0,8) tetapi tidak ada atau
sedikit t-statistik yang signifikan. Kedua, nilai F-statistik yang signifikan, namun
masalah multikolinearitas dapat diuji dengan melihat nilai tolerance dan VIF
(Variance Inflation Faktor). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF
heteroskedastisitas jika koefisien parameter setiap variabel bebas tidak ada yang
signifikan secara statistik dengan tingkat kesalahan (α) sebesar 5%. Adapun
31
1) Rumusan Hipotesis
3) Kriteria pengujian
Apabila diperoleh probability > α maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
heteroskedastisitas
bahwa analisis korelasi atau regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan
antara satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Pengolahan
data analisis ini dikerjakan dengan menggunakan program lunak eviews. Berikut
ini adalah bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam
penelitian
Keterangan :
Y = Pendapatan
β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 = Modal
32
X2 = Pelatihan
X3 = Teknologi
µ = Variabel pengganggu (residual error) yang mewakili
faktor lain berpengaruh terhadap Y namun tidak dimasukan
dalam model
informasi dan jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan pelaku UMKM sektor
1) Rumusan hipotesis
H1: minimal salah satu βi ≠ 0 (i=1,2,3) berarti variabel modal, pelatihan, dan
2) Taraf Nyata
Dengan taraf nyata (α) 5% atau tingkat keyakinan 95% dengan derajat
kebebasan
3) Kriteria Pengujian
33
2
R
−1
k ..............................................................................
F=
(1−R 2)/(n−k )
(3.3)
Keterangan :
F = nilai F hitung
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel dalam model
5) Simpulan
α maka H0 diterima atau H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas yaitu
Sebaliknya apabila diperoleh F hitung > F tabel atau nilai probabilitas F hitung
pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Nilai thitung
harus dibandingkan dengan ttabel pada derajat keyakinan tertentu pada pengujian
hipotesis.
34
a.) Pengaruh Modal (X1) terhadap pendapatan pelaku UMKM sektor
1) Rumusan Hipotesis
Denpasar.
Denpasar
2) Taraf Nyata
Menentukan taraf nyata (𝛼) = 0,05 dan derajat kebebasan df = n-k untuk
menentukan nilai.
3) Kriteria Pengujian
b1−β 1
t 1= ............................................................................. (3.4)
Sb1
Keterangan:
t1 = t hitung
b1 = koefisien X1
Sb1 = standar error koefisien regresi ke-1
𝛽1 = Koefisien parsial yang ke-1 dari regresi populasi
5) Kesimpulan
35
Apabila diperoleh nilai thitung ≤ ttabel atau atau probabilitas thitung > α (0,05)
maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel modal secara parsial
sektor kuliner di Kota Denpasar. Sebaliknya apabila diperoleh nilai thitung > ttabel
atau probabilitas thitung ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
1) Rumusan Hipotesis
Denpasar.
Denpasar.
2) Taraf Nyata
Menentukan taraf nyata (𝛼) = 0,05 dan derajat kebebasan df = n-k untuk
menentukan nilai.
3) Kriteria Pengujian
36
b2−β 2
t 2= ............................................................................. (3.4)
Sb2
Keterangan:
t2 = t hitung
b2 = koefisien X2
Sb2 = standar error koefisien regresi ke-2
𝛽2 = Koefisien parsial yang ke-2 dari regresi populasi
5) Kesimpulan
Apabila diperoleh nilai thitung ≤ ttabel atau atau probabilitas thitung > α (0,05) maka
H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel pelatihan secara parsial tidak
kuliner di Kota Denpasar. Sebaliknya apabila diperoleh nilai thitung > ttabel atau
1) Rumusan Hipotesis
Denpasar.
Denpasar.
2) Taraf Nyata
37
Menentukan taraf nyata (𝛼) = 0,05 dan derajat kebebasan df = n-k untuk
menentukan nilai.
3) Kriteria Pengujian
b3−β 3
t 3= ............................................................................. (3.5)
Sb3
Keterangan:
t3 = t hitung
b3 = koefisien X2
Sb3 = standar error koefisien regresi ke-2
𝛽3 = Koefisien parsial yang ke-2 dari regresi populasi
5) Kesimpulan
Apabila diperoleh nilai thitung ≤ ttabel atau atau probabilitas thitung > α (0,05) maka
H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel teknologi secara parsial tidak
kuliner di Kota Denpasar. Sebaliknya apabila diperoleh nilai thitung > ttabel atau
38
DAFTAR RUJUKAN
Aji, A. W., & Listyaningrum, S. P. (2021). Pengaruh Modal Usaha, Lokasi Usaha,
Dan Teknologi Informasi Terhadap Pendapatan Umkm Di Kabupaten
Bantul. JIAI (Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia), 6(1).
Aprilia, D. S., & Melati, I. S. (2021). Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Modal
Usaha dan Bauran Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha UMKM
Sentra Batik Kota Pekalongan. Journal of Economic Education and
Entrepreneurship, 2(1), 1-14.
Ariani, D. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi di
kabupaten Nagan Raya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik
Indonesia, 1(1), 1-7.
Atsar, A., & Fadlian, A. (2021). Sosialisasi Kegiatan Penyuluhan UMKM
Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Mempunyai Potensi Dan
Peran Strategis Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(5), 1202-1210.
Aulia, T. (2022). Analisis Pengaruh Investasi dan Inflasi Terhadap Kesempatan
Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan (Kasus
5 Kabupaten/Kota) (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Badan Pusat Statistik (BPS). (2022). Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Carvalho, Luciana and Ana Paula Macedo de Avelar,. 2016. Innovation and
Productivity: empirical evidence for Brazilian industrial enterprises.
Revista De Administracao. 52 hal 34-147
Dewi, N. P. M., & Utari, T. (2014). Pengaruh modal, tingkat pendidikan dan
teknologi terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
39
di Kawasan Imam Bonjol Denpasar Barat. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, 3(12), 44496.
Dinas Koperasi dan UMKM. (2022). Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah
Kota Denpasar.
Fauziana, L. (2014). Keterkaitan investasi modal terhadap gdp
indonesia. Economics Development Analysis Journal, 3(2).
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23
(Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Habriyanto, H., Kurniawan, B., & Firmansyah, D. (2021). Pengaruh Modal dan
Tenaga Kerja terhadap Pendapatan UMKM Kerupuk Ikan SPN Kota
Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(2), 853-859.
Hasanah, R. L., Kholifah, D. N., & Alamsyah, D. P. (2020). Pengaruh modal,
tingkat pendidikan dan teknologi terhadap pendapatan umkm di kabupaten
purbalingga. Kinerja, 17(2), 305-313.
Idris yanto, 2009. Sektor UMKM di Indonesia: Profil, Masalah, dan Strategi
Pemberdayaan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis OIKOSNOMOS.
Volume 2, Nomor 1/ Januari 2009. ISSN 1979-1607. LPPEB FIS – UNG
Inc.
Indrawati, T., & Yovita, I. (2014). Analisis Sumber Modal Pedagang Pasar
Tradisional Di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi, 22(01), 1-8.
Joesron, Tati Suhartati. 2005. Manajemen Strategik Koperasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955)). Intermediate Accounting Volume 1
IFRS Edition. Edisi Ketujuhbelas. Jilid Dua. Diterjemahkan oleh Emil
Salim. Jakarta: Erlangga
Kurnianingsih, R. (2021). Analisis Pajak Penghasilan sebelum dan setelah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 bagi WP Orang Pribadi. Journal
Competency Of Business, 5(02), 112-129.
Mankiw, N Gregory. (2013). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.
Mariam, S., & Yuliani, F. (2022). FAKTOR–FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDAPATAN UMKM DI KECAMATAN
TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA (STUDI KASUS BINAAN
JAKPRENEUR). JURNAL LENTERA BISNIS, 11(2), 181-189.
Melia, A. (2015). Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja
perusahaan pada sektor keuangan. Business accounting review, 3(1), 223-
232.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif
sosial budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan
Aplikasi, 2(1).
40
Niode, I. Y. (2009). Sektor UMKM di Indonesia: Profil, masalah, dan strategi
pemberdayaan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis OIKOS-NOMOS, 2(1),
1-10.
Nursalim, N., Sampeallo, A. S., Wahid, A., & Meok, N. J. (2019). Upaya
Peningkatan Produksi Mebel Pada Umkm Kota Kupang Berbasis
Teknologi Tepat Guna. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(2), 258-265.
Rahardjo, M. D. 2010. Merayakan Kemajemukan Kebebasan dan Berkebangsaan.
Jakarta: Kencana Media.
Riyanto, Y. (2001). Metodologi penelitian Pendidikan
Sinurat, M., Lilinesia, L., Subhan, M., & Simanjuntak, A. 2021. The Culinary
Sector MSME Survival Strategy in Effort to Restore Populist Economy
Based on the Creative Industry during the Covid-19 Pandemic.
Management Research and Behavior Journal, 1(1), 7
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia. jurnal ilmiah cano ekonomos, 6(1), 51-58.
Sukirno, S. (2006). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Rajawali Press
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Suyana Utama. 2016. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: CV.
Sastra Utama.
Wilkinson, J. W. (2000). Accounting Information Systems Fourth Edition. New
York: John Wiley & Sons.
Gonibala, Nirfandi, Vecky AJ Masinambow, and Mauna Th B. Maramis. "Analisis pengaruh
modal dan biaya produksi terhadap pendapatan UMKM di Kota Kotamobagu." Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi 19.01 (2019).
Artini, Ni Rai. "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan UMKM di Kabupaten
Tabanan." Ganec Swara 13.1 (2019): 71-77.
41
42