Anda di halaman 1dari 43

ii

PERAN DINAS PERDAGANGAN KOTA MAKASSAR DALAM


MEMBERDAYAKAN UMKM PADA
MASA COVID 19

PROPOSAL PENELITIAN

GILANG RAMADAN
NIM: 105711105018

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972
Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Peran Dinas Perdagangan Kota Makassar Dalam


Memberdayakan Umkm Pada
Masa Covid 19

Nama Mahasiswa : Gilang Ramadan

No. Stambuk/NIM : 105711105018


Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Persetujuan proposal untuk diseminarkan oleh Pembimbing I dan II serta


diketahui oleh Ketua Program Studi.
Makassar, 16 Januari 2022
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muh Rusydi, SE., M.Si Warda, SE., M. E


NIDN: 0031126074 NIDN:0927039003
Mengetahui:
Ketua Program Studi

Hj. Naidah, SE., MM.


NBM :903 079

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABLE........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumus Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

II. TINJUAN PUSTAKA ................................................................................ 7

A. Tinjauan Teori ................................................................................ 7

B. Tinjuan Empiris............................................................................... 23

C. Kerangka Konsep .......................................................................... 28

III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 30

B. Fokus Penelitian............................................................................. 30

C. Situs dan Waktu Penelitian ............................................................ 31

D. Jenis dan Sumber Data.................................................................. 31

E. Informan......................................................................................... 32

F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 32

G. Metode Analisis Data .................................................................... 33

iii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................23

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir..........................................................28

v
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan global yang begitu dahsyat membawa pengaruh dalam

pranata sosial dan berimplikasi pada nila-nilai yang bergeser karena adanya

perubahan kebutuhan manusia, salah satunya yaitu pertumbuhan ekonomi

yang menyebabkan barang atau jasa yang diproduksi dalam masyarakat

meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terhadap

pembangunan ekonomi nasional, dimana Indonesia menganut perekonomian

terbuka dan menjalankan perekonomiannya dengan menciptkan interaksi dari

pihak swasta maupun negara lain. Pembangunan dalam bidang ekonomi pada

dasarnya merupakan tujuan dari Pancasila yang merupakan dasar negara,

dimana pemerintah dituntut untuk berlaku adil terhadap tiap-tiap warga negara

dengan cara menstabilkan atau meningkatkan kehidupan masyrakat.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33 ayat 4

dijelaskan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi berkeadilan,

berkelanjutan, perluasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Tujuan dari

pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

maka dari itu pemerintah mengacu pada peraturanperaturan yang telah

dirumuskan untuk mengembangkan industri yang menjadi acuan besar

pendapatan ekonomi negara. Salah satu sektor pertumbuhan ekonomi yang

mampu memberikan pendapatan besar bagi negara adalah Usaha Mikro,

Kecil,dan Menengah (UMKM), maka dari itu strategi yang dilakukan oleh

pemerintah adalah memberdayakan dan meningkatkan pertumbuhan UMKM

1
2

(Guntur, 2019). Pemerintah telah memberikan wadah bagi masyarakat untuk

membangun usaha yakni, penerapan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)

yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembangunan nasional dalam hal

perekonomian yang lebih maju.

Keberadaan UMKM di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2008 yang dimana Undang-Undang tersebut dimaksudkan untuk

membuktikan bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada 1997 - 1998 silam telah

memperkuat kedudukan potensi pengembangan UMKM. Dengan adanya dasar

hukum yang mengatur tentang usaha mikro mendapatkan jaminan kepastian

dan keadilan usaha melalui program pemberdayaan usaha mikro, seperti di

negara-negara lain usaha mikro yang biasa disebut sebagai bisnis keluarga

memperoleh perlindungan hukum dari pemerintah setempat dan diberi

kemudahan untuk memperoleh akses yang berkaitan dengan pengembangan

usaha.

Dunia pada saat ini dihadapkan dengan merebaknya penyebaran virus

corona atau Covid-19. World Healt Organization (WHO) menjelaskan Corona

viruses (Cov) atau Covid-19 merupakan virus yang menyerang saluran

pernafasan. Virus ini pertama kali muncul di Wuhan,China dan telah menyebar

ke 190 negara lebih sehingga pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan

COVID-19 sebagai pandemi. Indonesia menjadi salah satu negara yang

terdampak oleh penyebaran Covid-19. Pandemi Covid-19 secara perlahan akan

menggiring Indonesia pada potensi krisis di sejumlah lini strategis sehingga tidak

menutup kemungkinan akan membawa Indonesia pada krisis ekonomi. Oleh

karena itu banyak negara-negara di seluruh dunia menyiapkan kesiapsiagaannya


3

terhadap dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 pada perekonomian

nasional.

Sementara itu, hasil survei dari beberapa lembaga seperti BPS,

Bappenas, dan World Bank menunjukkan bahwa pandemi ini menyebabkan

banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik, gas,

dan gaji karyawan. Bahkan beberapa di antaranya terpaksa sampai harus

melakukan PHK. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain sulitnya

memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan

produksi terhambat. Selain itu, perubahan Perilaku Konsumen dan Peta

Kompetisi Bisnis juga perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha karena adanya

pembatasan kegiatan. Konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah

dengan memanfaatkan teknologi digital. Sedangkan perubahan lanskap industri

dan peta kompetisi baru ditandai dengan empat karateristik bisnis yaitu Hygiene,

Low-Touch, Less Crowd, dan Low-Mobility

Menurut (Modjo, 2020) Sebagai negara terbuka, perekonomian Indonesia

tidak kebal terhadap gejolak dunia yang diakibatkan pandemi Covid-19. Sejalan

dengan pernyataan tersebut, menurut Muhyiddin (2020:245) kondisi ekonomi

Indonesia pada tahun 2020 mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi akibat

dari pandemi ini sehingga berakibat pada kondisi perekonomian Indonesia lebih

terpuruk.Kemudian, pada tataran ekonomi global, pamdemi Covid-19 berdampak

signifikan terhadap perekonomian domestik negara-negara dan keberadaan

UMKM. International Labour Organization memperkirakan dampak pandemi

Covid-19 memberikan dampak pada kenaikan jumlah pengangguran yang

menandakan bahwa mempertahankan operasi bisnis akan sangat sulit bagi

Usaha Kecil dan Menengah.


4

Menanggapi implikasi yang ditimbulkan pandemi terhadap kelangsungan

UMKM di Indonesia maka Presiden Jokowi telah menyiapkan kesiapsiagaannya

dengan menerbitkan PERPPU Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan

Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disiease (COVID-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi

Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Dan/Atau Stabilistas Sistem

Keuangan Menjadi Undang-Undang. Isi dari kebijakan tersebut salah satunya

adalah memberikan stimulus ekonomi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah. Adapun peran dinas perdagangan kota Makassar yang telah

tercantum dalam peraturan walikota makassar nomor 104 tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas

perdagangan yang terdapat pada bab II pasal 2 yang berbunyi Dinas

Perdagangan merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan di bidang

perdagangan dan perindustrian yang menjadi kewenangan Daerah.

Berbagai potensi unggulan UMKM Kota Makassar seperti, kerajinan

perak, panganan kue tradisional, songkolo, gogoso, telur asin, dan tradisi

kesenian lokalnya seperti Pepe-pepka Ri Makkah, sangat penting untuk menjadi

perhatian khusus dari Dinas Perdagangan untuk dikembangkan agar mampu

mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Dinas Perdagangan Kota

Makassar memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengatur permasalahan-

permasalahan produk dalam negeri dan kesiapan menghadapi persaingan global

khususnya kesiapan produk yang dihasilkan dan kesiapan masyarakat Kota

Makassar, sehingga sangat diharapkan oleh masyarakat untuk bisa melakukan

pendataan, memberikan penjelasan, pelatihan, pemberdayaan, promosi,


5

pelayanan dan pengawasan yang sesuai agar masyarakat Kota Makassar

mampu menghadapi dan bersaing nantinya.

Dinas Perdagangan dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris Daerah. Oleh

karena itu upaya dan peran dinas perdagangan sangat berpengaruh dalam

pemberdayaan UMKM yang berada di wilayah Kota Makassar. Berdasarkan

uraian tersebut maka permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pelaku

usaha dalam ruang lingkup UMKM sangat memprihatinkan maka dari itu dinas

perdagangan harus mengupayakan beberapa hal agar mereka yang terdampak

pandemi Covid-19, memiliki solusi untuk tetap mempertahankan usaha mereka

dengan harapan bantuan dan kerjasama dari pihak pemerintah kota Makassar

khusunya Dinas Perdagangan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti

tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Peran Dinas Perdagangan kota

Makassar Dalam Memberdayakan UMKM pada Masa COVID-19”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini terpusat pada suatu

pokok permasalahan yang berusaha mencari jawaban atas pertayaan yang

dirumuskan yaitu bagaimana Peran Dinas Perdagangan kota Makassar dalam

Memberdayakan UMKM pada masa covid-19?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

adapaun tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui peran dinas

perdagangan kota makassar memberdayakan UMKM dalam masa covid-19.


6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang

keilmuan serta wawasan mengenai peran penting dinas perdagangan dalam

pemberdayaan UMKM di Kota Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah pengalaman dalam ilmu ekonomi pada dinas perdagangan

dan keberadaan UMKM menambah pengetahuan dan informasi bagi

penulis.

b. Bagi Dinas Perdagangan

Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi Dinas Perdagangan di

masyarakat luas, dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan

yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan

strategi yang sesuai dengan peran dinas perdagangan dalam

memeberdayakan UMKM di Kota Makassar.

c. Bagi Institut

Sebagai tambahan pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh dosen,

mahasiswa maupun staf akademik, sehingga membantu pengetahuannya

tentang ilmu ekonomi pembangunan.

d. Bagi Pembaca

Semoga dapat bermanfaat sebagai tambahan wacana bacaan serta

tambahan informasi dan pengetahuan yang dimiliki.


7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Peranan

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), peranan adalah

tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

pristiwa atau bagian yang dimainkan seseorang dalam suatu pristiwa.

Peran seseorang dalam masyarakat erat kaitannya dengan kedudukan

yang dimilikinya. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok sosial. Menurut Soekanto (Bayinah

2014) peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).

Seseorang dikatakan menjalakan peranan apabila orang tersebut telah

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.

Menurut Biddle dan Thomas (Bayinah 2014) mengemukakan

bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-

perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Jadi peran

di sini diartikan sebagai suatu rumusan untuk membatasi perilaku-perilaku

yang telah dibuat oleh seseorang yang memiliki kedudukan dalam suatu

organisasi di masyarakat atau lingkungan kerja.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

7
8

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat. Ketentuan-ketentuan suatu

peran adalah penggambaran normatif mengenai cara-cara

melaksanakan fungsi-fungsi untuk fungsi-fungsi mana terdapat posisi-

posisi, cara-cara yang umumnya disetujui bersama dalam kelompok

mana saja yang mengakui suatu posisi tertentu. Posisi yang dimaksud

dalam hal ini adalah posisi sosial individu dalam masyarakat. Posisi

sosial adalah suatu penempatan individu dalam suatu kelompok atau

masyarakat sehubungan dengan sumbangan-sumbangan yang

ditentukan kepada suatu tata hubungan dengan orang lain.

Ada tiga alasan utama suatu negara harus mendorong usaha kecil

yang ada untuk terus berkembang. Alasan pertama adalah karena pada

umumnya usaha kecil cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam

hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kemudian alasan kedua,

seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan

perubahan teknologi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika usahanya

yang terus menyesuaikan perkembangan zaman. Untuk alasan ketiga,

usaha kecil ternyata memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas

dibandingkan dengan perusahaan besar.

Menurut Muluk (Bayinah 2014) menjelaskan bahwa menguatnya

peran pemerintah bukan berarti tidak akan muncul masalah. Begitupun

dengan peran dinas sebagai salah satu unsur pelaksana otonomi daerah,
9

kenyataan di lapangan cukup banyak permasalah yang berkaitan dengan

peranannya di masyarakat khususnya peran dinas yang peneliti teliti.

Berikut adalah peran penting Usaha Mikro menurut Departemen

Koperasi :

1) Sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi.

2) Penyedia lapangan pekerjaan terbesar.

3) Pemain penting dalam pembangunan perekonomian lokal dan

pemberdayaan masyarakat.

4) Pencipta pasar baru dan sumber ekonomi.

5) Kontribusinya terhadap neraca pembayaran.

Soekanto (Bayinah 2014) memaparkan bahwa peranan mencakup

tiga hal. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan kemasyarakatan. Peranan adalah suatu konsep tentang

apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai

organisasi. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat. Menurut Robert Park (Bayinah

2014) setiap orang selalu dan dimanapun, disadari atau tidak, memainkan

suatu peran. Dimana peran itu berkaitan erat dengan struktur social, dan

individu itu hanya bias memainkan peran dalam batas-batas

kedudukannya dalam struktur sosial.


10

2. Konsep Pemberdayaan

a. Pengertian Pemberdayaan

Secara etimologis, Pemberdayaan adalah terjemahan dari kata

empowerment, yang berasal dari kata empower yang mengandung dua

pengertian: (i) to give power to (memberi kekuasaan, mengalihkan

kekuatan atau mendelegasikan otoritas pada pihak lain). (ii) to give ability

to, enable (usaha untuk memberi kemampuan). Garna (2000:3)

mengemukakan penggunaan istilah pemberdayaan dan memberdayakan

dari bahasa Inggris Empowerment dan empower mengandung dua arti

pengertian pertama adalah...to give power or authority to dan pengertian

kedua berarti...to give ability to or enable. Dalam perngertian pertama

diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan atau

mendelegasikan otoritas ke pihak lain, sedangkan dalam pengertian

kedua sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.

Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep

mengenai kekuasaan. Kekuasaaan seringkali dikaitkan dengan

kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita

inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional

menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.

Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang

tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak

terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi.

Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia.

Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan

hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan


11

seperti ini, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian

memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata lain, kemungkinan

terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal:

1. Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat

berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.

2. Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada

pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.

Masih tentang konsep pemberdayaan, Sumodiningrat (Said 2015),

mengemukakan ada dua pengertian pemberdayaan yang saling terkait,

masyarakat yang belum berkembang sebagai pihak yang harus

dibedayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang

memberdayakan. Pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan

memberikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk ikut

serta dalam proses pembengunan dengan mendapatkan kesempatan

yang sama dan menikmati hasil pembangunan tersebut sesuai

kemampuannya.

Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi: Pertama,

menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang. Kedua, memperkuat potensi ekonomi atau daya yang

dimiliki oleh masyarakat, upaya yang amat pokok adalah peningkatan

taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta akses kedalam sumber-

sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, lapangan pekerjaan

dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat

berarti mencegah dan melindungi masyarakat dari kesenjangan ekonomi


12

serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju

dengan yang belum berkembang.

Sementara itu Totok dan Poerwoko (2013:14) memberikan defenisi

pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat dan atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti

kemampuan dan atau keunggulan bersaing) kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan. Sebagai proses, pemberdayaan merujuk pada kemampuan,

untuk berpartisipasi memperoleh kesempatan dan atau mengakses

sumberdaya dan layanan yang diperlukan guna memperbaiki mutu

hidupnya (baik secara individual, kelompok dan masyarakat dalam arti

luas). Dengan pemahaman seperti itu, pemberdayaan dapat diartikan

sebagai proses terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas dari

obyek yang diberdayakan.

Apabila berpijak pada kebijakan pemerintah yang mengacu pada

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil,

pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu upaya yang dilakukan

pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan

iklim usaha, pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil

mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri. Iklim usaha ini dimaksudkan adalah kondisi yang

diupayakan pemerintah berupa penetapan berbagai peraturan

perundang-undangan dan kebijaksanaan di berbagai aspek kehidupan

ekonomi agar usaha kecil memperoleh kepastian, kesempatan yang

sama, dan dukungan berusaha seluas-luasnya sehingga berkembang


13

menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Sedangkan pembinaan dan

pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia

usaha, dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan

perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha

kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Pranaka dan Priyono

(Said, 2015) dapat dilakukan dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase inisial, fase

partisipatoris, dan fase emansipatoris. Pada fase inisial, semua proses

pemberdayaan berasal dari pemerintah, oleh pemerintah dan

diperuntukan bagi masyarakat. Pada fase ini masyarakat bersifat pasif,

melaksanakan apa yang direncanakan pemerintah dan tetap tergantung

kepada pemerintah. Pada fase partisipatoris, proses pemberdayaan

berasal dari pemerintah bersama masyarakat, oleh pemerintah bersama

masyarakat, dan diperuntukan bagi masyarakat. Pada fase ini

masyarakat sudah dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembangunan

untuk menuju kemandirian. Kemudian ketika fase emansipatoris, proses

pemberdayaan berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan oleh pemerintah. Pada fase ini masyarakat

sudah menemukan kekuatan dirinya, sehingga dapat melakukan

kekuatan dirinya, sehingga dapat melakukan pembaharuan dalam

mengaktualisasikan diri.

Pemberdayaan masyarakat seharusnya mempunyai nilai kesetaraan,

bahwa masyarakat juga harus diberi kesempatan dalam proses

pengambilan keputusan mulai dari tahap identifikasi, perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, monitoring, dan evaluasi, sehingga


14

masyarakat dapat memelihara keberlanjutan kegiatan dan dapat

mempertanggungjawabkan secara terbuka apa yang telah diputuskan

bersama. Pembangunan yang berorientasi pada masyarakat semestinya

memberikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk dapat

ikut serta dalam proses pembangunan dengan mendapatkan kesempatan

yang sama dan menikmati hasil pembangunan tersebut. Syarat dari

keikutsertaan seluruh anggota masyarakat, selain peluang dan akses

yang sama. Konsekuensiya, masyarakat harus berdaya untuk berperan

serta dalam pembangunan. Maka adalah sebuah keharusan memulai

konsep pembangunan tersebut dengan apa yang dinamakan dengan

pemberdayaan masyarakat. Untuk mendorong terwujudnya masyarakat

yang berdaya perlu sekiranya dilakukan upaya pemberdayaan

masyarakat yang lebih komprehensif serta berorientasi jauh kedepan dan

berkelanjutan (sustainable).

a. Pemberdayaan UMKM

Mahidin (Bahri 2019) mengemukakan bahwa pemberdayaan dapat

diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau

kelompok sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya

sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan

proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian

wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga

setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan

dikerjakannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan

pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.


15

Konsep pemberdayaan yang dilakukan bertujuan pada

pemberdayaan bidang ekonomi dan bidang sosial, dengan maksud

kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan

dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan agar kelompok

sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan

peran dan tugas sosialnya. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur

dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam

pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.

Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang di

dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya

apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal

tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional Rukminto

(Bahri 2019).

Dalam rangka pemberdayaan UMKM di Indonesia, Bank Indonesia

mengembangkan Five finger philosophy (filosofi lima jari). Setiap jari

mempunyai peran masing-masing dan tidak dapat berdiri sendiri serta

akan lebih kuat jika digunakan secara bersamaan.

1. Jari jempol, mewakili peran lembaga keuangan yang berperan dalam

intermediasi keuangan, terutama untuk memberikan

pinjaman/pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah

serta sebagai Agents of development (agen pembangunan).

2. Jari telunjuk, mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia

yang berperan dalam Regulator sektor riil dan fiskal, Menerbitkan ijin-

ijin usaha, Mensertifikasi tanah sehingga dapat digunakan oleh


16

UMKM sebagai agunan, menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai

sumber pembiayaan.

3. Jari tengah, mewakili katalisator yang berperan dalam mendukung

perbankan dan UMKM, termasuk Promoting Enterprise Access to

Credit (PEAC) Units, perusahaan penjamin kredit.

4. Jari manis, mewakili fasilitator yang berperan dalam mendampingi

UMKM, khususnya usaha mikro, membantu UMKM untuk

memperoleh pembiayaan bank, membantu bank dalam hal monitoring

kredit dan konsultasi pengembangan UMKM.

5. Jari kelingking, mewakili UMKM yang berperan dalam pelaku usaha,

pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.

Kebersamaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan

bank komersial merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk

simbiosis mutualisme dalam ekonomi. Kebersamaan tersebut bukan saja

bermanfaat bagi keduanya, tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah.

Masyarakat menikmati ketersediaan lapangan kerja dan pemerintah

menikmati kinerja ekonomi berupa naiknya Pendapatan Domestik Bruto

(PDB), yang menyumbang lebih dari separuh PDB Indonesia. Namun

demikian, kerja sama tersebut tetap perlu memegang prinsip kehati-

hatian untuk memastikan terwujudnya manfaat bagi kedua pihak.

3. Dinas Perdagangan Kota Makassar

Dinas Perdagangan mempunyai tugas membantu Walikota dalam

melaksanakan urusan pemerintahan bidang perdagangan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada

daerah. Dinas Perdagangan Kota Makassar melakukan revisi dokumen


17

Rencana Strategis (Renstra) pada Tahun 2017 dengan beberapa

pertimbangan. Pertama, dokumen (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-

2019 mengalami beberapa penyesuaian yang berarti juga harus diikuti

dengan revisi Renstra SKPD yang terkait. Penyesuaian tersebut pertama

disebabkan oleh implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah yang mana ada beberapa kewenangan

yang tadinya berada pada Pemerintah Kabupaten / Kota beralih menjadi

kewenangan Pemerintah Provinsi dan sebaliknya. Kedua, sebagai tindak

lanjut atas penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah dimana terjadi perubahan struktur organisasi

di Dinas Perdagangan Kota Makassar. Revisi Renstra ini akan

menyelaraskan program, kegiatan dan indikator kinerjanya masing-

masing.

Rencana Strategis merupakan suatu proses berkelanjutan untuk

memperbaiki kinerja (performance) sebuah kelompok, komunitas atau

organisasi akibat situasi kritis atau konflik yang dialaminya dengan

mengembangkan visi, tujuan, cara atau metode untuk mencapainya.

Memperbaiki sebuah tataan yang telahrapuh akibat konflik sosial yang

berkepanjangan atau berbagai gejolak akibat perebutan kekuatan

kekuasaan, membutuhkan suatu rencana yang memandang perubahan

yang lebih baik, positif dan berkelanjutan.

Tuntutan dan kebutuhan untuk perubahan dituangkan dalam bentuk

rencana strategis sebagai arah, kebijakan dan panduan bagi pemangku

kepentingan untuk mewujudkannya. Dalam proses rencana strategis

ditentukan arah, tujuan, nilai-nilai dan keadaan komunitas, serta


18

mengembangkan pendekatan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai

target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan konsisten

memfokuskan perhatian pada visi dan tujuan lebih spesifik, rencana

strategis menjadi alat untuk merespon atau tanggap terhadap perubahan

lingkungan. Peningkatan Kinerja Pemerintah Daerah menjadii penting

seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan kompleksitas

permasalahan yang harus ditangani.

Salah satu aspek penting dalam upaya peningkatan kinerja

Pemerintah Daerah adalah melalui kebijakan makro dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Makassar yang

mengacu pada Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 13 Tahun 2006

tentang Rencana Pembanguan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Makassar Tahun 2005–2025 dan Peraturan Daerah Kota Makassar

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-2019 yang harus

diaplikasikan dan diimplementasikan kedalam Visi dan Misi Dinas

Perdagangan Kota Makassar sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi

serta kewenangan sebagai salah satu SKPD yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Perubahan ketiga atas Peraturan daerah Nomor 7 tahun 2013 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat daerah Kota

Makassar. Dengan menuangkan dalam bentuk Rencana Strategis yang

memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan

Pembangunan sesuai tugas dan fungsi Satuan kerja Perangkat Daerah

(SKPD).
19

Dalam implementasinya Dinas Perdagangan Kota Makassar

sebagai lembaga teknis yang mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi dalam

melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di Bidang Perdagangan

dan Perindustrian yang memiliki tugas dan fungsi merumuskan kebijakan

teknis dan operasional dibidang perdagangan dan perindustrian. Harus

memiliki dokumen yang akurat dan implementatif sehingga dapat

dijadikan sebagai acuan dan arahan untuk mengembangkan dan

menjalankan fungsi dan peranannya dalam melaksanakan pelayanan

kepada masyarakat. Renstra merupakan komitmen Dinas Perdagangan

Kota Makassar yang digunakan sebagai tolak ukur dan alat bantu bagi

perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam

kebijakan makro dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya dalam pengembangan atau pelayanan dibidang perdagangan

dan perindustrian Kota Makassar serta sebagai pedoman dan acuan

dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja sesuai dengan

kewenangan, tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan Kota Makassar

dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang di miliki, serta

peluang dan ancaman yang di hadapi dalam rangka mendukung

pencapaian visi dan misi.

4. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I

(Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU tersebut.


20

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidaklangsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

Menurut Tambunan ( Pusvita, 2015 ), UMKM yang berdaya saing

tinggi dicirikan oleh: (1) kecenderungan yang meningkat dari laju

pertumbahan volume produksi, (2) pangsa pasar domestik dari atau

pasar ekspor yang selalu meningkat, (3) untuk pasar domestik, tidak

hanya melayani pasar lokal saja tetapi juga nasional, dan (4) untuk pasar

ekspor, tidak hanya melayani di satu Negara tetapi juga banyak Negara.

Dalam mengukur daya saing UMKM harus dibedakan antara daya saing
21

dan daya saing perusahaan. Daya saing produk terkait erat dengan daya

saing perusahaan yang menghasilkan produk tersebut.

5. Covid 19

Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus

2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid 19. Virus corona bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-

paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome

corona virus 2 (SARS- CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus

corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia.

Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa,

lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui(Handayani, 2020).

Terhitung sejak tanggal 3 juli 2021, pemerintah mengeluarkan

kebijakan Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM)

Darurat di sejumlah daerah sebagai upaya untuk menekan persebaran

virus corona yang semakin meluas. Sebagai bagian dari upaya

percepatan penanganan pandemic COVID-19 di Indonesia, Badan Pusat

Statistik menyelenggarakan Survei Perilaku Masyarakat pada Masa

Pandemi Covid-19 (SPMPMC-19) secara daring selama periode 13-20 juli

2021. Survei ini bertujuan untuk mendukung penyusunan kebijakan

pemerintah dalam percepatan penanganan melalui penyediaan informasi

tentang kepatuhan diri dan masyarakat sekitar terhadap protokol

kesehatan, pendapat masyarakat tentang vaksinasi, dan respon

masyarakat dalam menyikapi masa pembatasan kegiatan.


22

BPS Provinsi Sulawesi Selatan mengambil peran dengan

menyajikan Hasil survei yang disajikan dalam booklet Perilaku

Masyarakat Sulawesi Selatan pada Masa PPKM Darurat. Hingga 1 Juni

2021, COVID-19 telah menginfeksi 1,8 juta orang di Indonesia dan

menyebabkan kematian 50,7 ribu orang. Dengan lonjakan kasus yang

cukup tinggi disejumlah daerah sejak pertengahan Juni 2021, pemerintah

memperkuat kebijakan untuk mengurangi penyebaran COVID-19 yang

satu diantaranya melalui pengurangan mobilitas dan interaksi

masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat penularan yang

tinggi.

Pada tanggal 3-20 Juli 2021 pemerintah menetapkan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di

Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi. Sebelumnya pada tanggal 11-25 Januari

2021 pemerintah telah menerapkan PPKM dan pada tanggal 9-22

Februari 2021 menerapkan PPKM mikro di sejumlah daerah yang

memiliki risiko tinggi dalam penyebaran COVID-19. Kegiatan belajar

untuk sektor non esensial dilakukan di rumah. Selain itu, dilakukan area

publik, taman umum, tempat wisata, tempat ibadah dan kegiat yang dapat

menimbulkan kerumunan. Efektivitas pelaksanaan PPKM darurat sangat

bergantung pada perilaku masyarakat. Tanpa kedisiplinan dalam

penerapan protokol kesehatan, penyebaran virus korona akan sangat

sulit

dikendalikan. Munculnya varian baru dengan tingkat penyebaran

yang sangat cepat juga menjadi tantangan tersendiri yang harus

menjadi perhatian semua pihak.


23

B. Tinjauan Empiris

Penelitian empiris mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peran

dinas perdagangan dalam permberdayaan UMKM. Secara sigkat penelitian-

penelitian terdahulu.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

NO Nama/Tahun Judul Jenis Hasil


. Penelitian
1. Arsad Bahri Kajian Kuantitat Hasil penelitian
(2019) Pemberdayaan if menunjukkan bahwa:
Umkm Kota 1) Program
Makassar pemberdayaan yang
Sebagai Upaya diinginkan oleh pelaku
Peningkatan usaha cenderung yang
Kesejahteraan mengarah pada
Pelaku Usaha peningkatan kualitas
produk usaha dan
program
pemberdayaan yang
fokus pada pelatihan
pemasaran produk. 2)
Rekomendasi terkait
hasil penelitian yaitu:
a) Setiap program
pemberdayaan yang
akan dilakukan oleh
pemerintah sebaiknya
disusun berdasarkan
analisis kebutuhan
penerima manfaat
dalam hal ini adalah
para pelaku usaha. b)
Program
pemberdayaan yang
dilakukan oleh
pemerintah sebaiknya
diarahkan pada
peningkatan kualitas
produk usaha dan
pelatihan pemasaran
produk atau
pemberian wadah
24

kepada para pelaku


usaha untuk
memasarkan produk-
produk usahanya. c)
Program yang
diadakan seharusnya
dapat tersosialisasi
dengan baik dan
merata kepada semua
pelaku usaha. Hal
tersebut dapat tercapai
ketika setiap informasi
dari pemerintah
mudah diakses oleh
seluruh pelaku usaha
2 Arianita Peran Dinas kualitatif Hasil Penelitian Yang
(2019) Perdagangan Dan Diperoleh, Penulis
Perindustrian Di Menyimpulkan Bahwa
Kabupaten Praktik Jual Beli Dideh
Boyolali Dalam Di Pasar Kabupaten
Meminimalisir Boyolali Merupakan
Praktik Jual Beli Jual Beli Yang
Dideh Dilarang Menurut
Hukum Islam, KUH
Perdata, Maupun
Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 Tentang
Perlindungan
Konsumen, Karena
Barang Yang
Diperjualbelikan
Merupakan Barang
Yang Haram Untuk
Dikonsumsi. Praktik
Jual Beli Dideh Di
Pasar Kabupaten
Boyolali Dilaksanakan
Secara Langsung Oleh
Penjual Dan Pembeli
Dideh Di Pasar
Kabupaten Boyolali.
Jadi, Penjual
Menyerahkan Barang
Dagangannya Yang
Berupa Dideh
Tersebut Kepada
Pembeli Dan Pembeli
Membayar Dengan
Sejumlah Harga Yang
Telah Disepakati
25

Bersama. Jual Beli


Dideh Tersebut
Dilaksanakan Atas
Dasar Suka Sama
Suka Dan
Kesepakatan
Bersama. Sedangkan
Peran Dinas
Perdagangan Dan
Perindustrian Di
Kabupaten Boyolali
Dalam Meminimalisir
Praktik Jual Beli Dideh
Di Pasar Kabupaten
Boyolali Yaitu Berupa
Peringatan Secara
Lisan Dan Penyitaan
Terhadap Dideh. Jadi,
Sampai Saat Ini Belum
Ada Upaya Yang
Lebih Mendasar Untuk
Mengatasi Para
Penjual Dideh, Seperti
Pembentukan Perda
Dan Pergerakan
Hukum Lain
3 Novia Strategi Dinas Kualitatif Berdasarkan Hasil
Handayani Perdagangan Dan Penelitian Ini
Dan Rahma Perindustrian Kota Menunjukan Bahwa
Yuliani Banjarmasin Adapun Berdasarkan
(2019) Dalam Perhitungan
Pengembangan Menggunakan Matriks
Industri Kecil IFAS Menunjukkan
Menengah Total Skor 3,39. Hal Ini
Mengidentifikasi
Bahwa Dinas
Perdagangan Dan
Perindustrian Kota
Banjarmasin Berada
Pada Posisi Internal
Yang Kuat.
Selanjutnya,
Perhitungan
Menggunakan Matriks
EFAS Menunjukkan
Total Skor Peluang
Dan Ancaman
Sebesar 3,08. Hal Ini
Mengidentifikasi
Bahwa Dinas
26

Perdagangan Dan
Perindustrian Kota
Banjarmasin Dapat
Memanfaatkan
Peluang Yang Ada
Dengan Cara Yang
Luar Biasa Dan Dapat
Menghindar Dari
Ancaman Yang Ada.
4 Nine Septya Peran Pengelola Kualitati Hasil Penelitian Ini
Anggraini Kelembagaan Menunjukkan Bahwa
(2021) Usaha Mikro Kecil 1) Pengembangan
Menengah Saat Sumber Daya Manusia
Pandemi Merupakan Faktor
Covid-19 Studi Penting Bagi Pelaku
Dinas UMKM. Bisnis Kecil
Perindustrian Berhasil
Perdagangan Menggembangkan
Koperasi Dan Produknya Sendiri
Ukm Melalui Pemasaran
Kabupaten Untuk
Mukomuko Mempertahankan
Pertumbuhan Usaha
Untuk Tetap
Berkembang. Salah
Satu Bentuk
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Di Departemen UMKM
Adalah Dengan
Memberikan
Pendampingan Dan
Pelatihan. UMKM Di
Kabupaten Mukomuko
Kekurangan
Sumber Daya Manusia
Yang Terampil Dan
Masih Di Perlukannya
Pengembangan Dalam
Usaha. Pemberdayaan
Masyarakat Adalah
Dengan Menggunakan
Dan Mengelola
Sumber
Daya Masyarakat
Pedesaan Secara
Lebih Efektif, Seperti
Berinvestasi Pada
Sumber Daya
Manusia, Dana,
27

Fasilitas,
Perencanaan, Dan
Teknologi. Dari Segi
Proses, Pelaksanaan
Supervisi Dan
Supervisi, Dan Dari
Segi Output Yaitu
Pencapaian Tujuan,
Efektifitas Dan
Efisiensi. 2)
Pembangunan
Infrastruktur
Merupakan Bagian
Penting Dari
Peningkatan
Kapabilitas Usaha
Kecil Dan Menengah,
Dan Merupakan
Pengembangan
Infrastruktur
Produksi Dan
Penjualan.
5 Aziza Nur Peran Dinas Kualitatif Hasil Penelitian Ini
Auliya Koperasi Usaha Menunjukkan Bahwa
(2021) Mikro Dinas Koperasi Usaha
Perindustrian Dan Mikro Perindustrian
Perdagangan Dan Perdagangan
Dalam Mempunyai Peran
Penanganan Untuk Membantu
Dampak Pandemi Pemerintah
Covid-19 Pada Kabupaten/Kota
Usaha Mikro Di Dalam Melaksanakan
Kabupaten Gresik Urusan Pemerintahan
Di Bidang Koperasi,
Usaha Mikro, Urusan
Pemerintahan Bidang
Perindustrian Dan
Urusan Pemerintahan
Bidang Perdagangan.
Di Masa Pandemi
Covid-19 Banyak
UMKM Khususnya
Usaha Mikro Yang
Terancam Gulung
Tikar, Oleh Karena Itu
Dibutuhkan Peran
Pemerintah Untuk
Membantu Persoalan
Yang Dihadapi Pelaku
Usaha Mikro Tersebut.
28

Menurut Gede Diva


(2009:15) Menyatakan
Bahwa Peran
Pemerintah Daerah
Dalam Pengembangan
UMKM Yang Efektif
Dan Optimal
Diwujudkan Sebagai
Fasilitator, Regulator
Dan Katalisator
Sebagai Berikut

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ialah penjelasan terhadap hal-hal yang menjadi

objek permasalahan. Kerangka konsep disusun berdasarkan tinjauan pustaka

dan penelitian yang relevan. Kerangka konsep ini melihat peran dinas

perdagangan dalam memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Selain itu juga mengacu pada konsep Pranarka dan Priyono (Said,

2015) yang dimaksud terbagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase inisial, fase

partisipatoris, dan fase emansipatoris. Pada fase inisial, semua proses

pemberdayaan berasal dari pemerintah, oleh pemerintah dan diperuntukan

bagi masyarakat. Pada fase ini masyarakat bersifat pasif, melaksanakan apa

yang direncanakan pemerintah dan tetap tergantun kepada pemerintah. Pada

fase partisipatoris, proses pemberdayaan berasal dari pemerintah bersama

masyarakat, oleh pemerintah bersama masyarakat, dan diperuntukan bagi

masyarakat. Pada fase ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif dalam

kegiatan pembangunan untuk menuju kemandirian. Kemudian ketika fase

emansipatoris, proses pemberdayaan berasal dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan oleh pemerintah. Pada

fase ini masyarakat sudah menemukan kekuatan dirinya, sehingga dapat


29

melakukan kekuatan dirinya, sehingga dapat melakukan pembaharuan dalam

mengaktualisasikan diri.

Adapun yang menjadi gambaran dari kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Peran Dinas Perdagangan


Kota Makassar

Fase Inisial Fase Partisipatoris Fase Emansipatoris

Pemberdayaan UMKM

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konsep
30

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penlitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode yang bersifat analisis deskriptif

kualitatif. Analisisnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan

mendalam. Jenis penelitian ini juga berupa metode penelitian yang dilakukan

terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara

cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa individu atau

kelompok. Sebagaimana ditunjukkan oleh Bogdan dan Taylor (Hasbi, 2020)

menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu teknik pemeriksaan

yang menghasilkan informasi grafis sebagai wacana atau komposisi dan

perilaku individu yang diperhatikan. Penelitian kualitatif diandalkan untuk

memiliki pilihan untuk menciptakan gambaran luar dan dalam wacana,

penyusunan, serta perilaku yang dapat dilihat dari individu tertentu, atau

organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari

sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini, memfokuskan Peran Dinas Perdagangan Kota Makassar

dalam Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada

Masa Covid-19.

30
31

C. Situs dan Waktu Penelitian

Adapun upaya untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu pada kantor Dinas Perdagangan Kota Makassar yang

beralamat di jalan Rappocini Raya No.219 Kec. Rappocini, Kota makassar,

Sulawesi Selatan 90222 sebagai tempat penelitian. Peneliti memilih kantor

Dinas Perdagangan sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa

perubahan perkembangan masyarakat saat ini telah memberikan implikasi

terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam

menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu

meningkatkan kinerja dan profesional dalam melaksanakan tugas. Salah

satunya adalah Dinas Pedagangan dalam memberdayakan UMKM di Kota

Makassar. Sedangkan waktu penelitian ini adalah dua bulan yaitu bulan

Januari sampai Februari 2022.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh secara langsung

melalui wawancara dengan informan berkaitan dengan penelitian di lokasi

penelitian. Adapun informan yang dipilih adalah orang-orang yang terlibat

langsung serta memahami dan dapat memberikan informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini yaitu pihak Dinas Perdagangan Kota

Makassar

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur pada

perpustakaan maupun lewat orang lain sebagai data pelengkap yang


32

diperoleh dari informasi masyarakat dan dokumen atau data-data yang

terdapat di Dinas Perdagangan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

E. Informan

Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah peneliti itu

sendiri karena manusialah yang dapat memahami makna interaksi antar

manusia, membaca gerak muka, atau menyelami perasaan dan nilai yang

terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden, untuk itu dibutuhkan

beberapa instrumen pendukung seperti tape recorder, kamera dan buku

catatan serta pedoman wawancara. Peneliti juga menjadi instrumen kunci

yang berfungsi menetapkan fokus, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data

yang diperoleh melalui Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dapat diteliti

dari perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian sistematik

tanpa adanya proses Tanya jawab dengan individu-individu yang diteliti,

tujuan dari observasi adalah untuk menggambarkan sesuatu yang

berhubungan dengan penelitian.


33

2. Wawancara

Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur adalah wawancara yang ditetapkan sendiri pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan oleh pewawancara. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah kegiatan wawancara mengalir seperti

biasa, yaitu mengikuti dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi

responden. Wawancara yang berupa pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014: 410).

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata tertulis. Dalam melaksanakan metode

dokumentasi peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2014:206) Sedangkan

dokumen adalah bahan tertulis yang dibutuhkan peneliti yang dimanfaatkan

sebagai dokumen yang berarti barang-barang penguji, menafsirkan dan

bukti konkret data yang diperoleh di lapangan.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan

untuk menggambarkan suatu keadaan perusahaan secara sistematis, aktual

dan akurat dengan cara mengumpulkan data berdasarkan data yang

nampak dalam perusahaan atau organisasi, dimana fakta tersebut

dikumpulkan, diolah dan dianalisis sehingga dapat memberikan saran-saran


34

untuk masa yang akan datang (Sugiyono 2014: 206). Dimana analisis data

terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Proses ini berlangsung

sepanjang pelaksanaan penelitian, yang dimulai sejak awal bahkan

sebelum pengumpulan data.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk

teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang

disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan. Dimana dalam

mencari makna, peneliti harus menggunakan pendekatan sistemik, yaitu

dari kacamata key informan, dan bukan penafsiran menurut pandangan

peneliti.
35

DAFTAR PUSTAKA

Arianita, F. W. (2019). Peran Dinas Perdagangan Dan Perindustrian Di

Kabupaten Boyolali Dalam Meminimalisir Praktik Jual Beli Dideh. Skripsi

IAIN Salatiga.

Aziza, N. A. (2021). Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Dan

Perdagangan Dalam Penanganan Dampak Pandemi Covid-19 Pada

Usaha Mikro Di Kabupaten Gresik. Jurnal Reformasi Administrasi. 8(1)

Bahri, A. & Mulbar, U & Suliana. A. (2019). Kajian Pemberdayaan Umkm Kota
Makassar Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha.
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar. 1(1). 37-53

Bayinah. (2014). Pelaksanaan Peran Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi Kota Serang Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Di

Kota Serang. Skripsi Universitas Sultan Agung Tirtayasa.

Garna, K. J. (2000). Metode Penelitian Sosial: Penellitian Dalam Ilmu

Pemerintahan (I: Desain dan Recana Penelitian). Bandung: Primaco

Academika

Guntur, M., Aslinda, Nur A. Cudai, & Zainal, H. (2019). The Model of Policy for

Small Business Empowerment Programs in Wajo Regency.

Indonesia.335 (ICESSHum), 963–972.

Hasbi, N. (2020). Tindakan Sosial Tokoh Utama Dalam Novel The Punk Karya

Gideon Sams: Tinjauan Sosiologi Sastra. Skripsi Universitas

Muhammadiyah Makassar.
36

Modjo, M. I. (2020). Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca

Pandemi. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal

of Development Planning, 4(2), 103-116.

Muhyiddin. (2020). Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di

Indonesia. Journal of Development Planning.4(2) 56-70

Nine, S. A. (2021). Peran Pengelola Kelembagaan Usaha Mikro Kecil Menengah

Saat Pandemi Covid-19 Studi Dinas Perindustrian Perdagangan

Koperasi Dan UKM Kabupaten Mukomuko. Jurnal Manajemen Publik &

Kebijakan Publik. 3(2)

Novia, H. & Rahma, Y. (2019). Strategi Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kota Banjarmasin dalam Pengembangan Industri Kecil Menengah.

Jurnal Studi Ekonomi. 10(2)

Pusvita, D. (2015). Strategi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bagi


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Tangerang
Menghadapi Persaingan Global. Skripsi Universitas Ageng Tirtayasa.

Said, F. M. A. (2015). Strategi Pemberdayaan Umkm Pada Dinas Koperindag

Kabupaten Maros (Studi Kasus Pada Sektor Perdagangan). Skripsi

Universitas Hasanuddin.

Suharsimi Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


37

Totok, M & Poerwoko, S. (2013). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta


38

Anda mungkin juga menyukai